Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA TUGAS BACA

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2016


UNIVERSITAS PATTIMURA
Episkleritis adalah kondisi peradangan yang
mempengaruhi jaringan episklera yang terletak
di antara konjungtiva dan sclera. Episkleritis
biasanya sembuh sendiri dan bisa berulang.
 Penyebab episkleritis belum diketahui dengan
pasti, namun dalam beberapa kasus episkleritis
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap
penyakit seperti tuberculosis, penyakit kolagen
vaskuler :
 Rheumatic Arthritis
 Crohn’s disease
 ulcerative colitis
 Systemic Lupus Eritematosus
Seseorang yang mempunyai riwayat episkleritis
sebelumnya mempunyai faktor risiko lebih tinggi
menderita episkleritis. Episkleritis biasanya terjadi
pada usia 40 atau 50 tahun.
Episkleritis terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Episkleritis Simple
 Ini adalah jenis episkleritis yang paling umum
dari episkleritis.
 Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan
cepat. hanya berlangsung selama sekitar 7-10
hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua
sampai tiga minggu.
 Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi
tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan.
 Penyebabnya seringkali tidak diketahui.
2. Episkleritis Nodular
 Hal ini sering lebih menyakitkan daripada
episkleritis simple dan
 Berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya
terbatas pada satu bagian mata saja dan
mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau
benjolan pada permukaan mata.
 Sering berkaitan dengan kondisi kesehatan,
seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.
Respon inflamasi terlokalisir ke
jaringan vaskuler episcleral

Histopatologi menunjukkan
peradangan nongranulomatous
dengan dilatasi pembuluh darah
dan infiltrasi perivaskular.
 keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata
terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan,
mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik,
terlihat mata merah unilateral yang disebabkan
vasodilatasi pembuluh darah dibawah konjuntiva.
 Sakit mata dengan rasa nyeri

 Mata merah pada bagian putih mata

 Kepekaan terhadap cahaya

 Tidak mempengaruhi visus

 Jika pasien mengalami episkleritis nodular,


pasien mungkin memiliki satu

 atau lebih benjolan kecil atau benjolan pada


daerah putih mata. Pasien mungkin

 merasakan bahwa benjolan tersebut dapat


bergerak di permukaan bola mata
INSPEKSI.
 Pada pemeriksaan inspeksi mata ditemukan kemerahan
unilateral pada episklera, juga terlihat mata kering.

PALPASI.
 Pada palpasi ditemukan berupa benjolan setempat dengan
batas tegas dan berwarna merah ungu di bawah konjungtiva.
Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada
kelopak diatas benjolan akan memberikan rasa sakit yang
menjalar ke sekitar mata.
 Episkleritis merupakan penyakit yang self limiting atau dapat
sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu.

 Episkleritis tidak menyebabkan kerusakan yang permanent


pada mata, oleh sebab itu pasien dengan episkleritis tidak
memerlukan pengobatan.

namun pasien akan menuntut untuk dilakukan terapi.


 Prinsip pengobatan pada episkleritis adalah mengurangi
gejala yang timbul. Salah satunya menggunakan artificial
tears untuk mengurangi gejala mata kering yang digunakan
selama 1-2 minggu.
 Namun apabila gejala tidak berkurang dapat digunakan
kortikosteroid topical selama 24-48 jam, seperti Prednisolon
0,5 %, 1-2 tetes, 2-4 kali sehari, atau menggunakan
Dexamethasone 0,1 %, 1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari
dan setiap 2 jam pada malam hari.
 Jika episkleritis tidak responsif terhadap terapi
topikal dapat digunakan terapi sistemik golongan
NSAID seperti flurbiprofen 100 mg diberikan 3 kali
sehari atau indomethacin 100 mg setiap hari.
Selain pengobatan farmakologi pasien juga
disarankan untuk istirahat sekitar 7-10 hari.
DIAGNOSA BANDING

Diagnosis Etiologi Menifestasi klinis


skleritis Biasanya disebabkan kelainan atau  Skleritis sering terjadi bilateral
 Mata merah pada seluruh
penyakit sistemik, lebih sering
permukaan sklera disertai
disebabkan penyakit jaringan ikat, lakrimasi
pasca herpes, sifilis, dan gout.  Terdapat nyeri yang hebat yang
Kadang-kadang disebabkan dapat menyebar ke dahi,alis, dan
dagu.
tuberkulosis, bakteri (pseudomonas),  Fotopobia
sarkoidosis, hipertensi, banda asing,  Penglihatan menurun
dan pasca bedah.  Konjungtiva kemotik dan nyeri.

konjungtivitis Bakteri  Hiperemi konjungtiva bulbi


(injeksi konjungtiva)
Virus
 Lakrimasi
Alergi  sekret yang banyak dan lengket
Fungi pada pagi hari,ini terjadi pada
konjungtivitis bakteri
 Rasa gatal,ini terjadi pada
konjungtivitis alergi
 Pseudoptosis akibat kelopak mata
bengkak
 Kemosis
 Hipertropi papil
 Granulasi,flikten
TERIMA KASIH
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA TUGAS BACA
FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2016
UNIVERSITAS PATTIMURA
 Radang di konjungtiva diakibatkan oleh infeksi
bakteri/virus. Dapat diakibatkan oleh asap,
angin, dan sinar yang kuat.
 Gejala utama : rasa kemasukan benda asing,
sakit sekitar mata, bengkak, dan gatal.
 Ciri khas : dilatasi pembuluh darah, infiltrasi
seluler dan sekret tanpa penurunan visual.
Konjungtivitis terdiri dari :
 Konjungtivitis bakterial
 Konjungtivitis viral
 Konjungtivitis alergi
 Konjungtivitis jamur
 Konjungtivitis parasit
 Konjungtivitis iritasi atau kimia
 Paling banyak disebabkan oleh virus dan
sangat menular.
 Konjungtivis bakteri :
- Hiperakut
- Akut
- Subkut
- Kronis
- Viral
 Rickettsia Sistemik
Viral Bakteri Bakteri Jamur Alergi
purulen non-
purulen
Sekret Sedikit Penuh Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata Banyak Sedang Sedang Sedikit Sedikit
Gatal Sedikit Sedikit Tidak ada Tidak ada Berat
Merah Merata terbatas terbatas Merata Merata
Kelenjar Membesa Jarang Membesar Membesar
auricular r Membesa
r
Pulasan Monosit Bakteri Bakteri Biasa (-) Eosinofil
limfosit PMN PMN (Granula) (Granula)
Sakit
Kadang-
tenggorokan Jarang - - -
kadang
/demam
Simple bacterial conjungtivitis
 Penyebab : Staphylococus epidermis,
Staphylococus aureus, Streptococcus
pneumoniae
 Gambaran klinis : Akut, hiperemi, sensasi
benda asing, terbakar dan sekret
mukopurulent. Photofobia bila kornea
terkena infeksi. Bangun tidur mata lengket.
Bilateral walaupun kedua mata tidak
terinfeksi bersamaan. Visus normal.
 Terapi : antibiotik.
Adult gonococcal keratoconjungtivitis
 Penyebab : Neiseria gonorrhoae
 Gambaran klinis : sekret purulent, chemosis
(konjungtiva yang udem). Mata menutup dan
bengkak, pseudomembran, lymphadenophaty
preauriculer, keratitis karena penumpukan
sel-sel PMN, necrosis menjadi ulcus, bisa
perforasi, iris hanyut keluar, TIO menurun
matanya kempes, endoftalmitis
 Tatalaksana : kultur, irigasi, antibiotik
Adenoral Keratokonjungtivitis
 Penyebab :

a) Adenovirus tipe 3 dan 7. lebih sering pada anak-


anak.
b) Adenovirus tipe 8 dan 19 > epidemik
keratokonjungtivitis.
 Gambaran klinis : akut, hiperemi, tidak nyaman,
fotofobia. 60% bilateral, Edema palpebra, reaksi
folikel, lyhaedenopathy preauricular, bercak
keputihan pada kornea.
 Terapi : tidak memuaskan, resolusi spontan 2
minggu. Steroid dihindarkan kecuali inflamasi sangat
berat dan infeksi herpes simpleks dapat disingkirkan
Acute Haemorrhagic conjungtivitis
 Penyebab : enterovirus 70 dari grup
piconavirus.
 Gambaran klinis : bilateral, folikel pada
palpebra, perdarahan subkonjungtiva.
 Terapi : tidak ada yang efektif (sembug
sendiri dalam 7 hari).
Acute allergic conjungtivitis.
 Gambaran Klinis : Akut, gatal, gatal, lakrimasi,
dan hiperemi, chemosis ringan, reaksi papiler
yg difus. Terdapat palpebra endema. Kornea
tidak terkena.
 Terapi : Tropical mast cell stabilizer : sodium
cromoglycate 2%, 0,1% iodoxamine.
Vernal keratoconjungtivitis
 Rekuren, bilateral, riwayat atopik
 Gambaran klinis : gatal, lakrimasi, fotofobia,
sensasi benda asing, terbakar, muskus tebal,
palpebra berat kalau diangkat, konjungtiva
palpebra superior, reaksi giant papil.
 Terapi : Topikal steroid
 Etiologi : Candida albicans.
 Gejala klinis : adanya bercak putih dan
dapat timbul pada pasien diabetes dan
pasien dengan keadaan sistem imun yang
terganggu.
 Konjungtivitis parasit dapat disebabkan
oleh infeksi Thelazia californiensis, Loa
loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella
spiralis, Schistosoma haematobium, Taenia
solium dan Pthirus pubis walaupun jarang.
 Konjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis
yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang
masuk ke sakus konjungtivalis.
 Etiologi : asam, alkali, asap dan angin, pemberian
obat topikal jangka panjang ( miotic, neomicin)
 Gejala klinis : nyeri, pelebaran pembuluh darah,
fotofobia, dan blefarospasme.
 Terapi : Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan
penghentian substansi penyebab dan pemakaian
tetesan ringan

Anda mungkin juga menyukai