Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PENENTUAN UMUR IKAN


IKAN MOTAN (Thynnichthys thynnoides)

OLEH:

ADE PUTRA PAKPAHAN


2104112974
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SENIN/PERTAMA/08.30-11.30
KELOMPOK 2
UNENG RHAHMA SARI

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Penentuan Umur Ikan Motan
(Thynnichthys thynnoides)’’.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ikhtiologi. Saya mengucapakan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum ini”.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan keliruan. Semoga dapat memakluminya dan semoga laporan ini
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca. Diharapkan adanya
kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan dalam
penulisan laporan ini dan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 01 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian
makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara
alami atau oleh karena faktor lain. Ikan merupakan organisme tingkat tinggi yang
memiliki nilai ekonomis dan ekologi penting. Mengingat pentingnya keberadaan
ikan dalam suatu ekosistem, maka diperlukan pengetahuan tentang beberapa
aspek biologi salah satu diantara adalah penentuan umur ikan. Individu ikan ada
yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek. Ikan-ikan yang memiliki
umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif, pergerakan lambat, sebagai
penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat pernafasan tambahan dan tahan
terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen terlarut, suhu dan salinitas.

Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan


(Annulus) atau harian (Sikulus) pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan
pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah
subteropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim
dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga
sangat mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri
sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang
sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus. Dengan mengetahui umur ikan
dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui
keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan
tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan baik (Effendie
dalam Pulungan, 2006).

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk menentukan
umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
jenis ikan melalui tulang otolith.
2.1.2 Manfaat

Manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui umur ikan berdasarkan
pengamatan tulang otolith dan untuk mengenal lebih jauh tentang bagaimana
menentukan umur suatu ikan baik melalui sisik, tulang vertebrate, tulang
operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penentuan Umur Ikan

Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam


bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita
ketahui adalah berapa panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh
nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat
mengetahui kapan individu ikan itu menetas dari telurnya. (Manda et al, 2006)

Menurut Ricker (2001), penelitian tentang umur dari suatu individu ikan
yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu. Penentuan
umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini
hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung
yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan alami.

Menurut Manda et al (2006), penentuan umur secara tidak langsung dapat


dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan mempelajari tanda-tanda tahunan
(Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, dengan
metoda frekuensi panjang (Metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang
tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan
yang hidup didaerah tropis. Penentuan umur ikan yang mungkin untuk
dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode frekuensi panjang
(metode petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan
ikan.Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat
pertumbuhan relatif pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat
dipengruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam


pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (2001) dan Ricker (2001) adalah:
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otolith. Sisik kunci pada ikan bersisik cycloid terletak di atas garis linea
lateralis 3 baris sisik di depan pangkal dasar sirip punggung bagian depan dan
pada ikan bersisik ctenoid terletak di bawah garis linea lateralis dibelakang ujung
dasar sirip dada, arah ke posterior tubuh. Pembacaan umur harian melalui tulang
otolith pada larva atau anak-anak ikan.

Seiring dengan pertumbuhan, batu telinga di dalam sacculus menjadi


bertambah besar. Pengendapan calcium di sekeliling batu telinga kurang rapat
pada waktu ikan tumbuh cepat, tetapi pada waktu terjadi kelambatan pertumbuhan
endapan calcium tadi semakin rapat. Dengan menentukan kerapatan letak endapan
tadi yang terlihat berbeda akan dapat diketahui umur ikan tadi. Proses dan
keadaan yang sama terjadi pula pada jari-jari sirip, pembacaan umur dengan
menggunakan batu telinga atau jari-jari sirip keras tidak dapat secara langsung
seperti tulang operculum atau tulang punggung, tetapi harus menggunakan alat
tambahan yaitu kaca pembesar (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar,
2004).

Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith
terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari
sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam
keseimbangan dan menanggapi bunyi (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I.
Siregar, 2004)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum dilakukan pada hari Senin, 03 Oktober 2022, pukul
08.30 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB yang bertempat di Laboratorium
Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,
buku pratikum, timbangan sartorius untuk mengukur berat otolith, penggaris dan
alat tulis, cawan petri, tali counter, pinset, hot plate, gunting bedah, objek glass,
cover glass, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan selama praktikum ini
adalah batu asahan, crystal bon, tulang otolith ikan tambakan (Helostoma
temminckii) dan air aquades.

3.3 Metode Praktikum


Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.

3.4 Prosedur Praktikum

Untuk melihat lingkaran pertumbuhan pada otolith yang berukuran kecil,


otolith diasah dengan cara meletakkan Crystal bond. Objek glass ini dipanaskan
dengan menggunakan hot plate dengan suhu sekitar 80oC sampai Crystal Bond
meleleh. Otolith diletakkan pada Crystal bond dibiarkan mendingin dan mengeras.
Otolish diasah secara horizontal menggunakan batu asah halus. Setelah lingkaran
tampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glas dipanaskan kembali
sampai Crystal bond meleleh. Lelehan Cystal bond ini digunakan untuk menutupi
otolith yang sudah diasah. Selanjutnya sampel diamati dibawah mikroskop.

Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan
plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi
pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan
baru asah pada otolith/ ruas tulang punggung menjadi halus/ tidak telihat.
Bila batu asah tidak direndam maka permukaan otolith/ ruas tulang
punggung yang diasah menjadi kasar dan lingkaran pertumbuhan tidak terlihat.
Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum jahit yang diberi
tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas (dipanaskan pada
hot plate atau lampu bunsen), sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum
tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun klasifikasi dari ikan tambakan adalah Phylum: Chordata, Kelas:
Actinopterygii, Ordo: Perciformes, Sub ordo: Anabantoidei, Famili:
Helostomatidae, Genus: Helostoma, Spesies: Helostoma temminckii.

Gambar 1. Morfologi ikan tambakan (Helostoma temminckii)

Gambar 2. Otolith pada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


4.2 Pembahasan
4.2.1 Penentuan Umur Ikan
Untuk menentukan umur secara mendetail digunakan metode yaitu yang
dikenal dengan metode otholit, karena metode ini dapat mengetahui umur harian
ikan sample. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah
kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otholith ini juga
dapat digunakan sebagai tanda tahunan pada ikan.

Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak
begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi
tanda tahunan dari hasil susunan sirkulasi yang rapat tidak bigitu nyata bentuknya.
Akan tetapi dibeberapa daerah tertentu ikan-ikan yang hidup di daerah tropis
dapat memiliki tanda tahunan yang nyata. Tanda tahunan ini bisa dibaca pada ikan
Gabus (Channa striata) yang terdapat di Srilangka (Kilambi. 1986) dan duri dari
sirip dada “Calfish” (Chrysicthys nigrodigitatus lacepe) yang terdapat di Negeria
(Ezenwa dan Ikismiju, 1981).

Pengamatan ini dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang dan


garis gelap pada Otolith ikan. Jika garis terang tampak didepan garis gelap, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup
dilingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak didepan garis terang, maka
pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan tercemar dan pada saat besar
hidup dilingkungan jernih. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa ikan Tambakan yang kami perhatikan ini pada masa kecilnya
hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup dilingkungan tercemar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan
alami. penentuan umur secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu
dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) dan harian (Sirculus) pada
bagian-bagian tubuh yang keras, dengan metoda frekuensi panjang (Metoda
petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya
diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis.

Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam


pembacaan umur individu ikan adalah : sisik kunci, tulang vertebrae, tulang
operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otolith. Otolith ialah tulang telinga
yang terdapat pada sacculus di daerah kapala dipakai untuk kesetimbangan dan
penentuan umur ikan. Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di
dalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol. Penentuan
umur ikan dengan otolith dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang
dan garis gelap yang terdapat pada otolith.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Effendie dalam Pulungan. 2006. Penuntun Praktikum Biology Perikanan.


Universitas Riau, Pekanbaru.
Ezenwa, B.I.O and K. Ikusemizu. 1981. Age and Growth Determination In
Catfish, (Crysichthyes nigrodigittatus, Lecepede) by Used of the Dorsal
tin. J. Fisa. Biol (19) : 345-351.
Kilambi, R.V. 1970. Age, Growth and Reproductive Strategy of The Snake head
(Ophiocephalus striatus) from Srilangka. J. Fish. Biol. (29) : 13-22.
Lagler, K.F. 1970. Freshwater Fishery Biologi. WMC Brown Comp. Dubuque,
Lowa.
Manda et al. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais
(Siluroidea lais) dari Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat
Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
Ricker, W.E. 1971. Methods for Assesment of Fish Production in Freshwater.
Blackwell Scientific Publication, Oxford and Edinberg.
Sumantadinata, K. 1985. Pengembangan Ikan-ikan Pemeliharaan di Indonesia.
Sastra Budaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan bahan
Lampiran 2. Hasil

Anda mungkin juga menyukai