OLEH:
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Penentuan Umur Ikan Motan
(Thynnichthys thynnoides)’’.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ikhtiologi. Saya mengucapakan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini”.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan keliruan. Semoga dapat memakluminya dan semoga laporan ini
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca. Diharapkan adanya
kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan dalam
penulisan laporan ini dan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui umur ikan berdasarkan
pengamatan tulang otolith dan untuk mengenal lebih jauh tentang bagaimana
menentukan umur suatu ikan baik melalui sisik, tulang vertebrate, tulang
operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ricker (2001), penelitian tentang umur dari suatu individu ikan
yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu. Penentuan
umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini
hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung
yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan alami.
Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith
terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari
sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam
keseimbangan dan menanggapi bunyi (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I.
Siregar, 2004)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan
plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi
pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan
baru asah pada otolith/ ruas tulang punggung menjadi halus/ tidak telihat.
Bila batu asah tidak direndam maka permukaan otolith/ ruas tulang
punggung yang diasah menjadi kasar dan lingkaran pertumbuhan tidak terlihat.
Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum jahit yang diberi
tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas (dipanaskan pada
hot plate atau lampu bunsen), sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum
tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun klasifikasi dari ikan tambakan adalah Phylum: Chordata, Kelas:
Actinopterygii, Ordo: Perciformes, Sub ordo: Anabantoidei, Famili:
Helostomatidae, Genus: Helostoma, Spesies: Helostoma temminckii.
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak
begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi
tanda tahunan dari hasil susunan sirkulasi yang rapat tidak bigitu nyata bentuknya.
Akan tetapi dibeberapa daerah tertentu ikan-ikan yang hidup di daerah tropis
dapat memiliki tanda tahunan yang nyata. Tanda tahunan ini bisa dibaca pada ikan
Gabus (Channa striata) yang terdapat di Srilangka (Kilambi. 1986) dan duri dari
sirip dada “Calfish” (Chrysicthys nigrodigitatus lacepe) yang terdapat di Negeria
(Ezenwa dan Ikismiju, 1981).
5.1 Kesimpulan
Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan
alami. penentuan umur secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu
dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) dan harian (Sirculus) pada
bagian-bagian tubuh yang keras, dengan metoda frekuensi panjang (Metoda
petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya
diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA