Anda di halaman 1dari 17

CEREBRITIS

OLEH:
LATAR BELAKANG
Cerebritis merupakan istilah yang menjelaskan terjadinya inflamasi
pada otak dalam bentuk suatu infeksi yang terjadi sebelum
terbentuknya abses otak.
Cerebritis sebenarnya sama dengan ensefalitis tetapi hal yang
membedakannya adalah cerebritis diterjadi oleh karena terjadinya
inflamasi sekunder oleh karena infeksi bakteri atau patogen non-
viral. Sebaliknya, ensefalitis biasanya terjadi berupa inflamasi oleh
karena virus atau paraneoplastik ataupun proses autoimun
DEFINISI
Cerebritis merupakan istilah yang menjelaskan terjadinya inflamasi
pada otak dalam bentuk suatu infeksi yang terjadi sebelum
terbentuknya abses otak. Abses otak adalah infeksi pada parenkim
otak akibat dari penyebaran infeksi dari jaringan secara hematogen
atau pun langsung pada otak.
Abses otak adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada
jaringan otak yang bisa disebabkan oleh mikroorganisme penyebab
abses otak meliputi bakteri, jamur dan parasit tertentu.
EPIDEMIOLOGI
Abses otak dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, namun paling
sering terjadi pada anak berusia 4 sampai 8 tahun.
Di Indonesia belum ada data pasti, namun Amerika Serikat
dilaporkan sekitar 1500-2500 kasus abses otak per tahun. Prevalensi
diperkirakan 0,3-1,3 per 100.000 orang/tahun. Jumlah penderita pria
lebih banyak daripada wanita, yaitu dengan perbandinagan 2-3:1
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya cerebritis oleh karena penyebaran dari fokus
infeksi (contohnya sinusitis frontotemporal, OMSK, mastoiditis atau
infeksi gigi) ditemukan pada 25-50% kasus, penyebaran melalui
hematogen dari infeksi lain (contohnya paru-paru, kulit, endokarditis,
abses intraabdomen dan ISK) ditemukan pada 15-30% kasus dan
penyebab langsung (trauma kepala atau prosedur operasi otak)
ditemukan pada 8-19% kasus. Pada 20-30% kasus, tidak ditemukan
penyebab pasti cerebritis.
ETIOLOGI
Berdasaran bakteri penyebab, maka etiologi dari cerebritis dapat dibagi menjadi:
Organisme aerobik:
◦ Gram positif : Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus
◦ Gram negatif : E. coli, Hemophilus influenza, Proteus, Pseudomonas

Organisme anaerobik: B. fragilis, Bacteroides sp, Fusobacterium sp, Prevotella sp, Actinomyces
sp, dan Clostridium sp.
Fungi : Kandida, Aspergilus, Nokardia
Parasit : E. histolytica, Schistosomiasis, Amoeba
Penyakit yang mendasari berupa infeksi telinga tengah, sinusitis, penyakit jantung sianotik.
PATOFISIOLOGI
o Cerebritis dapat terjadi akibat penyebaran lanjutan dari fokus
infeksi di sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang
jauh, atau secara langsung seperti trauma kepala dan operasi
kraniotomi.
o Cerebritis yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat pada
setiap bagian otak, tetapi paling sering pada pertemuan substansia
alba dan grisea; sedangkan yang berkelanjutan biasanya berlokasi
pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu.
PATOFISIOLOGI
1. Stadium serebritis dini (Early Cerebritis) (1-3 hari)
2. Stadium serebritis lanjut (Late Cerebritis) (4-9 hari)
3. Stadium pembentukan kapsul dini (Early Capsule Formation) (10-
13 hari)
4. Stadium pembentukan kapsul lanjut (Late Capsule Formation) (14
hari seterusnya)
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi peningkatan tekanan intrakranial, berupa sakit kepala, muntah,
dan papiledema.
• Manifestasi supurasi intrakranial berupa iritabel, drowsiness, atau stupor, dan
tanda rangsang meningeal.
• Tanda infeksi berupa demam, menggigil, leukositosis.
• Tanda local jaringan otak yang terkena berupa kejang, gangguan saraf kranial,
afasia, ataksia, paresis.
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Manifestasi klinik
• Pemeriksaan neurologis
 Status mental, derajat kesadaran, fungsi saraf kranialis, refleks fisiologis, refleks
patologis, dan tanda rangsang meningeal

• Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan darah perifer(leukosit dan laju endap darah),

• Pemeriksaan Penunjang lainnya


 Foto polos kepala, EEG, CT-scan dan MRI
DIAGNOSIS
Gambaran CT-Scan Abses Otak:
• Early cerebritis (hari 1-3): fokal, daerah inflamasi dan edema.
• Late cerebritis (hari 4-9): daerah inflamasi meluas dan terdapat
nekrosis dari zona central inflamasi.
• Early capsule stage (hari 10-14): gliosis post infeksi, fibrosis,
hipervaskularisasi pada batas pinggir daerah yang terinfeksi. Pada
stadium ini dapat terlihat gambaran ring enhancement.
• Late capsule stage (hari >14): terdapat daerah sentral yang
hipodens (sentral abses) yang dikelilingi dengan kontras - ring
enhancement (kapsul abses)

Early cerebritis pada CT-Scan


PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan terhadap efek massa (abses dan edema) yang dapat mengancam jiwa
2. Terapi antibiotik dan test sensitifitas dari kultur material abses
3. Terapi bedah saraf (aspirasi atau eksisi)
4. Pengobatan terhadap infeksi primer
5. Pencegahan kejang
6. Neurorehabilitasi
PENATALAKSANAAN
Etiologi Antibiotik

Infeksi bakteri gram negatif, bakteri Meropenem


anaerob, stafilokokkus dan streptokokkus

Penyakit jantung sianotik Penissilin dan metronidazole.

Post VP-Shunt Vancomycin dan ceptazidine

Otitis media, sinusitis, atau mastoiditis Vancomycin

Infeksi meningitis citrobacter Sefalosporin generasi ketiga, yang secara umum


dikombinasikan dengan terapi aminoglikosida
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi berupa:
◦ Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau ruang
subarachnoid
◦ Penyumbatan cairan serebrospinal yang menyebabkan
hidrosefalus
◦ Edema otak
◦ Herniasi oleh massa abses otak
PROGNOSIS
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:
1. Cepatnya diagnosis ditegakkan
2. Derajat perubahan patologis
3. Soliter atau multipel
4. Penanganan yang adekuat.
KESIMPULAN
Cerebritis merupakan istilah yang menjelaskan terjadinya inflamasi pada otak
dalam bentuk suatu infeksi yang terjadi sebelum terbentuknya abses otak. Abses
otak infeksi pada parenkim otak akibat dari penyebaran infeksi dari jaringan
secara hematogen atau pun langsung pada otak.
Sebagian besar cerebritis dan abses otak berasal langsung dari penyebaran
infeksi telinga tengah, sinusitis (paranasal, ethmoidalis, sphenoidalis dan
maxillaries), dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru
sistemik (empyema, abses paru, bronkiektase, pneumonia), endokarditis
bakterial akut dan subakut dan pada penyakit jantung bawaan Tetralogi Fallot
(abses multiple, lokasi pada substansi putih dan abu dari jaringan otak). Dapat
juga timbul akibat trauma tembus pada kepala atau trauma pasca operasi.
KESIMPULAN
Dengan semakin besarnya abses otak gejala menjadi khas berupa trias abses
otak yang terdiri dari gejala infeksi, peninggian tekanan intrakranial dan gejala
neurologik fokal.
Terapi definitif untuk cerebritis dan abses otak melibatkan penatalaksanaan
terhadap efek massa (abses dan edema) yang dapat mengancam jiwa, terapi
antibiotik dan test sensitifitas dari kultur material abses, terapi bedah saraf
(aspirasi atau eksisi), pengobatan terhadap infeksi primer, pencegahan kejang,
dan Neurorehabilitasi.
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari cepatnya diagnosis ditegakkan,
derajat perubahan patologis, soliter atau multipel, penanganan yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai