Anda di halaman 1dari 4

Analisis data

Pada praktikum matakuliah Fisiologi Hewan yang pertama ini , kami melakukan
praktikum tentang …………………………….. Tahap pertama, kami menyiapkan bahan amatan
berupa katak yang belum mendapatkan perlakuan apapun, yaitu dengan posisi dan kondisi
normal. Kondisi mata katak tersebut berkedip ketika matanya disentuh dengan kapas, posisi
kepala mendongak, dan kaki stabil menekuk ke depan, dan frekuensi pernapasannya 91
kali/menit. Selanjutnya, katak diletakkan di papan seksi dengan posisi terlentang. Ketika papan
diputar, katak membalikkan tubuhnya ke kanan hingga kembali ke posisi normal, dan anggota
geraknya yang lain juga megikuti.

Selanjutnya, katak diposisikan terlentang lagi di atas papan seksi, lalu memiringkan
papan. Reaksi katak pada perlakuan ini juga sama seperti saat papan diptar, yaitu katak langsung
membalikkan tubunya ke kanan hingga pada posisi normal, yang diikuti oleh anggota tubuhnya
yang lain. Setelah itu, katak dimasukkan ke akuarium yang telah diisi air hingga katak
terambang. Pada saat itu, katak berenang dengan dua kaki bagian depan mengayuh di bawah
tubunya, sedangan dua kaki bagian belakang mendorong tubuh dengan posisi kakinya yang lurus
ke belakang. Gerakan berenangnya pun sangat gesit atau licah. Lalu, katak diangat dari akuarium
dan diletakkan di atas papan seksi dengan posisi normal, yang selanjutnya pada kaki depan
bagian kiri dicubit menggunakan pinset. Respon katak saat itu adalah mengedut/menarik
kakinya.

Perakuan selanjutnya yaitu mengukur suhu awal air yang berada dalam gelas beker dan
hasinya adalah 27oC. Setelah itu dilanjutkan dengan mencelupkan kaki kiri katak bagian
belakang ke dalam gelas beker berisi air yang dipanaskan, bersamaan dengan itu memasukkan
thermometer ke dalam gelas beker, namun termometer tidak boleh tersentuh apapun, termasuk
dasar gelas beker. Bersamaan dengan itu menunggu hingga katak mengangkat kakinya, sambil
melihat angka yang tertunjuk pada thermometer. Setelah menunggu beberapa saat, katak
memberikan reaksi dengan mengangkat kakinya pada suhu 30oC. Perlakuan terkhir adalah
dengan mencelupkan kaki kanan katak pada air dengan suhu 80oC. Respon yang diberikan oleh
katak adalah mengangkat kakinya dengan cepat.

Pada tahap kedua kami melakuakan pengamatan pada katak yang dilakukan single
pitching, karena katak yang kami gunakan tubuhnya berukuran kecil jadi kami menggunakan
jarum pentul untuk melakukan single pitchingnya dengan menusukkan jarum pentul pada bagian
yang agak melengkung atau yang disebut juga foramen occipitale dengan kemiringan 45 0 ke
depan. Setelah jarum pentul sudah masuk pada bagain sarafnya jarum tersebut kami putar
sebanyak tiga kali untuk memastikan jarum tersebut merusak bagian otak pada katak. Setelah itu
katak didiamkan selama 5-6 menit. Kemudian katak diberi perlakuan yang sama seperti katak
normal, yaitu dengan meletakan tubuh katak diatas papan seksi dalam keadaan normal seperti
yang dilakukan pada tahap pertama jika dilihat dari perubahan tubuh katak, posisi tubuhnya
hampir sama dengan katak tahap pertama tetapi terlihat sedikit melemah dan posisi kepala pada
katak lebih miring kekanan dengan posisi mata juling keatas. Terlihat pula anggota gerak pada
katak sedikit melemah dan setelah kami hitung frekuensi detak pernafasanya yang terlihat
dibagian rahang bawah katak lebih lambat dari pada katak yang normal, yaitu sebanyak 82
kali/menit. Perlakakuan selanjutnya yaitu memutar papan seksi dengan posisi katak dalam
keadaan normal. Terlihat posisi kepala katak sudah tidak mendongak seperti awalnya, tidak ada
reaksi yang dikeluarkan katak pada saat papan seksi di putar maupun dimiringkan. Pada bagian
matanya juga terlihat sayu, kelopak matanya setengah tertutup, sedangkan reaksi pada kaki
hanya bergerak dengan merapatkan posisi kaki. Selanjutnya katak dimasukkan kedalam
akuarium yang berisi air. Jika dilihat dari pergerakan tubuh baik itu dari pergerakan kaki maupun
tangan tidak terlihat aktif mengerakan tangan maupun kaki.Katak berenag sedikit lambat dan
lemah dengan tubuh yang tidak seimbang lebih miring ke kiri. Kedua kaki bagian depan tetap
mengayuh, tetapi berada di samping badan. Sedangkan kedua kaki bagian belakang mendorong
tubuh, namun tidak lurus seperti saat keadaan katak normal. Setelah katak diangkat dari
akuarium, katak diletakkan kembali di atas papan seksi, kemudian mencubit bagian kaki kiri
dengan pinset. Reflek yang diberikan katak yaitu seperti kaget atau mengerakan kakinya, namun
tidak sekuat pada saat kondisinya normal. Perlakuan selanjutnya yaitu memasukan kaki katak
pada air dengan suhu kamar 270 sambil dipanaskan. Setelah suhu pada air meningkat sekitar 400
katak reflek dengan mengaggkat kaki kirinya dengan cepat. Setelah itu, memasukan kaki kanan
katak dalam air yang telah dipanaskan pada suhu 80 0 . Setelah dimasukankan katak langsung
reflek atau bereaksi tetapi sedikit lemah tidak secepat reflek pada katak normal.
Setelah katak yang diberi perlakuan single pitching katak didiamkan terlebih dahulu selama
beberapa menit kemudian katak tersebut diberi perlakuan tahap tiga yaitu dengan melakukan
double pitching.katak ditusuk menggunakan jarum sonde pada bagian yang agak cekunng atau
foramen occipetale kemudian tusuk secara vertical sampai masuk kedalam foramen occipital
kemudian mengarahkan jarum masuk secara horizontal kebelakang setelah itu putar putar jarum
sampai terdengar suara “ngek” dari katak.kemudian kami mendiamkan katak selama beberapa
untuk menenangkan tubuhnya,selanjutnya kami memberikan perlakuan yang sama terhadap
katak yaitu dengan meletakan katak pada papan seksi dengan posisi normal yaitu posisi
tengkurap yaitu jika dilihat dari posisi tubuhnya katak terlihat tidak berdaya,dan sangat lemah
matanya
,pada bagian terlihat pupil sedikit mengencil kepalanya terlihat lemas dan terletak kepapan
dalam keadaan seperti jongklok sedangkan frekuensi kecepatan pernafasan dapat dilihat dengan
jelas sangat lambat dalam 1 menit menghasilkan hanya 16 detakan nafas.kemudian tahap yang
selanjutnya menguji keseimbangan katak dengan melentangkan katak diatas papan seksi
kemudian papan dimiringkan kesampinng dan keatas. tubuh katak terutama bagian kepala dan
mata tidak melakukan pergerakan apapun atau tidak bereaksi sedangkan pada jari kaki masih
bergerak sedikit dan sangat pelan. kontraksi yang diberikan tidak seperti katak tahap pertama
dan kedua.kemudian perlakuan selanjutnya ialah menguji keseimbangan katak pada saat
berenang katak pada saat dimasukan kedalam akuarium tubuhnya hanya mengambang tidak
bereaksi dan tubuhnya tidak seimbang lebih condong kekanan dan saat diakuarium juga kami
memberikan sedikit ragsangan berupa percikan air pada tubuh terlihat responnya sangat lambat
baik dari kaki maupun tangannya.setelah itu kami melakukan percobaan tahap kelima dengan
mencubit bagian kaki sebelah kanan dengan pinset respon yang diberikan sangat lemah dan
lambat dan bagian kakinya terasa lembek.kemudian selanjutnya perlakuan keenam dengan
memasukan kaki katak sebelah kanan kedalam air dengan suhu kamar yaitu 26 0 yang sambal
dipanaskan setelah suhu mencapai 460 katak terlihat menggerakan kakinya sedikit dengan sangat
lemah dan lambat sedangkan pengujian pada suhu ke 800 kaki katak merespon dengan
menggerakan ujung pada jarinya.

Pada tahap ketiga, kami melakukan double pitching, yaitu dengan melakukan single
pitching terebih dahulu, diteruskan dengan memindakhan jarum pentul ke dalam sumsum tulang
belakang katak, kemudian memutar jarumnyna. Pada sat itu, katak mengeluarkan suara
“keeeeeeeek” seperti itu. Setelah melakukan double pitching, katak didiamkan 5-6 menit.
Selannjutnya, katak diletakkan di atas papan seksi dengan posisi normal, kemudian
memutar papan, lalu memiringkan papan dengan kemiringan sekitar 450Cdengan posisi katak
dalam keadaan terlentang. Pada kedua perlakuan tersebut, katak tidak memberi respon sama
sekali. Sedangkan frekuensi pernapasannya hanya 16 kali/menit. Perlakuan selanjutnya yaitu
dengan memasukkan katak dalam akuarium dan membiarkan katak berenang. Namun, kata
hanya mengapung, jari tangannya masih bergerak sangat lambat, dan tubuhya miring ke kanan.
Selanjutnya, salah satu kaki kata dicubit dan merespon dengan menggerakkan bagian kaki yang
dicubit dengan lemah. Setelah itu kaki kanan katak bagian belakang dan termometer dimasukkan
ke dalam gelas beker dengan suhu awal 26oC, lalu gelas beker dipanaskan dan pada suhu 46oC.
Katak bereaksi dengan menggerakkan kakinya dengan lemah dan lambat. Perlakuan terakhir
adalah dengan memasukkan salah satu kaki katak dalam air bersuhu 80oC. Respon katak saat itu
adalah menekuk jari kakinya.

Anda mungkin juga menyukai