Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Biologi Perairan

FEKUNDITAS IKAN PATIN (Pangasius hypophtalmus)

ZAHRATUR RAISAH
220330013
AKUAKULTUR IIIA

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat dan rahmatnya
penulis dapatmenyelesaikan Laporan Praktikum Biologi perikanan yang berjudul
“Identifikasi dan pengenalam jenis ikan Patin (Pangasius hypophtalmus)” sampai
selesai. Selawat beserta salam tak lupa pula kita hadirkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, semoga amal syafaatnya kita dapat diakhirat kelak.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktikum, laporan ini
disusun secara sistematis serta dijelaskan secara rinci menggunakan kalimat
sederhana dan mudah dimengerti. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Biologi perikanan di kehidupan sehari-hari bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Muliani,
S.Pi., M.Si dan Ibu Anisnugrahawati S.PI., M.S selaku Dosen mata kuliah Biologi
perikanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan saya sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni, dan
saya juga mengucapkan terima kasih kepada asisten dosen mata kuliah Biologi
perikanan yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan-arahan, saran,
serta bimbingan selama praktikum dilaksanakan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya dalam proses pembelajaran
dikemudian hari.

Bireuen, 12 Oktober 2023

Zahratur Raisah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................v
1. PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Praaktikum..................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi ikan patin (Pangasius hypophtalmus)..........3
2.2 Habitat ikan patin ( Pangasius hypophtalmus).......................................4
2.3 Fekunditas Gonad ikan patin (Pangasius hypophtalmus)......................4
3. METODE PRAKTIKUM............................................................................6
3.1 Waktu Dan Tempat.................................................................................6
3.2 Alat Dan Bahan.......................................................................................6
3.3 Metode Praktikum..................................................................................6
3.4 Prosedur Kerja........................................................................................6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................8
4.1 Hasil........................................................................................................8
4.2 Pembahasan............................................................................................8
5. KESIMPULAN.............................................................................................10
5.1 Kesimpulaan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11
LAMPIRAN......................................................................................................12

ii
DAFTAR TABEL

1. Alat Dan Fungsi................................................................................................6


2. Bahan dan Fungsi..............................................................................................6

iii
DAFTAR GAMBAR

1. ikan patin (Pangasius hypophtalmus).............................................................3

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Fekunditas ikan patin (Pangasius hypophtalmus).........................................12

v
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biologi Perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir kealam) kemudian
makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara
alami atau oleh karena factor lain. Biologi Perikanan ini merupakan pengetahuan
dasar ketika mendalami pengetahuan Dinamika Populasi ikan, Pengembangan
spesies ikan dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan
di perairan laninya (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan).
Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas
dengan insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan
karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut
dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat ditemukan hampir

di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda
(Adrim, 2010).
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk
perkembangan gonad. Tingkat kematangan gonad ditentukan secara morfologis
dan histologis. Untuk menentukan TKG secara morfologis menggunakan bantuan
kamera Canon 550 dengan lensa fix 50 mm manual + extension tube. Contoh
gonad yang dibuat menjadi preparat histologis merupakan gonad yang masih
segar dan tidak mengandung formalin maupun berbagai zat lain (Kariyanti,
2014).
Ikan Patin (Pangasius sp.) adalah salah satu ikan asli perairan indonesia
yang telah berhasil didomestikasikan. Jenis-jenis ikan patin di Indonesia sangat
banyak, antara lain Pangasius pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius
polyuranodon, Pangasius humelaris, Pangasius lithostoma, Pangasius nasutus,
Pangasius niewenhuisii, Pangasius sutchi, Pangasius hypophtalmus dan masih
banyak lagi. Di Indonesia terdapat 13 jenis ikan patin, namun 2 spesies yang telah
2

berhasil dibudidayakan yakni ikan patin siam dan patin jambal. Selain di
Indonesia ikan patin juga beredar di kawasan Asia lainnya seperti di Vietnam,
Thailand, dan China (Ghufran, 2010).

1.2. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengamati dan mengetahui nilai fekunditas pada ikan.
2. Untuk mengetahui Perbedaan pengawetan telur.
3. Untuk mengetahui metode perhitungan telur.

1.3. Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari hasil laporan praktikum ini diharapkan dapat
digunakansebagai sarana untuk memberikan informasi dasar mengenai fekunditas
ikan patin (Pangasius hypophtalmus) sehingga dapat berguna untuk praktikum-
praktikum selanjutnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Ikan patin (Pangasius hypophtalmus)


Menurut Ghufran (2010), klasifikasi Ikan Patin Siam sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypophtalmus.

.
Gambar 1. Ikan patin (Pangasius hypophtalmus)
Ikan Patin Siam (Pangasius hypophtalmus) memiliki badan berwarna putih

seperti perak dengan punggung berwarna biru tetapi tidak bersisik. Panjang
tubuhnya kurang lebih mencapai 120 cm. Patin Siam memiliki kepala yang relatif
kecil dengan mulut yang terletak diujung kepala agak sebelah bawah. Terdapat
dua pasang kumis yang terletak pada sudut mulutnya, fungsinya yaitu sebagai
peraba. Ikan patin adalah spesies ikan yang hidup di air tawar yang sangat dikenal
luas oleh masyarakat, karena memilki rasa yang enak. Namun, disisi lain ikan
patin juga ikan yang mampu hidup di peraiaran yang jelek, sehingga inilah yang
menjadikan ikan ini sangat menarik untuk dibudidayakan secara komersial. Ikan
patin juga ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak
dibudidayakan oleh masyarakat (Bosman dkk., 2013).
4

2.2 Habitat Ikan patin (Pangasius hypophtalmus)


Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dicari
oleh masyarakat. Ikan ini banyak diminati sebagai menu kuliner karena memiliki
kandungan lemak paling rendah jika dibanding jenis ikan lainnya. Permintaan
pasarnya pun cukup tinggi, sehinga memberikan proses cerah dalam hal
pembudidayaan. Dalam budidaya ikan air tawar, ada beberapa jenis wadah yang
dapat digunakan antara lain adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung/ karamba
jaring apung. Jenis-jenis kolam dapat dibedakan berdasarkan sistem budidaya yang
akan diterapkan dan sumber air yang digunakan (Youdastyo, 2010).
Ikan patin merupakan jenis ikan dasar perairan (demersal). Hal ini
dibuktikan dengan bentuk mulutnya yang melebar dan menghadap ke bawah serta
kebiasaan hidupnya yang lebih suka menetap di dasar dari pada muncul di
permukaan perairan. Pada habitat aslinya ia hidup di sungai yang dalam , agak
keruh dan dasar yang berlumpur. Ikan ini bersifat nocturnal, keluar dari
persembunyiannya dan melakukan aktivitas pada malam hari. Patin hidup secara
berkelompok atau bergerombol. Hal ini merupakan faktor yang dapat merangsang
nafsu makannya.

2.3. Fekunditas Ikan patin (Pangasius hypophtalmus)


Ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu
jenis ikan introduksi berasal dari Thailand pada tahun 1972. Ikan patin siam juga
ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik pada tahap
pembenihan maupun pembesaran. Ikan ini memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi kadar kolesterol yang relatif rendah serta memiliki kandungan kalori
sehingga ikan ini baik untuk dikonsumsi. Ikan patin banyak dikonsumsi di
Indonesia karena dagingnya tergolong enak, lezat dan gurih, kandungan nutrisi
ikan patin yaitu protein 7,51%, lemak 6,57%, dan air 75,21% (Puspita, 2014).
Karena permintaan pasar pada benih patin siam terus meningkat maka
perlu melakukan produksi benih dengan cara pemijahan buatan. Metode
pemijahan buatan pada prinsipnya memanipulasi lingkungan budidaya sama
seperti lingkungan alami ikan sehingga pemijahan dapat berlangsung sepanjang
tahun (Andriani et al, 2021). Pemijahan secara buatan memiliki beberapa
kelebihan di antaranya adalah 1) benih yang diperoleh memiliki ukuran yang
5

seragam karena berasal dari satu induk yang sama, 2) benih yang diperoleh
memiliki kualitas yang baik karena induk yang dipijahkan telah diseleksi
sebelumnya dan 3) benih yang diperoleh memiliki jumlah yang tinggi, karena
telur yang diperoleh melalui pengurutan/striping sehingga semua telur yang ada
dalam gonad akan keluar (Asiah et al, 2020). Dengan demikian diharapkan dapat
meningkatkan produksi benih dan permintaan pasar.
3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari senin, 30 oktober 2023, pukul 13.00-
15.00 WIB. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah di
Laboraturium Nutrisi Ikan, Program studi Akuakultur, Fakultas Pertanian,
Universitas Malikussaleh.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan Fungsi
No. Alat Fungsi
1. Nampan Untuk wadah ikan
2. Alat tulis Untuk menulis hasil praktikum
3. Penggaris Untuk mengukur
4. Pisau Untuk membelah ikan

Tabel 2. Bahan dan Fungsi


No. Bahan Fungsi
1. Ikan patin Untuk bahan praktikum
2. Tisu Untuk mengelap
3. Dokumentasi Untuk bukti praktikum

3.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung dengan metode pengumpulan data primer. Data primer diperoleh dengan
mengamati fekunditas ikan patin, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
literatur yang berasal dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan
judul praktikum ini.

3.4 prosedur Kerja


Adapun prosedur praktikum pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memakai baju lab warna putih
2. Siapkan ikan yang akan di amati, kemudian letakkan ikan di atas
nampan yang sudah di sediakan
7

3. Wajib mengikuti kuis/respon


4. Buatlah gambar ikan pada lembar yang sudah disediakan
5. Selanjutnya lakukan pengamatan mengambil data meristik dan
morfometrik ikan patin lalu tuliskan hasil pengamatan pada lembar
yang telah disediakan.
6. Masukkan ikan kedalam kantung plastik/ wadah dan Setelah itu
bersihkan nampan dengan cara mencucinya menggunakan
sabun,kemudian keringkan dengan menggunakan tisu.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar
tubuh ikan patin adalah sebagai berikut:
1. Morfometrik ikan patin
 Panjang tota ( TL) = 68cm
 Panjang baku (SL) = 56cm
 Panjang Frock (FL) = 59cm
 Berat tubuh 3,5 kl
2. Jenis kalamin menurut ahli
a) Tkg menurut cassie
 Tingkat kematangan ke lll
b) Tkg menurut Nikolsky
 Masa produk sesuai masak
c) Tkg menurut kesteven
 Perkembangan ll
3. Panjang ovari = 7 cm
Diameter ovari = 3 cm
4. Jumlah telur ovari
 Berat ovari = 28,4
 Jumlah ovari = 16,923,530
 Rumus Metode gravimetrik
X= W/w . x
= 28,4 gram/3 gram . 2,820,588,3
= 9,46 . 2,820,588,3
= 26,682,762,48 butir

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian Arddhi agung (2010), menyarankan debit air 0,1 L.detik-1
untuk pemeliharaan ikan patin ukuran 7,5 cm dengan padat tebar 6 ekor.L-1
dalam sistem resirkulasi dengan volume air 128 L. Berdasarkan informasi
9

tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh padat tebar terhadap


pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin (Pangasius sp.) berukuran 3 ±
0,5 cm dalam sistem resirkulasi dengan debit air 0,1 L.detik-1.
Menurut (Romi susanti,2012) Perlakuan yang diberi penambahan tepung
cacing menghasilkan proses pematangan gonad yang lebih cepat bila
dibandingkan dengan yang tidak diberi penambahan tepung cacing. Pada periode
sampling yang ketiga dan keempat (Gambar 1.) jumlah sel telur rata-rata yang
ada pada diameter ukuran 0,6-0,8 (TKG III) maupun diameter 0,9-1,1 mm (TKG
IV) pada perlakuan pakan yang diberi penambahan tepung cacing tanah sebesar
10%, 20% dan 30% lebih banyak dibandingkan jumlah sel telur rata-rata pada
perlakuan kontrol.
Menurut (Evi tahafari, 2010) Perkembangan ovari ikan patin hibrida ini
berdasarkan pengamatan secara makroskopis menunjukkan terjadinya
diferensiasi seksual yang normal, tidak menunjukkan terjadinya kondisi intersex,
ovari berwarna abu-abu kemerahan, berbentuk kantung pendek dengan ukuran
yang kecil, sangat berlemak, beberapa diantaranya rudimenter, dengan nilai
indeks gonadosomatik (GSI = Gonado Somatic Indices) berkisar 0,05-0,92%.
Menurut (Shogir muhammad,2020) Sampel ikan yang diperoleh dari
tambak dipreparasi sampai menjadi serbuk. Serbuk ikan patin dan nila
diabukandan dihitung persentase kadar abu dengan menggunakan metode
analisis gravimetri. Kandungan mineralnya dijelaskan menggunakan
spektrometer XRF. Ikan patin mengandung mineral 12,43 % dengan komposisi
mineral makro K 14,70 % (23,76 mg/kg), Ca 64,20 % (79,88 mg/kg), P 14,70 %
(18,29 mg /kg), S 0,24 % (0,29 mg/kg), mikro Fe 0,32 % (0,39 mg/kg), Zn 0,24
% (0,29 mg/kg), Cu 0,079 % (0,09 mg/kg), dan unsur runut Rb 0,29 % (0,36
mg/kg), Sr 0,47 % (0,58 mg/kg), Re 0,07 % (0,08 mg /kg), Yb 0,22 % (0,27
mg/kg). Daging patin mengandung mineral 8,04 % dengan komposisi mineral
makro K 53,90 % (43,42 mg/kg), Ca 26,00 % (20,94 mg/kg), P 14,70 % (11,84
mg /kg), mikro Fe 4,28 % (3,44 mg/kg), Zn 0,52 % (0,41 mg/kg), Cu 0,14 %
(0,11 mg/kg), dan unsur runut Rb 0,45 % (0,36 mg/kg), Re 0,10 % (0,08).
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Morfometrik Morfometrik ikan patin, Panjang tota ( TL) = 68cm, Panjang
baku (SL) = 56cm, Panjang Frock (FL) = 59cm, Berat tubuh 3,5 kl
2. Jenis kalamin menurut ahli, Tkg menurut cassie, Tkg menurut Nikolsky,
Tkg menurut kesteven
3. Panjang ovari = 7 cm, diameter ovari = 3 cm
4. Jumlah telur ovari, berat ovari = 28,4, jumlah ovari = 16,923,530, rumus
Metode gravimetrik adalah X= W/w . x
DAFTAR PUSTAKA

Arddhiagung GF. 2010. Kinerja Produksi Benih Ikan Patin Pangasius


hypophthalmus Ukuran 3 INCI dalam Sistem Resirkulasi dengan Debit Air
yang Berbeda, Skripsi (Tidak dipublikasikan). Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Ariayani, W. P., Firmansyah, I., Prama, E. A.,Wulandari, J. R. 2021. Pembenihan
Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) Menggunakan Induksi
Hormon HCG (Human Chorioic Gonadtropin) Dan Ovaprim Di Dinas
Kelautan Dan Perikanan Subang, Jawa Barat: Jurnal Ilmu Perikanan, 12
(1) : 47 – 51.
Asiah N, Aryani N, Alawi H, Suharman I, Harjoyudanto Y, Darfia NE. 2020.
Pemijahan Buatan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Pada Unit
Pembenihan Alaskobar Farm. Apllkasi Riset kepada Masyarakat 1 (1) :
70-76.
Brawidyastiti. 2013. Teknik Pembesaran Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus).
Malang: UB.
Ghufran M. Dan Kordi. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar Di
Kolam Terpal. Lily.publiyer : yogyakarta.hal.122-123
Parlaungan, I. 2010. Tinjauan Teknologi Pembesaran Ikan Patin. Dipetik
November Senin, 2016, dari Tinjauan Teknologi Pembesaran Ikan Patin
Web Site: http://bakorluh.riau.go.id
Pratiwi, Rifqah. 2014. Korelasi Kualitas Air Terhadap Kinerja Pertumbuhan
Benih Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Ukuran 1 Inci Di Balai
Pengembangan Budidaya Air Tawar Subang. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor.
Purbayanto, A., Riyanto, M., & Fitri, A. D. 2010. Fisiologi dan Tingkah Laku
Ikan pada Perikanan Tangkap. Bogor: PT Penerbit PB Press.
Puspita, RM. 2014. Budidaya Ikan Patin Cepat Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.
Putra, A. M., Eriyusni, & Lesmana, I. 2014. Pertumbuhan Ikan Patin yang
Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Perikanan, 1- 13.
Razi. 2015. Kelebihan Pakan Alami Dan Pakan Buatan Ikan Patin Sia
(Pangasianodon hypophthalmus). Jakarta: Penebar Swadaya.
Rena. 2010. Proses Pemijahan Semi Buatan Dengan Teknik Srtipping
(Pengurutan) Pada Ikan Patin Siam. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sari. 2022. Analisis Kualitas Air Di Kolam Pembesaran Ikan Patin Siam
(Pangasianodon hypophthalmus) Di UPTD Karang Intan.
Savitri, A. 2016. Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Pada
Sistem Bioflok Dengan Pemberiaan Feeding Rate (FR) yang Berbeda.
Jurnal Perikanan, 21- 30.
LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Ikan patin (Pangasius hypophtalmus)

Pembelahan ikan patin

Telur ikan patin

Anda mungkin juga menyukai