Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

BUDIDAYA IKAN PATIN

Disusun oleh,
Kelompok VI Kelas XI MIPA 04

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KERTOSONO
Jalan Panglima Sudirman No 10 Kertosono Kode Pos 64351
Telepon 035.321915 Faks. 035.321915
Email: Smaker1964@yahoo.com Website: sman1kertosono.sch.id

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan pembudidayan ikan patin , telah disetujui dan disyahkan serta telah
mendapatkan penilaian pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020

Disahkan di : Kertosono
Tanggal : 00 Oktober 2019

Menyetujui/ Mengesahkan , Penyusun,


Guru Mata Prakarya dan
Kewirausahaan 1. Berliana Esti P.
2. Desy Putri Dwi F.
3. Mashita Rafflesia M.
4. Mery Christine M.
5. Muh. Fauzan A. M.
6. Surya Adam B.
AINUN JARIYAH, S.Pd

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kami sehingga laporan praktikum jaringan pada tumbuhan ini
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Laporan praktikum ini disusun sebagai pemenuhan tugas biologi semester
gasal bab jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, kami mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Sumiyanto, M.Pd selaku Kepala Sekolah
2. Bapak Drs. Tulus Sedyantoro selaku guru pembimbing mata pelajaran
biologi
3. Teman – teman kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
laporan praktikum ini
Semoga melalui laporan praktikum ini dapat kami jadikan sebagai salah
satu acuan belajar dan pemenuhan tugas biologi semester gasal.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……………………………………

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………

A. Latar Belakang ……………………………………


B. Rumusan ……………………………………
Masalah ……………………………………
C. Tujuan ……………………………………
D. Manfaat
Praktikum ……………………………………
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………

A. Pengertian Ikan
Patin ……………………………………
B. Jenis – jenis
Ikan Patin ……………………………………
BAB BUDIDAYA IKAN
III PATIN ……………………………………

A. Teknik ……………………………………
Pembibitan Ikan ……………………………………
Patin
B. Penetasan Telus ……………………………………
C. Perawatan Larva ……………………………………
D. Pendederan ……………………………………
E. Pemanenan ……………………………………
BAB ANALISIS SWOT ……………………………………
IV

A. Kekuatan
(Strong) ……………………………………
B. Kelemahan
(Weakness) ……………………………………
C. Peluang

ii
(Oppurtunity) ……………………………………
D. Ancaman
(Threats) ……………………………………

BAB V PENUTUP ……………………………………

A. Kesimpulan ……………………………………
B. Saran ……………………………………

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar
populer. Ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan di Indonesia. Tercatat
pada tahun 2011, produksi ikan patin di Indonesia mencapai 229.267 ton
dengan kontribusi 16,11% dari produksi patin dunia.
Jenis-jenis ikan patin di Indonesia sangat banyak, antara lain Pangasius
pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma,
Pangasius nasutus, Pangasius poluranodon, Pangasius niewenhuisii. Dalam
siklus hidupnya, ikan patin tergolong hewan yang aktif pada malam hari
(nokturnal) dan termasuk jenis ikan pemakan segala (omnivora)
Sebagai ikan konsumsi, daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan
protein cukup tinggi, rasa dagingnya pun gurih. Kandungan gizi dari kan
patin adalah 68,6% protein, 5,8% lemak, 3,5% abu dan 51,3% air. Disamping
sebagai ikan konsumsi, ikan patin yang berukuran kecil (5-12 cm) umunya
digunakan sebagai ikan hias. Ikan ini sering ditemukan di sungai-sungai besar
dan berair.
B. Tujuan
 Mengetahui macam-macam ikan patin yang ada di indonesia
 Memberitahu keuntung budidaya ikan patin
 Memberitahu tata cara membudidaya ikan patin

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikan Patin


Ikan patin adalah sekelompok ikan berkumis yang termasuk dalam genus
Pangasius, famili Pangasiidae. Nama “Patin” juga disematkan pada salah satu
anggotanya, P. nasutus. Kelompok hewan ini banyak yang bernilai ekonomi,
seperti patin dan patin siam.

B. Jenis – jenis ikan patin


1. Pangasius Nieuwenhuissi
Ikan patin pangasius nieuwenhuissi adalah spesies yang berasal
dari Jawa,Sumatra dan Kalimantan. Panjang ikan ini biasanya bisa
mencapai sekitar 60 cm. Selain memiliki moncong yang  runcing,
Pangasius Nieuwenhuissi juga memiliki gigi yang bersatu dalam dengan
bidang yang lebar. Cukup unik bukan jika di bayangkan.

2. Pangasius Micronemus
Ikan patin jenis Pangasius Micronemus atau ikan patin wakalatau
rius caring ini tersebar di Kepulauan Sunda dan Thailand. Ikan jenis ini
memiliki panjang tubuh mencapai 60 cm. Selain memiliki sungut rahang
atas yang memanjang hingga pinggiran belakang mata, ikan ini juga
memiliki    mata yang sangat besar sekitar seprempat panjang kepala
ukurannya. Moncongnya yang berbentuk persegi ini juga menjadi ciri khas
dari spesies jenis ini. Di tambah tonjolan tulang lengan pada pangkal sirip
yang pendek.

3. Pangasius Nasutus
Jenis ikan patin yang satu ini berasal dari
Jawa,Sumatra,Kalimantan dan Malaysia. Ikan ini memiliki ukuran yang
relatif panjang hingga 90 cm. Memiliki gigi veromine, yaitu gigi yang

i
letaknya di atas tepatnya di atas langit-langit di rongga mulut dan berada
di belakang gigi utama, bentuknya seperti bulu halus dan fungsinya adalah
untuk mencengkram makanan. Matanya berada di atas garis sudut mulut
dan memiliki ukuran yang kecil.

4. Pangasius Polyuranodon
Ikan yang satu ini memiliki punggung yang agak kehitaman dan
bentuk tubuh yang cukup tinggi dan berwarna putih. Memiliki sungut
peraba di bawah rahang dan pendek. Kepalanya juga memiliki ukuran
yang relatif kecil. Ikan ini juga memiliki 7 jari-jari lunak  dan 2 jari-jari
keras pada sirip punggungnya. Panjang jenis ikan ini mencapai 50 cm dan
tersebar di daerah Sumatra,Jawa, Kalimantan dan Thailand.

5. Pangasius Macronema
Jenis ikan patin Pangasius Macronema memiliki nama lain di
kalangan masyarakat yaitu ikan riu,rios, lancang atau jaura. Ikan yang
berasal dari Kalimantan barat ini memiliki ukuran yang relatif kecil yaitu
sekitar 20 cm. Uniknya ikan ini memiliki sungut yang lebih panjang dari
pada panjang kepalanya. Gigi dari ikan jenis ini pun juga tidak kalah unik
yaitu memiliki gigi veromine yang terpisah-pisah dan ada 37-45 sisir
saring tipis di lengkung insang yang pertama.

6. Helicophagus Wandersii
Ikan Helicophagus Wandersii berasal dari Sumatra dan Kalimantan
Timur. Dengan warna agak putih dan sirip kemerahan juga ukuran panjang
sekitar 50 cm.

7. Pangasius Lithostoma
Pangasius Lithosoma adalah ikan yang berasal dari Kalimantan dan
memiliki ukuran yang tidak terlalu panjang di banding ikan patin lainnya

ii
yaitu mencapi 20 cm. Memiliki moncong yang tebal dan sedikit panjang
dengan sirip di bawah perut.
BAB III
BUDIDAYA IKAN PATIN

Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang
relatif pendek sehingga perputaran modal dapat di percepat. Budidaya ikan patin
ini dalam kategori pembesaran yang biasanya di lakukan pada saat bibit ikan patin
memiliki berat 8-12 gram/ekornya. Dan setelah 6 bulan bisa mencapai 600-700
gram/ekonya. sebagai petani ikan patin ini memanen setelah berusia 3 hingga 4
bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per
ekornya. Budidaya ikan patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi
lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan.

a) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budidaya ikan patin adalah
: Sejenis tanah liat/Lempung. Tidak berporos, Jenis-jenis tanah tersebut
bisa menahan massa air kuat dan besar dan tidak bocor sehingga dapat di
buat sebagai pematang atau dinding kolam.
b) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam yang berkisar antara
3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
c) Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang di pasang
disungai maka lokasi yang tepat adalah sungai yang ber arus lambat.
d) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin haruslah bersih. tidak terlalu
keruh dan tidak bercampur Bahan-bahan kimia beracun. dan minyak atau
limbah pabrik. Dan kualitas air harus terus di perhatikan, untuk mengindari
timbulnya Jamur dan yang lainya. Maka perlu di tambahkan larutan
penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich Dengan dosis 0,05
cc/Liter).
e) Suhu air yang bagus pada saat penetesan telur menjadi larva di akuarium
adalah antara 26-28 Derajat C. Di Daerah-daerah yang suhu airnya relatif
rendah diperlukan heater atau pemanas untuk mencapai suhu optimal yang
relatif Stabil.

i
f) PH Air Berkisar Antara : 6,5-7.

A. Teknik Pembibitan Ikan Patin


Pembibitan ikan patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan 
kualitas yang baik, Dan jumlah yang mencukupi permintaan. dengan cara
tradisional bibit ikan patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya
seperti, Sungai, Danau, Rawa dan tempat yang lainya. Untuk tujuan komersial
bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam.
Langkah pembibitan ikan patin

1. Memilih calon induk siap pijah


Induk patin yang hendak di pijah sebaiknya di pelihara dahulu secara
khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang Intensif. Selama
pemeliharaan induk ikan di beri makanan yang khusus yang
mengandung protein tinggi. Dan selain dari itu di berikan juga rucah 2
kali seminggu sebanyak 10% bobt ikan induk. Langkah-langkah ini
dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad. Ciri-ciri induk patin
yang telah matang gonad dan siap untuk di pijahkan. sebagai berikut
ini.
  Induk Betina
a) Umur 3 tahun
b) Ukuran 1,5-2 kg
c) Perut membesar kearah anus
d) Perut terasa empuk dan halus jika di raba
e) Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
f) Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
g) Jika di sekitar Kloaka ditekan akan keluar beberapa butir
telur yang berbentuk bundar dan besarnya seragam.
 Induk Jantan
a) Umur 2 tahun
b) Ukuran 1.5-2 kg

ii
c) Kulit perut lembek dan tipis
d) Jika di urut akan keluar cairan sperma berwarna putih
e) Kelamin membengkak dan berwarna merah tua

2. Persiapan hormon peransang/kelenjar hipifise dari ikan donor


Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan
mas. Kelenjar hipofise bisa di temukan pada bagian otak ikan mas.
Yang berwarna putih dan cuckup kecil. Lalu ambil dengan Hati-hati
dengan menggunakan pinset. Setelah diambil masukkan kedalam
tabung kecil dan di tumbuk sampai halus, pastikan benar benar halus
dan lebut. Kemudian campurkan dengan air murni atau (aquades) yang
bisa beli di apotik terdekat.

3. Kawin suntik (Induce breeding)


Setelah kelenjar hipofise di campur dengan air murni (aquades) telah
disediakan, ambil dengan jarum suntik dan suntikkan pada ikan patin
tersebut. Dan ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik ini
diterapkan untuk merangsang induk patin betina untuk mengeluarkan
telur untuk yang selanjutnya di buahi oleh si patin jantan.

B. Penetesan telur
Telur yang telah di buahi akan menetes dalam waktu sekitar 4 hari paling lama.
Selama menunggu telur menetes perlu di pantau kondisi air, Dan ganti air
sebagian dengan air bersi dari air sumur.

C. Perawatan Larva
Benih ikan patin yang berumur 1 hari di pindahkan kedalam akuarium atau bak
yang berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Bisa juga dalam ukuran yang lain.
Setiap akuarium atau bak, di isi dengan air sumur Bor yang telah diaerasi.
Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium, Aerator di tempatkan
pada setiap akuarium agar di perlukan oksigen biar benih dapat tercukupi. Dan

i
untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan dan suhu air, gunakan heater atau
dapat juga menggunakan kompor untuk menghemat biaya. Benih umur sehari
belum perlu di beri makan tambahan dari luar, Karena masih mempunyai
cadangan makanan berupa yolksac atau kuning telur. pada hari ke 3 benih ikan
di beri makanan tambahan berupa emulsi kuning kuning telur ayam yang di
rebus. Dan selanjutnya Berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup
berupa (moina cyprinacea) Atau juga yang biasa di kenal dengan kutu air atau
Jentik nyamuk.

D. Pendederan
Benih ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak yang dari semen. Dan
lebih bagusnya pada kolam yang berlumpur, karena banyak mengandung
(plankton dan fitoplankton) Sebagai pakan alami.

E.  Pemanenan
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang kita kehendaki.    
Pemeliharaan pembesaran ditujukan untuk pemenuhan ikan patin komsumsi,
Ikan patin komsumsi ada berbgai ukuran, Antara lain, 200 gram hingga 1 kg.
Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Dan ada bagian yang
lebih senang yang berukuran kecil sekitar 200 gram Bahkan lebih. Pada usia 6
bulan ikan patin sudah mencapai bobot 400 hingga 600 gram.

ii
BAB IV

ANALISIS SWOT

A. Kekuatan (Strong)
Perawatan budidaya ikan patin terbilang lebih mudah dibandingkan budidaya
lele, bahkan ikan patin dapat memanfaatkan limbah rumah tangga yang tidak
mengandung minyak. Disamping itu kemampuan ikan patin untuk berproduksi
juga cukup tinggi, seekor induk yang subur dapat bertelur 200.000 butir telur
setiap 6 bulan sekali.

B. Kelemahan (Weakness)
Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan patin, yang sering menjadi kendala
adalah munculnya jamur dan bakteri yang menyebabkan turunnya kualitas ikan,
selain itu suhu yang terlalu dingin juga berpengaruh buruk bagi perkembangan
telur patin, sedangkan bagi ikan patin yang sudah besar kendalanya adalah
persediaan pakan cacing sutera yang masih kurang.

C. Peluang (Opportunity)
Banyak yang membutuhkan ikan patin untuk usaha kuliner ataupun dikonsumsi
sendiri

D. Ancaman (Threats)
Ternak ikan memiliki resiko yang mudah mati.

i
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Budidaya ikan patin sangat menguntungkan tetapi harussangat memperhatikan
lingkungannya, serta juga memperhatikan pakan yang digunakan duntuk ikan
patin tersebut. Serta perawatan ikan patin lumayan mudah dari pada ikan
lainnya.
B. Saran
Diperlukanya pemebritahua kepada pemuda – pemuda indoesia untuk lebih
membudidayakan ikan yang ada di Indonesia untuk menghindari kelangakan
akan ikan patin.

ii

Anda mungkin juga menyukai