Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR


IKAN NILA





Disusun Oleh :
LAELATUN NADIFAH
0310057912


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
Laporan Fisiologi Hewan Air Pada Ikan Nila tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulian laporan ini terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan , bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu, penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum di masa yang akan datang.




Pekalongan, 10 Juni 2014


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1. 2 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Air ................................................................................................................. 2
2. 2 Parameter Kualitas Air ................................................................................ 2
1. Suhu ........................................................................................................ 2
2. pH ........................................................................................................... 3
3. Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen/DO) ........................................... 4
4. Salinitas .................................................................................................. 5
5. Kecerahan ............................................................................................... 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3. 1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6
3. 2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
3. 3 Metode Pengamatan .................................................................................... 7
3. 4 Prosedur Praktikum ..................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................................. 8
SIMPULAN
5. 1 Simpulan ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yaitu sebagaian besar wilayahnya
adalah perairan. Dalam suatu perairan pasti ada suatu organisme yang hidup di
dalamnya, yaitu salahsatunya ikan. Ikan atau bahasa ilmiahnya adalah picses
secara umum adalah termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata). Ikan
adalah hewan berdarah dingin (polikilotermis). Suhu tubuhnya selalu mengikuti
suhu lingkungannya sehingga suhu badannya turun naik bersama-sama dengan
turun naiknya suhu sekitarnya. Ikan berkembang biak dengan cara bertelur. Ikan
betina mengeluarkan telurnya ke dalam air, demikian pula ikan jantan
mengeluarkan spermanya ke dalam air, sehingga pembuahan terjadi di luar
tubuh induknya.
Pembuahan yang terjadi di luar tubuh induknya disebut pembuahan
eksternal. Ditubuh ikan terdapat gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui
tekanan air di sekelilingnya. Ikan menggunakan ingsan yang terletak di
kepalanya untuk bernafas. Cara ikan bernafas adalah sebagai berikut, air masuk
melalui rongga mulut kemudian masuk dalam insang, saat air ada di dalam
insang, oksigen ang terlarut dalam air diserap oleh pembuluh- pembuluh darah
kecil yang terdapat pada insang dan karbondioksida dalam darah dikeluarkan ke
air. Air kelur dari rongga insang ketika tutup insang membuka dan begitu terus-
menerus. Ikan juga mempunyai gelembung renang yang terletak diantara tulang
belakang dan perut, berhubungan dengan kerongkongan. Darah pada dinding
gelembung dapat memasukkan udara kedalam gelembung dan mengeluarkan
udara dari gelembung itu sehingga berat ikan dapat berkurang atau bertambah
sehingga ikan dapat naik dan turun di dalam air.
Dari masing-masing karakteristik yang dimiliki ikan, ditemukan satu
pemikiran bahwa suhu juga berpengaruh dalam proses hidup ikan. Biasanya
suhu berperan penting terhadap adaptasi fisiologi. Penyesuaian fungsi alat-alat
tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan
operkulum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut andil dalam adaptasi
fisiologi. Operkulum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung
terhadap suhu air sebagai media hidup ikan.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami perkembangan
pertumbuhan pada ikan nila, mengetahui cara menghitung kadar glukosa dalam
darah ikan, mengetahui cara menghitung operkulum dan membuka tutup
operkulum pada ikan nila
1.1 Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk menambah wawasan tentang pengaruh
frekunsi pemberian pakan ikan pada glokusa ikan, dan pada praktikum ini dapat
dilihat dari berapa banyak frekuensi operculum terbuka dan menutup.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi dan Morfologi Ikan Nila
Ikan Nila berasal dari daerah Afrika bagian timur seperti di bawah sungai
Nil, Danau Tangayika, Nigeria yang pada awal perkembangan ikan nila masih
digolongkan dalam kelompok Tilapia. Dalam perkembangannya para taksonom
menggolongkan ikan ini ke jenis Sarathrodon Niloticus atau kelompok Tilapia
yang yang mengerami telur dalam ikan betina yang disebut Mouth Breeder.
Nama ikan nila diambil dari tempat asalnya yaitu sungai Nil (Satyani, 2001).
Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat
cocok dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan
nila merupakan ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari
benua Afrika dan memiliki sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur
masih muda, sekitar 3.6 bulan (khoironi, 1996).
Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l
dan tumbuh baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan
jenis Tilapia Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik
pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).
Klasifikasi Ikan Nila
Menurut Sucipto dan Prihartono (2005) ikan nila di klasifikasikan sebagai
berikut :
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : pernoprophi
Sub Ordo : Perchoidae
Famili : Chicildidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Niloticus
Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative
pipih. Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di
bagian tengah badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan
putih atau merah (nila merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal.
Pada sirip punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis
vertical yang bulat dan berwarna kemerahan. (Suyanto, 1993).
Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah
2:1 antara panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-
15 duri lunak dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh
berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang
semakin memudar atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa. (Satyani,
2001).
Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk
dan alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah
lubang kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai
alat pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat
matang gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus,
berbentuk seperti bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang
kedua berada di belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi
sebagai tempat keluarnya air seni (Hasni, 2008).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Paktikum Fisiologi Hewan Air dilaksanakan mulai dari tanggal 13 hingga
23 Mei 2014 bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan Universitas
Pekalongan di Slamaran.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1. Alat yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai berikut:
No Nama Alat Fungsi
1 Akuarium Digunakan untuk wadah pemeliharaan ikan
yang akan di uji
2 Aerator Digunakan untuk suplay oksigen terlarut
3 Alat Suntik Digunakan untuk mengambil darah ikan
4 Glucose Meter Digunakan untuk mengukur kadar glukosa
darah
5 Timbangan ditigal Digunakan untuk menimbang bobot ikan
6 stopwacth Digunakan untuk menghitung operculum
7 Tisu Untuk membersihkan alat-alat yang digunakan
8 baskom Digunakan untuk menyimpan ikan
9 Alat tulis Mencatat hasil praktikum

Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai berikut:
No Nama Bahan Fungsi
1 Kalium Permanganat
(PK)
Digunakan untuk sterilisasi akuarium yang akan
digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan
yang akan di uji
2 Pakan buatan (pelet) Sebagai pakan dan sumber energi ikan
3 Darah Ikan Bahan yang di uji

3.3 Prosedur kerja
Pada praktikum fisiologi hewan air ini ada tiga tahap, yaitu :
A. Pemberian pakan ikan dengan frekuensi yang berbeda
1. Siapkan tiga buah aquarium yang bersih berukuran sedang, kemudian isi
ketiga aquarium tersebut dengan air tawar
2. Setelah aquarium diisi air, masukkan ikan nila pada tiap-tiap aquarium
masing-masing berjumlah 4 ekor
3. Masukkan bubuk Kalium Permanganat (PK) secukupnya kedalam aquarium
yang telah berisi ikan. Bubuk Kalium Permanganat ini berfungsi sebagai
sterilisasi air agar ikan tidak terserang penyakit
4. Diamkan ikan beberapa saat untuk ikan beradaptasi sambil aerator
dinyalakan
5. Setelah ikan terlihat mulai beradaptasi dengan tempatnya yang baru, beri
ikan pakan
6. Untuk besok harinya ikan diberi pakan dengan frekuensi yang berbeda
dengan dosis yang sama, selama 2 minggu.
7. Bersihkan aquarium secara rutin minimal 2 hari sekali atau jika aquarium
sudah terlihat kotor
8. Amati dan catat jika ada ikan yang mati
B. Menghitung glukosa darah ikan
1. Siapkan 10 sample ikan nila dengan ukuran yang sama
2. Ikan ditimbang dulu bobotnya menggunakan timbangan digital sebelum
melakukan proses pengambilan glukosa
3. Dalam pengambilan darah ikan dalam praktikum ini menggunakan teknik
Cardiac Puncture (Punksi jantung). Pada teknik ini ikan dipegang dengan
posisi menghadap ke atas
4. Tusuk atau masukkan jarum suntik dengan posisi vertikal pada bagian
tengah antara dasar anterior dan sirip bagian pektoral
5. Pastikan tidak ada gelembung air yang masuk dalam spuit, kemudian tarik
perlahan-lahan sampai darah masuk kedalam spuit
6. Jika darah sudah didapat, segera teteskan pada test strips agar darah ikan
tidak membeku
7. Masukkan test strips pada pengukur glucose meter ( reskoglukosa ), tunggu
selama 10 detik dan lihat hasilnya di layar monitor
8. Catat hasilnya
C. Menghitung operculum ikan
1. Siapkan ikan yang akan dihitung operculumnya
2. Sebelum ikan dihitung operculum, ikan ditimbang dulu bobotnya dengan
timbangan digital ( lapisi timbangan dengan plastik, agar timbangan tidaj
terkena air )
3. Setelah ditimbang, pindahkan ikan kedalam wadah baskom berukuran
sedang, diamkan ikan beberapa saat sampai ikan tenang dan menghitung
operculum pun dimulai dengan waktu 60 detik ( 1 menit ) menggunakan
stopwacth
4. Catat hasilnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Praktikum
a) Perbedaan frekuensi pada pemberiaan pakan ikan
Pada tahap ini, yang dilakukan selama 2 minggu ikan mengalami
kematian didalam aquarium, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 3.
Hari ke-
Kode aquarium
A B C
Hari ke- 3 - - -
Hari ke- 6 1 ekor 1 ekor 1 ekor
Hari ke 8 2 ekor 2 ekor 1 ekor
Hari ke- 10 1 ekor 2 ekor 2 ekor
Hari ke- 12 3 ekor 1 ekor 2 ekor
Hari ke- 14 2 ekor 2 ekor 2 ekor

Kematian pada ikan dalam praktikum fisiologi hewan air ini, disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain :
1. Ikan mengalami kelaparan karena tidak disiplinnya / lalai memberi pakan
ikan dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga ikan tidak mendapat
asupan energi dan ikan pun melemah dan akhirnya mati.
2. Keadaan aquarium ikan yang kurang bersih karena tidak rajin dibersihkan
hingga sisa pakan pun mengendap didasar aquarium, membusuk dan dapat
membuat ikan keracunan jika dimakan kembali oleh ikan. Selain itu,
kotoran yang mengendap di aquarium juga dapat membuat ikan stress
karena kondisi aquariumnya yang kotor. Pada saat ikan stress sistem
kekebalan tubuhnya menurun sehingga mudah terserang penyakit
ditambah lagi dengan kondisi ikan yang tidak mendapat asupan energi dari
pakan.
3. Faktor cuaca yang berubah-rubah, apalagi kondisi ikan berada di luar
ruangan walaupun berada di aquarium dengan kondisi ikan yang sistem
kekebalan tubuhnya menurun karena stress dan tidak adanya asupan energi
sehingga ikan tidak mampu bertahan dengan kondisi cuaca yang berubah-
rubah.
b) Menghitung glukosa darah ikan
Dalam pengambilan sample darah ikan menggunakan ikan sebanyak 10 ekor,
tetapi tidak semua ikan dapat diambil darah disebabkan beberapa faktor :
1. Ikan mengalami stress karena dipindah kan dari tempat yang satu ke
tempat yang lain tanpa memberi kesempatan ikan untuk beradaptasi dulu.
2. Darah ikan yang cepat membeku ketika berada diluar tubuh ikan,
sehingga darah tidak bisa digunakan lagi untuk dilakukan pengecekkan
untuk mengecek kadar darahnya.
Sample Bobot
Kadar glukosa
Mg / dl
Ikan I 28,74 g 148
Ikan II 38,33 g -
Ikan III 38,82 g 55
Ikan IV 40,06 g -
Ikan V 67,10 g 140
Ikan VI 47,22 g -
Ikan VII 48,28 g -
Ikan VIII 41,12 g -
Ikan IX 28,28 g -
Ikan X 36,18 g 148


c) Menghitung operculum
Menghitung operculum ikan setiap individu wajib menghitung operculum
ikan dengan sample 1 ekor ikan dan waktu 60 detik ( 1 menit ). Pada
proses perhitungan operculum ini tidak ditemukan kendala, karena ikan
mampu dan cukup mudah beradaptasi serta ikan juga tidak liar pada saat
perhitungan dan pengamatan berlangsung, dan hasilnya perhitungan dapat
dilihat pada tabel
Sample ikan Bobot ikan
Hasil perhitungan
1 menit
1 66,98 129
2 47,74 116
3 29,57 115
4 41,06 110
5 39,05 124
6 41,77 157
7 22,58 111
8 28,21 125
9 33,12 106
10 14,02 125
11 22,86 121
12 34,94 114
13 15,34 104
14 15,77 108
15 27,51 115
16 35,98 120
17 28,26 112



BAB Vl
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Ikan banyak mengalami kematian karena mengalami kelaparan dan turunnya
kekebalan tubuh ikan pada saat stress dikarenakan kondisi aquarium yang
kurang bersih dan faktor cuaca yang panas pada siang hari dan dingin di
malam hari
2. Darah ikan cepat membeku karena suhu ruang yang terlalu panas
B. Saran
1. Pada praktikum selanjutmya perlu adanya disiplin dalam pemberian pakan
ikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan lebih memperhatikan
kebersihan aquarium ikan untuk menimalisir kematian ikan
2. Sesuai kan kondisi suhu ruang pada saat pengambilan sample darah ikan, agar
darah tidak cepat membeku

DAFTAR PUSTAKA

Samuel Silaban (2012). Respon Ikan Tehadap peubahan pH. From
http://shamsilaban93.blogspot.com/2013/05/praktikum-fisiologi-hewan-air.html,
diakses tanggal 16 Juni 2014 pukul 13.00 WIB
http://afiesh.blogspot.com/2013/01/teknik-pengambilan-darah-pada-ikan.html,
diakses tanggal 16 Juni 2014 pukuk 13.34 WIB

Anda mungkin juga menyukai