Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN LAB FISIOLOGI

EQUILIBRIUM

Dian Wahyuni Sudarsono (00000012362)


Elizabeth Victoria Ritongga (00000013203)
Fransisca Surya (000000
Harsya Parma (00000012373)
Jessica Pratiwi (00000012203)
Jonathan Salim (00000012208)
Kesya Kimberly (00000013920)
Kriesshella Yuliestie (00000013156)

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
Physiology Equilibrium Labaratory

Experiment 1
The influences of the head position and the normal eyes to the balance or the equilibrium of
the body
- Walk in straight line with his eyes open, head and body in a regular/normal position
- Walk in straight line with his eyes closed, head and body in a normal position
- Walk in straight line with his eyes closed and bent his head to the left, head and body in
a normal position
- Walk in straight line with his eyes closed and bent his head to the right, head and body
in a normal position
Question: what is the influence of the head position and the eyes to the balance of the body
Dalam sistem keseimbangan, terdapat sistem keseimbangan yang diatur oleh 3 sistem
organ, yaitu sistem vestibular, visual, dan propriosepsi (sentuhan). Sistem vestibular mengatur
keseimbangan, ekuilibrium, postur, kepala, tubuh, dan pergerakan mata. Sistem vestibular
disokong oleh vestibular apparatus (labirin), yang terdiri dari organ otolit (utrikel dan sakule)
dan 3-semi circular canal. Organ otolit berfungsi untuk mengatur aselerasi linear. Aselerasi
linear dapat dibagi menjadi aselerasi horizontal dan vertical. Aselerasi horizontal diatur oleh
bagian utrikel, sedangkan aselerasi ventrikal diatur oleh bagian sakul. Sedangkan semi circular
canal mengatur aselerasi angular, yang diatur oleh cupula. Semicircular canal dibagi menjadi
3 canal; yaitu posterior, superior, dan horizontal. Posterios canal berfungsi untuk memiringkan
kepala ke kanan dan kiri, superior canal berfungsi untuk mengangguk, sedangkan horizontal
canal untuk menggelengkan kepala.
Dalam percobaan pertama, organ yang berfungsi adalah bagian utrikel. Utrikel diatur
oleh bagian horizontal macula plane, dan ketika mendapat stimulus berupa kepala miring ke
kanan/kiri, rambut-rambut macular akan merespons dikarenakan oleh perubahan sudut kepala.
Stimulus kemudian dihantarkan ke nervus vestibular melalui vestibular ganglion (Scarpas
Ganglion), kemudian ke vestibular nuclei dan dihantarkan ke medial longitudinal
fasciculus/MLF (mengatur penglihatan), lateral vestibulospinal tract (yang mengatur postur
dan pergerakan kepala), dan cerebellum.
Pada percobaan pertama, pada saat mata terbuka dan posisi kepala dan tubuh normal,
subjek dapat berjalan lurus sesuai dengan harapan (normal). Pada percobaan kedua, ketika mata
subjek ditutup dan kepala pada posisi normal, subjek tetap dapat berjalan lurus (normal). Pada
percobaan ketiga, saat mata subjek ditutup dan kepala dimiringkan ke kiri, subjek berjalan ke
arah kiri, hal ini terjadi karena macula pada bagian utrikel akan mengalami aselerasi ke bagian
kiri, menyebabkan subjek berjalan kearah kiri. Sedangkan pada percobaan keempat, saat mata
subjek ditutup dan kepala dimiringkan ke kanan, subjek berjalan kearah kanan karena macula
utrikel aselerasi ke bagian kanan, sehingga subjek berjalan ke kanan. Mata subjek ditutup untuk
menghindari terjadinya false negative dari hasil, karena saraf yang mengatur keseimbangan
(CN VIII) berhubungan dengan saraf yang mengatur pergerakan dan penglihatan (CN III &
CN VI) melalui refleks yang disebut sebagai vestibulo ocular reflex (VOR):
Experiment 2
1. What is the purpose to bent his head down?
Kanalis semisirkularis memiliki organ reseptor yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan. Ketika OP menundukkan kepala, maka posisi kanalis semisirkularis OP ada
pada posisi horizontal atau terletak pada bidang datar sehingga kita dapat mengamati hubungan
antara aparatus vestibularis yang memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan
terhadap koordinasi gerakan kepala, leher, gerakan mata dan postur tubuh.
2. Describe the occurrence mechanism of the slow and the fast nystagmus component
Post-rotatory nystagmus adalah ketika seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba
dihentikan, maka fase cepat nystagmus berlawanan arah dengan arah rotasi. Pada mata OP
terjadi nystagmus horizontal. Arah komponen lambatnya ke kiri dan sebagai kompensasi, mata
bergerak ke arah kanan.

Experiment 3
1. Describe the mechanism of the deviation.
Pada system keseimbangan manusia terdapat semicircular canal. Semicircular canal akan
merasakan rotasi dari kepala (angular accelerations). Pada posterior semicircular canal terdapat
crista, hair bundles, dan capula. Saat subject diputar, inertia dari endolymph membuat gaya
yang mendorong capula kearah putaran. Namun setelah beberapa waktu, endolymph akan
beradaptasi dengan arah putaran sehingga cupula tidak lagi membelok sehingga subject tidak
berasa diputar. Kemudian saat putaran di berhentikan, endolymph masih berputar kearah
putaran yang awal, sehingga membelokkan cupula kembali kearah yang berlawanan dari arah
putaran semula.
Pada tes ini, subject sedang dalam keadaan merasakan putaran kearah yang berlawanan. Saat
subject baru diberhentikan, dia akan merasakan tubuhnya berputar kearah berlawanan dari arah
putaran semula, sehingga pada saat diminta untuk menyentuh jari yang ada di depannya,
tubuhnya akan mencoba untuk mengkompensasi rasa putaran dengan cara membelokkan
jarinya kearah berlawanan dengan arah putaran. Maka dari itu terjadi deviasi saat subject
mencoba untuk menyentuh jari yang ada di depannya.

Experiment 4
1. Describe the mechanism of the direction sensation a,b,c,d.

State Action Subjects sensation

a During increasing acceleration Spin to right

b During constant speed Steady

c During deceleration Spin to left

d Immediately after stop Spin to left

When the subject is start to be rotated to the right, the endolymph fluid will be shoved
to the left side which in turn push the capula to the right side. The receptor in the semicircular
canal will detect those movement and in turn, the hair cell / cilia will be stimulated and pushed
so that it will depolarized and be activated. The depolarization happen by the influx of Ca2+
to the cell which either produce or inhibit the neurotransmitter; it generates signal to the
vestibular nerves. The activated cilia will send a signal to the CNS so that the subject of the
experiment will feel rotating to the right.
Due to the inertia, when the speed is constant, the movement of the endolymph fluid
will be compensated in a way that it will move with the same speed and direction with the
semicircular canal, thus, causing the subject to feel steady or no turning direction.
However, when deceleration happen, the steady endolymph fluid now begin to push the
semicircular canal again to the opposite direction. That caused the capula to be pushed to the
left so that the subject feel like rotating to the left. Likewise, when immediately stopping, the
still moving endolymph fluid will push the capula leftward causing still a left rotating sensation
to the subject even if in reality he/she has stopped.

Experiment 5
1. Describe the purpose of the 3 position of the head.
Telinga memiliki suatu bagian yang dapat mendeteksi posisi kepala dalam suatu ruangan,
bernama canalis semicircularis (SCC). SCC berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi
kepala agar dapat memberitahu otak untuk membuat tubuh tetap seimbang walaupun berada
dalam postur yang berbeda. SCC terdiri atas 3 bagian: anterior untuk mendeteksi pergerakan
kepala ke depan dan ke belakang seperti mengangguk, posterior untuk pergerakan kepala ke
samping arah bahu, dan horizontal untuk pergerakan kepala ke arah kiri dan kanan seperti
menggelengkan kepala. Sudut mereka berbeda-beda, dan hanya terstimulasi apabila
pergerakan terhadap kepala terjadi sesuai dengan laju dari endolymph yang ada di dalam
telinga. Oleh karena itu, pada eksperimen ini, posisi kepala di buat menjadi ketiga posisi
tersebut untuk menstimulasi masing-masing bagian dari SCC.
2. Describe the relation of the falling sensation and the endolymph direction flow of the
stimulated canalis semicircularis.
Cupula di semicircularis canal akan terstimulasi apabila gerakan kepalanya searah dengan laju
pergerakan endolymph di dalamnya. Pada saat salah satu bagian SCC terstimulasi ke satu arah,
sehingga yang dirasakan orang tersebut adalah berputar kepada arah yang sama, karena
endolymph baru mulai berputar mengikuti arah pergerakan kepala. Pada saat kecepatan
endolymph sudah menyamai kecepatan kepala, baru orang tersebut tidak merasakan adanya
pergerakan. Lalu, apabila pergerakan kepala tiba-tiba berhenti, endolymph yang masih
berputar akan menstimulasi cupula ke berlawanan arah, sehingga perasaan yang dirasakan oleh
orangnya terasa ke arah yang terbalik.

Sebagai contoh pada eksperimen ini, dilakukan penempatan kepala ke arah bahu itu untuk
menstimulasi SCC bagian anterior. Pada saat subyek meletakkan kepala ke bahu kanan, diputar
ke kanan (clockwise), sehingga endolymph masih diam dan cupula terstimulasi ke arah kanan
juga, atau ke arah belakang karena posisi anatomis dari SCC bagian anterior tersebut, karena
endolymph masih diam. Lalu, pada saat subyek merubah posisi kepala menjadi menyentuh
bahu kiri, subyek akan merasakan perasaan jatuh ke arah belakang karena pergerakan
endolymph masih ke arah kanan, atau belakang dari posisi anatomisnya. Pada saat kepala sudah
ke sebelah kiri (counterclockwise) untuk beberapa waktu, yang terjadi adalah cupula akan
menerima sinyal kalau tubuh bergerak ke arah kiri, lalu setekah itu menyamakan kecepatannya
dengan pergerakan kepala. Pada saat di ubah menjadi ke bahu sebelah kanan lagi kepalanya,
perasaan jatuhnya akan berubah menjadi ke depan karena pergerakan endolymphnya ke arah
kiri, atau ke arah deoan sesuai dengan letak anatomisnya. Pada eksperimen ini terlihat relasi
dari arah endolymph terhadap perasaan jatuh.

Anda mungkin juga menyukai