Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH NUTRISI LARVA IKAN

NUTRISI LARVA IKAN MAS KOKI (Carassius Auratus)

OLEH :

AHMAD ZAMZAMIR
2104125122

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Sukendi, MS

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Nutrisi Larva yang berjudul “Nutrisi Larva pada Ikan Mas Koki” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktu nya. Dalam mengerjakan makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sukendi, M.Si , selaku Nutrisi
Larva yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini, serta
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi
motivasi kepada penulis hingga makalah ini selesai.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna
maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi penulisan
yang lebih baik lagi kedepannya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Pekanbaru, Desember 2023

Ahmad Zamzamir
I. PENDAHULUAN

Isi Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3. Tujuan ............................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki ................................... 3
2.2. Kebiasaan Makan Ikan Mas Koki ................................................ 4
2.3. Pakan ............................................................................................ 4
2.4. Kualitas Air ................................................................................... 5
2.5. Pemijahan Ikan Mas Koki................................................................. 5
2.5.1. Pemeliharaan Induk Ikan Mas Koki .................................... 6
2.5.2. Seleksi Induk ....................................................................... 6
2.5.3. Pemijahan Ikan Mas Koki ................................................... 6
2.5.4. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva............................ 6

III. PENUTUP ......................................................................................... 9


3.1. Kesimpulan ................................................................................... 9
3.2. Saran ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
1

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang

Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia telah mengalami


peningkatan dari tahun ketahun, karena ikan hias adalah salah satu komoditas
perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Ikan hias merupakan
salah satu komoditas perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan, karena ikan
hias mempunyai potensi sumberdaya berlimpah dan juga peluang pasar yang
besar, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Kegiatan budidaya ikan hias
oleh masyarakat bernilai ekonomi di pasaran lokal, dan menjadi komoditas ekspor
di pasaran dunia (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2017).
Ikan mas koki (Carrassius auratus) adalah jenis ikan karper, salah satu
jenis ikan hias yang berasal dari China namun sekarang sudah tersebar luas di
Indonesia. Untuk mendapatkan benih yang berkualitas harus melalui budidaya
intensif dengan memperhatikan aspek pendukung keberlangsungan hidup ikan
tersebut seperti ketersediaan air, kualitas lingkungan yang mendukung di area
budidaya, serta ketersediaan pakan yang baik (Mulqan et al. 2017).
Salah satu kendala dalam usaha budidaya ikan mas koki (Cyprinus carpio)
yaitu tingkat kelangsungan hidup yang rendah dan laju pertumbuhan ikan yang
relatif lambat. Salah satu upaya mengatasi rendahnya kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan yaitu dengan pemberian pakan yang tepat baik dalam ukuran,
jumlah, dan kandungan gizi dari pakan tersebut. Kondisi ini salah satunya
disebabkan oleh tidak stabilnya pemberian pakan sehingga itu kelangsungan hidup
ikan mas koki (Cyprinus carpio) berkurang.
Dalam budidaya ikan hias harus diperhatikan tentang pemberian dan
penyediaan pakan yang berkualitas dan berprotein tinggi serta ekonomis supaya
menghasilkan benih ikan yang bermutu baik, Karena kebutuhan protein sangat
dibutuhkan oleh benih, Pertumbuhan benih ikan mas koki (Carassius auratus)
akan mengalami peningkatan apabila pakan yang dikonsumsi secara kualitas dan
kuantitas terpenuhi (Hamadi et al. 2015).
2

Keberhasilan budidaya ikan hias didukung oleh lingkungan dan media


pemeliharaan serta ketersediaan pakan yang baik. Pemberian pakan alami
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan sehingga ikan bisa mencapai
kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang optimal (Dodi et al. 2015).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penuli uraikan terdapat rumusan masalah
dalam makalah ini. Berikut rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana teknik pemijahan ikan mas koki?
2. Apa pakan yang digunakan dalam pemeliharaan larva ikan mas koki?
1.3 Tujuan

Manfaat dari praktik magang ini yaitu dapat menambah pengetahuan,


keterampilan dalam mengidentifikasi bakteri dan mengetahui jenis-jenis bakteri
yang menyerang ikan nila salin serta cara pencegahan.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

Ikan Mas koki dalam ilmu taksonomi hewan masih satu kerabat dengan
ikan mas. Menurut Bachtiar (2005) sistematika Ikan Mas Koki berdasarkan ilmu
taksonomi dijelaskan sebagai berikut: Kingdom: Animalia; Filum: Chordata;
Klas: Osteichthyes; Ordo: Teleoste; Famili: Cyprinidae; Genus: Carassius;
Spesies: Auratus Linnaeus

Gambar 1. . Ikan Mas Koki (Auratus Linnaeus)

Menurut Bacthtiar (2005) ikan mas koki memiliki tubuh pendek dan bulat,
mata lebar dan besar, bersirip, da disisi tubuhnya terdapat gurat sisi yang
mempunyai lembaran insang. Insang yang berfungsi sebagai alat pernafasan. Dari
insang ikan koki dapat memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui
mulurnya kemudian menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk
dalm tubuh ikan akan bersama dengan air dan dibawa oleh aliran insang. Maka
dari itu, apabila kualitas air dalam pemeliharaan ikan mas koki tercemar akan
mempengaruhi kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dibebaskan
oleh bagian belakang lembaran insang tersebut.
Bentuk tubuh ikan mas koki sedikit memanjang dan pipit tegak dan
mulutnya terletak di ujung tengah. Morfologi ikan mas koki menyerupai ikan
karper, yaitu sama-sama mempunyai sirip yang lengkap antara lain sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal atau dubur, dan sirip ekor.
4

2.2. Kebiasaan Makan Ikan Mas Koki

Krustasea, serangga, dan berbagai jenis tumbuhan air adalah sumber


makanan alami ikan mas koki di alam liar. Ikan mas koki ini mempunyai peran
sebagai pemangsa oportunistik yang makan terus menerus tanpa ada kesadaran
untuk berhenti makan seperti halnya ikan lain.
Untuk kelangsungan hidup ikan hias yang dipelihara, kehadiran pakan
sangat dibutuhkan. Pakan dapat mendongkrak mutu ikan hias menjadi ekonomis
karena dengan pakan yang baik, ikan juga akan berkembang dengan baik dan
tentunya juga bisa membuat penampilan ikan menjadi prima/menarik. Namun,
pengadaan pakan menjadi bagian yang paling memakan biaya. Untuk itu, jumlah
penggunaan pakan harus diperhitungkan dengan secara matang agar tidak
berlebihan ataupun tidak kekurangan (Lesmana, 2009).
Pakan yang baik adalah yang memiliki komposisi zat gizi yang lengkap.
Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat
protein. Pertumbuhan ikan akan dapat dipercepat dengan pemberian pakan yang
mengandung protein tinggi (30 – 40 %) karena protein merupakan bagian terbesar
dari daging ikan. Zat protein digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh,
pembentukan jaringan tubuh, penambahan protein tubuh dan pengganti jaringan
yang rusak (Cahyono, 2000).
2.3. Pakan

Pakan merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan usaha


budidaya. Dengan beralihnya kegiatan usaha budidaya yang berawal memenuhi
kebutuhan sendiri menjadi usaha komersial dan tradisional menjadi intensif, maka
faktor penyediaan pakan menjadi faktor penentu dalam usaha budidya.
Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan
menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi terlambat, akibatnya produksi yang
dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan (Mardiah, 2009).
Ikan Mas koki termasuk pemakan segalanya (omnivore), baik sumber
pakan yang berasa dari nabati maupun hewani. Sumber pakan nabati berupa
dedaunan dari tumbuhan air, sedangkan sumber pakan hewani berupa cacing sutra
(tubifex), dapnia, moina maupun jentik nyamuk. Berbagai bentuk pakan buatan
seperti flakes
5

(serpihan kecil) bubuk maupun pelet (butiran) juga cocok untuk pemeliharaan
Maskoki(Basuki, 2007 ).
2.4. Kualitas Air

Syarat hidup mas koki secara umum dapat dikatakan bahwa maskoki
termasuk ikan yang mampu beradaptasi dengan berbagai variasi kualitas air dan
juga suhu.
1. pH
Nilai pH yang dianggap ideal untuk menumbuhkembangkan mas koki
berkisar dari 7.0-8.0. Meskipun demikian, diketahui bahwa maskoki masih dapat
mentolelir nilai pH lebih rendah atau lebih tinggi dari kisaran tersebut. Walaupun
maskoki diketahui mempunyai toleransi lebar terhadap berbagai nilai pH, akan
tetapi, seperti halnya kelompok ikan mas pada umumnya, mereka tidak akan bisa
bertahan pada pH dibawah 5.0 atau diatas 10.0.
2. Suhu

Suhu ideal bagi maskoki berada pada kisaran 20 derajat - 25 oC. Fluktuasi
perubahan suhu direkomendasikan tidak lebih dari 5°C, terutama dalam proses
pergantian air atau proses transportasi. Fluktuasi suhu diatas 5°C akan sangat
membahayakan ikan yang bersangkutan. Berbagai varietas maskoki sendiri
dikembangkan diberbagai tempat dengan variasi suhu yang berbeda yaitu mulai
dari 4°C - 35°C. Meskipun demikian selalu disarankan agar mereka dipelihara
pada suhu tidak kurang dari 10°C.
2.5. Pemijahan Ikan Mas Koki

2.5.1. Pemeliharaan Induk Ikan Mas Koki

Manajemen pemeliharaan induk sangat penting perannya dalam kegiatan


pemijahan ikan mas koki, induk yang baik salah satu faktor penunjang untuk
mendapatkan keberhasilan dalam pemijahan. Pemeliharaan induk ikan mas koki
(Carrasius auratus) bisa dilakukan dikolam dengan ukuran 4 x 6 m, pemeliharaan
dilakukan secara massalantara Induk jantan dan betina, namun ketika ada induk
yang siap pijah baru dipisahkan tersendiri antara induk betina dan induk jantan.
Dalam pemeliharaan induk ikan mas koki (Carrasius auratus) yang perlu
diperhatikan pakan harus sesuai dengan jumlah induk yang ada didalm kolam dan
6

kandungan gizinya agar induk dapat hidup dan gonadnya dapat berkembang dengan
baik.
Pemeliharaan induk dilakukan bertujuan untuk melakukan seleksi dan untuk
pematangan gonad agat ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan meghasilkan
keturunan yang diinginkan karena ikan mas koki memiliki kecenderungan
memakan telur yang dihasilkan setelah pemijahan terjadi. Induk dipelihara secara
terpisah antara jantan dan betina untuk menghindari pemijahan massal induk yang
dipelihara adalah induk yang sudah matang gonad.
2.5.2. Seleksi Induk
Untuk melakukan pemijahan ikan mas koki, sebaiknya dipilih induk ikan
mas koki yang baik dan sehat. Untuk melakukan seleksi induk dilakukan pada
sore atau pagi hari yang suhunya stabil supaya tidak stress, untuk mengetahui
induk matang gonad maka dilakukan striping (pengurutan) secara hati-hati perut
induk diurut dari bawah sirip dada atau dibawah tutup insang kearah lubang
genital.
2.5.3. Pemijahan Ikan Mas Koki
Pemijahan alami diawali dengan memilih induk betina dan jantan yang
sudah siap kawain. Pemijahan alami dilakukan dengan memasangkan induk jantan
dan betina dalam kolam dengan perbandingan jantan betina adalah 2 (jantan) : 1
(betina). Penebaran induk ikan mas koki dilakukan pada siang hari atau sore hari
agar induk tidak stress, namun sebelumnya induk koki diberok terlebih dalhulu
selama 1 hari. Pemijahan berlangsung pada malam hari menjelang pagi hari setelh
itu induk dipindahkan, dan telur yang berada dikakaban akan menetas selama 2-3
hari.
2.5.4. Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Supaya dapat menetas dengan baik, telur ikan koki harus selalu terendam
dalam air dan suhu dijaga agar selalu konstan. Bila suhu terlalu dingin penetasan
dapat berjalan dengan lama, namun bila terlalu tinggi telur dapat mati serta
membusuk. Selesai melalukan pemijahan, telur yang telah dibuahi akan menetas
menjadi larva sekita 24 jam. Setelah 2-3 hari umumnya telur sudah menetas
menjadi burayak koki, Larva Koki yang baru menetas tetap membawa kuning
telur sebagai persediaan makanan utama yang pertama sampai dengan burayak
koki berumur 6 hari. Setelah buraya bisa diberikan pakan berupa artemia sampai
berumur 12 hari
7

kemudian dilanjutkan dengan kutu air (daphnia, moina) yang sudah terlebih
dahulu sampai dengan burayak berumur 20 hari untuk dosis pakan kutu air 2
sendok makan kutu air untuk 1000 ekor burayak.
Ikan mas koki biasanya ada pada fase larva sampai umur 3-6 hari dari
menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 6 hari. Untuk
mendukung usaha pembenihan dan pembesaran ikan koki, dapat diberikan pakan
alami sebagai berikut:
1. Infusoria
Larva ikan koki sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira
usia 4 -8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula
sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalh pakan awal yang paling cocok
karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulur larva ikan koki juga
kandungna nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ian koki. Infusoria cocok untuk
pakan larva ikan yang berukuran kecil (<1,0- 1,5cm). Kandungan proteinnya lebih
dari 35% dan adanya vitamin-vitamin membuat pertumbuhan cepat dan
memberikan kesehatan bagi larva (Akbar, 2016).
2. Artemia

Artemia masuk kedalam kelas udang renik pada salinitas tinggi akan
membentuk siste yang dapat disimpan dalam kondisi dorman. Siste artemia dapat
ditetaskan pada kondisi air yang sesuai. Media hidup dari artemia sendiri adalah
air asin dengan salinitas yang sesuai. Media hidup dari artemia sendiri adalah air
asin dengan salinitas antara 28-35 ppt. Kandungan nutrisi dari larva artemia ini
sangat cocok untuk larva ikan. Artemia memiliki kandungan protein sebanyak
56.29%, lemak 9.28%, abu 13.92%, serat kasar 2.06%, dan BETN (Bahan Ekstrak
Tanpa Nitrogen) sebesar 18.48%. Selain mengandung protein yang tinggi
mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan
tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya.

3. Daphnia dan Moina

Pakan alami jenis ini sangat popular digunakan baik untuk induk ikan koki
maupun benih ikan koki. Pemberian pakan ini pada indukan akan meningkatkan
jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik
8

nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika


dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam
pembentukan sel telur. Moina sp. merupakan pakan alami yang memiliki
kandungan gizi berupa protein 37,38 %, lemak 13,29 %, serat kasar 0,00 %, abu
11,00 %, dan kadar air sebesar 99,60 %.
9

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pakan yang baik adalah yang memiliki komposisi zat gizi yang lengkap.
Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat
protein. Pakan alami mempunyai kandungan gizi yang lengkap, mudah
didapatkan dialam, dan mudah dicerna dalam usus benih ikan. Beberapa jenis
pakan alami yang sesuai untul lerva ikan yaitu infusoria, artemia, daphnia, moina
dan cacing tubifex.

3.2. Saran

Saran yang diberikan adalah perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut


mengenai pakan jenis lain dalam meningkatkan kualitas larva ikan mas koki.
10

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, J. 2016. Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan (Budidaya Perairan)


University Prees, Lambung Mangkurat.
Darmanto, Darti S, Adhisa P, dan Mei RD. 2000. Budidaya Pakan Alami untuk
Benih Ikan Air Tawar. Jurnal Penelitian. Badan penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta 2 : 15 - 21
Dewi, A. T., Suminto, S., & Nugroho, R. A. (2019). Pengaruh pemberian pakan
alami moina sp. dengan dosis yang berbeda dalam feeding regime
terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung
(Hemibagrus nemurus). Sains Akuakultur Tropis: Indonesian Journal of
Tropical Aquaculture, 3(1), 17-26.
Dermawan, I. dan Lesmana, D, S. 2004. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Dodi H, dkk. 2015. Manajemen Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Larva
Synodontis (Synodontis eupterus). Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan.
(1) : 97-104.
Hamadi, M. F., J. Sampekalo dan S. Lantu. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan
Komersial yang Berbeda Pada Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan Vol. 3 No. 1: 95-202 Jakarta. 88pp
Lesmana, D.S. 2005 Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.
Mulqan, M., A. E. Rahimi dan I. Dewiyanti. 2017. Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem
Aquaponik Dengan Jenis Tanaman yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol. 2, No. 1: 183-
Saryani Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya Ikan Hias Tawar
Air Populer, Jakarta : Penebar Swadaya
Susanto. 2003. Ikan Hias iar Tawar, Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai