Anda di halaman 1dari 5

Adapun pembahasan pada percobaan ini adalah gerak refleks merupakan gerak yang tidak disengaja

atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat
singkat dan tidak melewati otak. Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks merupakan
sebuah mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup, salah satunya katak sebagai bentuk
pertahanan diri dari berbagai rangsangan yang diberikan. Apabila suatu saraf diberi rangsangan,
maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah energi rangsangan menjadi energi elektrokimia
impuls saraf yang akan dirambatkan sepanjang serabut saraf. Pada pengamatan ini menggunakan
katak (

 Rana cancarivora

) sebagai sampel dalam mengamati berbagai gerak refleks. Pengamatan pertama menggunakan
katak normal, pengamatan kedua dengan katak coba (

Single- pithing

), dan pengamatan ketiga dengan katak coba (

 Double

 pithing

). a.

Katak normal Pada pengamatan katak normal, beberapa rangsangan yang diberikan akan
menghasilkan gerak refleks yang dikendalikan oleh otak dan sumsum tulang belakang. Data-data
yang didapatkan adalah saat posisi normalnya, mata melotot dan bulat, kepala dalam keadaan posisi
mendongak, dan alat geraknya  pada tungkai depan dan tungkai belakang melipat. Frekuensi
pernapasannya sangatlah cepat yaitu 120 kali dalam 1 menit hitungan. Pada keseimbangan katak
setelah diputar yaitu mata tetap melotot dan bulat, kepala mendongak, dan alat geraknya yaitu
tungkai depannya dan tungkai belakangnya tetap melipat, sedangkan ketika dimiringkan matanya
menjadi normal, kepala mendongak, dan pada alat geraknya yaitu tungkai depannya terangkat dan
tungkai belakangnya melipat serta menempel pada papan seksi. Cara berenang

 pada katak normal adalah dengan menggunakan tungkai depan dan tungkai  belakangnya,
kekenyalan otot tungkai adalah kenyal. Reaksi yang diberikan katak normal ketika dicubit adalah
refleks melompat. Adapun reaksi ketika kaki katak dipanaskan pada suhu 45

 C yaitu menarik dan terangkat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa katak normal memiliki
sistem saraf (otak dan sumsum tulang belakang) yang baik dimana saraf-saraf tersebut dapat
menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari resptor ke efektor secara cepat.
b.
 

Katak coba (

Single-pithing

) Pada pengamatan ini, beberapa rangsangan yang diberikan pada katak coba (

Single Pithing

) menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang lambat oleh efektornya. Dalam hal ini, data-
data yang didapatkan setelah melakukan

single-pithing

 adalah pada posisi normalnya, matanya melotot dan  bulat, kepalanya menunduk, dan alat geraknya
yaitu pada tungkai depan dan tungkai belakangnya melipat. Frekuensi pernapasan pada katak coba
setelah single-pithing adalah semakin lambat yaitu 99 kali dalam 1 menit hitungan. Keseimbangan
setelah diputar adalah matanya berubah menjadi sayup, kepalanya mendongak, dan alat geraknya
yaitu pada tungkai depan melipat dan tungkai belakangnya melipat, sedangkan saat dimiringkan
adalah matanya mengecil, kepalanya menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan
belakang melipat. Cara berenang katak coba setelah single-pithing mengambang. Otot tungkainya
masih kenyal dan reaksi tidak bereaksi ketika dicubit. Adapun reaksi ketika kaki katak dipanaskan
pada suhu 45

 C yaitu menarik dan terangkat. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa dari beberapa  perlakuan
tersebut katak menanggapi beberapa gerak refleks yang diberikan dengan lambat. Kurangnya aksi
refleks ini dikarenakan sistem saraf pusat yakni otak telah mengalami kerusakan pada saat
melakukan

single pithing

. Kerusakan sistem saraf pusat menyebabkan reaksi efektor terhadap beberapa impuls rangsangan
berjalan lambat.

c.

Katak coba (

 Double-pithing

) Pada pengamatan ini, beberapa rangsangan yang diberikan pada katak coba (

 Double-pithing

) menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang sangat lambat dibandingkan saat single-pithing
oleh efektornya dan beberapa respon yang diberikan tidak ditanggapi. Data-data yang didapat
setelah melakukan double-pithing adalah matanya semakin sayup, kepalanya menunduk, dan alat
geraknya yaitu pada tungkai depan dan tungkai  belakangnya lurus atau terbuka. Frekuensi
pernapasannya pun lambat setelah di double-pithing yaitu 50 kali per menit. Keseimbangan setelah
diputar adalah matanya sayup, kepala menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan
tungkai belakang lurus atau terbuka, sedangkan setelah dimiringkan adalah matanya sayup,
kepalanya menunduk, dan alat geraknya yaitu pada tungkai depan dan belakangnya lurus atau
terbuka. Cara berenangnya pun berbeda dari katak normal dan katak coba saat

single-pithing

 yaitu sudah tidak bereaksi lagi dan tenggelam. Otot tungkainya juga sudah kendor. Saat dicubit
dengan menggunakan pinset juga tidak ada reaksi yang diberikan. Adapun reaksi ketika kaki dan
tangan katak dipanaskan pada suhu 50

 C dan 60

 C yaitu menarik dan terangkat. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan

double- pithing

 pada katak coba, gerak refleks yang diberikan oleh katak adalah lemah atau lambat. Lemahnya
respon refeks ini dikarenakan sistem saraf pada otak dan sumsum tulang belakangnya (

medulla spinalis

) tidak mampu merespon dan memberi menghantarkan perintah terhadap impuls saraf ke efektor.

H. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: a. Refleks yang dikendalikan oleh
otak adalah refleks cerebellar (melibatkan otak kecil) yang dimana otak kecil ini berperan sebagai
pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sebagai contoh
refleks yang dikontrol oleh otak atau saraf kranial katak meliputi frekuensi

 pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan otot, cara berenang, dan gerak tungkai depan dan
belakang.  b. Refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf

spinal

 pada katak adalah refleks

spinal

 (pada sumsum tulang belakang) yang mampu memediasi sejumlah refleks,

somatik 
 dan

autonomik 

, dan meliputi reaksi ketika dicubit, perubahan mata, dan reaksi ketika kaki dipanaskan.

fisiologi katak .
pada praktikum sistem saraf mempelajari tentang fisiologi katak .
dalam fisiologi katak mengamati adanya pernapasan, gerak melompat, posisi kepala dan gerak buka
tutup mata, keseimbangan katak pada berbagai kemiringan bejana, bagaimana cara membalikkan
katak pada saat katak terlentang , adanya refleks penarikan kaki pada saat katak di gantung di atas
statif dengan kedua kaki depan di ikat dan salah satu kakinya di jepit, dan yang terakhir adalah
gerakan katak pada saat berenang. Dalam percobaan-percobaan di atas ada 4 tanda untuk
menunjukan suatu refleks :
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
+++ tanda untuk menunjukan reaksi kuat
++ untuk reaksi sedang
+ untuk reaksi lemah dan
– untuk tidak adanya reaksi
pertama-tama mengamati kesetimbangan katak pada berbagai kemiringan bejana adalah pada saat
bejana di miringkan pernapasan katak memberi kan tanda (+++), gerak melompatnya menunjukan
tanda (+) mungkin di karenakan katak tersebut tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya pada saat
kemiringan, posisi kepala nya menunjukkan reaksi (+++) karena kepalanya selalu dalam posisi yang
sama yaitu ke atas, dan ketika gerak tutup buka mata menunjukkan tanda (+++) karena pada saat
bejala di miringkan mata dengan sangat refleksnya akan membuka dan menutup dengan sendirinya.
Setelah mengamati dari berbagai kemiringan bejana di amati ketika kata terlentang dan cara
membalikkan tubuhnya .
ketika kata terlentang dan pada saat membalikkan tubuhnya pernapasan katak memberikan tanda (+
++) karena ketika pada saat katak membalikkan tubuhnya refleks pernapasan katak semakin kuat
dari pada sebelumnya, gerak melompatnya memberikan tanda (+) karena pada saat akan
membalikkan tubuhnya katak tersebut agak terlalu susah untuk melompat di karenakan tubuh yang
kurang seimbang, posisi kepala menunjukkan tanda (+++) karena ketika katak membalikkan
tubuhnya posisi kepala tidak akan pernah berubah, dan sama halnya dengan buka tutup mata juga
menunjukkan tanda (+++) karena buka tutup mata itu hal yang refleks yang tidak akan berubah pada
saat katak bergerak seperti apapun .
Lalu setelah katak di amati pada posisi terlentang katak di amati juga pada saat katak  pada saat
katak di gantung di atas statif dengan kedua kaki depan di ikat dan salah satu kakinya di jepit, yang
terjadi semua memberikan tanda (+++) ketika katak bernapas, posisi kepala dan buka tutup mata
karena pernapasan, posisi kepala dan buka tutup mata adalah hal yang refleks yang tidak akan
mungkin berubah jika katak tersebut melakukan pekerjaan apapun tetapi berbeda dengan gerak
melompat yang menunjukkan tanda (-) karena pada saat katak di gantung di atas statif katak tidak
bisa melompat sama sekali apa lagi dengan kedua kaki di ikat dan salah satu jari nya di jepit . Hal-hal
tersebut yang menyebabkan tidak adanya gerak melompat pada katak .
Setelah memperhatikan pada saat di gantung perhatikan juga katak pada saat berenang di dalam
setengah air bejana , pada saat berenang pernapasan katak menunjukkan tanda (+++) karena pada
saat berenang katak dapat mengatur dengan benar pernapasannya tersebut, gerak melompatnya
menunjukkan tanda (++) yang artinya kurang stabil karena pada saat di dalam air gerakkan
melompat katak agak terhambat oleh adanya air tersebut, posisi kepalanya menunjukkan tanda (++
+) yaitu ke atas karena pada saat berenang posisi kepala katak ke atas selalu tidak pernah berubah
posisi, sedangkan buka tutup mata menunjukkan tanda (++) yang artinya kurang stabil karena pada
saat berenang katak tidak begitu kelihatan adanya refleks buka tutup mata tersebut.
Setelah di perhatikkan   fisiologi katak mengamati adanya pernapasan, gerak melompat, posisi
kepala dan gerak buka tutup mata, keseimbangan katak pada berbagai kemiringan bejana,
bagaimana cara membalikkan katak pada saat katak terlentang , adanya refleks penarikan kaki pada
saat katak di gantung di atas statif dengan kedua kaki depan di ikat dan salah satu kakinya di jepit,
dan yang terakhir adalah gerakan katak pada saat berenang pada katak yang dalam keadaan normal,
di perhatikkan pula hal yang sama seperti sebelumnya pada keadaan pada saat otak katak di rusak.
Pada saat otak katak di rusak banyak perubahan nya yang terjadi seperti hal nya sebelum otak katak
di rusak pernapasan, gerak melompat, buka tutup mata dan posisi kepala dalam keadaan apapun
banyak menunjukkan tanda (+++) tetapi pada saat otak katak di rusak katak tersebut rata-rata
menunjukkan tanda (+) yang artinya lemah. Karena pada saat otak katak di rusak sistem sarafnya
tidak berjalan dengan baik karena sistem saraf yang baik itu adalah sistem yang di pengaruhi dengan
otak jadi ketika otak di rusak sistem saraf tidak akan berjalan dengan baik .
Selain memperhatikan fisiologi katak mengenai pernapasan, gerak melompat, posisi kepala dan buka
tutup mata pada saat otak katak di rusak di perhatikkan pula pada saat rahang katak di potong
dengan menutupinya dengan kain yang terjadi adalah buka tutup mata, posisi kepala dan gerak
melompat menunjukkan tanda (+++) karena pada saat rahang di potong dengan refleksnya mata
akan buka tutup mata dengan sendirinya sama dengan posisi kepala dan gerak melompat yang akan
terjadi refleks juga tetapi pada saat pernapasan nya terganggu yang menunjukkan tanda (+) karena
rahang berdekatan dengan saluran pernapasan jadi ketika rahang di potong maka saluran
pernapasan pun akan gterganggu pula .
Tetapi ketika rahang di potong tidak akan menyebabkan reaksi yang begitu parah di bandingkan
dengan pada saat otak katak di rusak karena otak lah yang mengatur daya kerja katak tersebut .

Anda mungkin juga menyukai