Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU : NURFAIJAH S.TP.,M.Si

DISUSUN OLEH : M. TAUFIK HAMNI ALFAROKAH

NIM : J1B118029

KELAS : R-01

TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... i

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1


1.2 Tujuan................................................................................................... 1
1.3 Manfaat................................................................................................. 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA …................................................................2

2.1 Klasifikasi Ikan Cupang ….................................................................2


2.2 Jenis Cupang ….................................................................2
2.3 Budidaya Ikan Cupang .....................................................................3

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 6

3.1 Alat dan Bahan …….............................................................7


3.2 Langkah Kerja …............................................................................ 9
3.3 Analisa Usaha ........................................................................... …12

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 13

4.1 Anggaran Biaya ….......................................................................................13.

4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ……..................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah
beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan
Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung
agresif dalam mempertahankan wilayahnya dan Sebagai ikan hias dikarenakan
bentuk tubuhnya yang indah banyak di sukai orang.

Ikan jagoan ini ditemukan pertama kali di perairan-perairan Thailand,


Malaysia atau Asia Tenggara. Sekalipun dahulu orang belum mengetahui
kehebatannya bertarung, namun satu hal yang sering mendapatkan perhatian
adalah si jantan mempunyai warna yang menarik, selain itu juga mudah diurus,
karena tahan ditempatkan dalam wadah mini sekalipun, dan mudah sekali
beradaptasi.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum membudidayakan ikan cupang


adalah mengetahui perkembangbiakan ikan cupang yang bersifat bubblenester
yaitu membuat sarang busa sebelum berpijah. Pada umumnya, umur ikan cupang
yang siap bereproduksi berkisar 3,5-4 bulan dengan ukuran ± 4cm dengan jumlah
telur berkisar 700 butir.

Selain umur, pemberian pakan yang sesuai dapat memengaruhi jumlah anakan
yang dihasilkan. Adapun jenis pakan yang diberikan kepada ikan cupang adalah
jentik nyamuk. Berdasarkan literatur, selain jentik nyamuk sebagai pakan ikan
cupang dapat pula diberikan cacing rambut (Tubifex sp.) dan pelet ikan cupang.

1.2 Tujuan

 Mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan yang ada untuk budidaya


perikanan.
 Meningkatkan pendapatan.
 Mengetahui budidaya ikan cupang.

1.3 Manfaat Program

 Menambah income bagi mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya.


 Sebagai peluang pembukaan usaha.
 Pengetahuan untuk pembudidaya ikan cupang hias.
 Menciptakan prospek pasar baru ikan cupang hias.
 Membangun kreatifitas mahasiswa dalam dunia wirausaha.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Cupang

Menurut SuA gandy (2002), ciri khusus ikan cupang (Betta splendens)
dapat dilihat dari beberapa bentuk tubuhnya seperti bentuk badan memanjang dan
warna yang beraneka ragam yakni cokelat, hijau, merah, biru, kuning, abu-abu,
putih dan sebagainya, sirip punggung lebar dan terentang hingga ke belakang
dengan warna cokelat kemerah-merahan dan dihiasi garis-garis berwarna-warni,
sirip ekor berbentuk agak bulat dan berwarna seperti badannya serta dihiasi strip
berwarna hijau, sirip perut panjang mengumbai dihiasi aneka warna dan lehernya
berdasi dengan warna yang indah, ujung siripnya sering kali dihiasi warna putih
susu, sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan dan memanjang. Di Indonesia
terdapat cupang asli, salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di
Pampang, Kalimantan Timur.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Osphronemidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Betta Sp. (Daelami, 2001)

2.2 Jenis Cupang

Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat
dalam beberapa generasi terakhir. Beberapa jenis cupang yang dikenal sekarang
ini. Ikan cupang di atas dikenal sebagai mouth breeder yaitu ikan cupang yang
mengerami telurnya di dalam mulut, sedangkan kelompok di bawah ini yang
merupakan kerabat ikan cupang (betta), yang membangun sarangnya dengan busa
(bublle nest). Pertumbuhan ikan cupang relatif cepat sehingga masa
pembesarannya tidak terlalu lama (Perkasa, 2001).

2.3 Budidaya Ikan cupang

A. Wadah

Wadah cara berternak ikan cupang yang baik yaitu bak semen atau
akuarium yang ukurannya tak perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau
akuarium 100 x 40 x 50 cm, masih wadah perkawinannya lebih kecil dari
wadah pembesaran, yang dapat dipakai diantaranya : baskom, akuarium
kecil atau ember bisa dipakai buat memijahkan ikan.
Kualitas air dengan sering menggantinya agar cupang tidak
terserang penyakit.Untuk menjaga kualitas air biasanya para penangkar
ikan cupang menggunakan daun ketapang. Selain untuk menstabilkan pH
air, daun ketapang dapat juga mengobati ikan cupang adu yang terserang
penyakit jamur.

B. Seleksi Induk

Ketika sudah berumur 3-4 bulan ikan pun sudah siap menjadi
indukan dan matang gonad. Seleksi ikan jantan : umur ± 4 bulan, wujud
badan dan siripnya panjang dan berwarna indah, gerakannya agresif dan
lincah, keadaan badan sehat ( tidak terjangkit penyakit ). ciri-ciri ikan
cupang betina yang matang gonad : umur sudah meraih lebih kurang 4
bulan, wujud badan membulat putih di lebih kurang perut mengisyaratkan
siap kawin,gerakannya lambat, sirip pendek dan warnanya tidak menarik,
keadaan badan sehat. Pakan indukan Jentik nyamuk sebagai pakan yang
utama bagi cupang karena jentik nyamuk banyak mengandung protein
yang baik untuk ikan cupang.

C. Pemijahan

Menurut Lingga dan Susanto (2003), bila induk jantan memang


siap memijah, maka esok hari kita akan melihat busa yang sudah di buat
oleh induk jantan. Semakin banyak busa yang di buat menunjukan
memang induk jantan sudah siap, ketika itu barulah kita melepas induk
betina kedalam wadah. Pelepasan induk betina sebaiknya pada pagi hari,
apabila kedua induk memang siap dan baik, maka keesokan hari atau
paling lambat 2 hari setelah pemijahan kita akan menemukan busa yang di
buat induk jantan sudah berisi telur ikan. Peminjahan ikan cupang
perbandingan 1 : 1 dengan menghasilkan dalam satu kali perkawinan, ikan
cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan
menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. tingkat kematian
pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Indukan jantan bisa dikawinkan
hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan
indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila
dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan
keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi
kelamin betina.

D. Pemeliharaan Telur

Merawat telur ikan cupang adalah yang jantan, jika telur udah
banyak dan belum menetas, cepat - cepat lah pisahkan betinanya, jadi yang
menjaga telur adalah jantan. jika sudah 3 hari menetas / anak ikannya
sudah bisa berenang langsung pisahkan induk jantannya atau bisa juga
membiarkan si pejantan menjaga anak nya sampai besar dan berikan anak
ikan makan kutu air halus atau bisa di beri artemia. Setelah besar berikan
makan cacing. dan jangan lupa jika udah besar pisahkan anak-anak ikan .

E. Pemeliharan Anak ikan (Burayak)

Burayak adalah anakan ikan dari mulai menetas hingga ukuran


tertentu. Ikan yang dimaksud di sini adalah ikan apa saja, yang tentunya
masih dalam lingkup budidaya ikan. Termasuk ikan cupang. Telur akan
menetas setelah 3 hari saat baru menetas, burayak cupang membawa
kuning telur sebagai cadangan makanan sebelum sanggup memakan pakan
yang diberikan.
Sebaiknya saat ini tidak memberikan pakan untuk larva cupang,
karena makan tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi
kesehatan cupang. Pada awal kehidupannya, burayak cupang sering jatuh
kedasar kolam karena belum pandai berenang. burayak tersebut akan
diangkat oleh induk jantan, kemudian disemburkan ke gelembung udara.
Induk jantan dapat dipindahkan jika gelembung udara telah habis. Pada 3 –
4 hari pertama, burayak cupang diberi pakan infusoria atau artemia, lalu
kutu air.
Populasi burayak dibuat padat agar ukuran tubuhnya saat dewasa
tetap kontet atau kerdil meskipun umurnya sudah tua. Dengan demikian,
penampilannya tetap tampak muda, padahal sisik dan giginya sudah sekuat
cupang tua. Ini adalah trik yang sengaja dilakukan agar cupang tua (umur
8 bulan) dapat diadu dengan cupang umur 6 -7 bulan.
F. Panen

Pada Usia 2 – 3 ikan harus segera dipisahkan untuk mencegah terjadinya


perkelahian antar ikan. Penggunaan aquarium kecil, bak beton dengan di
skat – skat kayu atau bak terpal yang di skat plastic untuk mencegah
terjadinya perkelahian antar ikan karena sifat ikan yang cenderung ganas.

G. Pasca Panen

Penggelolaan setelah panen menrupakan proses untuk meningkatkan harga


jual ikan. pada ikan cupang untuk meningkatkan harga jual yaitu dengan
menambahkan tingkat kecerahan ikan dengan cara pemberian beta
karotein. Beta karoten biasa terdapat pada wortel, tumbuhan bunga dan
kutu air. Warna yang cerah dari pemeberian beta karoten akan
menghasilkan daya tarik para pembeli dan akan meningkatkan harga jual.
BAB 3
METEDOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

A. Alat

Alat merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang


kegiatan penelitian. alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian
sebagai berikut :
No Alat Spesifikasi Jumlah Fungsi

1 Aquarium/Soluiter 20 cm x 20 4 buah Sebagai wadah


cm x 30 cm burayak ikan
cupang
2. Bak terpal 1m x 1m x 4 buah Sebagai wadah
40 cm burayak ikan
cupang
3. Seser 5 cm x 5 cm 4 buah Untuk
memindahkan
ikan cupang
4. Aerator - 4 buah Untuk menyuplai
oksigen
5. DO meter Digital 1 buah Untuk mengukur
oksigen terlarut
air wadah saat
ekstraksi
6. Ph meter Digital 1 buah Mengukur kadar
Ph air
7. Termometer - 2 buah Mengukur suhu
air
8. Ember Diameter 36 2 buah Wadah untuk
cm , tinggi memindahkan
20 cm ikan
9. Soliter Plastik Lebar 12, 1 bal (30 Wadah untuk
panjang 12, buah) majang ikan
tinggi 16
10 Rak pajang dari Tinggi 1 buah Rak untuk pajang
. papan 150cm, ikan cupang
lebar 200
cm

B. Bahan
Bahan merupakan sangat diperlukan dalam penggunaan kegiatan
penelitian. Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian sebagai
berikut :

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Bahan Spesifikasi Jumlah Fungsi


1. Ikan Induk jantan 5 10 ekor Ikan
cupang dan induk betina berkembangbiakan
5
2. Tumbuhan Panjang 10 cm 4 buah Substrat
air dan berakar pemijahan
3. Cacing - 1 canting Sebagai pakan
Sutra alami
4. Kutu Air - 1 canting Pakan untuk
burayak
5. Artemia Botolan 1 botol Pakan untuk
burayak
6. Plastic Ukuran 10x25 500 gr Packing ikan siap
packing jual

3.2 Langkah Kerja

 Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan


Membuat wadah (akuarium) dan bak yang akan digunakan dan
pemasangan aerasi di dalam wadah (akuarium) dan bak .

 Persiapan Pakan dan Induk ikan


Persiapan Induk ikan jantan dan Betina untuk budidaya dan
pakan alami sebgai pakan indukan dan anakan yang akan
dipelihara.

 Mempersiapkan wadah Pemijahan


Persiapan wadah pemijahan dengan menggunakan aquarium
untuk lebih mudah dalam mengamati ikan yang memijhah.

 Seleksi Induk
Ciri-ciri ikan cupang betina yang matang gonad : umur sudah
meraih lebih kurang 4 bulan, wujud badan membulat putih di
lebih kurang perut mengisyaratkan siap kawin, gerakannya
lambat, sirip pendek dan warnanya tidak menarik, keadaan
badan sehat. Pakan indukan Jentik nyamuk sebagai pakan yang
utama bagi cupang karena jentik nyamuk banyak mengandung
protein yang baik untuk ikan cupang.
 Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan Induk pemberian pakan dengan menggunakan
jentik nyamuk dan cacing sutra dengan pemberian vitamin 2
hari sekali.

 Pemijahan
Pemijahan dilakukan di aquarium dengan waktu 1 hari dari
penyatuan induk.

 Pemeliharan telur
Pemeliharaan telur dilakukan dibak pemijahan dan hanya
memindahkan induk betina ke bak pemeliharaan induk.

 Pemeliharan Larva dan Benih


Pemeliharaan larva selama 1 bulan dan di beri pakan artemia
dan kutu air dan pada usia 1 – 3 bulan ikan diberi pakan jentik
nyamuk dan cacing sutra.

 Pemisahan Ikan
Pemisahan Ikan untuk mencegah terjadinya pertengaran antar
ikan, untuk memisahkannya dengan mesekat wadah dengan
triplek atau plastic.

 Pemanenan
Pemanenan dengan cara memasukan ikan ke plastic berukuran
kecil yaitu 10x25 cm per ikan.
3.3 Analisis Usaha

A. Biaya Tetap

No Uraian Juml Satua Harga Total Harga


ah n Satuan
1. Aquarium 4 Unit Rp 170.000 Rp 680.000
2. Induk ikan 5 Pasan Rp 50.000 Rp 500.000
Cupang g
3. Aerator 4 Buah Rp 50.000 Rp 200.000
4. Bak terpal 20 Meter Rp 8.000 Rp 160.000
5. DO meter 1 Buah Rp 170.000 Rp 170.000
dan PH
meter
6. Termomete 1 Buah Rp 20.000 Rp 20.000
r
7. Selang 7 Meter Rp 2.000 Rp 14.000
aerasi
8. Ember 2 Buah Rp 35.000 Rp 70.000
9. Seser 4 Buah Rp 5.000 Rp 20.000
10 Soliter 30 buah Rp. 9.000 Rp. 270.000
. plastik
11 Rak Pajang 1 Buah Rp. 100.000 Rp 100.000
. dari papan
Jumlah Rp 2.204.000

B. Biaya tidak tetap

No Uraian Jumlah Satuan Harga Total Harga


Satuan
1. Listrik 5 Bulan Rp 50.000 Rp 250.000
2. Pakan 1 Canting Rp 25.000 Rp 375.000
(cacing)
3. Pakan 1 Canting Rp 30.000 Rp 900.000
(kutu
air)
4. Artemia 1 Botol Rp 30.000 Rp 30.000
5. Obat- 2 Botol Rp 20.000 Rp 40.000
obatan
(MB)
6. Plastik 1 Kg Rp 35.000 Rp 35.000
packing
(10x25)
Jumlah Rp 1.630.000
C. Biaya Total

Biaya Total = Biaya tetap + Biaya tidak tetap


= Rp 2.204.000 + Rp. 1.630.000
= Rp. 3.834.000

D. Jumlah burayak yang dihasilkan

1 induk menghasilkan 30 telur paling sedikit.

Jumlah produksi telur = jumlah induk menghasilkan telur x


Daya tetas atau yang menetas .
= 5 induk (150 telur) x 50 %
= 150 telur x 50 %
= 75 ekor

Jadi setiap 5 induk ekor ikan cupang akan menghasilkan


jumlah produksi 75 ekor .

E. Jumlah produksi telur selama 4 kali pemijahan

Jumlah produksi telur = Jumlah burayak yang dihasilkan x


pemijahan dalam 4 bulan
= 75 ekor x 4
= 300 ekor

Jadi setiap 4 kali pemijahan induk cupang akan menghasilkan


300 ekor ikan cupang.

F. Total Burayak dalam 4 bulan berdasarkan perkiraan burayak


yang hidup ( SR 60 % )

Total burayak = Jumlah produksi telur x Perkiraan


burayak
yang hidup
= 300 ekor x SR 60% ( perkiraan Burayak
yang hidup )
= 300 ekor x 60 %
= 180 ekor

Penerimaan Total produksi benih/siklus ( dalam 4 bulan )

Total produksi burayak = Total burayak


= 180 x 4
= 720 ekor
Jadi Total burayak ikan cupang selama 4 bulan akan
menghasilkan 720 ekor paling sedikit.

G. hasil penjualan 1 siklus ( dalam 4 bulan )

Hasil penjualan 1 siklus = Total burayak ( SR 60 % ) x


harga /
ekor
= 720 ekor x Rp 10.000
= Rp 7.200.000

Jadi hasil penjualan 1 siklus adalah Rp 7.200.000 diambil


berdasarkan 4 kali pemijahan dalam 4 bulan.

H. Analisa keuntungan

Analisa keuntungan = Hasil penjualan 1 siklus – biaya


produksi
= Rp 7.200.000 – Rp 3.834.000
= Rp 3.366.000

Jadi keuntungan yang diperoleh dalam penjualan 1 siklus


sebesar Rp 3.366.000,-.

I. Analisis Usaha

Analisa Usaha = hasil penjualan 1 siklus : biaya produksi


= Rp 7.200.000 : Rp 3.834.000
= Rp 1,88

Artinya: setiap investasi sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan


Rp 1,87.

J. Analisa Titik Impas ( BEP)

BEP (ekor) = Total biaya tetap / (harga jual/ekor –


biaya
tidak tetap/ekor)
= Rp 2.204.000 / (Rp 10000 – Rp
1.630.000 /
720)
= Rp 2.204.000 / Rp 10.000 – Rp 2.264
= Rp 2.204.000 / Rp 7.736
= 285 ekor
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan 285 ekor

BEP (Rupiah) = (Biaya Tetap) / ( 1 - Biaya Variabel /


Harga
per Satu Siklus )
= Rp 2.204.000 / { 1 – ( Rp 1.630.000 – Rp
3.366.000) }
= Rp 2.204.000 / ( 1 – 0,48 )
= Rp 2.204.000 / 0,52
= Rp 4.238.461

Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan penerimaan


sebesar Rp 4.238.461,-.

K. Pengembalian Modal

Omset 1 bulan = Harga per jual x ikan per ekor


= Rp 10.000 x 180 ekor
= Rp 1.800.000

PBP ( Pay Back Periode ) = modal awal / omset 1 bulan


= Rp 5.464.000 / 1.800.000
= 3 bulan

Sehingga Pay Back Periode atau Pengembalian modal usaha


budidaya ikan cupang akan tercapai selama 3 bulan . Dengan
omset per bulannya minimal 1.800.000 Rupiah.
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang Rp 1.834.000,-
2 Bahan habis pakai Rp 1.630.000,-
3 Perjalanan Rp 1.000.000,-
4. Lain-lain Rp 1.000.000,-
Jumlah Rp 5.464.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan dengan rincian sebagai berikut :

No Pelaksanaan Kegiatan Bulan dan Minggu ke


I II III IV V
Persiapan

1. Membuat kolam terpal

2. Pembuatan system
akuaponik
3. Persiapan air kolam
dan pengecakan
system akuaponik
4. Penyemaian benih
sayuran
Pelaksanaan

1. Penebaran benih ikan


cupang
2. Pemindahan tanaman
ke media akuaponik
3. Pemberian pakan ikan

4. Pemanenan

5. Evaluasi dan tindak


lanjut
Pelaporan

1. Monitoring dengan
laporan evaluasi oleh
pembimbing
2. Laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Lambert. 2003. Buku Pintar Budidaya Kan Hias Air Tawar. Gramedia, Jakarta

Perkasa, B.E. 2001. Budidaya Cupang Hias dan Adu. Penebar Swadaya, Jakarta

Regan 1908 dalam Sudrajad 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias.
Kanisius, Yogyakarta.

Sudrajad. 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias. Kanisius,


Yogyakarta.

Sugandy, I. 2002. Budidaya Cupang Hias. Argo Media Pustaka, Jakarta.

Susanto, H. 1991. Memelihara Cupang. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Susanto dan Lingga, P. 1997. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Zairin, M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina.
Penerbit Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai