Anda di halaman 1dari 11

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum Biologi Perikanan yang diberi judul
“Penentuan Umur Ikan Pada Ikan Tambakan (Helostoma teminckii)”. Meskipun
saya menyadari masih adanya kekurangan yang terdapat pada laporan yang saya
lampirkan ini.
Saya berterimakasih kepada asisten Lulu Mayna Nabilla, Laboratorium
Biologi Perairan serta pihak lainnya yang telah membantu saya dalam melaksanakan
pratikum di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Keluatan
Universitas Riau.
Semoga laporan yang saya buat ini bisa berguna dan menambah wawasan kita
semua. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena, itu
saya mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan laporan ini juga demi
kemajuan bersama.

Pekanbaru, Oktober 2022

Putri Maharani
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur
hingga dia dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihat pada bagian-bagian tubuh
yang keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatu individu
ikan tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu sisik kunci, tulang
vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang
perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara
pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah
beberapa ukuran panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain
halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat mengetahui berapa lama
individu spesies ikan itu telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kita
dapat mengetahui kapan individu spesies ikan itu menetas dari telurnya.
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan
pada individu ikan bududaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan
yang hidup diperairan alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan mempelajari tanda-tanda tahunan
(Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian-bagian tubuh yang keras. Dan metode
frekwensi panjang (Metoda Petersen ) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan,
metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup di
daerah tropis.
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim,
kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan
sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli
yang rapat tidak begitu nyata bentuknya. Penentuan umur ikan yang mungin untuk
dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode frekwensi panjang
2

(Metode Petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan. Oleh
karena itulah mahasiswa perikanan diwajibkan untuk mengikuti praktikum tentang
penentuan umur ikan ini.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui
bagaimana cara menentukan umur individu spesies ikan baik secara langsung atau
pun secara tidak langsung melalui tulang otolith.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan mengetahui umur ikan
berdasarkan pengamatan tulang otolith.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari
suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara alami
atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lain nya (Pulungan,
2014).
Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur
hingga dia dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihat pada bagian-bagian tubuh
yang keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatu individu
ikan tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu sisik kunci,
tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang
perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara
alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu individu ikan
itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa ukuran panjang tubuh
individi ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan
yang dibudidayakan kita mengetahi berapa lama individu ikan tersebut telah
dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut kitadapat mengetahui kapan ikan
itu menetas dari telurnya (Penuntun Praktikum Bioper, 2009).
 Lingkaran pertumbuhan gelap menggambarkan kondisi biologis yang dialami
ikan seperti faktor lingkungan, migrasi dan reproduksi. Sedangkan lingkaran
pertumbuhan terang menggambarkan pertumbuhan yang normal pada saat
pertumbuhan somatik ikan (Mamangkey, 2002; Mendoza, 2006; Geen et al. 2009).
Lingkaran pertumbuhan gelap terbentuk bila ikan mengalami laju pertumbuhan
yang lambat sehingga pertumbuhan otolith juga lambat dan kristal kalsium karbonat
yang terakumulasi mempunyai struktur yang padat. Sedangkan lingkaran
pertumbuhan terang terbentuk bila ikan mengalami laju pertumbuhan yang relatif
cepat, pertumbuhan otolith yang terbentuk juga cepat, akibatnya kalsium karbonat
yang terakumulasi mempunyai struktur yang kurang padat (Effendie, 2002).
4

III. METODE PRATIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 05 Oktober 2022 pada pukul 10:30-
12:30 WIB di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang di pakai pada saat melakukan pratikum adalah buku pratikum,
mikroskop, object glass, hot plat, aquades, batu asah, penggaris, nampan, tissue,
pinset, jarum jahit, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pratikum
ini adalah otolith ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dan crystal bond.
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum adalah pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan
dipraktikumkan dan menggunakan metode peterson dan metode otolith. Semua hal
yang menyangkut dan berhubungan dengan ikan yang diamati harus diperhatikan dan
6
di amati dengan sangat teliti serta dicatat dalam buku laporan sementara.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum ini adalah dipersiapkan alat dan bahan. Selanjutnya
meletakkan crystal bon diatas objek glass lalu dipanaskan diatas setrika yang
tujuannya untuk mengencerkan/mencairkan crystal bon. Setelah mencairnya crystal
bon posisi otolith pada bagian samping/ujung tepi objek glass meletakkan otolith.
Tunggu crystal bon hingga mengeras lagi. Setelah mengeras crystal bon digosok
menggunakan batu asahan bagian kasar yang ada di dalam nampan dengan air yang
banyak. Pada saat menggosok otolith dilakukan didalam air yang sudah ada batu
asahannya hingga otolith yang berlebih dibagian tepi tadi sama rata sisinya dengan
objek glass. Selanjutnya mencairkan lagi crystal bon dan apabila telah mencair
pindahkan pada bagian tengah crystal bonnya dan juga otolithnya. Tunggu crystal
bon mengeras lagi dan otolith tadi digosok lagi di batu asahan yang bagian halusnya
hingga tampak inti dari otolith dan garis gelap terangnya. Langkah selanjutnya
5

mengamati bagian otolit yang telah diasah dengan batu asahan bagian halus dibawah
mikroskop dan jangan lupa untuk memfoto bagian yang ada di mikroskop dan dicatat
di laporan sementara.
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari praktikum yang sudah dilakukan maka di dapat hasil sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


Klasifikasi ikan Tambakan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Anabantoidae
Family : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helestoma Termminckii
7

Gambar 2. Otolith ikan Tambakan (Helostoma temminckii).

Keterangan :
1. Anterior
2. Eostra
3. Ventral
4. Dorsal
5. Rostra
6. Primordium
7. Posterior

4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa garis hitam atau gelap terang pada Ikan
Tambakan (Helostoma temminckii) terdapat dua garis hitam atau gelap. Yang artinya
selama hidup ikan tersebut hidup diperairan tercemar. Selain terdapat garis hitam ada
juga satu garis putih yang menandakan siklus tahunan (Annulus).
Lingkaran pertumbuhan gelap yang tergambar di otolith menandakan bahwa ikan
pernah mengalami gangguan pertumbuhan dalam kehidupannya. Semakin banyak
jumlah lingkaran gelap yang dijumpai menandakan bahwa ikan semasa hidupnya
mengalami stres berat sehingga berdampak negatif terhadap laju pertumbuhannya.
8

Akan tetapi jumlah lingkaran gelap yang sedikit di otolith menunjukkan bahwa ikan
masih mampu hidup dengan baik dikarenakan lingkungan perairan masih
mendukung kehidupan ikan tersebut (Asmidar, 2011).
9

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam mengetahui umur ikan dilakukan dengan dua metode, metode langsung
dan tidak langsung. Metode langsung hanya dilakukan pada ikan budidaya,
sedangkan metode tidak langsung dilakukan pada ikan yang hidup diperairan umum.
Metode tidak langsung dilakukan dengan metode frekuensi panjang (metode
petersen) yaitu dengan mengukur ukuran panjang tubuh ikan. Metode ototlith yaitu
dengan mengamati tulang otolith yang terdapat pada bagian kepala bagian dalam di
bawah mikroskop.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa pada
otolith ikan tambakan terdapat garis-garis hitam yang berarti berarti bahwa ikan
tersebut hidup diperairan yang tercemar dan kurang baik untuk pertumbuhan individu
ikan tersebut dan juga ikan tersebut mengalami gangguan pertumbuhan semasa
hidupnya. Tulang otolith berfungsi untuk mengetahui umur harian ikan dan kondisi
lingkungan perairan ikan tersebut.

5.2 Saran
Sebelum melaksanakan praktikum para praktikan harus sudah menyiapkan bahan
dan peralatan individu yang telah disuruh oleh asisten laboratorium. Para praktikan
juga harus sudah menguasai materi praktikum yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium agar memudahkan praktikan pada saat memulai praktikum.
10

DAFTAR PUSTAKA

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.


Mamangkey, JJ. 2002. Hubungan Perkembangan Otolith dengan
pertumbuhan       Ikan Terbang (Cypselurus poecilopterus) di Teluk
Manado. Iktiologi 2 (1): 1-5.
Manda et al. 2016. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Mendoza, RPR. 2006. Otolith and Their Aplication In Fishery Science. Fish
Aquatic 3:89-102.
Pulungan, C.P. 2006. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Putra. R. M., Efizon. D., Yoswaty. D., Safrani. N., Mulyani. I., dan Windarti 2022.
Buku Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai