Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

PENGUKURAN BOBOT BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)


YANG DIBERI PAKAN CACING SUTRA (Tubifex sp)

Oleh
Suryanti (21501061009)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG ( PKL )
PENGUKURAN BOBOT BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
YANG DIBERI PAKAN CACING SUTRA (Tubifex sp)

SURYANTI (21501061009)

Laporan Parktik Kerja Lapang ( PKL) ini telah diperiksa dan direvisi
pada tanggal 06 Agustus 2018

Wakil Dekan I Dosen Pembimbing


FMIPA Unisma Praktik Kerja Lapang (PKL)

Hasan Zayadi, S.Si, M.Si Drs.Hari Santoso, M.Biomed


NIDN. 0729018403 NIDN.0029055914

Mengesahkan
Dekan FMIPA Unisma

Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si


NIDN. 0703125701

i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan
Cacing sutra (Tubifex sp) terhadap pertambahan bobot benih ikan mas (Cyprinus
carpio L.) strain punten. Penelitian ini dilakukan dengan memelihara ikan Mas
ukuran 3-5 cm sebanyak 20 ekor pada kolam ukuran 1x0,5 m yang diberi
perlakuan pemberian pakan berupa cacing sutra (Tubifex sp.) selama 20 hari.
Pengukuran berat ikan dilakukan setiap 5 hari sekali dan diperoleh hasil 1,204 gr;
1,228 gr; 1,233 gr; 1,37 gr. Kandungan protein tinggi sangat berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan ikan seperti pemberian pakan cacing sutra (Tubifex
sp.) ini. Tingginya kandungan protein dalam pakan ikan maka akan
mempermudah ikan dalam mengkonversikan protein tersebut menjadi sumber
energi metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-
bagian tubuh serta pergantian sel-sel yang telah rusak dan kelebihannya
digunakan untuk pertumbuhan.
Kata Kunci : Protein, Ikan Mas, Cacing Sutra

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.
Laporan praktek kerja lapang ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
penyusunan skripsi, pada jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang.
Dengan selesainya penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada :
1. Allah SWT berkat yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga saya dapat menulis dan mengerjakan laporan PKL ini
2. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung penulis
3. Ir.Hj. Tintrim Rahayu, M.Si selaku dekan FMIPA Unisma Beserta
Wakil dekan dan Dosen FMIPA Unisma
4. Drs.Hari Santoso, M. Biomed selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan selama ini
5. Sahabat-sahabat FMIPA Unisma yang menjadi inspirasi belajar
penulis
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam PKL ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun, selalu penulis butuhkan sebagai bahan
perbaikan kedepanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 06 Agustus 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapang ....................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) ..................................................... 3
2.2. Pakan dan Kebiasaan Makan ........................................................ 4
2.3. Protein .......................................................................................... 4
2.4. Cacing Sutra (Tubifex sp.)............................................................. 5
BAB III METODOLOGI ......................................................................... 7
3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 7
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 7
3.3. Cara Kerja ..................................................................................... 7
3.4. Jadwal Kerja ................................................................................. 8
3.5. Parameter yang Diamati ................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN ..................................................... 10
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 12
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 12
5.1. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
LAMPIRAN ............................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perairan tawar Indonesia sangat luas dan berpotensi untuk usaha budidaya
berbagai jenis ikan air tawar. Sumberdaya perairan Indonesia meliputi sungai,
waduk, rawa, sawah (mina padi) dan kolam dengan total luas lahan 605.990 ha.
Potensi perairan tawar Indonesia yang sangat besar baru mampu memproduksi
6 ton ikan/tahun (Cahyono, 2000). Ketersediaan sumberdaya perairan yang
luas dan sumberdaya yang melimpah merupakan modal dasar untuk
meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia
(Ismail, 2016).
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) atau karper merupakan salah satu jenis ikan
air tawar yang permintaannya sangat banyak di pasaran. Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014 bahwa perkembangan
produksi ikan mas mengalami peningkatan produksi rata-rata dari tahun 2010-
2014 sebesar 14,44 %, begitu pula dengan angka nilai produksi selama kurun
waktu yang sama menunjukkan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 18,67%
(Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014).
Ikan Mas (Cyprinus carpio L) sebagai ikan konsumsi merupakan salah
satu komoditas sector perikanan air tawar yang terus berkembang pesat (Ismail,
2016). Ikan mas (Cyprinus carpio L) juga merupakan salah satu jenis ikan
tawar yang bernilai ekonomis penting, selain itu ikan mas memiliki kandungan
asam lemak omega 3, sehingga dapat mengurangi kolesterol dalam darah
(Putranti, 2015). Ikan mas memiliki kandungan protein yang tinggi, tahan
terhadap penyakit, dan toleran terhadap fluktuasi suhu (Patriono et al., 2009).
Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya perikanan
adalah ketersediaan benih yang berkualitas tinggi yang akan memacu
perkembangan budidaya perikanan dengan cepat (Ismail, 2016). Menurut
Handajani (2004), budidaya ikan mas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
pakan yang cukup dalam kualitas maupun kuantitas. Syarat pakan yang baik
adalah memenuhi kandungan gizi yang cukup untuk kebutuhan ikan.

1
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pakan Cacing sutra (Tubifex sp) terhadap percepatan
pertambahan bobot (berat badan) benih ikan mas (Cyrinus carpio L.) ?
1.3.Tujuan Praktik Kerja Lapang
Praktik kerja lapang ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
pakan Cacing sutra (Tubifex sp) terhadap pertambahan bobot benih ikan mas
(Cyprinus carpio L.) strain punten.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
a. Klasifikasi
Menurut Saanin (1984) taksonominya ikan mas (Cyprinus carpio L.) dapat
diuraikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Pisces
Kelas : Osteichethyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyrinus
Spesies : Cyprinus carpio L.
b. Morfologi
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) memiliki bentuk tubuh yang agak
memanjang dan pipih. Memiliki sirip punggung berbentuk memanjang yang
letaknya bersebrangan dengan permukaan sirip perut. Bagian belakang sirip
ikan berjari-jari keras dan bergerigi, sirip ekornya berukuran simetris dan
memanjang hingga kebelakang tutup insang. Sisik ikan mas berukuran cukup
besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) dan terletak beraturan (Santoso,
1993). Mulutnya terletak di ujung tengah dan pada bagian ujung mulut
memiliki dua pasang sungut. pada ujung mulut terdapat gigi kerongkongan
yang tersusun dari tiga baris gigi geraham (Khairuman, 2002).
Jenis ikan mas yang banyak ditemui dipasaran ada empat macam, yaitu
ikan mas punten, ikan mas sinyonya, ikan mas majalaya, dan ikan mas merah.
Ikan mas punten memiliki ciri berwarna hijau kehitaman, ukuran relatif kecil,
dan memiliki bentuk mata yang agak menonjol. Ikan mas sinyonya memiliki
badan yang relative panjang, berate sipit, dan sisiknya berwarna kuning muda.
Ikan mas majalaya memiliki badan relatif pendek, berpunggung tinggi,

3
memiliki bentuk kepala dengan moncong lebih pipih, dan sisiknya berwarna
hijau keabuan. Ikan mas merah memiliki cirri badan relatif panjang, mata agak
menonjol, dan sisiknya berwarna merah keemasan (Santoso, 1993).
2.2.Pakan dan Kebiasaan Makan
Pakan merupakan faktor penting untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan mas. Halver (1989) menyatakan bahwa nutrisi
merupakan salah satu aspek penting. Nutrisi yang dibutuhkan benih ikan mas
berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang diperoleh dari
pakan. Nilai gizi bagi ikan selain berkaitan erat dengan pemberian pakan juga
dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang dikandungnya. Kecukupan
nutrisi makanan berpengaruh terhadap pembentukan energi. Pemanfaatan
energi dari makanan digunakan untuk menjaga dan memelihara tubuh, proses
metabolise tubuh, berenang dan pertumbuhan.
Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik untuk kelangsungan
hidupnya. Selain baik kualitasnya, jumlah dan komposisi zat gizi tersebut
juga harus diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan ikan. Jumlah dan
komposisi zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan sangat bervariasi tergantung
dari spesies, ukuran, jenis kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan
(Afrianto dan Liviawaty, 2005). Pada umumnya ikan membutuhkan protein
sekitar 20-60% dan optimum 30-36%. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi
antara 4-18%. Ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar
12%, sedangkam untuk omnivore kadar karbohidratnya dapat mencapai 50% .
2.3.Protein
Protein merupakan unsur kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan ikan
mas. Protein termasuk senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Pemberian protein yang
cukup dalam bahan pakan pada ransum sangat mempengaruhi bobot tubuh.
Pertumbuhan ikan mas dapat ditingkatkan apabila pemanfaatan protein pakan
oleh ikan lebih efisien untuk dikonversi menjadi deposit protein tubuh
(Phimpilai et al., 2006). Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk
pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Jenis dan umur ikan

4
menentukan jumlah kebutuhan protein. Ikan karnivora membutuhkan protein
yang lebih bnyaj daripada ikan herbivore, sedangkan ikan omnivore berada
diantara keduanya. Umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20-60% dan
optimum 30-36% (Putranti, 2015).
Menurut Effendie (2002), pertumbuhan merupakan faktor yang sangat
penting bagi keberhasilan budidaya. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Makanan yang
dikonsumsi ikan mas akan digunakan oleh tubuh untuk metabolism,
pergerakan, produksi organ seksual, dan mengganti sel-sel yang sudah tak
terpakai. Pertambahan sel pada jaringan bertanggung jawab terhadap
pertambahan massa ikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terhmbatnya pertumbuhan adalah kualitas pakan yang memiliki komposisi
nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan ikan mas, sehingga menentukan tingkat
efisiensi pakan dan kecernaan pakan.
Tingkat kebutuhan energi pada ikan biasanya dikaitkan dengan tingkat
kebutuhan protein optimal dalam pakan. Dalam dunia akuakultur biasa disebut
dengan protein energi ratio (E/P). Nilai protein energi ratio pada ikan konsumsi
sebaiknya berkisar antara 8-10. Nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan antara
kadar protein dalam pakan dengan jumlah energi yang diperoleh dalam
formulasi pakan tersebut pada level energi yang dapat dicerna (DE). Nilai
energi yang diperhitungkan tersebut biasa disebut dengan energi metabolisme.
Energi metabolisme ini diperoleh setelah nutrien utama karbohidrat, lemak,
dan protein mengalami beberapa proses kimia seperti katabolisme dan oksidasi
didalam tubuh hewan (Putranti, 2015).
2.4.Cacing Sutra (Tubifex sp)
Cacing sutra (Tubifex sp) merupakan salah satu jenis pakan alami yang
dapat diberikan kepada ikan budidaya dan potensial untuk dikembangkan.
Cacing ini memiliki kandungan protein 52,49% dan 13% dan lemak (DKP,
2010), sehingga sangat baik untuk pertubuhan benih ikan (Pardiansyah, 2014).
Cacing sutra adalah salah satu pakan hidup yang disenangi karena mempunyai
kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva ikan. Kandungan nutrisi

5
Tubifex sp, yaitu protein 41.1%, lemak 20.9% dan serat kasar 1.3%, serta
memiliki daya cerna dalam usus ikan antara 1,5-2 jam (Masrurotun, 2014).

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANG
3.1. Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di Laboratorium Pusat Universitas
Islam Malang selama ±2 minggu, dilaksanakan sejak tanggal 1 Juli – 20 Juli
2018.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
1. Aquarium dengan ukuran 1x0,5 meter
2. Aerator
3. Timbangan Digital (500 g Capacity)
4. Cawan Petri
5. Pinset
5.2.2. Bahan
1. Benih Ikan mas (Cyprinus carpio L.) ukuran 3-5 cm
2. Cacing sutra (Tubifex sp)
3. Air
3.3. Cara Kerja
a. Pemeliharaan Ikan
1. Lakukan persiapan terlebih dahulu dengan menyiapkan akuarium
berukuran 1x0,5 meter dan aerator
2. Masukkan air bersih sebanyak 10 L
3. Pasang aerator dan nyalakan
4. Masukkan perlahan-lahan benih ikan mas sebanyak 20 ekor
5. Dilakukan pengamatan dengan pemberian umpan berupa cacing sutra
(Tubifex sp.) setiap 2 kali sehari sebanyak 5 gram
6. Menjaga kebersihan air dengan mengganti air sebanyak tiga hari sekali
agar kandungan oksigen untuk ikan ber-respirasi tetap terjaga
7. Lakukan pengamatan selama 20 hari
8. Lalu diukur berat badan ikan mas (Cyprinus carpio L.) tersebut.

7
b. Pemeliharaan pakan (Tubifex sp.)
1. Pakan (Tubifex sp.) yang masih segar dimasukkan kedalam wadah
persegi yang berukuran 20x20 cm2
2. Masukkan air bersih hingga seluruh permukaan koloni cacing tertutup
air
3. Nyalakan aerator agar pakan (Tubifex sp.) dapat bertahan hidup dengan
tambahan oksigen yang tersedia.
4. Menjaga kondisi air agar tidak keruh dengan menggantinya setiap hari
saat sore hari
3.4. Jadwal Kerja
1. Pemberian pakan pagi dilakukan pada pukul 07.30 WIB (setiap hari
selama 20 hari).
2. Pemberian pakan sore dilakukan pada pukul 16.00 WIB (setiap hari
selama 2 minggu).
3.5. Parameter yang Diamati
a. Pengamatan Ikan
Pertumbuhan yang diamati adalah pertumbuhan berat. Pengukuran
berat dilakukan dengan menggunakan timbangan digital. Pengukuran
berat ikan dilakukan setiap 5 hari sekali dalam 20 hari pengamatan,
dengan mengambil 5 ekor ikan dan diletakkan kedalam cawan petri
kemudian ditimbang. Untuk menge tahui pertumbuhan ikan mas
digunakan rumus :
Wm : Wt – Wo (Effendi, 1997).
Keterangan :
Wm : Pertumbuhan mutlak (gr/5 ekor)
Wt : Berat rata-rata akhir ikan (gr/5 ekor)
Wo : Berat rata-rata awal ikan (gr/5 ekor)

b. Feed Convertion Ratio (FCR)


FCR (Feed Convertion Ratio) merupakan pengukuran kualitas
pakan yang dilakukan dengan membandingkan jumlah pakan yang

8
diberikan dengan pertambahan berat ikan yang dihasilkan selama
pemeliharaan. Untuk mengetahui FCR ikan mas maka menggunakan
rumus :
FCR : {F/(Wt + D) – Wo} (Tacon, 1987).
Keterangan :
FCR : Rasio konversi pakan
F : Jumlah pakan yang diberikan (gram)
Wt : Bobot biomassa ikan pada waktu t (gram)
Wo : Bobot biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram)
D : Bobot biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (gram)

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan adalah perubahan ikan, baik berat badan maupun panjang
dalam waktu tertentu. Perlakuan pemberian pakan cacing sutra (Tubifex sp.) pada
ikan Mas yang dipelihara selama 20 hari menunjukkan bahwa ikan Mas
mengalami pertumbuhan, hal ini terlihat dari perubahan (bertambahnya) berat
tubuh maupun panjang ikan Mas. Ikan Mas sebanyak 20 ekor dipelihara dalam
akuarium 1x0,5 meter. Keadaan air harus selalu jernih untuk menjaga kadar
oksigen yang dibutuhkan ikan, semakin keruh air maka semakin sedikit oksigen
yang terdapat didalam air (media peliharaan ikan).
Pakan yang digunakan adalah cacing sutra (Tubifex sp.). Pakan ini
diberikan ke ikan dalam kondisi segar (hidup) sebanyak 5 gram untuk 20 ekor
ikan Mas yang diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Pakan ini
tidak boleh diberikan terlalu banyak karena dapat menganggu pergerakan ikan
sehingga susah dalam pengambilan oksigen. Cacing sutra (Tubifex sp.) dipelihara
dalam wadah persegi, kondisi air cacing sutra harus selalu dijaga kejernihannya
dengan mengganti air sebanyak sehari sekali.
Tabel 1. Data Pengamatan Bobot Benih Ikan
Hari Ke- Jumlah Bobot/15 Ekor d Rata-Rata
0 1,004 gr 0,0502 gr
5 1,228 gr 0,0818 gr
10 1,233 gr 0,0822 gr
15 1,37 gr 0,0913 gr

Grafik Berat Ikan Mas


1.5
Berat Benih Ikan Mas

jumlah bobot
0.5
rata-rata

0
0 4 8 12

Hari Ke-

10
Laju pertumbuhan spesifik menjelaskan bahwa ikan mampu
memanfaatkan nutrien pada pakan untuk disimpan dalam tubuh dan
mengkonversinya menjadi energi. Laju pertumbuhan spesifik ikan Mas yang
mengalami kenaikan selama penelitian dengan pemberian pakan cacing sutra
(Tubifex sp.) yang menunjukkan bahwa ikan Mas mampu memanfaatkan nutrien
pakan untuk disimpan dalam tubuh dan mengkonversinya menjadi energi. Energi
digunakan oleh ikan untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ
seksual, perawatan bagian-bagian tubuh serta pergantian sel-sel yang telah rusak
dan kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan.
Dari pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan mutlak ikan yang dihitung
dengan pengurangan berat akhir ikan 1,37 gr dengan berat awal ikan 1,004 gr
yaitu 0,366 gr. Selisih berat ikan yang diamati setiap 5 hari sekali yaitu
perbandingan pada hari ke 5 dengan hari pertama yaitu 0,224, pada hari ke 10
dikurangi dengan hari ke 5 adalah 0,055 terlihat sangat jelas perbandingan berat
ikan mas, hal ini disebabkan oleh keadaan pakan yang tidak segar yang diberikan
kepada ikan. Pada hari ke 15 dikurangi hari ke 10 yaitu 0,137. Nilai Feed
Convertion Ratio (FCR) dengan membandingkan jumlah pakan yang dibagi
dengan berat akhir ikan 1,37 gr yang dikurangi berat ikan yang mati yaitu 1,004
gr, setelah diperoleh hasil kemudian dikurangi dengan berat awal ikan yaitu 1,204
iperoleh hasil akhir yaitu 0,881 gr.
Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dalam
pakan, karena protein merupakan sumber energi bagi ikan dan protein merupakan
nutrisi yang sangat dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Sesuai dengan (Widyati,
2009) yang menyatakan bahwa jumlah protein akan mempengaruhi pertumbuhan
ikan. Tinggi rendahnya protein dalam pakan dipengaruhi kandungan energi non-
protein yaitu yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Pemberian pakan cacing
sutra (Tubifex sp.) memberikan hasil terbaik dikarenakan cacing sutra memilki
kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang lainnya yaitu
52,4% protein, 13,30% lemak, 2,04% karbohidrat.
Selain memperhatikan jenis pakan yang diberikan kepada benih ikan mas,
keadaan lingkungan juga menjadi faktor utama dalam laju pertumbuhan benih
ikan mas. Ikan mempunyai suhu optimum tertentu untuk selera makannya.

11
Menurut Cholik et al (1986) bahwa kenaikan suhu perairan diikuti oleh derajat
metabolisme dan kebutuhan oksigen organisme akan naik pula, hal ini sesuai
dengan hukum Van’t Hoff yang menyatakan bahwa untuk setiap perubahan
kimiawi, kecepatan reaksinya naik 2–3 kali lipat setiap kenaikan suhu sebesar
10C. Djajasewaka dan Djajadireja (1990) menyatakan bahwa suhu optimum
untuk selera makan ikan adalah 25–27OC. Suhu optimum seperti ini akan dicapai
pada pagi dan sore hari. Menurut Pescod (1973) keadaan pH air yang sesuai untuk
pembenihan ikan mas adalah 6,5-8,5. Sedangkan ph air yang digunakan saat PKL
dalam pembenihan adalah 6,1. Ketidaksesuaian faktor lingkungan ini menjadi
salah satu penghambat pertumbuhan benih ikan mas.

12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pemberian pakan alami berupa cacing sutra berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio L.).
2. Laju pertumbuhan ikan terus meningkat tergantung pakan yang diberikan.

5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian “Pengukuran Bobot Benih Ikan
Mas (Cyprinus Carpio L.) yang Diberi Pakan Cacing Sutra (Tubifex Sp)”
sebagai berikut :
1. Disarankan menggunakan pakan yang tinggi protein seperti Tubifex sp.
dalam keadaan segar untuk mendapatkan hasil pertumbuhan yang
maksimal.
2. Disarankan pemeliharaan ikan ditempat yang kaya oksigen (terbuka) agar
membantu respirasi ikan, menjaga kebersihan air dan lingkungan sekitar
media pembenihan/pemeliharaan ikan, membersihkan ikan dengan
menyiram dengan air pada bagian tertentu seperti insang yang merupakan
tempat bersarangnya parasit ikan.
3. Disarankan melakukan penelitian lanjut tentang perlakuan yang berbeda
seperti penambahan zat lainnya dalam pakan dengan menggunakan ikan
yang berbeda (jenis dan ukurannya).

13
DAFTAR PUSTAKA

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2010. Budidaya Cacing Sutra


Tubifex sp. di Kolam dari Limbah Pakan Budidaya Lele. Jakarta : Dirjen
Perikanan Budidaya Direktorat Pembenihan DKP.
Afrianto, E & Liviawaty, E. 2005. Pakan Ikan (Pembuatan, Penyimpanan,
Pengujian dan Pengembangan). Yogyakarta : Penerbit Kasinius.
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar (Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas).
Yogyakarat : Penerbit Kanisius.
Cholik. F., Artati dan R.Arifudin., 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. INFIS
Manual seri nomor 26. Dirjen Perikanan. Jakarta. 52 hal.
Djajasewaka dan Djajadiredja. R., 1990. Budidaya Ikan di Indonesia. Cara
Pengembangannya. Badan Litbang Pertanian. Lembaga Penelitian
perikanan Darat. Jakarta. 48 hal.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2014. Laporan Kinerja Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Effendie M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.
163 hlm.
Effendie, M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka
Nusantara. 258hlmn.
Halver, J.E. 1972. The Vitamins. In: J.E. Halver (Ed). Fish Nutrition. Academic
Press, New York, pp. 30-103.
Handajani.2004. Penyusun Pakan Ikan terhadap Pertumbuhan dan Daya Cerna
Ikan Nila GIFT (Oreochromis sp.). Laporan Penelitian Hibah. Malang :
Fapetrik Universitas Muhammadiyah Malang. 7 hlm.
Ismail dan Ach. Khumaidi. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio
L.) di Balai Benih Ikan (BBI) Tenggarang Bondowoso. Samakia: Jurnal
Ilmu Perikanan Volume 7, No. 1, April 2016.
Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit pada Ikan Mas dan Koi. Jakarta :
Penerbit Agro Media Pustaka

14
Masrurotun. 2014. Pengaruh Penambahan Kotoran Ayam, Silase Ikan Rucah dan
tepung Tapioka dalam Media Kultur Terhadap Biomassa, Populasi dan
Kandungan Nutrisi Cacing Sutera (Tubifex sp.). Journal of Aquaculture
Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman
151-157.
Pardiansyah, D, dkk. 2014. Evaluasi Budidaya Cacing Sutra Tubifex sp. yang
Terintegrasi dengan Budidaya Ikan Lele Clarias sp. Sistem Bioflok. Jurnal
Akuakultur Indonesia 13 (1), 28-35 (2014).
Patriono, E., E. Junaidi dan A. Setiorini. 2009. Pengaruh Pemotongan Sirip
terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio).
Penelitian Sains Unsri, 09 :12-13.
Pescod, M.B., 1973. Investigation Of Rational Effluent and Stream Standards For
Tropical Countries. US Army Research and Development Group Far East.
PO San Fransisco. AIT Bangkok. 59 p.
Phimpilai, S., D. Ronald and F. B. Wardlaw. 2006. Relation of Two In Vitro
Assays in Protein Efficiency Ratio Determination on Selected Agricultural
by – Products. Journal Science Technology. 26 : 81-87.
Putranti, G.P. dkk. 2015. Pengaruh Protein dan Energi yang Berbeda Pada Pakan
Buatan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Ikan
Mas. Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4,
Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 38-45
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Binacipta.
Santoso. 1993. Memacu Pertumbuhan Ikan Mas. Jakarta : Penebar Swadaya.
Subandiyah., S. Satyani. D. Aliyah. 2003. Pengaruh Substitusi Pakan Alami
(Tubifex) dan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Tilan Lurik Merah
(Mastacembelus erythrotaenia Bleeker, 1850). Jurnal Iktiologi Indonesia,
Volume 3.
Tacon, A.G. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp-A
Traning Mannual. FAO of the United Nations. Brazil. 106-109 p.
Widyati, W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
Diberi Berbagai Jenis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis Daun

15
Lamtorogung Leucaena leucophala. Skripsi. Program Studi Teknologi dan
Manajemen Perikanan Budidaya. Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

16
Gambar 2. Cacing sutra (Tubifex sp.)

Gambar 3. Timbangan Digital

17

Anda mungkin juga menyukai