Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

TINGKAH LAKU REPRODUKSI


Tambakan (Helostoma temminckii)

OLEH :

LAILI FITRIANI HASIBUAN


2104111707
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SENIN / SESI 1 / 08.30
KELOMPOK 3
CLAURISA PRISKILA HUTAGALUNG

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022

KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
yang berjudul “Tingkah laku Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada Praktikum Biologi Perikanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ikan dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan
juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Ridwan Manda Putra,
M.Si selaku Dosen Biologi Perikanan yang telah memberikan pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 02 November 2022

Laili Fitriani Hasibuan

DAFTAR ISI
iii

Isi Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................iv
I. PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................. Latar
Belakang..................................................................................1
1.2.................................................................................................. Tujuan
.................................................................................................2
1.3.................................................................................................. Manfaat
.................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tingkah Laku Reproduksi.......................................................3
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat..................................................................5
3.2. Alat dan Bahan........................................................................5
3.3. Metode Praktikum...................................................................5
3.4. Prosedur Praktikum.................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil........................................................................................7
4.2. Pembahasan............................................................................8
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.............................................................................10
5.2. Saran ......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................12
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. Otolith Ikan Tambakan (Helostoma teminckii)...................7
Gambar 2. Metode Pengasahan dengan Otolith berukuran kecil..........7
Gambar 3. Otolith Ikan Tambakan yang sudah di asah.........................8
v

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir kealam) kemudian
makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara
alami atau oleh karena faktor lain.
Ikan merupakan organisme tingkat tinggi yang memiliki nilai ekonomis dan
ekologi penting. Mengingat pentingnya keberadaan ikan dalam suatu ekosistem,
maka diperlukan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi, antara lain tingkat
kematangan gonad, fekunditas, hubungan panjang berat, seksualitas ikan, ruaya,
pemijahan, awal daur hidup, kebiasaan makanan dan cara memakan, persaingan
dan pemangsaan, pertumbuhan ikan, umur ikan, analisis populasi dan analisa
saluran pencernaan yang merupakan kunci penting dan harus diperhatikan untuk
menjamin kelestarian sumberdaya dan usaha budidaya ikan tersebut.
Perbedaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara pasti kapan suatu individu ikan itu ikan menetas dari telur, yang dapat kita
ketahui adalah beberapa ukuran panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap
oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat
mengetahui beberapa lama individu spesies ikan itu telah dipelihara dan kalau kita
ingin melacak lebih lanjut kita dapat mengetahui kapan individu spesies ikan itu
menetas dari telurnya.
Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan pada
bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics (4 musim).
Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu
lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti
ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada
vi

sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otholit yang
menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya
membentuk Annulus (Effendi, 1979).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk menentukan
umur suatu spesies inidividu ikan baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam suatu jenis ikan melalui tulang otolith.
1.3. Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui umur ikan berdasarkan
pengamatan tulang otolith dan untuk mengenal lebih jauh tentang bagaimana
menentukan umur suatu ikan baik melalui sisik, tulang vertebrate, tulang
operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit.
vii

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tingkah Laku Repoduksi


Kegiatan pemijahan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ikan
dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup generasinya dari waktu ke
waktu. Spesies-spesies ikan yang terdapat dialam ini dapat dikelompokkan
menjadi ikan ovipar, vivipara dan ovovivipar. Manda et al (2011) Penentuan
umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini
hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung
yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan alami.
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu
individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa
ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain
halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita mengetahi berapa lama
individu ikan tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut
kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya (Penuntun Praktikum
Bioper, 2009).
Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan
umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah : sisik kunci,
tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otolith.
Sisik kunci pada ikan bersisik cycloid terletak diatas garis linea lateralis 3 baris
sisik di depan pangkal dasar sirip punggung bagian depan dan pada ikan bersisik
ctenoid terletak di bawah garis linea lateralis di belakang ujung dasar sirip dada,
arah ke posterior tubuh. Pembacaan umur harian melalui tulang otolith pada larva
atau anak-anak ikan untuk daerah tropis mulai berkembang dilakukan pada tahun
1980an.
viii

Seiring dengan pertumbuhan, batu telinga didalam sacculus menjadi


bertambah besar. Pengendapan calcium disekeliling batu etlinga kurang rapat
pada waktu ikan tumbuh cepat, tetapi pada waktu terjadi kelambatan
pertuimbuhan endapan calcium tadi semakin rapat. Dengan menentukan
kerapatan letak endapan tadi yang terlihat berbeda akan dapat diketahui umur ikan
tadi. Proses dan keadaan yang sama terjadi pula pada jari-jari sirip, pembacaan
umur dengan menggunakan batu telinga atau jari-jari sirip keras tidak dapat secara
langsung seperti tulang operculum atau tulang punggung, tetapi harus
menggunakan alat tambahan yaitu kaca pemmbesar. Tanda tahunan pada batu
telinga atau tulang otholit ada yang dapat dibaca langsung dibawah mikroskop
tetapi kebanyakan tidak, melainkan harus dihauluskan dulu permukaannya atau
dibuat menjadi tipis agar hasilnya baik. Demikian juga jari-jari sirip harus dbuat
terlebih dahulu dengan menggunakan gergaji yang khusus dibuatb untuk itu
(Effendie, 1995 dalam Beni, 2009).
Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith
terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari
sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam
keseimbangan dan menanggapi bunyi. (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I.
Siregar, 1985).
ix

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 03 pukul 08.30-10.30
WIB. Tempat praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

III.2. Alat dan Bahan


Bahan utama dalam praktikum ini adalah Otolith ikan tambakan (Helostoma
temminckii), crystal bon, dan aquades. Adapun alat yang digunakan yaitu Buku,
pena, pensil, penghapus, penggaris 30cm, mikroskop, pinset, serbet, kaca objek,
tisu gulung, hot plot (setrika), timbangan Sartorius, batu asahan, nampan, jarum
dan buku penuntun.

III.3. Metode Praktikum


Dalam melakukan praktikum ini, Metode yang digunakan adalah
menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang
dipraktikumkan, artinya pengamatan dilakukan terhadap otolith ikan tambakan itu
secara langsung. Selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun
praktikum Biologi Perikanan. praktikum di laksanakan secara langsung di
Laboratorium Biologi Perairan. Menggunakan Jas Lab dan alat-alat laboratorium.

III.4. Prosedur Praktikum

Pertama-tama sepotng kecil crystal bond diletakkan diujung objek glass dan
dipanaskan di atas hot plat (setrika) sampai meleleh. Otolith diletakkan pada
crystal bond yang sudah meleleh tersebut dengan posisi inti otolith tepat pada
garis tepi objek glass (atau setengah dari otolith tidak menempel pada objek
x

glass). Kemudian objek glass diambil dari atas hot plat (setrika) dan crystal bond
diletakkan diatas nampan yang berisi air, biarkan mengeras sehingga otolith
melekat kuat. Sesudah itu bagian otolith yang tidak menempel pada objek glass
diasah dengan menggunakan batu pengasah kasar. Setelah setengah dari otolith
terasah ,pinggiran otolith diasah dengan menggunakan batu pengasah halus
sampai pinggiran otolith rata dengan pinggiran objek glass. Otolith yang masih
melekat pada objek glass dipanaskan lagi sampai crystal bon meleleh. Sementara
itu pada objek glass lain, sepotong kecil crystal bon diletakkan pada bagian tengah
objek glass dan dipanaskan. Otolith yang tinggal setengah tersebut diambil dan
dipindahkan ke objek glass baru dan diletakkan pada crystal bon yang meleleh
dengan posisi tegak, dimana bidang asahan pada posisi menempel pada objek
glas. Otolith diasah lagi sampai didapatkan potongan melintang otolith yang tipis
dan lingkaran pertumbuhan dapat dilihat dengan jelas. Selanjutnya otolith diamati
dibawah mikroskop. Pada proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam
nampan plastic dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asahan terendam.
Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass dignakan jarum pentol yang beri
tangkai.
xi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 1. Otolith Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


xii

Gambar 2. Metode pengasahan dengan otolith berukuran kecil

Gambar 3. Otolith Ikan Tambakan yang sudah diasah

IV.2. Pembahasan

Untuk menentukan umur secara mendetail digunakan metode yaitu yang


dikenal dengan metode otolith, karena metode ini dapat mengetahui umur harian
ikan sampel. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah
kepala dipakai untuk keseimbangan dan penentuan umur ikan. Otolith ini juga
dapat digunakan sebagai tanda tahunan pada ikan.

Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, kenyataan nya suu lingkungan sekitar tidak
begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi
tanda tahunan dari hasil susunan sirkulasi yang rapat tidak begitu nyata
xiii

bentuknya. Akan tetapi di beberapa daerah tertentu ikan-ikan yang hidup di


daerah tropis dapat memiliki tanda tahunan yang nyata. Tanda tahunan ini bisa di
baca pada ikan Gabus (Channa striata) yang terdapat di Srilanka (Kilambi. 1986)
dan duri dari sirip dada “Calfish” (Chrysicthys nigridigitatus lacepe) yang
terdapat di Nigeria (Ezenwa dan Ikismiju, 1981).

Pengamatan ini dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang dan


garis gelap pada otolith ikan. Jika garis terang tampak di depan garis gelap, maka
pada masa kecil tersebut hidup di lingkungan yang terjaga dan besar hidup di
lingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak di depan garis terang, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup di lingkungan tercemar dan pada saat besar
hidup di lingkungan yang jernih.
xiv

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pemijahan merupakan bagian dari kegiatan reproduksi yang sangat
menentukan dalam kelangsungan hidup suatu spesies dari generasi ke generasi
beikutnya. Pemijahan tiap spesies ikan memiliki kebiasaan yang berbeda,
tergantung pada sifat spesies ikan-ikan tersebut. Keberhasilan penambahan
populsi sangat bergantung pada pemijahan. Dengan demikian pemijahan suatu
spesies ikan menuntut suatu kepastian demi keamanan dan kelangsungan hidup
keturunannya yaitu dengan memperhatikan tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan untuk diri dan keturunannya.
Setiap spesies ikan ketka melakukan pemijahan dilaksanakan secara
biseksual yaitu dengan cara mempertemukan sel kelamin (gamet) yang diproduksi
oleh testes ikan jantan berupa spermatozoa dan yang diproduksi ovari ikan betina
berupa telur. Proses pertemuan spermatozoa dan telur pada sebagian besar spesies
ikan berlangsung didalam air/perairan (fertilasi eksternal) dan sebagian kecil di
antaranya berlangsung didalam tubuh induk ikan betina (fertilasi internal).
Kegiatan tingkah laku reproduksi dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu : fase
pra pemijahan, fase pemijahan fase pasca pemijahan. Tingkah laku ini erat
hubungannya dengan sifat ikan itu sendiri.
V.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan
memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan
praktikum tersebut. Dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya
melakukan dengan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum dan
xv

diarapkan juga ketenangan laboratorium dijaga agar berjalan lancar saat


berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Ezenwa , B.I.O and K. Ikusemizu. 1981. Age and Growth Determination In


Catfish, (Crysichthyes nigrodigittatus, Lecepede) by Used of The
Dorsal tin. J. Fisa. Biol (19) : 345-351.
Kilambi, R.V. 1970. Age, Growth and Reproductive Strategy of The Snake
head (Ophiocephalus striatus) from Srilanka. J. Fish. Biol. (29) :
13-22.
Manda, R, Pulungan, Windarti. 2011. Biologi Perikanan. Universitas Riau,
Pekanbaru.
Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais
(Siluroidae lais) dari Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar.
Pusat Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.
Ricker, W.E. 1971. Methods for Assement of Fish Production in Freshwater.
Blackwell Scientifich Publication, Oxford and Edinberg.
Ridwan Manda et al. 2022. Buku Penuntun Pratikum Biologi Perikanan.
Laboratorium Biologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
Windarti. 2007. Pemotongan dan Pengasahan Otolith Rlatif Besar. Biologi
Perikanan. Universitas Riau, Pekanbaru.
xvi

LAMPIRAN
xvii

Alat Tulis

Serbet
xviii

Buku penuntun prsktikum

Tisu
xix

Pinset Mikroskop

Setrika Jarum

Nampan Batu Asahan


xx

Objek glas Otolith ikan tambakan

Crystal bon Otolith di mikroskop

Anda mungkin juga menyukai