Disusun oleh :
Kelompok 11
UNIVERSITAS PADJADJARAN
ILMU KELAUTAN
Asisten labolatorium
Walim
NIP. 19901112 201604 3 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
MAS (Cyprinus carpio)” dapat terselesaikan dengan baik serta terusunnya laporan
praktikum ini.
Ucapan terima kasih praktikan ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu, baik itu materiil ataupun non materiil. Khususnya kepada Dosen
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangatlah kami harapkan.
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. S ......................................................................... Error! Bookmark not defined. Commented [ACPA5]: ?
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman Commented [ACPA6]: italized
2.2 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah
diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting
dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Hal
ini disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh
dan sekaligus menentukan kegiatan metabolisme, misalnya dalam hal respirasi.
Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang
yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme.
Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, ikan memiliki toleransi
terhadap suhu tertentu di lingkungannya, sehingga suhu dapat ditolerir oleh
berbagai jenis ikan, namun kisaran suhu yang sudah terlalu ekstrim dapat
menyebabkan kematian pada ikan.
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetep menempel
pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya tekanan udara dalam rongga mulut lebih
kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga menjadi aliran
air kedalam rongga mulut. Pada fase Inspirasi, O2 dan air masuk kedalam insang,
kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawah ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan.
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang Commented [ACPA12]: Ini juga, jgn ada jarak yg jauh,
ntar kangen
kembali ke kedudukan semula diikuti membukaanya celah insang. Air dalam
mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran
insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernafasan. Darah melepaskan
CO2 kedalam air dan mengikat O2 dari air. Pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawah
oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan
ke luar tubuh.
3.2.2 Bahan
No. Nama Bahan Fungsi
1. Benih Ikan Mas (3 Sebagai media yang akan dijadikan
Ekor) objek dalam praktikum ini.
2. Stok Air Panas Untuk mengubah suhu air sesuai
perlakuan (meningkatkan suhu)
3. Air Laut Untuk diukur suhunya dengan
termometer (menurunkan suhu)
1. Benih ikan Mas diambil sebanyak 3 ekor dari akuarium stok, lalu dimasukkan
ke dalam salah satu wadah plastik yang telah diisi media air.
2. Beaker glass diisi dengan air secukupnya, lalu diukur suhunya dan dicatat
hasilnya.
3. Pengamatan dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu :
a. T1 = untuk suhu kamar
b. T2 = untuk suhu 30C dan 60C di atas suhu kamar
c. T3 = untuk suhu 30C dan 60C di bawah suhu kamar
4. Satu persatu benih ikan mas dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah
diketahui suhunya (perlakuan a) kemudian dihitung banyaknya membuka dan
menutup operkulum benih ikan mas selama satu menit dengan menggunakan
hand counter dan stopwatch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak 3
kali untuk masing-masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar
kerja.
5. Setelah selesai mengamati benih ikan mas pertama dilanjutkan dengan benih
ikan mas berikutnya sampai semua benih ikan mas teramati. Ikan yang telah
diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik lain yang telah disediakan.
6. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit hingga
suhu pertama naik sebanyak 30C dan suhu kedua naik 60C. Pengamatan
selanjutnya dilakukan sama seperti point 5 dan 6.
7. Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c dengan
mengatur suhu air pada beaker glass sesuai dengan suhu yang diinginkan yakni
30C dan 60C dibawah suhu kamar dengan dimasukkannya es batu yang telah
dipecahkan sedikit demi sedikit. Pengamatan selanjutnya sama dengan point 5
dan 6.
8. Semua hasil pengamatan dicatat di dalam tabel hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
180
160
140
120
100 Ikan A
80 Ikan B
60 Ikan C
40
20
0
30 27 24 21 18
Suhu
Gambar 2. Data kelompok banyaknya buka tutup operculum benih ikan mas Commented [ACPA18]: gambar ke berapa ini the?
Masukin ke daftar gambar, rapighin lagi!
Grafik diatas memperlihatkan perbedaan angka buka tutup operculum pada
berbagai suhu. Pada suhu panas (300C), operculum pada ikan mas bergerak lebih
cepat dengan rata-rata sebanyak 132 kali, sedangkan pada suhu panas (270C) ikan
mas bergerak dengan rata-rata 144 kali, karena pada saat panas oksigen akan
menguap ke udara sehingga kadar oksigen terlarut di dalam air semakin
berkurang, hal itu menyebabkan ikan mas membuka tutup operculumnya lebih
cepat untuk mencari oksigen.
Pada saat suhu panas juga, pembuluh darah pada ikan mas akan membuka lebar
sehingga membutuhkan aliran darah yang deras, dan tentunya harus membawa
oksigen lebih banyak di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ikan mas.
Sedangkan pada suhu dingin (210C), gerakan buka tutup operculum ikan mas
lebih lambat yaitu denngan rata-rata 84 kali, sedangkan pada suhu dingin (180C)
pergerakan ikan mas rata-rata 90 kali. Hal ini dikarenakan pada suhu dingin
kelarutan oksigen di perairan meningkat, sehingga ikan mas akan mengurangi
frekuensi buka tutup operculumnya.
Pada temperatur suhu kamar (240C) buka tutup operculum ikan mas relatif
konstan dan stabil dibanding saat suhu panas dan dingin yaitu sebanyak 80 kali.
Frekuensi lebih cepatnya bukaan operculum pada ikan mas juga dipengaruhi oleh
keadaan ikan yang stress, karena perubahan suhu yang cukup besar dan mendadak
dapat menimbulkan ikan menjadi tidak nyaman dengan lingkungan barunya, hal
ini ditandai dengan naiknya kadar glukosa darah ikan.
Data hasil pengamatan banyaknya bukaan operculum ikan mas (Cyprinus carpio) Commented [ACPA19]: jangan ada jarak
.
Commented [ACPA20]: kasih kaeterangan di bagian x
Hasil Pengamatan Data Keseluruhan dan y nya
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
25,5°C 28,5°C 31,5°C 22,5°C 19,5°C
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
berikut, yaitu :
1. Perubahan suhu pada perairan sangat mempengaruhi frekuensi buka tutup
operculum pada benih ikan mas (Cyprinus carpio),
2. Pada suhu panas, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan mas
cenderung semakin cepat,
3. Pada suhu dingin, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan
mas cenderung melambat,
4. Pada suhu kamar, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan
mas cenderung stabil, dan
5. Kandungan oksigen terlarut dalam perairan dan keadaan ikan yang stress
juga menjadi penyebab semakin cepat atau semakin lambatnya buka tutup Commented [ACPA22]: rapihin
5.2 Saran
Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya praktikan lebih Commented [ACPA23]: rapihin
Ekawati, D., dkk. 2010. Studi kebiasaan makan nilem (Osteochilus hasselti C.V)
yang dipelihara pada karamba jaring apung di waduk Ir.H.Djuanda, Jawa
Barat. Di akses dari http://jurnalunpad.ac.id
Gambar 3. Ikan mas yang sudah diamati Gambar 4. Ikan mas diatas
suhu ruang
Dipindahkan kewadah yang lain Commented [ACPA25]: rapihin
Commented [ACPA26]: lampiran tabel data shift
lampirakan juga