Anda di halaman 1dari 27

PERHITUNGAN KADAR HEMATOKRIT

IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Diajukan untuk memenuhi nilai Praktikum Fisiologi Hewan Air

Disusun Oleh:
Kelompok 11 / Perikanan A
Bagus Susilo 230110210007
Inas Maya Tamimah Hanun 230110210020
Benediktus Felix Krisnawan 230110210032
Akmal Habib Munawar 230110210040
Radhidhia Thariq Zuhair 230110210051
Azka Zanira Sudiyana 230110210060

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Perhitungan Kadar Hematokrit Ikan Mas (Cyprinus


carpio)
Kelas Perikanan : Perikanan A
Kelompok : 11
Nama NPM
1. Bagus Susilo 230110210007
2. Inas Maya Tamimah Hanun 230110210020
3. Benediktus Felix Krisnawan 230110210032
4. Akmal Habib Munawar 230110210040
5. Radhidhia Thariq Zuhair 230110210051
6. Azka Zanira Sudiyana 230110210060

Jatinangor, 17 Oktober 2022

Asisten Laboratorium

Wanda Agustinawati
NPM. 230110200029

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

Drs. Walim Lili, M.Si.


NIP. 19571026 198803 1 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan kuasa-Nya penulis
diberikan nikmat sehat sehingga bisa menyelesaikan laporan praktikum mata
kuliah Fisiologi Hewan Air yang berjudul “Perhitungan Kadar Hematokrit Ikan
Mas (Cyprinus carpio)”. Laporan praktikum ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu penugasan praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air. Tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air ;
2. Asisten Laboratorium mata kuliah Fisiologi Hewan Air ;
3. Seluruh anggota kelompok 11 ;
4. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan penulis, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan praktikum selanjutnya sangat
dihargai, penulis ucapkan terima kasih.

Jatinangor, 17 Oktober 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................i


I. PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................1
1.3 Manfaat ......................................................................................1
II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................3
2.1 Ikan Mas (Cyrprinus carpio) .......................................................3
2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan.....................................................4
2.3 Darah dan Jantung Ikan ...................................................................... 5
2.4 Kadar Hematokrit Ikan ....................................................................... 7
III. BAHAN DAN METODE ..............................................................8
3.1 Tempat dan Waktu .....................................................................8
3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................8
3.2.1 Alat .........................................................................................8
3.2.2 Bahan ......................................................................................9
3.3 Prosedur Praktikum ...................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................11
4.1 Data Kelompok ..........................................................................11
4.2 Data Kelas ..................................................................................12
V. KESIMPULAAN DAN SARAN ...................................................13
5.1 Kesimpulan ................................................................................13
5.2 Saran ..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................14
LAMPIRAN ...................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1. Ikan Mas ........................................................................................3
2. Grafik Bobot Ikan dan Nilai Hematokrit Kelompok.....................11
3. Grafik Bobot Ikan dan Nilai Hematokrit Kelas Perikanan A .......12

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Alat yang digunakan......................................................................8
2. Bahan yang digunakan ..................................................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi hewan air adalah studi mengenai fungsi dan mekanisme organ dan
organisme yang hidup di air salah satunya ikan. Usaha mengembangkan dan
memajukan bidang perikanan, pengetahuan mengenai habitat, penyebaran, dan
aspek biologi dari ikan menjadi dasar utama dalam usaha ini, dimana nilai
hematokrit sangat berhubungan dengan kesehatan ikan. Kesehatan ikan sulit
ditentukan secara visual. Dengan demikian, metode lain perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan ikan selain secara morfologi dan gejala klinis, salah
satunya dengan melakukan perhitungan nilai hematokrit pada darah ikan
(Alamanda et.al 2007).
Darah menjadi salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat
kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit maupun keadaan
lingkungan. Ikan yang terserang penyakit akan mengalami perubahan pada nilai
hematokrit. Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked
Cell Volume (PCV). Atau dapat dikatakan bahwa hematokrit merupakan persentase
volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan (Keohane et.al 2015).
Dalam perhitungan hematokrit, apabila darah disentrifuge maka darah akan
terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri
dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping
darah). Sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan darah yang terdiri dari
air protein, garam anorganik dan substansi organik bukan protein. Perhitungan nilai
hematokrit dibaca dalam Reading Chart Hematocrit.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan analisis lebih lanjut
mengenai nilai hematokrit pada ikan mas mengingat ikan mas merupakan ikan air
tawar yang banyak dibudidayakan baik dalam skala rumah tangga maupun industri.
Sebagai mahasiswa perikanan, perhitungan nilai hematokrit pada ikan menjadi hal
dasar yang harus diketahui dan dipahami. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum
“Perhitungan Kadar Hematokrit Ikan Mas (Cyprinus carpio)” ini.

1
2
2

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui,
mempelajari, memahami, dan menganalisis perhitungan kadar hematokrit pada
ikan mas (Cyprinus carpio), sekaligus untuk memenuhi tugas Praktikum Fisiologi
Hewan Air.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan praktikum ini adalah dapat mengetahui dan
memahami mengenai hasil analisis perhitungan kadar hematokrit pada ikan mas
(Cyprinus carpio), serta melatih kesabaran dan ketelitian dalam menganalisis dan
mengolah data hasil praktikum.
2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas (Cyrprinus carpio)


Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki bentuk
tubuh memanjang dan memipih tegak (compressed). Secara garis besar tubuh ikan
mas terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Mulut, sepasang
mata, hidung dan operculum terletak di bagian kepala. Seluruh tubuh ikan mas
ditutupi dengan sisik yang besar berjenis cycloid yaitu sisik halus yang berbentuk
lingkaran. Mulut ikan mas terletak diujung tengah dan dapat disembulkan
(protakil). Pada bagian anterior mulutnya terdapat dua pasang sungut. Sepasang
lubang hidung dan sepasang tutup insang terletak dibagian kepala. Pada bagian
tubuh ikan mas terdapat garis linea lateralis yang memanjang mulai dari belakang
operculum atau tutup insang sampai bagian pangkal ekor (Cahyono 2001).
Ikan mas memiliki lima buah sirip yaitu sirip dorsal yang terletak dibagian
punggung, sirip pektoral yang terletak dibagian dada atau belakang tutup insang,
sirip ventral yang terletak di bagian perut, sirip anal yang terletak dibagian belakang
dubur, dan sirip caudal yang terletak dibelakang atau ujung tubuh dengan bentuk
cagak (Santoso 2011). Ikan mas betina dan ikan mas jantan sangat mudah
dibedakan. Tubuh ikan mas betina lebih gemuk dibandingkan dengan ikan mas
jantan pada umur yang sama (Hardjamulia 1978).

Gambar 1. Ikan Mas


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3
4
3444444

2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan


Sistem peredaran darah mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai alat
transport oksigen, karbondioksida, sari-sari makanan, maupun hasil metabolisme.
Darah membawa substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian tubuh dan
menjaga tubuh untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik. Eritrosit (sel darah
merah membawa oksigen, leukosit (sel darah putih) menjaga tubuh dari serangan
patogen sedangkan kombinasi trombosit dan faktor pembeku berperan menyumbat
kebocoran pembuluh darah tanpa menghambat alirannya (Fujaya 2004).
Sistem peredaran darah bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur
sirkulasi peredaran darah yang dimulai dari jantung, kemudian darah menuju insang
untuk melakukan pertukaran gas. Atau dapat dikatakan bahwa darah hanya satu kali
melewati jantung dalam setiap rangkaiannya. Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal
aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil.
Selain itu, sebagian darah dari insang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi
bilamana tidak semua output jantung dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal
aorta dan pembuluh eferen yang lain (Soewolo 2005).
Sebagaimana hewan vertebrata lainnya, ikan juga memiliki sistem
peredaran darah yang bersifat tertutup dimana dalam proses peredaran darahnya
darah selalu berada didalam pembuluh. Dengan kata lain, darah tidak pernah
meninggalkan pembuluh darah dan tidak mengisi rongga tubuh. Sistem peredaran
darah ini ikan cukup sederhana yang terdiri dari pembuluh jantung, darah, dan
pembuluh darah.
Menurut Santoso (1993) Ikan Mas merupakan binatang berdarah dingin,
artinya temperatur tubuhnya sangat dipengaruhi/ditentukan pada temperature air
dan akan berubah sesuai dengan temperatur lingkungan. Beberapa binatang
memang menghasilkan panas metabolisme untuk mempertahankan temperatur
tubuhnya. Namun, ikan mas tidak mampu menyesuaikan produksi panas
metabolismenya atau mengendalikan kehilangan panas tubuhnya
melalui mekanisme fisiologi. Karena itu, temperature tubuh tidak bisa konstan dan
akan berubah mengikuti perubahan temperatur luar tubuhnya Melalui penyesuaian
5
2

tingkah lakunya, misalnya dengan berpindah tempat mencari bagian air yang lebih
dingin atau lebih hangat sesuai dengan yang diinginkannya.

2.3 Darah dan Jantung Ikan


Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah dianggap sebagai
jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang terendam dalam
plasma darah. Aliran dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar
semua jaringan sel mampu melaksanakan fungsinya, dan juga darah merupakan
salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Darah ikan
tersusun dari sel – sel darah yang tersuspensi dalam plasma yang diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh (Moyle dan Cech 1988). Fungsi darah ikan antara lain
mengedarkan sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh (Lagler et al. 1977).
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung
ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang.
Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah
dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Sinus venosus adalah struktur
penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang
depan jantung. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah
dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi
darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang
laluke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Irianto 2005).
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Darah ada yang berupa padatan
maupun cairan, yang termasuk kedalam padatan adalah sel darah merah (eritrosit)
6

dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang berbentuk cairan ialah plasma darah.
Jumlah sel darah merah sangat menentukan fungsi peredaran oksigen. Eritrosit
yang terlalu rendah akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu
tinggi menandakan ikan tersebut dalam keaadaan yang stres (Wademeyer dan
Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006).
Hemoglobin dalam darah menyebabkan darah berwarna merah, berfungsi
untuk mengikat oksigen. Menurunnya kadar haemoglobin dapat dijadikan petunjuk
mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan
mendapatkan infeksi. Sedangkan meningkatnya haemoglobin menyebabkan ikan
stres. Semakin rendah kadar haemoglobin yang dimiliki maka semakin kecil
kemampuan untuk mengangkut oksigen ke dalam tubuh dan dapat menyebabkan
mudahnya terinfeksi penyakit (Kuswardani, 2006). Eritrosit (sel darah merah)
merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral
dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa
(Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006)
Ikan memiliki organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung, yang
terletak pada ruang perikardial disebelah posterior insang. Jantung pada organisme
akuatik mempunyai tiga kamar utama yang terdiri dari dua atrium dan satu
ventrikel. Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu atrium (auricle) yang berdinding
tipis dan ventrikel yang berdinding tebal serta terdapat ruang tambahan berdinding
tipis yang disebut sinus venosus. Ruang ini berfungsi sebagai penampung darah
dari ductus cuvieri dan vena hepaticus serta mengirimkannya ke atrium. Antara
sinus venosus dengan atrium terdapat katup sinustrial.Darah kemudian dikirim ke
ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium dilakukan oleh katup
antrioventricular. Sistem kerja jantung yang seperti pompa memiliki dua
mekanisme gerak, yaitu sistole (suatu keadaan dimana ventrikel menyempit dan
mengalami kontraksi) dan diastole (suatu keadaan dimana ventrikel mengembang
dan mengalami relaksasi) (Sukiya 2005).
Jantung maerupakan organ sirkulasi darah yang esensial. jantung
merupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari pembulu darah atau struktur
musculat berongga yang bentuknya menyerupai keruncut dan dilingkupi atau
7

diselimuti oleh kantung perikardial. pada ikan terdapat bagian rostral hati dan
bagian ventral dari rongga mulut. Denyut jantung secara umum terdapat dua tipe
yaitu neurogenik dan miogenik. jantung neurogenik denyut akan tetap ritmis
meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Berbeda dangan jantung neurogenik
yang bila hubungan syaraf dengan jantung diputuskan, jantung akan berhenti
berdenyut, jantung miogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang
membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan alat pacu jantung. pada ikan dan
amphibi letaknya pada sinus venosus (Gonawi, et al. 2008).
Sistem jantung ikan mas merupakan organ sirkulasi darah dalam tubuh,
jantung ikan mas terletak pada ruang pericardial di sebelah posterior insang.
kontraksi otot jantung ikan mas yang ditimbulkan merupakan saran untuk
mengkonversi energi kimiawi menjadi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran
darah. Tekanan hidrolik jantung dangat proposional mulai dari jaringan arteri,
arteriolik, kapiler darah, dan vena dengan katup-katup pengaturanya sedemikian
sehingga menjadi terarah dan seimbang (Gonawi, , et al. 2008)
Peran jantung sangat penting dalam hubunganya dengan pemompa darah ke
seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah, sirkulasi darah adalah sistem yang
berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen,
karbondioksida, garam-garam, antibodi, senyawa N, dari tempat asal ke seluruh
bagian tubuh yang diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah
sampai ke bagian jaringan-jaringan tubuh (Gonawi, , et al. 2008).

2.4 Kadar Hematokrit Ikan


Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam
darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah
satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang
dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi
tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa
pemijahan (Kuswardani, 2006).
Shabirah et al. (2019) menyatakan bahwa kadar hematokrit ikan mas
berkisar antara 21-44%, sedangkan menurut Soltanian et al. (2018) kadar
hematokrit ikan mas normal mencapai 40%. Peningkatan kadar hematokrit juga
8

dipengaruhi oleh bertambahnya ukuran ikan. Nursatia et al. (2017) menyatakan


bahwa nilai hematokrit dapat berubah tergantung dari musim, suhu dan pemberian
pakan dan dampak pemberian imunostimulan. Nilai hematokrit bervariasi
tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa
pemijahan.
5\lkjbvbnl\

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Perhitungan Kadar Hematokrit
Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang dilaksanakan pada Senin, 10 Oktober 2022 pukul
09.30-11.30 di Laboratorium Akuakultur Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Fisiologi Hewan
Air, disertakan dalam bentuk tabel dibawah ini.

3.2.1 Alat
Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum.
Tabel 1. Alat yang digunakan

No Nama Alat Fungsi


1 Timbangan Untuk menimbang bobot tubuh ikan uji.
2 Diseccting Kit Untuk membedah ikan uji.
3 Penjepit arteri Untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis.
Pipa kapiler
4 Untuk memampung sampel darah segar.
heparinized
Sentrifuge Sebagai alat bantu pemisah antara plasma darah dan
5
hematokrit sel darah.
Wax/malam Untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang
6
lilin telah berisi darah segar.
Hematocrit
7 Sebagai papan pembaca nilai hematokrit (%).
reading chart
8 Alat tulis Untuk mencatat hasil perhitungan.

8
9

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Bahan yang digunakan

No Nama Alat Fungsi

Ikan mas
1 sebagai bahan percobaan atau yang diamati.
(uk. ± 100 g)

3.3 Prosedur Praktikum


Berikut ini adalah prosedur yang harus dilakukan :
1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan
ditimbang lalu dicatat bobotnya.
2. Pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka
kita), tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian
otak depan, hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan
sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan.
3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian
anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur
(exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat).
4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu
biarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah.
5. Putuskan dengan menggunakan gunting, lalu siapkan dan dekatkan
salah satu ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara
perlahan-lahan dan hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler
tersebut sampai ± 3⁄4 volumenya.
6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa
kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah
berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan
kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara
homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak
disepanjang kolom pipa kapiler.
9 5\lkjbvbnl\

10

7. Tutup salah satu ujungnya dengan menancapkan secara tegak lurus


pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan.
8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara
masing-masing pipa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa
kapiler yang bertutup).
9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm.
10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi
dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada
“Hematocrit Reading Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma
sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu
tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah
(dalam %).
11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam
wadah terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran
agar bisa dibuang pada tempat yang semestinya.
9 5\lkjbvbnl\

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok


Berikut merupakan grafik hasil perhitungan kadar hematokrit pada ikan mas
kelompok 11.

Gambar 2. Grafik Bobot Ikan dan Nilai Hematokrit Kelompok

Berdasarkan praktikum fisiologi hewan air kelompok 11, dari hasil


perhitungan yang telah kami lakukan didapat bahwa nilai hematokrit yang telah
kami dapatkan adalah 19% yang menandakan bahwa ikan mas yang kami amati
menunjukan terjadinya anemia dikarenakan menurut Shabirah et al. (2019)
menyatakan bahwa kadar hematokrit ikan mas berkisar antara 21-44%, sedangkan
menurut Soltanian et al. (2018) kadar hematokrit ikan mas normal mencapai 40%
dan Kuswardani (2006) menyatakan nilai hematokrit kurang dari 22%
menunjukkan terjadinya anemia.

11
9 5\lkjbvbnl\

12

4.2 Data Kelas


Berikut merupakan grafik hasil perhitungan kadar hematokrit pada ikan
mas kelas perikanan A.

Gambar 3. Grafik Bobot Ikan dan Nilai Hematokrit Kelas Perikanan A

Dapat diperhatikan dari gambar grafik diatas menunjukan perbedaan nilai


hematokrit pada setiap ikan yang berbeda dan bobot yang berbeda, ini menandakan
bahwa kadar hematokrit bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis
kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan sama seperti yang dikatakan oleh
Kuswardani (2006) dan Soltanian et al. (2018) menyatakan bahwa Peningkatan
kadar hematokrit juga dipengaruhi oleh bertambahnya ukuran ikan.
9 5\lkjbvbnl\

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum perhitungan kadar hematokrit
ikan mas (Cyprinus carpio) dengan metode mikrohematokrit, diperoleh kesimpulan
bahwa ikan mas yang diamati kelompok 11 dengan bobot tubuh 94,45 gram
memiliki kadar hematokrit sebesar 19%. Artinya, ikan mas tersebut mengalami
anemia. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena parasit yang menyebabkan ikan
mas menjadi lemas.

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan dapat datang tepat waktu
sesuai jadwal yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama dan dapat lebih
hati-hati dalam membedah ikan uji agar organ-organ didalamnya tidak rusak,
terutama bagian jantung ikan. Praktikan juga diharapkan untuk lebih teliti lagi
dalam membaca kadar hematokrit menggunakan Hematocrit Reading Chart.

13
9 5\lkjbvbnl\

DAFTAR PUSTAKA

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.


Alamanda, I. E., N. S. Handajani., A. Budiharjo. 2007. Penggunaan Metode
Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan
Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa
Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas. 8(1) : 34-38.
Keohane, E. M., Smith, dan Walenga, J. M. 2015. Rodaks’s Hematology: Clinical
Principles and Applications.
Santoso, B. 1993. Ikan Mas. Kanisius, Yokyakarta. 39 Halaman.
Shabirah, A., Rosidah, Y. Mulyani, dan W. Lili. (2019). Effect of Types Isolated
Lactic Acid Bacteria on Hematocrit and Differential Leukocytes Fingerling
Common Carp (Cyprinus carpio L.) Infected with Aeromonas hydrophila
bacteria. WNOFNS, 24: 22-35
Nursatia., Sarjito dan A.H.C. Haditomo. (2017). Pemberian Ekstrak Bawang Putih
dalam Pakan sebagai Imunostimulan terhadap Kelulushidupan dan Profil
Darah Ikan Patin (Pangasius sp). Journal of Aquaculture Management and
Technology 6(3) : 234-241.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Penerbit Rineka Cipta. 179 Hal.
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.
Purwanto, A. 2006. Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio Yang Terinfeksi
Koi Herpes Virus. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Mulyani S.2006. Gambaran Darah Ikan Gurame OsphronemusGouramy yang
Terinfeksi Cendawan Achlya sp. pada Kepadatan 320 dan 720spora per ml.
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Departemen
Lagler KF, Bardach JE, RR Miller, Passino DRM. 1977. Ichthyology. John Willey
and Sons. Inc. new York-London. 506 hal.
Moyle, P. B. & J. J. Cech. (1988). Fishes. An Introduction to Ichthyology. Second
Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Irianto. 2005. Jenis Trichodina sp. Parasit Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Ngrajek
Jawa Tengah. Gadjah Mada University Press, Yogyakaka.
Kuswardani, Y. 2006. Pengaruh pemberian Resin Lebah Terhadap Gambaran
Darah Maskoki Carassius auratus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Shabirah, A., Rosidah, Y. Mulyani, dan W. Lili. (2019). Effect of Types Isolated
Lactic Acid Bacteria on Hematocrit and Differential Leukocytes Fingerling
Common Carp (Cyprinus carpio L.) Infected with Aeromonas hydrophila
bacteria. WNOFNS, 24: 22-35
Nursatia, Sarjto, Haditomo AHC. 2017. Pemberian Ekstrak Bawang Putih dalam
Pakan sebagai Imunostimulan terhadap Kelulushidupan dan Profil Darah
Ikan Patin (Pangasius sp). Journal of Aquaculture Management and
Technology 6(3): 234-241

14
LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Alat Praktikum

Timbangan Wadah Plastic Sentrifuge Hematokrit

Wax Pipa Kapiler Hematocrit Reading Chart

Dissecting Kit

Lampiran 2. Bahan Praktikum

Ikan Mas (Cyprinus carpio)


17

Lampiran 3. Prosedur Bagan Alir


18
19

Lampiran 4. Table Hasil Pengamatan Kelompok

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengamatan Kelas


20

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai