Telinga dalam terdiri dari labirin dan nervus vestibulokoklearis (N. VIII)
Secara lapisan = labirin osea (labirin tulang) – berisi perilimfe
labirin membranasea – berisi endolimfe
Secara fisiologis = aparatus vestibularis – organ keseimbangan
koklea – organ pendengaran
N. VIII adalah nervus sensoris yang merupakan gabungan dari nervus vestibularis dan
nervus auditori. Letak nukleus N. VIII berada di medula oblongata.
Aparatus Vestibularis menerus. Seri-seri spesifik pergerakan kepala perlahan pada prosedur reposisi
1. Kanalis semisirkularis 2. Organ otolit/vestibulum kanalith/Epley manuver, bisa dipakai untuk mengembalikan otolith ke utrikulus dan
a. Anterior a. Utrikulus meringankan sensasi pusing dan tidak seimbang.
b. Posterior b. Sakulus
c. Lateral FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN
Perilimfe mengisi seluruh labirin osea dan memiliki komposisi ionik mirip LCS dan
cairan ekstrasel, tapi hanya sedikit protein, yang muncul dari mikrovaskular periosteum Ekuilibrium ada dua jenis, yaitu statis dan dinamis.
dan diserap oleh duktus perilimfatik ke celah subaraknoid. Statis : persepsi dari orientasi kepala ketika posisi badan diam.
Endolimfe mengisi labirin membranosa dan ditandai dengan tinggi Kalium Kepala diam
rendah Natrium mirip dengan cairan intrasel, dihasilkan oleh duktus koklear dan diserap Organ otolit
lewat duktus endolimfe ke sinus venosus duramater. Menjauhi horizontal: utrikulus (bangun tidur)
Menjauhi vertikal: sakulus (jalan kepala ke depan)
Sel rambut berfungsi sebagai transduser mekanoelektrik, mengubah energi mekanik Dinamis : persepsi pergerakan/akselerasi (linear pada garis lurus, angular pada belok).
menjadi energi listrik saraf aksi potensial. Kepala bergerak
Setiap buntalan rambut apikal terdiri dari: Kanalis semisirkularis
- 1 silium kaku (kinosilium) Fungsi kanal semisirkularis mendeteksi rotasi atau akselerasi/deselerasi
- buntalan 30-50 kaku tidak bercabang (stereosilia) angularis dari kepala, seperti mulai/berhenti berputar, berguling, atau menengok. Setiap
Ujung kinosilia dan stereosilia MAKULA tertanam pada lapisan gelatinosa (disebut juga telinga memiliki tiga kanal semisirkularis, yaitu: anterior, posterior, dan lateral. Reseptor
membran otolitik) yang tersusundari proteoglikan tebal. Pada regio luar dari lapisan pada sel rambut berada di bagian atas bubung dalam ampula, seperti pembengkakan
gelatinosa mengandung kristal CaCO3 (otolit/otokonia). pada basal kanal.
Tiga duktus semisirkularis memanjang dari dan kembali ke utrikulus. Setiap duktus Kupula bergerak mengikuti arah pergerakan cairan. Pada saat kita berputar, kanal tulang
semisirkularis memiliki satu ujung reseptor yaitu KRISTA AMPULARIS. Lapisan dan bubung sel rambut yang tertanam di kupula akan bergerak. Akan tetapi, karena
proteoglikan disebut kupula menempel pada apikal sel rambut yang kurang otolit dan endolimfe tidak menempel dengan tulang/kanal, maka akan terdiam akibat inersia. Ketika
lebih tebal. Kupula memanjang sepanjang ampula, kontak dengan dinding nonsensoris endolimfe tertinggal saat kepala berputar, cairan endolimfe akan bergerak ke arah
berlawanan. sebaliknya (spt badan kita saat belok tajam ke kanan, tapi tubuh kita ke kiri). Kecepatan
cairan menyebabkan kupula menekuk ke arah sebaliknya dari pergerakan kepala. Bila
Sinapsis basal dengan aferen ada 2 tipe saraf: kecepatan kepala dipertahankan dengan arah yang sama, maka endolimfe akan mulai
- Sel rambut tipe I memiliki ujung basal bulat diselubungi kaliks terminal aferen mengejar dan bergerak bersama sehingga rambut tidak menekuk. Ketika putaran kepala
melambat dan berhenti, hal kebalikan terjadi.
- Sel rambut tipe II lebih banyak, silindris dengan ujung membesar pada saraf aferen Fungsi aparatus vestibular memberikan informasi tentang keseimbangan dan
untuk koordinasi gerakan kepala dengan mata dan pergerakan postural. Aparatus
Pada BPPV juga diakibatkan satu/lebih otolit tebal yang lepas dari membran otolit dan vestibular terdiri dari kanal semisirkularis dan organ otolit. Komponen vestibular responsif
bergerak ke duktus semisirkularis posterior dari ampula sebagai kanalit yang mungkin terhadap deformasi mekanis diakibatkan pergerakan endolimfe. Reseptor vestibular
juga menempel pada kupula. Karena berat, kanalit membuat krista ampularis sensitif mungkin depolarisasi atau hiperpolarisasi tergantung arah pergerakan cairan.
gravitasi. Ketika kanal semisirkularis selurus dengan gravitasi sewaktu pergerakan kepala,
impuls sensoris yang terbentuk membuat otak mengira terjadi rotasi kepala terus-
Ketika stereosilia defleksi oleh pergerakan endolimfe, ujungnya akan menarik buka pintu
kanal ion. Setiap sel rambut yang depolarisasi bila stereosilia menekuk ke arah kinosilium;
arah sebaliknya akan menyebabkan hiperpolarisasi.
Depolarisasi meningkatkan pelepasan neurotransmiter; sementara hiperpolarisasi
menurunkan neurotransmiter sehingga menurunkan potensial aksi.
Organ otolith memberi informasi mengenai posisi kepala terhadap gravitasi (bila posisi
diam) dan deteksi perubahan pada pergerakan linear (jalan pada garis lurus tidak peduli
arah). Organ otolith, utrikulus dan sakulus, adalah struktur mirip kantong yang berada di
antrum tulang antara kanal semisirkularis dan koklea. Rambut (kinosilia dan stereosilia)
dari reseptor sel rambut pada organ indera juga menonjol kedalam lapisan gelatinosa.
Banyak kalsium karbonat/otolit berada didalam gelatinosa tsb.
Setiap saraf vestibularis berakhir pada nukleus vestibularis dan lobus Dizziness terjadi apabila satu atau lebih dari ketiga sistem keseimbangan terganggu,
flokulonodular pada serebelum. Saraf dari kanal semisirkularis berakhir pada superior yaitu vestibular, visual, proprioseptif.
dan medial dari nukleus vestibularis (untuk kontrol pergerakan mata). Persarafan
utrikulus dan sakulus berhenti pada bagian lateral yang akan proyeksi ke korda spinalis
yang lalu ke serebelum dan formatio retikularis. Nukleus vestibularis proyeksi ke talamus
dan ke dua bagian korteks somatosensoris primer. Tujuan koneksi asenden untuk ke
nukleus saraf kranial berfungsi pergerakan mata.
Impuls pada utrikulus dan sakulus bertugas untuk akselerasi linear, dimana
utrikulus berperan dalam akselerasi horizontal dan sakulus untuk vertikal. Massa jenis
otolith lebih besar dari endolimfe, dan pergerakan kemanapun akan menyebabkan
pergerakan kearah sebaliknya. Impuls yang terbentuk bertanggungjawab dalam refleks
meluruskan labirin (labyrinth righting reflex). Refleks ini merupakan respon terintegrasi
pada sebagian besar nukleus di otak tengah. Stimulus untuk refleks adalah kepala miring DEFINISI & KLASIFIKASI VERTIGO
(stimulasi organ otolith); responnya adalah kompensasi kontraksi otot leher untuk
menjaga tinggi kepala. Optical righting reflex pada manusia menjaga posisi tetap stabil Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau lingkungan sekitarnya.
dan mata terfiksir pada target visual walaupun tubuh bergerak, respon ini diinisiasi oleh Persepsi gerakan bisa berupa:
stimulasi vestibular, peregangan otot leher dan pergerakan gambaran visual pada retina – Rasa berputar: gangguan vestibular
dan menghasilkan respon refleks vestibulo-okular. – Rasa goyang, melayang: gangguan proprioseptif/visual
BPPV terjadi saat otokonia terperangkap dalam endolimfe labirin vestibular, dan
masuk dalam salah satu kanalis semisirkularis atau menempel pada kupula.
1. Idiopatik
50% penderita BPPV
2. Simptomatik
Pascatrauma, pasca-labirinitis virus, insufisiensi vertebrobasilaris, Meniere’s disease,
pascaoperasi, ototoksisitas, dan mastoiditis kronis
Otokonia lepas dari makula utrikulus umumnya pada usia dan penyakit langka pada anak.
Dapat pula gangguan metabolisme kalsium.
Hormonal dan migrain meningkatkan insiden BPPV pada perempuan.
• Vertigo vestibular Vasospasme pada telinga dalam dapat memicu pelepasan otokonia dari makula.
Sensasi berputar, episodik, diprovokasi oleh gerakan kepala, bisa disertai mual dan Ditemukan pula pada pasien dengan virus, cidera labirin atau karena vaskular (sindrom
muntah Lindsay-Hemenway).
• Vertigo nonvestibular Penyakit Meniere juga menjadi predisposisi.
Sensasi melayang, goyang, kontinu, tidak disertai mual dan muntah, serangan biasanya
dicetuskan oleh objek disekitarnya, lalu lintas, macet, dll EPIDEMIOLOGI BPPV
Di German, prevalensi sekitar 2,4% dan insiden 0,6% pertahun. Prevalensi pada usia
ETIOLOGI VERTIGO >60th hampir 7x lebih tinggi dari <40th. Perempuan lebih sering terkena dibanding pria,
• Vertigo Vestibular ada kemungkinan hubungan dengan hormonal dan migrain. Umumnya penyebabnya
– Perifer: BPPV , Meniere’s disease, neuritis vestibularis, labirinitis, oklusi A. karena kanal posterior, hampir 70% pasien dengan klinis BPPV kanal posterior unilateral.
Labirin, obat ototoksik, tumor N. Vestibularis microvaskular compression, Kanal kanan lebih sering terjadi, mungkin karena tidur pada sisi kanan. Bila terjadi
fistel perilimfe bilateral pada kanal posterior, 90% karena post-trauma. Sementara kanal lateral sekitar
– Sentral: cerebrovascular disease, tumor otak, epilepsi, demielinisasi, 17%. Sekitar 80% pasien BPPV kanal lateral timbul dengan bentuk geotropik
degenerasi (menghantam ke arah tanah) dan 20% dengan bentuk apogeotropik (menghantam
• Vertigo Nonvestibular menjauhi tanah).
Polineuropati, mielopati, artrosis servikalis, trauma leher, presinkop, hipotensi
ortostatik, hiperventilasi, tension headache, penyakit sistemik PATOGENESIS
Teori Kanalitiasis
BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO Otolit yang berasal dari makula lepas ke kanalis semisirkularis. Densitas otolit 2X lebih
besar dari densitas endolimfe sehingga lebih berespon terhadap gravitasi –
BPPV adalah gangguan klinis yang sering terjadi dengan karakteristik serangan menyebabkan persepsi yang salah.
vertigo di perifer, berulang dan singkat, sering berkaitan dengan perubahan posisi kepala
dari tidur, melihat ke atas, kemudian memutar kepala. Teori Kupulolitiasis
Otolit yang berasal dari makula menempel pada kupula sehingga menekan rambut –
ETIOLOGI BPPV terjadi depolarisasi – persepsi yang salah
Penegakan Diagnosis BPPV – Kesadaran
Visualisasi
KOMPLIKASI
Tidak ada, hanya komplikasi dari tindakan pemeriksaan (seperti cidera ringan) atau
komplikasi saat vertigo muncul dalam bentuk cidera.
PROGNOSIS
Ad vitam: bonam karena tidak mengancam nyawa
Ad functionam: bonam karena fungsi organ masih bagus (tidak ada kerusakan organ)
Ad sanationam: dubia ad malam karena seing terjadi kekambuhan dan rekurensi dalam 5
tahun setelah manuver sebesar 40-50%
Nistagmus Hubungan eksitatori utama
“osilasi periodik okular berirama pada mata (gerak mata osilatif ritmik)” vestibulo-ocular dari
kanalis semisirkularis vertikal.
Tiga mekanisme sistem saraf mempertahankan posisi mata (centration foveal): III, saraf ketiga (okulomotor) subnuklei;
fiksasi, refleks vestibulo-okular, dan integrator saraf. IV, saraf keempat (troklear) nukleus;
IO, otot obliqus inferior;
Fiksasi di posisi utama meliputi kemampuan sistem visual untuk IR, otot rectus inferior;
mendeteksi penyimpangan dari gambar fovea dan sinyal gerakan mata yang SCC, kanalis semisirkularis;
sesuai korektif untuk merefoveasi citra. SO, otot obliqus superior;
SR, otot rectus superior;
Refleks vestibulo-okular adalah sistem yang kompleks dari VN, vestibular nuklei.
interkoneksi saraf yang mempertahankan foveation objek selama (Dari Zee DS: The organization of the
perubahan posisi kepala. Para proprioseptor dari sistem vestibular adalah kanal brainstem ocular motor subnuclei.
berbentuk setengah lingkaran dari telinga bagian dalam. Tiga kanalis semisirkularis yang Ann Neurol 1978;4:384.)
hadir di setiap sisi, anterior, posterior, dan horisontal. Kanalis semisirkularis merespon
perubahan dalam percepatan sudut karena rotasi kepala. Arah Kanalis Semisirkularis
1. KSS Anterior: fleksi – retrofleksi
Integrator saraf. Ketika mata dihidupkan dalam posisi ekstrim dalam orbit, 2. KSS Posterior: laterofleksi
fasia dan ligamen yang menangguhkan mata mengerahkan kekuatan elastis untuk 3. KSS Lateral: rotasi lateral
kembali ke posisi utama. Untuk mengatasi gaya ini, kontraksi tonik dari otot-otot
luar mata diperlukan. Sebuah jaringan tatapan-memegang disebut integrator saraf
menghasilkan sinyal. Otak kecil, jalur vestibular naik, dan inti okulomotor merupakan
komponen penting dari integrator saraf.
Nistagmus dapat terjadi unilateral atau bilateral, tapi, ketika nistagmus muncul
sepihak, lebih sering asimetris bukan benar-benar sepihak. Nistagmus mungkin konjugasi
atau disconjugate (dipisahkan). Ini bisa horizontal, vertikal, torsional (rotary), atau
kombinasi dari gerakan-gerakan ini ditumpangkan pada satu sama lain.
Nistagmus horizontal
- unidirectional : perifer
- bidirectional : sentral
Nistagmus vertikal
- up : sentral
- down : sentral