Dosen:
Dr. Kasprijo, M.Si
Kelompok 8
Anggota Kelompok:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan hidaya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul “Budidaya Ikan Koi”. Makalah ini disusun sebagai salah tugas dalam
mata kuliah Budidaya Ikan Hias di Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan
Makalah ini merupakan salah satu penugasan mata kuliah Budidaya Ikan
Hias pada program studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah dan semua yang
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................
2.2 Morfologi............................................................................................................................
III. PEMBAHASAN............................................................................................................................
3.1.2. Pemijahan...................................................................................................................
3.1.3. Pembenihan...............................................................................................................
iii
3.1.6. Analisis Usaha........................................................................................
43
IV. KESIMPULAN........................................................................................................................
V. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Koi..............................................................................................................4
3. Kohaku................................................................................................................7
4. Tancho.................................................................................................................7
5. Utsuri..................................................................................................................8
6. Sanshoku............................................................................................................9
7. Sanke...................................................................................................................9
11. Pemijahan.......................................................................................................22
12. Pembenihan...................................................................................................27
v
I. PENDAHULUAN
hias yang ada tergolong dalam ikan tropis, sehingga para pembudidaya
merupakan salah satu negara yang sangat cocok untuk budidaya berbagai
jenis ikan hias air tawar. Salah satu ikan hias yang memiliki daya tarik
terhadap pemuda Indonesia adalah ikan koi. Ikan koi (Cyprinus carpio)
memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Ikan ini berasal dari Jepang
yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1962. Pada awalnya ikan koi
hanya memiliki warna tunggal yaitu hitam, merah, putih, keemasan, dan
pola warna yang terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya dapat
menyalurkan hobi. Ikan koi yang berkualitas dapat dibentuk dari induk
1
Selain keindahannya, ikan koi juga karakteristik yang unik untuk
kondisi. Selama musim dingin, ikan koi dapat masuk dalam masa
hibernasi yang disebut “torpor”. Namun begitu musim semi tiba, mereka
jepang, ikan ini memiliki makna simbolis yang dalam. Mereka sering
tujuan. Oleh karena itu, ikan koi sering diidentifikasi dengan sifat positif
1.3 Tujuan
1. Mengetahui taksonomi ikan koi.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Koi berasal dari Jepang yang sering disebut oleh orang Jepang
dengan nama nishikigoi. Ikan Koi merupakan ikan perairan tawar yang
hidup pada daerah beriklim sedang. Ikan Koi dapat hidup pada kisaran
suhu 8 - 30 °C, namun suhu ideal untuk pertumbuhan Ikan Koi yaitu
tinggi serta cukup menjanjikan keuntungan yang relatif tinggi pula. Oleh
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Superordo : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
3
Spesies : Cyprinus
carpio
1. Ikan Koi
Gambar Gambar 1. Ikan Koi carpio)
(Cyprinus
Ikan Koi (Cyprinus carpio) berasal dari ikan mas atau karper. Ikan
ini merupakan ikan nasional negara Jepang (kokugyo). Banyak versi yang
berkembang mengenai asal usul koi. Salah satu berasal dari buku Koi
karya Takeo Kuroki, yang menyatakan bahwa ikan cantik dengan tubuh
Jepang oleh orang orang Cina lewat daratan Cina dan Korea (Lesmana,
2015). Koi dari Jepang pertama kali diekspor ke San Fransisco, Amerika
Serikat pada tahun 1938. Setelah itu berturut-turut dikirim ke Hawai pada
tahun 1947, Kanada pada tahun 1949 dan Brazil pada tahun 1953.
Mulai dekade ini Koi sudah mendunia dan menjadi komoditas industri.
diperkirakan tahun 1981 – 1982 yang dibawa oleh Hani Moniaga, seorang
4
Hani Moniaga kemudian mengembangkan pembudidayaan Ikan
Koi di Cipanas yang diberi nama Leon dan Leony. Koi pertama itu
panjangnya 100 cm, berumur sekitar 70 tahun. Sejak itu Koi populer di
Koi memiliki jenis yang sangat beragam walaupun pada awalnya Koi
inilah lahir komposisi dua warna, tiga warna hingga multi warna yang
Ikan Mas Koi karena memang ikan ini masih berkerabat dengan ikan mas
(Juang, 2016).
jenis-jenis ikan yang lain. Badan Koi ditutupi oleh dua lapis kulit yaitu
kulit luar (epidermis) dan kulit dalam (dermis). Epidermis berguna untuk
(merah). Bagian kepala Koi mirip dengan ikan Mas Koki, tetapi dilengkapi
5
merah, hitam, dan sedikit keputih-putihan. Mulut ikan Koi tidak terlalu
lebar dan bagian rahang tidak memiliki gigi. Gigi pada ikan Koi berfungsi
jenis Ikan Koi memiliki corak yang berbeda-beda tergantung pola dan
koi sangat sulit terutama apabila membandingkan ikan koi lokal dengan
dipasarkan adalah Koi lokal jenis Kohaku dan Sanke. Hal ini dikarenakan
1. Kohaku
6
Kohaku adalah jenis koi yang tertua jika dibandingkan dengan koi
warna putih dengan corak warna merah yang memiliki kualitas terbaik.
Ada beberapa jenis yang termasuk dalam spesies kohaku, antara lain:
Gambar 3. Kohaku
Tancho adalah jenis ikan koi yang tergolong dalam spesies kohaku.
Ikan ini sangat populer pada kelompok spesies tersebut. Ada banyak
Gambar 4. Tancho
7
8
Gambar 4. Ikan Tancho
3. Shiro Utsuri
dibandingkan dengan jenis koi di atas. Koi ini mempunyai warna dasar
hitam dengan corak warna putih. Jenis koi terbaik pada spesies shiro
utsuri memiliki ciri khas perpaduan warna hitam dan putih di bagian
kepala.
Gambar 5. Utsuri
4. Showa Sanshoku
dengan sanke. Perbedaan utama antara kedua jenis koi ini terdapat pada
pola hitam yang ada pada ikan ini. Pola hitam pada showa menyebar di
seluruh tubuh sedangkan sanke hanya pada bagian atas saja. Pola hitam
pada showa juga terdapat pada bagian kepalanya, sedangkan hal tersebut
9
Gambar 6. Sanshoku
5. Taisho Sanke
Perbedaannya jenis koi sanke terletak pada pola warna merah yang
Gambar 7. Sanke
10
2.3 Tinjauan Biologi Ikan Koi
mata air yang bersih dan selalu mengalir. Oleh sebab itu, kolam ikan
harus dijaga agar kualitas dan kebersihan airnya tetap baik serta memiliki
sistem aliran air. Suhu yang ideal bagi ikan Koi antara 15 – 25 °C. Iklim di
Indonesia masih cukup layak untuk memelihara ikan Koi. Namun perlu
langsung. Hal ini untuk mencegah suhu kolam melebihi suhu ideal. Selain
itu, semakin Koi yang sering terkena sinar matahari secara langsung
Koi aslinya merupakan ikan air tawar, tetapi masih bertahan hidup
dalam air yang agak asin, yaitu sekitar 10 ppm. Koi merupakan hewan
ikan hias pada umumnya, Koi tidak tahan jika mengalami perubahan
suhu yang drastis. Apabila Koi hidup pada suhu yang terlalu rendah,
dalam tempo singkat Koi tidak akan bertahan hidup dan diselimuti
mencapai 7 °C, biasanya Koi akan beristirahat di dasar kolam dan berlaku
statis. Namun jika di dalam kolam tersebut dipasang alat sirkulasi air, Koi
11
wilayah Indonesia, dari pantai hingga daerah pegunungan (Udin dan
Sitanggang, 2010).
Koi sudah ada di Indonesia sejak Bung Karno diberi hadiah oleh
Koi pertama kali muncul sekitar 551-419 SM. Seorang putra ahli filsafat
Cina yang bernama Confucius diberi hadiah berupa ikan Koi oleh Raja
Shoko. Kata “Koi” berasal dari bahasa Cina. Bibit Koi pertama kali
ditemukan oleh orang Cina dan masih berbentuk ikan Karper. Namun,
Negara Jepang, ikan Karper disebut Nishikigoi. Nishi berarti ikan warna-
warni dan goi berarti ikan Karper. Nishikigoi dijuluki Koi warna-warni
12
2.3.2. Reproduksi dan Pemijahan Ikan Koi
berupa tonjolan di belakang lubang anus, pada tonjolan itu terdapat satu
gonad dan siap memijah dapat dilihat sperma yang keluar ketika dipijit
Betina yaitu koi Jantan memiliki tubuh yang lebih ramping dan
warna dan pola dapat bervariasi lebih cerah, dan area genitalnya terdapat
dua titik bergerigi yang disebut papila genital. Dan koi Betina memiliki
13
tubuh yang lebih besar, lebih bulat, memiliki perut yang lebih besar, sirip
anal pendek dan tidak tajam, warna lebih terang dibagian perut, dan area
genitalnya terdapat celah atau lipatan lebih lebar serta tidak memiliki
Ikan Koi berkembang biak dengan cara bertelur, ikan koi dapat
terjadi pada awal musim hujan, aroma tanah kering yang tergenang air
dalam kegiatan usaha budidaya. Ikan koi dengan strain berbeda memiliki
warna corak, kontras warna, permintaan dan harga yang berbeda. Proses
pembuahan (FR) yang didapatkan yaitu 91% dan derajat penetasan telur
(HR) 86%. kisaran suhu pada wadah pemeliharaan induk yaitu 27-29 °C.
Nilai pH pada kolam seleksi induk yaitu berkisar 7,6-8,3. Sementara nilai
penambahan bahan atau perlakuan tambahan dari luar tubuh induk koi
14
dilakukan dengan memberikan rangsangan hormon pada induk,
tubuh ikan yang sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk
kuantitas yang cukup dapat dicapai Shaheen et al. (2011), rendahnya nilai
pemijahan secara alami kondisi induk dan faktor lingkungan, seperti suhu
al. (2016), salah satu faktor penting pada proses produksi larva dan sangat
atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad
cukup.
15
2.4 Pakan Ikan Koi
baik berupa pakan alami atau pakan buatan. Pakan ikan terdiri dari
Pakan ikan dapat berbentuk pelet, serbuk, atau pasta. Pakan ikan yang
jenis pakan ikan, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami ikan
adalah pakan yang bahan bakunya langsung diambil dari alam, seperti
kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan, dan pakan ini lebih praktis
16
digunakan, memudahkan dalam budidaya, serta memiliki nutrisi yang
(pemakan segala). Meski demikian ia biasa makan apa saja yang bisa
dimakan, seperti pucuk daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka
inilah guna dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk
tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan
cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn,
menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga
saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia
nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi. hidup misalnya
17
cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada
benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh
benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat
hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air
kebuuhan gizi pakan. Benur (usia 1 bulan - 3 bulan) Pilih pakan berbasis
tinggi dengan partikel yang lebih besar, namun masih sesuai dengan
ukuran mulut benih. Pellet mikro atau starter pellets bisa menjadi pilihan
yang baik.
yang direbus lalu dihancurkan dengan air dan disebar merata pada kolam
pemeliharaan pada saat larva berumur 4-7 hari. Menurut Agustini (2017),
lemak 31,9 g, karbohidrat 0,7 g dan vit B1 0,27 g. Ataupun karena larva
ikan mas koi masih memiliki atau mengandung kuning telur, mereka
18
tidak boleh dimakan sampai berumur tiga hari. Setelah larva berumur
lebih dari tiga hari, mereka harus diberi pakan, yang terdiri dari susu
bubuk sampai umur sebelas hari. Kemudian, pada umur dua belas hari,
larva diberi pakan artemia dan cacing sutra (Tubifex) yang dicincang
benih parasit seperti titik putih dapat menyerang larva (bintik putih) yang
menjaga kualitas warna pada induk ikan koi. Frekuensi pemberian pakan
untuk induk ikan koi yaitu sebanyak dua kali sehari pada pagi dan sore
hari secara ad satiation. Pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa
pelet dengan merk Hi-Pro vite 781-3. Pelet mengandung protein 31-33%
menyatakan bahwa pakan yang dimakan ikan akan diproses dalam tubuh
memberikan warna merah pada ikan koi. Pakan tambahan Lemna minor
diberikan pada ikan koi satu kali sehari yaitu pada sore hari sebanyak 1
gayung dengan volume penuh berkisar 1-1,5 liter. Induk ikan koi juga
19
nutrisi cukup tinggi diantaranya kandungan protein 17-36,5% dan
Lemna sebagai sumber protein alami, memiliki array lebih baik daripada
Pakan alami adalah bahan pakan yang diambil dari organisme hidup
sebagai pakan alami untuk benih adalah artemia sp, cacing sutra (Tubifex
tubuh dan untuk energi dan metabolisme suatu organisme. Nutrisi dalam
Protein dapat digunakan sebagai salah satu prekursor membran sel untuk
memperbaiki sel yang rusak juga dapat menjadi sumber energi bagi benih
ikan, diyakini juga bahwa faktor daya tarik pakan berperan penting dalam
alami adalah kaya akan sumber daya alam, selain itu jika tidak dimakan
20
benih ikan, pakan alami tidak akan mencemari air, karena pakan alami
(Koroh & Lumenta, 2014). Ikan koi (Cyprinus carpio) adalah omnivore,
artinya mereka memakan apa pun. Saat kecil, mereka memakan udang
dan dapnia, dan setelah dewasa, mereka memakan serangga air, nyamuk,
hewan kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus carpio) tidak memiliki rahang, jadi
kura air tawar, ikan predator, kepiting air tawar, dan juga mamalia
pemangsa. Akan tetapi pada budidaya, ikan koi lebih rentan terhadap
penyakit-penyakit dan juga virus yang rentan menyerang ikan koi, seperti
Koi Herpesvirus (KHV) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang
menyerang ikan Koi (Cyprinus carpio koi) dan ikan Mas (Cyprinus carpio).
Penyakit ini telah mewabah di Israel pada tahun 1998 dan di negara-
negara lainnya seperti di Amerika, Eropa dan Asia (Gilad et al., 2004).
21
III. PEMBAHASAN
patut dibanggakan adalah keragaman spesies ikan hias air tawar Ikan hias
air ta diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies Ban hias yang ada
di seluruh dunia Salah satu komoditas Ikan hias air tawar introduksi yang
relatif stabil adalah ikan koi (Cyprinus carpio) (Kusrini 2015). Seiring
perkembangan zaman, sekarang ini manfaat ikan hias koi tidak hanya
kemakmuran. Ikan hias koi salah satu ikan hias yang banyak diminati
karena keindahan bentuk serta warnanya. Bagi para pecinta ikan hias koi,
Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas ikan hias air
didukung oleh faktor lingkungan seperti kualitas air, pakan dan ruang
gerak atau padat penebaran. Menurut Kusrini et al. (2015), harga ikan koi
berdasarkan jenis utama, cukup baik dan stabil di pasar dunia adalah
22
Kohaku, Taisho, Sanshoku, Showa, Shiro, Utsuri, Shusui, Asagi, Goromo,
tinggi. Salah satu faktor keberhasilan usaha budidaya ikan koi adalah
Menurut Ishaqi dan Sari (2019), untuk menghasilkan ikan koi yang
dihasilkan keturunan atau benih ikan yang baik. Menurut (Ariyana. 2016),
kebutuhan ikan koi dipenuhi dari impor karena ikan koi impor dianggap
memiliki kualitas lebih baik daripada ikan koi lokal. Ikan koi asal Jepang
memiliki warna yang jauh lebih kontras dan menarik. Teknik pembenihan
23
menjadi salah satu hal penting dalam usaha budidaya. Pembenihan
kontinuitas pasokannya.
24
berdasarkan morfologi induk. Acuan pemilihan induk ikan dari morfologi
antara sisi kanan dan kiri tubuh ikan, serta memiliki tubuh yang gemuk
dan sehat. Ciri-ciri Ikan Koi jantan yang sudah matang gonad ditandai
cairan putih (sperma). Ciri-ciri Ikan Koi betina yang sudah Ciri-ciri Ikan
Koi betina yang sudah matang gonad ditandai dengan alat kelamin
empuk serta ada sedikit yang menonjol. Syarat utama induk adalah calon
induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya
langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan
seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak
stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari (Anonim.
25
2011). Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling
tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi
seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang
diafkir(Anonim.2011).
budidaya yang baik agar menghasilkan strain variasi baru. Bagian mulut
sampai sirip ekor harus sehat, sirip tidak rusak, garis linear literalis
posisinya sama, bagian kepala induk ikan koi relatif lebih kecil dari pada
bagian badanya, sisik induk lebih tersusun secara teratur, serta pangkal
ekor besar, dan kuat tidak melengkung. Tahap seleksi induk diawali
dengan cara mengamati beberapa bagian tubuh Ikan Koi sebagai indikasi
siap pijah. Induk jantan yang siap pijah mempunyai ciri operkulum terasa
al., 2015).
26
Gambar 11. Pemijahan
Tambunan (2006), adalah pertemuan sel telur dan sperma yang biasanya
kuantitas dan kualitas ikan yang baik. Hal ini bergantung pada proses
tanpa penambahan bahan atau perlakuan tambahan dari luar tubuh induk
betina dan jantan yang sudah siap kawin, perbandingan induk betina dan
27
pisahkan dan berok ikan selama 1 hari, masukkan indukan tersebut ke
pada malam hari menjelang tengah malam hingga pagi hari. Setelah
secara alami (Yuatiati et al. 2015). Pilihlah indukan yang sudah matang
terjadi. Pada saat proses perkawinan sudah terjadi, ambil indukan jantan
28
permukaan kakaban. Kakaban yang digunakan diletakkan dalam hapa
perut induk (Meilala 2018). Pilihlah indukan jantan dan betina yang sudah
ambil induk jantan dan encerkan sperma 1 cc + 500 cc NaCL 0,9 persen.
wadah kering. Lalu, campur telur dan sperma. Telur yang sudah
ikan yang dapat menetas dengan baik biasanya akan berkembang normal
akan lebih lama tertahan dalam cangkang telur, namun pada umumnya
29
kematangan gonad induk yang sesuai. Pemijahan alami juga
2015). Sifat telur ikan koi adalah menempel pada substrat. Telur ikan koi
berbobot 0.17 – 0.20 mg. ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur
dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang
akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan koi mempunyai
makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2 – 4 hari. Larva ikan koi bersifat menempel dan bergerak vertical.
(Gusrina, 2008). Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam
waktu 4 – 5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan koi memerlukan pasokan
30
diedarkan) yang berukuran 3 – 5 cm dan bobotnya 0.5 – 2.5 gram. Putihan
menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan
bias mencapai 500 gram. Sementara, induk betinanya mencapai bobot 1.5
hormon ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg berat tubuh induk ikan betina,
pemijahan yang telah terisi air dan kakaban kemudian dibiarkan sampai
memijah sempurna.
31
3.1.3. Pembenihan
adalah pencukupan nutrisi induk ikan koi (Ishaqi dan Sari, 2019). Nutrisi
bisa diperoleh dari sumber makanan utama induk. Selain itu, nutrisi juga
ikan koi. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan larva setelah umur
m x 0,8 m dengan ketinggian air 0,5 m yang berjumlah dua unit. Proses
yaitu menutup saluran inlet terlebih dahulu agar tidak ada air yang
masuk lalu menyurutkan air sisa panen larva yang berada di dalam kolam
dari sisa lumut lalu saluran inlet dihidupkan untuk mengairi ke kamalir
32
pengeringan selesai, dilanjutkan pengisian air yang diiringi dengan
penebaran pupuk. Sumber air yang digunakan adalah air sumur dan
sebagai pakan alami (Hijrah et al., 2017). Air dibiarkan selama 3-4 hari
agar air sudah optimal untuk digunakan dan pakan alami sudah
terbentuk. Menurut Deden (2002), bibit koi masih dalam fase peralihan
yang sesuai dari segi ukuran, komposisi, jumlah, dan kualitas. Resiko
kematian bibit koi dapat dikurangi dengan memberi mereka pakan yang
memenuhi syarat. Sampai saat ini, rotifer adalah pakan terbaik untuk
larva sudah dapat berenang bebas, dan air pada kolam pemeliharaan
tahap lanjut telah siap digunakan. Kriteria larva yang baik untuk ditebar
adalah tidak cacat dan dapat berenang dengan baik. Benih yang akan
dahulu selama 3-5 menit agar larva tidak terkejut dan tidak mengalami
stres akibat dari perbedaan suhu yang fluktuatif (Faisyal et al. 2016).
Ukuran larva saat ditebar rata-rata berukuran 0,5 cm. Masalah yang
33
berlangsung secara baik sehingga larva mengalami kematian karena tidak
mampu beradaptasi.
pembenihan Ikan Koi untuk mencegah mortalitas pada larva Ikan Koi.
Menurut Saputra (2011) larva ikan merupakan fase yang paling kritis
dalam budidaya ikan karena larva ikan sangat rentan pada perubahan
dalam bak yang sama dengan bak pemijahan. Larva yang di peliharaan di
bak ini yaitu selama ± 12 hari terhitung sejak telur menetas yaitu 3 hari
gerak yang cukup bagi ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan
ikan Koi berkualitas baik. Waktu yang diperlukan dari telur hingga
waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (pola dan warna) bergantung dari
hidup pada larva ikan koi. Selain itu dikarenakan pada stadium arva
merupakan masa yang sangat penting dan kritis karena pada stadium ini
34
larva ikan sangat sensitif terhadap ketersediaan makanan dan faktor
sekali karena pada stadium larva ikan belum mempunyai lambung dan
Kualitas air merupakan keadaan dan sifat - sifat fisik, kimia dan
perikanan, pertanian dan air minum, rumah sakit, industri dan lain
35
kualitasnya. Intensifikasi budidaya melalui padat tebar dan kadar pakan
umumnya diukur adalah suhu, PH, dan DO. Ikan sangat rentan stress
pada kondisi perubahan suhu, pH, dan DO yang ekstrem. Suhu yang
Demikian pula pada pH asam atau basa membuat ikan rentan terkena
dalam pertumbuhan ikan. Oksigen yang merata pada air akan membuat
pasokan oksigen dalam perairan. Selain itu, aerasi juga membuat oksigen
merata dalam perairan. Menurut BSN (2013) Ikan Koi dapat hidup pada
suhu 18-30 °C. Nilai pH yang optimal dalam budidaya Ikan Koi 7,5.
hidup pada daerah perairan tawar, akan tetapi ikan Koi masih dapat
hidup pada air dengan tingkat salinitas 10 ppt, PH air antara 6,5 –8,0
36
dan Suhu air 20ºC -30ºC. Media pembudidayaan ikan Koi sangat beragam
seperti pada akuarium, baksemen, tambak tanah dan bak fiber. Pada
tertinggal dalam tanah dan sisa pakan menjadi zat berbahaya. Oleh
langsung saja melakukan pembudayaan maka sisa -sisa pakan dan zat
kimia yang dibiarkan begitu saja akan menumpuk dan bisa berakibat
37
tambak khususnya suhu air dan PH air secara akurat guna
1. Suhu
Data hasil pengukuran parameter fisika air pada kolam ikan koi
(Cyprinus sp.) yaitu berupa suhu. Suhu air merupakan salah satu faktor
ikan serta mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air. Dengan
sistem resirkulasi dari susunan filter pasir dan batu apung untuk
hidup ikan koi. Hal ini didukung oleh H.N.R, Dhana (2021) yang
38
antara lain seperti pertumbuhan, asupan makanan atau nafsu makan
2. DO ((Dissolved Oxygen)
3. pH
terhadap pertumbuhan ikan nila dalam tiga macam media yaitu dalam :
air tawar, air tawar dan air laut 1:1, air tawar dan air laut 2:1, didapatkan
berat 329,50%, serta ditemukan bintik-bintik hitam pada ikan yang hidup
39
dalam akuarium campuran air tawar dan air laut (Tampubolon, L. 2011).
pertumbuhan ikan.
4. Amonia
aroma tajam dengan bau yang khas. Sebuah molekul amonia terbentuk
dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan
Amonia dapat terjadi secara alami atau dapat diproduksi (Silaban et al.,
tidak adanya pergantian air. Kadar amonia yang tinggi dapat diubah
untuk budidaya ikan koi yaitu 0,06 –0,12 mg/L (M. Fazil 2017).
5. Nitrat
kisaran 0,1 – 0,5 mg/L yang diperoleh dalam kolam. Tingginya kadar
nitrat pada air dapat menjadi pertanda bahwa kolam sudah melebihi
populasi yang bisa ditampung. Hal ini juga bisa disebabkan oleh
40
pemberian pakan yang berlebihan, jika kadar sudah terlalu tinggi bisa
Yuniati 2012).
6. Nitrit
fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Kadar nitrat yang lebih dari
menjadi senyawa nitrat yang kurang toksik dalam suatu proses yang
ikan koi tetap sehat, cantik, dan tumbuh dengan optimal. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam menjaga kualitas air antara lain suhu, pH,
ikan koi dalam kolam juga sangat penting. Dengan menjaga kualitas air
41
yang baik, kita dapat memastikan ikan koi kita hidup dalam lingkungan
yang sehat dan nyaman. Pada kolam ikan koi sangat penting dilakukan
pengecekan kondisi air secara berkala. Kondisi air yang tidak memenuhi
atau pH. Tingkat pH yang baik bagi ikan koi adalah 6,5 8,0. Tingkat pH
dibawa 6,5 sangat buruk bagi ikan koi. Oleh karena itu diperlukan sebuah
alat untuk memonitoring sebuah kolam ikan koi secara real time (D. A.
oxygen demand (BOD), kadar logam dan sebagainya (A. Noor, 2019).
fungsi atau struktur dari alat tubuh baik secara langsung maupun tidak
faktor, di antaranya kondisi air yang digunakan dalam kolam, dan kondisi
inang ikan. Dalam usaha budidaya ikan, penyakit merupakan faktor yang
tergantung pada jumlah populasi yang diserang oleh penyakit, umur ikan
42
pada ikan merupakan masalah yang besar, sehingga perlu mendapatkan
parasit dan penyakit parasit. Penyakit non parasit adalah penyakit yang
(Noble & Noble, 1989). Penyebab penyakit ikan antara lain adalah infeksi
ikan yang terlalu banyak mutu pakan kurang baik atau tercema rserta
adalah Dropsy, Cloudy Eyes, Koi Herpes Virus (KHV), Argulus, dan lain-
lain. Dropsy adalah jenis penyakit ikan Koi yang disebut gembul, karena
adanya pembengkakan pada sisik hingga mata ikan sering menonjol dan
43
disebabkan, karena adanya infeksi bakteri, seperti Aeromonas,
menyebabkan mata ikan Koi mengalami katarak. Koi Herpes Virus (KHV)
penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat kuat yang menyebabkan
ikan Koi menjadi lesu, memiliki luka pada bagian kulit, insang, dan
siripnya dan Koi Herpes Virus dapat menular dan memicu kematian yang
tinggi pada ikan Koi. Argulus adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit dengan delapan kaki dan tubuh bulat yang menyebabkan ikan
tinggi adalah ikan Koi (Cyprinus carpio). Ikan ini berasal dari China
sebagai hobi, ikan Koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan.
Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari
44
Bisnis ikan hias koi merupakan andalan ekspor yang berkembang
sehingga ikan koi menjadi andalan ekspor. Produksi ikan Koi pada tahun
Koi pada tahun 2023 ini mencapai 86.280.000 ekor dengan nilai ekonomis
ikan Koi setiap tahunya. Melihat prospek pasar yang cukup tinggi dan
(Nasing, 2020).
45
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Taksonomi Ikan Koi berasal dari Jepang sering disebut oleh orang
°C, namun suhu ideal untuk pertumbuhan Ikan Koi yaitu antara 15
warna hingga multi warna yang disebut Ghisiki (Regan 2014). Ikan
Badan ikan koi ditutupi oleh dua lapis kulit yaitu kulit luar
46
ikan Mas Koki, tetapi dilengkapi oleh satu pasang sunggut.
dan sedikit keputih-putihan. Mulut ikan Koi tidak terlalu lebar dan
bagian rahang tidak memiliki gigi. Gigi pada ikan Koi berfungsi
mata air yang bersih dan selalu mengalir. Suhu yang ideal bagi
ikan Koi antara 15 – 25 °C. Koi sudah ada di Indonesia sejak Bung
pertama kali ditemukan oleh orang Cina dan masih berbentuk ikan
4. Ikan Koi berkembang biak dengan cara bertelur, ikan koi dapat
47
sering terjadi pada awal musim hujan, Pemijahan dapat dilakukan
5. Makanan yang cocok untuk burayak ikan koi yang baru berusia 4
hari adalah rebusan kuning telur. Selain kuning telur bisa juga
memberikan pakan hidup pada anakan ikan koi dengan kutu air
yang telah disaring. Bila ikan sudah cukup besar Larva (usia 3 hari
sangat cocok untuk larva koi pada tahap awal ini. Artemia kaya
akan nutrisi penting dan mudah dicerna. bertahap berikan kutu air
serangga air kecil serta ragi atau telur bebek yang diencerkan.
namun masih sesuai dengan ukuran mulut benih. Pellet mikro atau
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Esther, F., Sipayung, H. 2010. Panduan Praktis Memelihara Koi. Cetakan ke –
10. Kanisius Yogyakarta.
Faisyal Y, Rejeki S, Widowati LL. 2016. Pengaruh padat tebar terhadap
pertumbuhan dan kelulushidupan ikan Bandeng Chanos chanos di
keramba jaring apung di Perairan Terabrasi Desa Kaliwlingi Kabupaten
Brebes. 5(1):155-161.
H.N.R, Dhana, S. Sugiono, dan B. M. Basuki. PrototypePengatur Kadar pH
dan Pemberian Pakan Ikan Koi Secara Otomatis Menggunakan
Mikrokontroler.Science Electro,vol.13 no. 1, hal 1-6. Maret 2021.
Hasnidar, H., Tamsil, A., & Akram, A. M. 2023. Pembinaan Pembudidaya ikan
Koi di Kelurahan Balang Baru Kota Makassar. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Kauniah, 1(2), 180-187.
Hijrah, Ramadhan A, Tureni D. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Super
Petroganik terhadap Pertumbuhan Ikan Bandeng Chanos chanos di Desa
Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong dan
Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran Biologi. Jurnal Ilmu
Pendidikan Biologi. 5(2):41-59.
Indriyanto, S., Syifa, F. T., & Permana, H. A. 2020. Sistem Monitoring Suhu Air
pada Kolam Benih Ikan Koi Berbasis Internet of Things. TELKA-Jurnal
Telekomunikasi, Elektronika, Komputasi dan Kontrol, 6(1), 10-19.
Ishaqi, A.M.A. dan P.D.W. Sari. 2019. Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus Carpio)
dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai Fekunditas, Derajat
Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 9
(2) : 216 – 224.
Isnawati, N., R. Sidik, dan G. Mahasri. 2015. Potensi Serbuk Daun Pepaya
Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Rasio Efisiensi Protein
dan Laju Pertumbuhan Pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticum). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 7 (2) : 121-124.
Ishaqi,A.M.A. dan Sari. D.W. 2019. Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus Carpio)
dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai Fekunditas, Derajat
Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
9(2): 216 – 224.
Iskandar, A., Amalia, D., Aji, H. S., Hendriana, A., & Darmawangsa, G. M. 2021.
Optimalisasi Pembenihan Ikan Koi Cyprinus rubrofuscus di Mina Karya
Koi, Sleman, Yogyakarta. SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine
Science, 3(1), 154-159.
Juang, Wisuda A. 2016. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan
Pendapatan usaha Pembudidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Desa
Pranggang, Kec. Plosoklaten, Kab. Kediri – Jawa Timur. SKRIPSI FPIK UB:
Malang.
K, Yuniati. Analisisi Kualitas Air pada lokasi budidaya ikan air tawar
di Kecamatan Suwana Tengah. Jurnal technologi. Vol 8, no. 1. Hal 52-58.
Feb 2012.
Khasanah, U., Sulmartiwi, R., & Triastuti, J. 2016. Embriogenesis dan daya tetas
telur ikan komet (Carassius auratus auratus) pada suhu yang berbeda.
Journal of Aquaculture and Fish Health, 5 (3): 108-117.
50
KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan). 2020. Bisnis Ikan Koi, Si Pembawa
Keberuntungan yang Digandrungi. [Internet];
https://kkp.go.id/bkipm/artikel/ 24336- bisnis-ikan-koi-si-pembawa-
keberuntungan-yang-digandrungi
KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan). 2020. Pembenihan Ikan Hias Koi
(Cyprinus carpio) Guna Mendukung Pengembangan Budidaya Perikanan.
[Internet];https://kkp.go.id/an component/media/upload-gambar
pendukung/DitJaskel/publikasi%20materi/sampah-laut/PEMBENIHAN
%20KOI.pdf.
Kusrini E., S. Cindelaras dan A. B. Prasetio. 2015. Pengembangan Budidaya
Ikan Hias KOI (Cyrinus Carpio) Lokal di Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur 10(2): 71-
78.
Kusrini, E., Sawung Cindelaras, dan Anjang Bangun Prasetio. 2015.
Pengembangan budidaya ikan hias koi (Cyprinus carpio) lokal di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media
Akuakultur, 10 (2): 71-78.
Kusrini, Eni.,S. Cindelaras., dan A. B. Prasetio. 2015. Pengembangan Budidaya
Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio) Lokal Di Balai Penelitian Dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur 10 (2): 71-
78.
Lesmana, D. 2015. Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya: Jakarta
Lukmantoro TA. 2018. Teknik Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di
Pokdakan Karya Mina Kediri. [Praktik Kerja Lapang]. Surabaya: Fakultas
Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. 55 hlm.
M. Fazil, S.Adhar dan R. Ezraneti Efektivitas penggunaan ijuk, jerami padi
dan ampas tebu sebagai filter air pada pemeliharaan ikan mas koki
(Carassius auratus). Jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh,
vol. 4, no.1, hal 37-43. Mei 2017.
Manurung, U. N., Tomasoa, A. M., Wijanarko, W., Mauru, S., & Silangen, O. F.
2023. Identifikasi parasit pada ikan kuwe Caranx sp di keramba jaring
apung Manalu Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sangihe. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 6(1).
Mayasari, N. 2010. Penampilan Ikan Pelangi Biru (Melanotaenia lacustris) Pada
Kisaran pH yang Berbeda. Thesis. Indonesia : LIPI.
Muchlisin, Z. A., Damhoeri, A., Fauziah, R., Mauhammadar & Musman, M.
2003. Pengaruh beberapa jenis pakan alami terhadap pertumbuhan dan
kelulushidupan larva ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Biologi, 3
(2): 105-113.
Meilala A. 2018. Teknik Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Balai Benih
Ikan Jepun Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. [Praktek Kerja Lapang].
Surabaya: Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga.
Surabaya. 66 hlm.
Nasing, F. B. 2020. Pemanfaatan Tepung Rumput Laut Gracilaria Sp Sebagai
Bahan Baku Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan
Hidup Ikan Koi (Cyprinus Carpio) (Doctoral Dissertation, Universitas
51
Bosowa).
Nikijuluw, V. P. 2001. Populasi dan sosial ekonomi masyarakat pesisir serta
strategi pemberdayaan mereka dalam konteks pengelolaan sumberdaya
pesisir secara terpadu. Bogor (ID): Pusat Kajian Sumberdaya pesisir dan
lautan, Institut Pertanian Bogor, 1-17.
Nurhayati, D., Hastuti, S., & Dwiastuti, S. A. (2022). Performa Reproduksi Ikan
Koi (Cyprinus carpio) dengan Strain Berbeda. Sains Akuakultur Tropis:
Indonesian Journal of Tropical Aquaculture, 6(1), 96-106.
Nursyahran, N., & Fathuddin, F. (2019). Pemanfaatan Limbah Tepung
Cangkang Telur sebagai Bahan Subsitusi Tepung Ikan pada Bahan Baku
Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Agrokompleks, 19(1), 58-65.
Noviyanti K, Tarsim, Maharani HW. Pengaruh penambahan tepung spirulina
pada pakan buatan terhadap intensitas warna ikan Mas Koki. Jurnal
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 3(2):412-415.
Pamungkas, P.A., & Prayogo. 2018. Teknik Pemijahan Alami Ikan Arwana
Super Res (Scleropages formosus) di PT. Arwana, Depok, Jawa Barat. Journal
of Aquaculture and Fish Health, 7(3): 98-101.
Primyastanto, M. (2016). Evapro (Evaluasi Proyek): Teori dan Aplikasi pada Usaha
Pembesaran Ikan Sidat (Anguilla sp). Universitas Brawijaya Press.
Purbani, E. 1995. Gradasi Warna Koi. Trubus 305. Th XXVI. Jakarta
Ramadhan, R., & Sari, L. A. 2018. Teknik pemebenihan ikan mas (Cyprinus
carpio) secara alami di unit pelaksana teknis pengembangan budidaya air
tawar (UPT PBAT) Umbulan, Pasuruan. Journal of Aquaculture and Fish
Health, 7 (3): 124-132.
Regan, YIP. 2014. Modul Pembesaran Ikan. Sekolah Usaha Perikanan Negeri
Bone: Makassar.
Rivai, Sulastri Y. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Koi (Cyprinus
carpio, sp) dan Business Plan Usaha Pembesaran Ikan Koi (Studi di Kec.
Selopuro, Kab. Blitar, Jawa Timur). Universitas Brawijaya. Malang
Saputra, S. D. 2011. Aplikasi Sistem Resirkulasi Air Terkendali (SRAT) pada
Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio). Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Setyono, B. 2009. Pengaruh perbedaan konsentrasi bahan pada pengencer
sperma ikan “skim kuning telur” terhadap laju fertilisasi, laju penetasan
dan sintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.). Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Shaqi, A. M. A., & Sari, P. D. W. 2019. Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus Carpio)
dengan Metode Semi Buatan: Pengamatan Nilai Fekunditas, Derajat
Pembuahan Telur dan Daya Tetas Telur. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 9
(2): 216-224.
Sihombing, T. Y. 2018. Pengaruh perbedaan suhu terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan komet (Carassius auratus). Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Silaban, 2012. Dalam Peningkatan Kinerja Filter Air Untuk Menurunkan
Konsentrasi Amonia Pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). E-
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. Vol. 1 (1): 47-56.
52
Simbolon, F. J. M., B. Utomo dan I. Lesmana 2015. Perbandingan Induk Jantan
dan Betina Terhadap Keberhasilan Derajat Penetasan dan Kelulusan
Hidup Larva Ikan Mas Koki (Carrasius auratus). Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, hal : 1 - 10
Sitanggang, M. & Udin (2010). Buku pintar merawat & menangkarkan koi.
Jakarta, ID: AgroMedia Pustaka.
Sri, P. M. S. 2022. Analisis Tingkat Infeksi Parasit Ikan Baronang Emas (Siganus
guttatus Bloch, 1787) Pada Berbagai Sistem Budidaya= Analysis Infection
Parasite in Golden Rabbitfish (Siganus guttatus, Bloch 1787) in Aquaculture
Systems (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2006). Cara uji mikrobiologi-Bagian
3: Penentuan Angka Lempeng Total (ALT) pada produk perikanan. SNI
01-2332.3-2006.
Solomon, S.G. dan V. T. Okomoda. 2012. Growth Performance Of Oreochromis
niloticus Fed Duckweed (Lemna minor) Based Diets In Outdoor Hapas.
International Journal of Research in Fisheries and Aquaculture. 2 (4) : 61-
65.
Tampubolon, L. 2011. Studi Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, dan Cl Terhadap
Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Akuarium Air
Tawar Dan Campuran Air Tawar Dengan Air Laut. Thesis. Medan,
Indonesia : Universitas Sumatera Utara.
Woynarovich, E., & Horvart, L. (1980). The Artificial Propagation of Warm-
Water Finfishes a Manual for Extention. FAO Fish. Tech. Pap. (201): 183
pp.
Y. Prasetyo,. Pengaruh Jenis Filter Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan
Kelulushidupan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Pada Media
Pemeliharaan Air Payau Sistem Resirkulasi. [Skripsi]. Fakultas
Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. Maret 2018.
Yuatitati, A., Herawati, T., & Nurhayati, A. 2015. Diseminasi penggunaan
ovaprim untuk mempercepat pemijahan ikan mas di Desa Sukamahi dan
Sukagalih Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Jurnal Dharmakarya, 4 (1).s
53
LAMPIRAN
54