PENDAHULUAN
Porensefali berasal dari bahasa yunani yang artinya pasase, jalur, lubang.
ventrikel otak dan ruang subarachnoid tetapi saat ini, porensefali diartikan sebagai
adanya cairan yang mengisi cavitas otak dan berbentuk lubang pada fetus ataupun
neonatus.1 Porensefali ini merupakan tipe gangguan sefalik, dimana keadaan ini
merupakan gangguan yang sangat jarang yang terjadi pada sistem saraf pusat
berupa timbul kista atau kavitas pada hemisfer otak. Kista atau kavitas biasanya
Gangguan ini dapat terjadi sebelum atau sesudah kelahiran yang disebabkan
oleh kerusakan akibat stroke atau infeksi sesudah kelahiran (tipe ini merupakan
yang paling sering), tetapi dapat pula disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal
lokasi dan ukuran lesi. Porensefalik kebanyakan memiliki banyak jenis yang
otak dan kerusakan jaringan otak. Hemiplegi serebral palsy merupakan gambaran
yang paling umum dijumpai. Retardasi mental dan epilepsi cukup sering
dijumpai.2,3
wilayah yang disuplai oleh arteri-arteri serebral, porensefali dianggap terjadi akibat
cedera iskemik, yang terjadi selama pertengahan masa gestasi. Tidak ada
1
pengobatan yang spesifik. Pengobatan simptomatik mencakup terapi fisik, obat-
obatan anti epileptik jika ada epilepsi, dan prosedur-prosedur shunt untuk
MRI.2
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tulang tengkorak kepala adalah satu struktur tulang yang terdiri atas
tulang-tulang kecil yang pipih yaitu tulang tulang muka dan tulang-tulang
kranium.Tulang-tulang muka membentuk kerangka muka dan melindungi organ-
organ panca indra seperti penglihatan, penciuman dsb ,serta merupakan perlekatan
otot-otot fasial untuk ekspresi muka.Tulang-tulang kranium melingkupi dan
melindungi otak yang rapuh, di samping untuk melekat otot- otot kepala dan
leher.
Otot superfisial kepala yang berguna untuk ekspresi muka adalah otot
muka dan otot kulit kepala.Otot-otot ekspresi muka adalah istimewa karena
salahsatu perlekatannya adalah kulit atau otot yang lain.Bentuknya sangat
bervariasi dan kekuatannya berbeda-beda. Di bawah kulit kepala otot yang utama
adalah epicranius. Otot ini terdiri atas otot frontal didaerah dahi (musculus
frontalis) dan otot oksipital didaerah belakang kepala (musculus
occipitalis),keduanya dihubungkan oleh aponeurosis kranial (bangunan lebar, liat
terdiri atas jaringan fibreus) yang disebut galea aponeurotica.
Ke samping kehilangan sifat liatnya dan melanjut ke fascia otot temporal. Galea
melekat erat ke kulit kepala dengan perantaraan jaringan lemak yang padat. Otot
kepala yang lain adalah otot temporal (musculus temporalis),berbentuk kipas yang
menutupi daerah temporal, sebagian frontal dan parietal tulang tengkorak kepala.
Otot ini bersama dengan otot masseter (musculus masseter) merupakan otot
pengunyah dan berfungsi mengatupkan rahang. 3
3
2. Otak
- Nucleus basal berperan dalam : Inhibisi tonus otot, koordinasi gerakan yang
lambat dan menetap, penekanan pola pola gerakan yang tidak berguna. 3
4
3. Sistem sirkulasi otak
Kebutuhan energi oksigen jaringan otak adalah sangat tinggi oleh karena
itu aliran darah ke otak absolute harus selalu berjalan mulus .Suplai darah ke otak
seperti organ lain pada umumnya disusun oleh arteri arteri dan vena-vena.
a. Arteri karotis : arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna bercabang
dari arteri karotis komunis kita-kira setinggi tulang rawan carotid. Arteri karotis
kiri langsung bercabang dari arkus aorta ,tetapi arteri karotis komunis kanan
berasal dari arteri brakiosefalika.Arteri karotis eksterna mendarahi
wajah,tiroid,lidah dan faring. Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteria
meningea media,mendarahi struktur-struktur dalam didaerah wajahdan
mengirimkan satu cabang yang besar ke daerah duramatter.Arteri karotis interna
sedikit berdilatasi tepat setelah percabangannya yang dinamakan sinus
karotikus.Dalam sinus karotikus terdapat ujung-ujung saraf khususyang berespon
terhadap perubahan tekanan darah arteria,yang secara reflex mempertahankan
suplai darah ke otak dan tubuh.
Arteri karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma
optikum,menjadi arteria serebri anterior dan media.Arteri serebri media adalah
lanjutan langsung dari arteri karotis interna. Segera setelah masuk ke ruang
subaraknoid dan sebelum bercabang-cabang,arteri karotis interna
mempercabangkan arteri oftalmika yang masuk kedalam orbita dan mendarahi
mata dan isi orbita lainnya.Arteri serebri anterior member suplai darah pada
struktur-struktur seperti nucleus kaudatus,putamen,bagian-bagian kapsula interna
dan korpus kalosum dan bagian-bagian lobus frontalis dan parietalis serebri.
b. Arteri verebrobasilaris
Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteri subklavia sisi yang sama.
Arteri subklavia kanan merupakan cabang dari arteri arteri inomata ,sedangkan
arteri subklavia kiri merupakan cabang langsung dari aorta.Arteri vertebralis
memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan
medulla oblongata. Kedua arteri tersebut bersatu membentuk arteri
basilaris.Tugasnya mendarahi sebahagian diensefalon,sebahagian lobus oksifitalis
dan temporalis ,apparatus koklearis,dan organ-organ vestibular.
5
c. Sirkulus Arteriosus Willisi
Meskipun arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris merupakan dua system
arteri terpisah yang mengalirkan darah ke otak,tetapi keduanya disatukan oleh
pembuluh pembuluh darah anastomosis yang sirkulus arteriosus willisi. 4
Otak disusun oleh neuron-neuro dan neuroglia. Neuron merupakan sel saraf
utama sedangkan neuroglia adalah sel-sel pendukung neuron. Neuron di otak tidak
mengalami pertumbuhan lagi setelah dewasa,sementara neuroglia tetap
melakukan pembelahan.
a. Neuron
Setiap neuron memiliki badan sel, dendrite dan akson serta myelin yang
melapisi akson-aksonnya. Peran neuron dalam penyampaian impuls berkaitan
dengan kemampuannya dieksitasi. Pada kondisi istirahat potensial membrane
neuron berkisar antara -70 mv.
b. Neuroglia
Neuroglia terdiri dari empat jenis sel yang mempunyai peran yang berbeda
dalam menunjang system saraf.
6
3). Sel ependimal : memberi rongga rongga internal SSP.
2.1 Definisi
Porensefali adalah suatu kelainan pada sistem saraf pusat keterlibatan kista
atau rongga dalam belahan otak otak. Kista atau rongga biasanya sisa-sisa lesi
akibat kelainan genetik atau cedera pada germ plasm. Walau mungkin disebabkan
cedera lahir atau anoksia, kebanyakan adalah anomali kongenital. Berbagai jenis
diisi cairan didalam hemisfer serebral yang berhubungan dengan ventrikel dan/atau
porensefali mengingat komunikasinya dengan ruang CSS. Adanya defek otak tanpa
(sering simetris) atau terkadang unilateral dari hemisfer serebral yang biasanya
7
adalah karena gangguan perkembangan serebrum (bentuk displastik dari
porensefali).2
terutama pada fisura Sylvian. Dinding dari sista dibatasi jaringan ikat, membran
glial, substansi kelabu, dan jaringan lain, serta 'lapisan pia-ependimal' hampir
selalu ada. Dua jenis skhizensefali terjadi, yang pertama dibedakan oleh celah
dengan bibir yang bersatu dan pembesaran tanduk oksipital ventrikel lateral
(kolposefali), dan lainnya oleh celah dengan bibir terpisah serta hidrosefalus berat.
2.3 Epidemiologi
kelainan bawaan.3
diberikan oleh arteri otak arteri, porencephaly, seperti layaknya schizencephaly dan
polymicrogyria, diperkirakan sebagai akibat dari cedera iskemik yang dapat terjadi
pada pertengahan kehamilan. Sebagian besar kasus adalah sporadis dan berbagai
faktor risiko telah diidentifikasi seperti: toxaemia, persalinan pada ibu, infeksi pada
8
ibu, diabetes pada ibu, janin kembar, konsumsi alcohol dan narkotika pada ibu
hamil.3,4
Pada porencephaly yang didapat oleh karena genetic ini, terjadi mutasi gen
COL4A1 sehingga produksi kolagen tipe IV terganggu, sehingga protein
pembentuk membrane basal pun juga akan terganggu. Jika pembuluh darah pada
otak tidak memiliki membrane basal yang baik, maka pembuluh darah akan tidak
stabil dan lebih rapuh, yang memudahkan terjadinya pecahnya pembuluh darah
dan perdarahan di otak. Perdarahan di dalam otak ini akan diikuti dengan
pembentukan kista yang terisi cairan. Dimungkinkan tekanan pada kepala janin
selama proses kelahiran memberikan kontribusi pada pecahnya pembuluh darah
pada janin tersebut, walaupun beberapa janin juga mengalami perdarahan sebelum
proses kelahiran. 6
Karena tahap perkembangan SSP memakan waktu panjang, sejak tahap awal
morfologis terjadi selama 8 minggu tahap embrionik. Secara umum semakin dini
9
Proses Induktif Primer (Tahap Pertama)2
pelat neural.
forebrain, dan entoderm foregut membentuk muka. Tepi lateral pelat neural
bercelah.
10
2.6 Klasifikasi Porensefali
dari jenis ini umumnya berhubungan dengan ventrikel, dan jarang dengan ruang
tingkat awal porensefali setelah nekrosis dan degenerasi sistik. Giri sentral dan
orbital, malformasi Chiari jenis III, dan keadaan serupa mungkin suatu
transformasi sistik dari blown out tanduk frontal ventrikel lateral. Porensefali
karena iskemia, yang disebabkan gangguan aliran darah serebral akibat peninggian
TIK.5
Vault tengkorak ipsilateral biasanya lebih besar dari sisi lainnya, dan
kalvarium sisi yang terkena menebal. Tulang tengkorak sisi terkena mungkin
tipis, karena terletak sepanjang sista porensefalik didalam hemisfer serebral, dan
11
bangkitan motor fokal, atau gejala lainnya. Defisiensi mental berat dan kelainan
motor berkisar dari tetraplegia spastik hingga rigiditas deserebrasi dapat disaksikan
pada porensefali displastik. Gangguan fungsional SSP lebih berat pada kasus yang
dan kelainan perseptual mungkin dijumpai. Porensefali klinis harus diduga bila
tengkorak unilateral, atau supresi tegangan pada satu sisi pada EEG. Setiap
temuan harus didiferensiasi secara klinik dari diplegia spastik dan kelainan yang
2.8 Diagnosis
seperti kasus setelah oklusi arteria serebral media. Angiografi serebral juga
sekunder atau tertier tak dapat ditampilkan pada area yang luas oleh angiografi
serebral, bahkan saat arteria serebral anterior tampil opak. CT scan pasien dengan
porensefali memperlihatkan satu atau lebih area berdensitas rendah yang berbatas,
yang mempunyai densitas seperti CSS dan berhubungan dengan ventrikel yang
berdilatasi ringan hingga sedang. Lesi tidak diperjelas oleh kontras. Ventrikel
12
lateral memperlihatkan dilatasi asimetris dengan atau tanpa pergeseran garis
tengah, yang disebabkan oleh gradien tekanan antara hemisfer kiri dan kanan.2,3
scan serupa dengan displasia lober, terutama displasia lobus temporal, dan ruptur
skhizensefali memperlihatkan rongga besar seperti celah pada jaringan otak yang
sulkasi dan migrasi. Porensefali harus didiferensiasi dari lesi sistik serebral lainnya
pada CT scan. Karena tidak ada kapsul vaskuler sekitar sista porensefalik, maka
tidak akan diperjelas oleh penyuntikan medium kontras. Tumor sistik dan abses
Lipoma dan epidermoid mempunyai nilai penguatan yang lebih rendah dari CSS.
yang lebih dari CSS. Sista arakhnoid memiliki daerah predileksi spesifik namun
13
2.9 Penatalaksanaan
Pertimbangan bedah dilakukan sesuai dengan lokasi dan ukuran dari kista
14
epilepsi dengan pemberian obat antiepilepsi serta pemasangan shunt bila terdapat
hidrosefalus.5
Pertimbangan Operasi
ditindak bedah bila memiliki efek massa atau bila sista porensefali diperkirakan
sebagai fokus bangkitan yang tak bisa dikontrol. Seperti sista arakhnoid,
kraniotomi dan fenestrasi atau eksisi dinding luar dari sista dilakukan pada
kebanyakan kasus. Bila sista tak berhubungan dengan ventrikel lateral, mungkin
panjang.3,5
15
Arachnoid cyst
Kista yang berisi CSF terletak pada spatium intraarachnoid. Kista ini tidak
berhubungan dengan sistema ventrikel.
Schizencephaly
Kelainan migrasi neural, ditandai dengan adanya rongga yang dibatasi oleh
substansi grisea yang meluas dari ependym ventrikel lateralis hingga piamater.
Holoprosencephaly
Kelainan congenital karena adanya kegagalan pemisahan prosencephalon.
16
2.11 Prognosis
Prognosis tergantung pada lokasi dan luasnya kista atau kavitas yang
ditimbulkan. Beberapa anak dengan kelainan ini dapat berkembang dengan
problem neurologis yang kecil dan memiliki intelegensi normal, sedangkan yang
lainnya juga tidak dapat berkembang dan meninggal sebelum dekade kedua
kehidupannya. 1
2.12 Komplikasi
17
BAB III
KESIMPULAN
ventrikel otak dan ruang subarachnoid tetapi saat ini, porensefali diartikan sebagai
adanya cairan yang mengisi cavitas otak dan berbentuk lubang pada fetus ataupun
neonatus. Gangguan ini dapat terjadi sebelum atau sesudah kelahiran yang
disebabkan oleh kerusakan akibat stroke atau infeksi sesudah kelahiran (tipe ini
merupakan yang paling sering), tetapi dapat pula disebabkan oleh pertumbuhan
bergantung pada lokasi dan ukuran lesi. Porensefalik kebanyakan memiliki banyak
merupakan gambaran yang paling umum dijumpai. Retardasi mental dan epilepsi
terapi fisik, obat-obatan anti epileptik jika ada epilepsi, dan prosedur-prosedur
18
DAFTAR PUSTAKA
10. Moussa, W.M., Naggar, A.E. 2010. Surgical Management of Porencephalic Cyst
in Patients with Medically-Intractable Epilepsy. Alexandria Faculty of
Medicine.http://neuropathology-web.org/chapter3/chapter3fPorencephaly.html
19
11. Trabacca, A.,DiCuonzo, F. 2009. Living with One Hemisphere-A Large
Porencephalic Cyst. The New England Journal of
Medicine.http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMicm0803613
12. Anonimhttp://www.rightdiagnosis.com/p/porencephaly/basics.htm).Prevalence
and Incidence of Porencephaly
13. https://radiopaedia.org/articles/porencephaly
20