Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PERUBAHAN SUHU MEDIA AIR

TERHADAP MEMBUKA DAN MENUTUP OPERCULUM


BENIH IKAN MAS (cyprinus carpio).

Disusun oleh :
Kelompok 11

1. Liana Chusnul Chotimah 230210180004


2. Maulana Andriansyah 230210180022
3. Shafanisha Azzahra 230210180054
4. Abisha Joses Amarda 230210180056 Commented [ACPA1]: Gausah kasih nomer

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

ILMU KELAUTAN

2019 Commented [ACPA2]: rapihin


LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air Terhadap Membuka


& Menutup Operculum Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Commented [ACPA3]: rapiihin

Kelas : Ilmu Kelautan

Kelompok : Liana Chusnul C. 230210180004


Maulana Andriansyah 230210180022
Shafanisha Azzahra 230210180054
Abisha Joses A. S. 230210180056

Jatinangor, Oktober 2019

Asisten labolatorium

Ardian Cahyo Pambudi


NPM. 230210160071

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

Walim
NIP. 19901112 201604 3 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

rahmat dan karunia-Nya seluruh rangkaian pelaksanaan praktikum Eko-Fisiologi

Hewan Laut dengan judul “PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS MEDIA

AIR TERHADAP MEMBUKA & MENUTUP OPERCULUM BENIH IKAN

MAS (Cyprinus carpio)” dapat terselesaikan dengan baik serta terusunnya laporan

praktikum ini.

Ucapan terima kasih praktikan ucapkan kepada semua pihak yang telah

membantu, baik itu materiil ataupun non materiil. Khususnya kepada Dosen

Pembimbing Mata Kuliah Eko-Fisiologi Hewan Laut serta asisten pembimbing

yang telah mengarahkan dan membimbing praktikan dari awal pelaksanaan

praktikum hingga terselesaikannya laporan praktikum ini. Praktikan juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada cemilan makanan maupun minuman

yang telah menemani praktikan dalam penyusunan laporan ini.

Praktikan selaku penyusun laporan selalu menyadari bahwa dalam laporan

ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangatlah kami harapkan.

Jatinangor, 4 Oktober 2019


DAFTAR ISI
Bab Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i4

DAFTAR TABEL ................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................... 2

1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................................. 3

II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

2.1 Ikan Mas ................................................................................................................ 4

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas .......................................................................... 4

2.1.2 Fisiologi Ikan Mas .............................................................................. 5

2.2 Suhu ............................................................................................................ 5

2.3 Sistem Respirasi......................................................................................... 6

2.3.1 Mekanisme Respirasi ......................................................................... 5

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Respirasi ............................................ 5

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................... Error! Bookmark not defined.

4.1 G ..............................................................................Error! Bookmark not defined.

4.1.1 L ..........................................................Error! Bookmark not defined.

V PENUTUP ......................................................... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ...........................................................Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ......................................................................Error! Bookmark not defined.


Commented [ACPA4]: rapiihin, jgn semua di bold

DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. S ......................................................................... Error! Bookmark not defined. Commented [ACPA5]: ?
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman Commented [ACPA6]: italized

1. Benih Ikan Mas ................................................. Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan hewan poikiloterm, yang berarti seluruh proses fisiologisnya
sangat tergantung kepada suhu lingkungan. (Isnaeni, 2006). Pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang paling utama
adalah kualitas air lebih khususnya lagi yaitu suhu. Suhu dapat mempengaruhi
berbagai aktivitas penting bagi ikan, seperti bernafas, pertumbuhan dan juga
reproduksi.
Suhu yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam
perairan dan juga dapat mengurangi selera makan ikan. (Kelabora, D. 2009). Ikan
mempunyai suhu optimum tertentu untuk mendapatkan selera makannya. Kenaikan
suhu derajat di perairan diikuti dengan kenaikan metabolisme dan juga kebutuhan
oksigen si organisme. Perubahan suhu yang begitu tinggi menyebabkan stress pada
ikan bahkan dapat membunuhnya. (Cholik et al. 1986).
Dalam praktikum Fisiologi Hewan Air ini praktikan akan mempelajari tentang
pengaruh perubahan suhu media air terhadap membuka dan menutup operculum
pada benih ikan mas (cyprinus carpio). Sehingga kami sebagai mahasiswa
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran dapat mengetahui
perlakuan yang benar terhadap keberlangsungan hidup berbagai macam ikan,
dalam hal ini yaitu ikan mas (cyprinus carpio).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui suhu yang optimum bagi pertumbuhan dan kelangsungan
hidup pada benih ikan mas (cyprinus carpio).
2. Mengetahui perubahan suhu panas dan dingin terhaap membuka dan
menutupnya operculum pada benih ikan mas (cyprinus carpio).
3. Praktikan diharapkan bisa menggunakan alat-alat yang akan di
praktikumkan dengan baik dan benar.
1.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat mengaplikasikan suhu yang optimum bagi pertumbuhan Commented [ACPA7]: rapihin

dan keberlangsungan hidup pada benih ikan mas (cyprinus carpio).


2. Praktikan dapat mengetahui perbedaan pergerakan operculum ikan mas
(cyprinus carpio). ketika di beri perlakuan dengan suhu tinggi maupun suhu
rendah.
3. Praktikan dapat menggunakan alat-alat praktikum dengan baik dan benar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas


Spesies ikan mas termasuk dalam genus Cyprinus dari family Cyprinidae.
Berdasarkan sejarahnya, ikan ini berasal dari China dan Rusia yang kemudian
disebarkan di daerah Eropa dan negara-negara Asia Timur dan selatan pada abad Commented [ACPA8]: rapihin bebski
pertengahan. Sekarang persebarannya telah merata di seluruh dunia, baik di alam
liar maupun sebagai ikan hias. Ikan mas juga termasuk ikan pemakan segala,
walaupun memiliki kecenderungan yang tinggi untuk memangsa organisme lain
khususnya organisme bentik. (Wasiwa 2014).
Ikan mas merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang mempunyai peluang
pengembangan budidaya besar untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat.
Disamping itu ikan mas merupakan sumber protein hewani untuk memenuhi gizi
harian (Sutanmuda, 2007). Di Indonesia, ikan mas telah dibudidayakan sejak
tahun 1920. Budidaya ikan mas dilakukan di kolam biasa, di sawah, waduk,
sungai air deras, maupun dalam keramba. Commented [ACPA9]: rapihin

Gambar 1. Benih Ikan Mas


(Sumber: dokumen pribadi)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas


Adapun klasifikasi ikan mas menurut (Khairul dan Khairuman, 2008) adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostrariophysi
Sub Ordo: Cyprinoidea
Family: Cyprinidae
Genus: Cryprinus
Spesies: Cyprinus carpio

2.1.2 Fisiologi Ikan Mas


Kondisi fisiologi pada ikan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. (Windarti,
dkk. 2010). Anatomi fisiologi pada ikan mas hampir sama dengan ikan pada
umumnya. Ikan mas mempunyai sistem penutup tubuh antara lain sisik, kelenjar
lendir dan sumber-sumber pewarnaan. Sistem pernapasan ikan mas berupa insang
dan organ-organ tambahan lain. Ikan mas juga mempunyai sistem ekskresi dan
osmoregulasi yang organ utamanya berupa ginjal. (Ajja, M. 2017). Commented [ACPA10]: rapihin, line spacing 1.5

2.2 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah
diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting
dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Hal
ini disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh
dan sekaligus menentukan kegiatan metabolisme, misalnya dalam hal respirasi.
Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang
yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme.
Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, ikan memiliki toleransi
terhadap suhu tertentu di lingkungannya, sehingga suhu dapat ditolerir oleh
berbagai jenis ikan, namun kisaran suhu yang sudah terlalu ekstrim dapat
menyebabkan kematian pada ikan.

2.3 Sistem Respirasi


Alat respirasi yang dimiliki oleh jenis ikan mas adalah insang. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap.
Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 keluar. Insang pada ikan bertulang
sejati ditutupi oleh operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum. Selain befungsi sebagai alat pernapasan, insang juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam, menyaring makanan, alat pertukaran ion,
dan osmoregulator.

2.3.1 Mekanisme Respirasi


Respirasi merupakan poses pengambilan oksigen, pengeluaran
karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Mekanisme
pernapasan ikan diatur oleh mulut dan insang yaitu ketika tutup insang
mengembang, membran brankiostega menempel rapat pada tubuh ikan, sehingga
air masuk melalui mulut dan sebaliknya ketika mulut tertutup, tutup insang
mengempis, rongga faring menyimpit dan membran brankiostega melonggar
sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang.
Ikan mas mempunyai alat respirasi berupa insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis, berwarna merah dan selalu lembab yang disebut dengan lamela.
Selain insang alat respirasi yaitu Operkulum yang berfungsi untuk melindungi
insang supaya saat melakukan respirasi udara yang masuk tidak tercampur
dengan zat-zat asing dari luar.
Pernafasan ikan mas dimulai dengan masuknya air sebagai pengikat
oksigen ke rongga mulut, setelah itu air melewati insang. Pada insang terjadi
penyaringan oksigen dan terjadi pertukaran gas karbondioksida di dalam darah
lalu dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk melalui arus air yang
masuk saat insang membuka. Oksigen yang disaring kemudian diedarkan melalui
kapiler-kapiler darah yang terdapat pada insang (Storer, 1961).
Ada 2 fase dalam mekanisme pernafasan yaitu :
1. Fase Inspirasi Ikan

Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetep menempel
pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya tekanan udara dalam rongga mulut lebih
kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga menjadi aliran
air kedalam rongga mulut. Pada fase Inspirasi, O2 dan air masuk kedalam insang,
kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawah ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan.

Gambar 2. Mekanisme pernapasan ikan

(Sumber: e-learning 2010) Commented [ACPA11]: jaraknya emang segini? Emang


jau? Kaya aku dan kamu?

2. Fase ekspirasi ikan

Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang Commented [ACPA12]: Ini juga, jgn ada jarak yg jauh,
ntar kangen
kembali ke kedudukan semula diikuti membukaanya celah insang. Air dalam
mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran
insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernafasan. Darah melepaskan
CO2 kedalam air dan mengikat O2 dari air. Pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawah
oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan
ke luar tubuh.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Respirasi


Bernafas adalah pengambilan oksigen dan mengeluarkan Commented [ACPA13]: Rapihin maemunah

karbondioksida. Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dapat berlangsung


melalui proses difusi. Oksigen merupakan unsur penting bagi kelangsungan hidup
organisme. Oksigen dibutuhkan untuk proses oksidasi bahan-bahan makanan
dalam tubuh hewan agar dihasilkan energi untuk aktivitas hidupnya. Energi
berupa ATP yang prosesnya disebut metabolisme aerobik. Pengambilan oksigen
untuk metabolisme dan pengeluaan CO2 sebagai sampah metabolic dilakukan
dengan mekanisme yang menggunakan system respiratori (Kimball 1992).
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen
dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
dengan semakin tingginya salinitas.
Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya
proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis.
Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,
karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak
digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik.
Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada
jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan
diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak
atau memijah.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Ekologi Fisiologi Hewan Air Commented [ACPA14]: rapihin
terhadap pengaruh perubahan suhu media air terhadap membuka dan menutup
operculum benih ikan mas dilaksanakan pada rabu, 02 Oktober 2019 pukul 15.00-
17.00 WIB dan bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut Commented [ACPA15]: rapihin
:
3.2.1 Alat
No. Nama Alat Fungsi
1. Beaker Glass Tempat untuk menyimpan ikan yang
diamati
2. Wadah Plastik Sebagai tempat ikan sesudah dan
sebelum diamati
3. Water Bath Sebagai penangas air
4. Termometer Untuk mengnukur suhu air
Hg/Alkohol
5. Hand Counter Untuk menghitung bukaan operculum
6. Timer / stopwatch Untuk mangamati waktu Commented [ACPA16]: tabel rapihin, jgn semua dikasih
border, liat yg lain bikin tabel gimana

3.2.2 Bahan
No. Nama Bahan Fungsi
1. Benih Ikan Mas (3 Sebagai media yang akan dijadikan
Ekor) objek dalam praktikum ini.
2. Stok Air Panas Untuk mengubah suhu air sesuai
perlakuan (meningkatkan suhu)
3. Air Laut Untuk diukur suhunya dengan
termometer (menurunkan suhu)

3.3 Prosedur Praktikum


Prosedur yang digunakan pada paktikum ini adalah sebagai berikut:
0. Beaker glass 1000 ml disiapkan sebagai wadah perlakuan dan dua wadah
plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati. Commented [ACPA17]: langkah ke – 0 hmmm

1. Benih ikan Mas diambil sebanyak 3 ekor dari akuarium stok, lalu dimasukkan
ke dalam salah satu wadah plastik yang telah diisi media air.
2. Beaker glass diisi dengan air secukupnya, lalu diukur suhunya dan dicatat
hasilnya.
3. Pengamatan dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu :
a. T1 = untuk suhu kamar
b. T2 = untuk suhu 30C dan 60C di atas suhu kamar
c. T3 = untuk suhu 30C dan 60C di bawah suhu kamar
4. Satu persatu benih ikan mas dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah
diketahui suhunya (perlakuan a) kemudian dihitung banyaknya membuka dan
menutup operkulum benih ikan mas selama satu menit dengan menggunakan
hand counter dan stopwatch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak 3
kali untuk masing-masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar
kerja.
5. Setelah selesai mengamati benih ikan mas pertama dilanjutkan dengan benih
ikan mas berikutnya sampai semua benih ikan mas teramati. Ikan yang telah
diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik lain yang telah disediakan.
6. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit hingga
suhu pertama naik sebanyak 30C dan suhu kedua naik 60C. Pengamatan
selanjutnya dilakukan sama seperti point 5 dan 6.
7. Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c dengan
mengatur suhu air pada beaker glass sesuai dengan suhu yang diinginkan yakni
30C dan 60C dibawah suhu kamar dengan dimasukkannya es batu yang telah
dipecahkan sedikit demi sedikit. Pengamatan selanjutnya sama dengan point 5
dan 6.
8. Semua hasil pengamatan dicatat di dalam tabel hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok


Berikut ini grafik rata-rata hasil pengamatan membuka dan menutup operculum
pada ikan mas:

180
160
140
120
100 Ikan A
80 Ikan B
60 Ikan C
40
20
0
30 27 24 21 18

Suhu
Gambar 2. Data kelompok banyaknya buka tutup operculum benih ikan mas Commented [ACPA18]: gambar ke berapa ini the?
Masukin ke daftar gambar, rapighin lagi!
Grafik diatas memperlihatkan perbedaan angka buka tutup operculum pada
berbagai suhu. Pada suhu panas (300C), operculum pada ikan mas bergerak lebih
cepat dengan rata-rata sebanyak 132 kali, sedangkan pada suhu panas (270C) ikan
mas bergerak dengan rata-rata 144 kali, karena pada saat panas oksigen akan
menguap ke udara sehingga kadar oksigen terlarut di dalam air semakin
berkurang, hal itu menyebabkan ikan mas membuka tutup operculumnya lebih
cepat untuk mencari oksigen.
Pada saat suhu panas juga, pembuluh darah pada ikan mas akan membuka lebar
sehingga membutuhkan aliran darah yang deras, dan tentunya harus membawa
oksigen lebih banyak di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ikan mas.
Sedangkan pada suhu dingin (210C), gerakan buka tutup operculum ikan mas
lebih lambat yaitu denngan rata-rata 84 kali, sedangkan pada suhu dingin (180C)
pergerakan ikan mas rata-rata 90 kali. Hal ini dikarenakan pada suhu dingin
kelarutan oksigen di perairan meningkat, sehingga ikan mas akan mengurangi
frekuensi buka tutup operculumnya.
Pada temperatur suhu kamar (240C) buka tutup operculum ikan mas relatif
konstan dan stabil dibanding saat suhu panas dan dingin yaitu sebanyak 80 kali.
Frekuensi lebih cepatnya bukaan operculum pada ikan mas juga dipengaruhi oleh
keadaan ikan yang stress, karena perubahan suhu yang cukup besar dan mendadak
dapat menimbulkan ikan menjadi tidak nyaman dengan lingkungan barunya, hal
ini ditandai dengan naiknya kadar glukosa darah ikan.

4.2 Data Kelas

Data hasil pengamatan banyaknya bukaan operculum ikan mas (Cyprinus carpio) Commented [ACPA19]: jangan ada jarak

.
Commented [ACPA20]: kasih kaeterangan di bagian x
Hasil Pengamatan Data Keseluruhan dan y nya
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
25,5°C 28,5°C 31,5°C 22,5°C 19,5°C

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Suhu
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Temperatur
25,5°C 143,2 146 154,2
28,5°C 154,2 150,9 144,7
31,5°C 179,5 143,1 155,7
22,5°C 130,8 125,8 135,4
19,5°C 97,1 110,3 95,5 Commented [ACPA21]: tabel jgn kaya gini
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
berikut, yaitu :
1. Perubahan suhu pada perairan sangat mempengaruhi frekuensi buka tutup
operculum pada benih ikan mas (Cyprinus carpio),
2. Pada suhu panas, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan mas
cenderung semakin cepat,
3. Pada suhu dingin, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan
mas cenderung melambat,
4. Pada suhu kamar, frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan
mas cenderung stabil, dan
5. Kandungan oksigen terlarut dalam perairan dan keadaan ikan yang stress
juga menjadi penyebab semakin cepat atau semakin lambatnya buka tutup Commented [ACPA22]: rapihin

operculum benih ikan mas (Cyprinus carpio).

5.2 Saran
Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya praktikan lebih Commented [ACPA23]: rapihin

melakukan pengamatan dengan teliti untuk meminimalisir kesalahan


pendataan dikarenakan pergerakan ikan mas yang begitu cepat sehingga sulit
untuk diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Ajja, M. 2017. Makalah Fisiologi Ikan. Diakses dari https://id.scribd.com

Astrajingga, R. 2014. Fisiologi Ikan. Diakses dari https://id.scribd.com

Ekawati, D., dkk. 2010. Studi kebiasaan makan nilem (Osteochilus hasselti C.V)
yang dipelihara pada karamba jaring apung di waduk Ir.H.Djuanda, Jawa
Barat. Di akses dari http://jurnalunpad.ac.id

Kelabora, D.M. 2009. Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan


pertumbuha ;larva ikan mas (Cyprinus carpio).

Khairul dan Khairuman. 2018. Pembenihan Ikan Konsumsi. Jakarta : Gramedia


Pustaka

Nybakken, J. W.. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta :


Gramedia Pustaka. Commented [ACPA24]: akang baca di tipus banyak
abnget sitasi, kenapa disini Cuma dikit?
LAMPIRAN

Gambar 1. ikan mas suhu ruang Gambar 2. Ikan mas sedang


dihitung operculumnya

Gambar 3. Ikan mas yang sudah diamati Gambar 4. Ikan mas diatas
suhu ruang
Dipindahkan kewadah yang lain Commented [ACPA25]: rapihin
Commented [ACPA26]: lampiran tabel data shift
lampirakan juga

Anda mungkin juga menyukai