Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN FISIOLOGI IV

SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN

I. TUJUAN :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengemukakan pelbagai reaksi perubahan sikap badan katak oleh perangsangan
kanalis semisirkularis dan reaksi 11 menegakkan bada setelah ekstriparsi labirin
2. Menyebutkan beberapa faktoer yang dapat mempengaruhi rekasi perubahan sikap
diatas.
3. Mendemomstrasikan

kepentingan

kedudukan

kepala

dan

mata

dalam

mempertahankan keseimbangan badan pada manusia.


4. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :
a. Dengan kursi Barany terhadap :
- Gerakan bola mata
- Tes penyimpangan penunjukan tes jatuh kesan (sensasi)
b. Dengan berjalan mengelilingi statif

II. ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN :


1. Katak
2. Papan fiksasi katak + ge;as beker
3. Ether + kapas + jarum pentul
4. Scalpel + gunting halus + pinset halus + bor halus
5. Kursi putar Barany
6. Tongkat atau statif yang panjang
7. Bak berisi air

III. DASAR TEORI


Nuklei vestibular adalah untuk mengatur secara selektif sinyal-sinyal eksitatorik
berbagai otot antigravitasi untuk menjaga

keseimbangan,sebagi responnya terhadap

sinyal dari aparatus vestibular.


Hewan Deserebrasi mengalami kekakuan spastik bila batang otak seekor hewan d
potong dibawah garis tengah mesensefalon,tetapi pontin sistem retikular mendular juga
sistem vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan tersebut mengalami keadaan yang disebut
kekauan deserebasi. Kekakuan inni tidak timbul disemua otot tubuh tetapi hanya otot
antigravitasi yaitu otot leher dan batang tubuh serta ekstensor tungkai.

Aparatus

vestibular

merupakan

organ

sensoris

untuk

mendeteksi

sensasi

keseimbangan. Alat ini terbungkus salam satu tabung tulang dan ruangan-ruangan yang
terletak dalam bagian petrosus (bagian seperti batu,bagian keras) dari tulang temporal,
yang disebut labirin tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan
yang di sebut labirin membranosa yang merupakan bagian fungsional aparatus vestibular.
Labirin ini terdiri atas koklea (duktus koklearis), tiga kanalis semisirkularis dan dua
ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus. Koklea merupakan organ
sensorik utama pendengaran.dan hampir tidak berhub dg keseimbangan.kanalis
semirikularis,utrikulus dan sakulus ,semua ini merupakan bagian intragal dr mekanisme
keseimbangan.
Makula organ sensorik utrikulus dan sakulus untuk mendeteksi orientasi kepala
sehubungan dengan gravitasi. Makula pada utrikulus terutama terletak pada bidang
horizontal permukaan inferior utrikulus dan berperan penting dalam

menentukan

orientasi kepala ketika kepala dalam posisi tegak. Sebaliknya, makula pada sakulus
terutama terletak dalam bidang vertikal dan memberikan sinyal orientasi kepala saat
seseorang berbaring.
Setiap makula d tutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh banyak krista
kalsium karbonat kecil kecil yang di sebut statokonia.dalam makula juga didapati beriburibu sel rambut, pangkal dan sisi sel-sel rambut bersinaps denganujung-ujung sensorik
saraf vestibular.
Dalam aparatus vestibular terdapat kanalis semisirkularis,dikenal sebagai kanil
semisrikularis anterior, posterior dan lateral tersusun tegak lurus satu sama lain sehingga
kanalis ini terdapat 3 bidang.
Bila kepala tunduk kira-kira 30 derajat ke depan,kanalis semirikularis lateral kira-kira
aada pd bidang horizontal sesuai dengan permukaan bumi, kemudian kanalis anterior ada
pada bidang vertikal yang arah ptoyeksinya ke depan dan 45 derajat ke luar, dankanalis
posterior ada pada bidang vertikal yang berproyeksi ke belakang dan 45 derajat keluar.
Pada setiap ujung kanalis semisirkualris terdapat pembesaran yang disebut ampula,
dan kanlis serta ampula ini terisi oleh cairan yang disebut endolimfe. Aliran cairan
melalui canalis dan ampulanya merangsang organ sensorik.

Pada puncak krista ini terdapat jaringan longgar massa gelatinosa,yang disebut
kupula. Bila seseorang mulai memutar ke suatu arah, inersia cairan didalam satu atau
lebih kanalis semisirkularis akan mempertahankan cairan agar tetap seimbang sementara
kanalis semisirkularis berputar searah dengan kepala. Hal iini menyebabkan cairan
mengalir dari kanalis menuju ampula,membelokkan kupula ke satu sisi. Putaran kepala
dalam arah yang berlawanan menyebabkan kupula berbelok ke sisi yang berlawanan.
Kedalam kupula terdapat ratusan penjuluran silia dari sel-sel rambut yang terletak
pada sepanjang krista ampularis. Kinosilia sel-sel rambut ini semuanya beorientasi ke
arah sisi yang sama dalam kupula,dan pembelokkannya ke arah yang berlawanan
mengakibatkan hiperpolarisasi sel rambut. Kemudian, dari sel-sel rambut sinyal-sinyal
yang sesuai dikirimkan melalui nervus vestibular untuk memberitahu sistem saraf pusat
mengenai perubahan perputaran kepala dan kecepatan perubahan pada setiap tiga bidang
ruangan.
Setiap kepala berputar tiba-tiba,sinyal yang berasal dari kanalis semisirkularis
menyebabkan, mata berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran kepala.
Keadaan ini timbul akibat adanya refleks yang dijalarkaan melalui nuklei vestibular dan
fasikulus longitudinalis medial menuju nuklei okulomotor.

IV. Pelaksanaan Praktikum


I.

Percobaan pada katak

A. Cara Kerja
1. Meletakkan seekor katak dipapan fiksasi dan menutup dengan gelas beker
2. Memegang papan fiksasi dan gelas beker itu dengan kedua belah tangan dan
menggerakkan keatas, kebawah dan memutar kekanan dan ke kiri.
3. Memperhatikan dengan seksama perubahan-perubahan sikap pada katak
a. Posisi kepala
b. Fleksi/ekstensi ekstermitas
4. Membuka gelas beker dan memalingkan kepala katak kanan, memperhatikan
sikapdan kedudukan kakinya.
P. VI. 4.6 .Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?
5. Memasukkan katak itu kedalam bak yang berisi air dan memperhatikan gerakankaki
dan arah berenangnya.
6. Membuang labirin kanan katak itu dengan cara sebagai berikut :
a. Membius katak dengan cara memasukkan bersama-sama dengan kapas yang telah
dibasahi dengan eter ke dalam gelas beker yang ditelungkupkan.
b. Setelah katak itu terbius, meletakkan katak telentang dipapan fiksasi dan sematkan
jarum-jarum pentul pada kakinya.
P. VIA. 4.7.Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?
c. Fiksasi rahang atas katak dengan jarum pentul pada papan fiksasi dan membuka
mulut selebar-lebarnya.
d. Mengunting selaput lendir rahang atas di garis median dengan guting halus sesuai
dengan garis y pada gambar.
e. Membebaskan selaput lender itu dari jaringan dibawahnya dan mendorong kea rah
lateral. Mencegah perdarahan sedapat-dapatnya.
f. Memperhatikan dasar tengkorak katak terutama os. Parabasalenya

yang

membayang (= p pada gambar).


g. Merusak labirin kanan dengan jalan member os parabasale di tempatyang
diberikan tanda X secara hati-hatu sedalam 1-2 mm (sampai terasa bahwa bor
telah menembus tulang yang keras)
h. Membersihkan daerah operasi dengan kapas dan mengembalikan selaput lender
ketempat semula dengan demikian alat keseimbangan kanantelah dibuang.

7. Setelah efek pembiusan pada katak menghilang, mengulangi tindakan no. 1 s/d no.5
8. Membuang sekarang labirin kiri dengan cara yang sama seperti sub. 6 dengan
demikian kedua alat keseimbangan telah dibuang.
9. Menggulangi sekarang tindakan no. 1 s/d no. 5
10. Mencatat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia.
B. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Percobaan Katak
No
Perlakuan
1 Fiksasi katak dengan gelas beker

Posisi Tubuh Katak


Fleksi

Berenang
Tidak stabil pada

kemudian digerakkan ke atas,

awalnya, lalu

bawah kanan dan kiri


Bius katak dengan kapas yang

menjadi lurus

diberi eter, dimasukkan ke dalam


3
4

gelas beker bersama katak


Memotong labirin kanan katak
Memotong labirin kiri katak

Badan miring ke kanan


Badan katak tak stabil

Renang ke kanan
Tidak stabil

C. Pembahasan
Aparatus

vestibular

merupakan

organ

sensoris

untuk

mendeteksi

sensasi

keseimbangan. Alat ini terbungkus salam satu tabung tulang dan ruangan-ruangan yang
terletak dalam bagian petrosus (bagian seperti batu,bagian keras) dari tulang temporal,
yang disebut labirin tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan
yang di sebut labirin membranosa yang merupakan bagian fungsional aparatus vestibular
Bila batang otak seekor hewan di potong dibawah garis tengah mesensefalon, tetapi
pontin sistem retikular mendular juga sistem vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan
tersebut mengalami keadaan yang disebut kekakuan deserebasi. Kekakuan ini tidak
timbul disemua otot tubuh tetapi hanya otot antigravitasi yaitu otot leher dan batang tubuh
serta ekstensor tungkai.
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada
di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis,
utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine.

Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan


sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika
melihat obyek yang bergerak.
Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang
berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular
formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor
neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot
proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem
vestibular bereaksi sangat cepat sehigga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh
dengan mengontrol otot-otot postural

D. Menjawab Pertanyaan
P. VI. 4.6 .Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?
Jawab:
Melihat sikap dan kedudukan kaki yang normal bila kepala katak dimiringkan ke kanan
P. VIA. 4.7.Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?
Jawab:
Cara mengetahuinya adalah katak yang terbius maka pergerakannya kurang dan tidak begitu
aktif daripada saat katak tersebut dalam keadaan tidak terbius (normal), ditusuk dengan
jarum pentul tidak memberikan respons
E. Kesimpulan
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada
di dalam telinga.

Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis,

utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine
Bila batang otak seekor hewan di potong dibawah garis tengah mesensefalon, tetapi
sistem vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan tersebut mengalami keadaan yang disebut
kekakuan deserebasi. Kekakuan ini tidak timbul disemua otot tubuh tetapi hanya otot
antigravitasi yaitu otot leher dan batang tubuh serta ekstensor tungkai.

Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan


sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika
melihat obyek yang bergerak. Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehigga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural
II.

Percobaan pada Manusia

A. Cara Kerja
Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan:
1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dengan mata terbuka
dan sikap kepala dan badan yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia
mengalami kesukaran dalam mengikuti garis lurus tersebut.
2. Ulangi percobaan di atas (no.1) dengan mata tertutup
3. Ulangi percobaan di atas (no. 1 dan 2) dengan:
a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri
b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan
P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?

B. Hasil Pengamatan dan Analisa Data


Perlakuan

Hasil

Jalan lurus ke depan

jalan lurus, tidak terjadi deviasi

Jalan lurus ke depan dengan mata tertutup

jalan lurus, tidak terjadi deviasi

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan


dengan kuat ke kiri

Terjadi sedikit deviasi ke kanan

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan


dengan kuat ke kiri serta mata tertutup

Terjadi deviasi ke kanan

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan


dengan kuat ke kanan

Terjadi sedikit deviasi ke kiri

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan


dengan kuat ke kanan serta mata tertutup

Terjadi deviasi ke kiri

Informasi keseimbangan berasal dari visual, vestibular, dan somatosensori. Dimana 50%
yang paling berpengaruh pada keseimbangan adalah vestibular. Kompensasi ketika terjadi

pengeliminasian dari isyarat visual (OP memejamkan mata) dan kepala dimiringkan
dengan kuat ke satu bagian (kanan/kiri) dalam mempertahankan keseimbangan adalah
terjadinya kecenderungan adanya deviasi kearah berlawanan dimana OP memiringkan
kepalanya agar tidak jatuh.

C. Menjawab Pertanyaan:
Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?
Jawab:
Ketika mata terbuka masukan informasi keseimbangan berasal dari mata dan posisi kepala,
maka jika mata tertutup dengan kepala, tubuh cenderung ingin jatuh ke arah kepala
miring dan diseimbangkan dengan berjalan berlawanan dengan miringnya kepala supaya
tidak jatuh,
D. Kesimpulan
Mata (visual) sangat berpengaruh dengan keseimbangan atau arah berjalan kita.

VII.2 SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN


PERCOBAAN KESEIMBANGAN PADA MANUSIA

I.

DASAR TEORI
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh
ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut OSullivan, keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama
ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam
keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat
massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang
tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen
tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan

untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan
tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki,
berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik

(vestibular, visual,

dan

somatosensorik

termasuk

proprioceptor)

dan

muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak
(kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain
seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh
aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang
berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan
keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain,
untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta
menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan,
dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan
juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak
gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata
menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular

berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis


semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut
dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka
mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka
meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di
batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum,
formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular
formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor
neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otototot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural).
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang
menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada
impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah
ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari
alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di
korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika
terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat
gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
a. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat
di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini,
maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai

dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah
tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik
pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi
dengan bidang tumpu, serta berat badan.
b. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi
dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang
tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.
c. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan
seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin
besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki
akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu
dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh
(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah
kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol
keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem
informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan
bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai
kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan.
Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke
susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan
gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi,
tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur
keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap,
serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi
sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si
pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta
stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang
memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri

tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan
ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung
gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of
pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi
kaki dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul,
lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan
sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang
akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

II.

TUJUAN :
1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan
keseimbangan badan pada manusia.
2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :
a. Dengan kursi barany terhadap : gerakan bola mata
b. Dengan berjalan mengelilingi statif

III.

ALAT YANG DIPERLUKAN :


Kursi Brany + Tongkat/statif yang panjang

IV.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Percobaan dengan kursi Barany 1

1. Tata Kerja
Nistagmus
a. Suruh orang percobaan duduk tegak dikursi Barany dengan kedua tangannya
memegang erat tangan kursi.
b. Tutup kedua matanya dengan sapu tangan dan tundukkan kepala o.p 30 derajat

c.
d.
e.
f.

kedepan.
P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan o.p 30 derajat kedepan?
Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan
Hentikan pemutaran kursi tiba-tiba
Bukalah sapu tangan dan suruhlah o.p melihat jauh kedepan
Perhatikan adanya nistagmus
Tetapkanlah arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut
P.VIA.10. Apa yang dimaksud dengan rotatory nistagmus dan postrotatory nystagmus

?
2. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

OP: Farah Fakhriyah (20 tahun)


Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali maka
pada
Keadaan :
-

Menunduk 300
1. Diputar ke kanan
2. Terasa akan jatuh ke depan
3. Menahan ke belakang
4. Nistagmus (+)
- Miring ke kanan
1. Diputar ke kanan
2. Terasa akan jatuh ke kanan
3. Menahan ke kiri
4. Nistagmus (+)
Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali. Maka pada
mata o.p terjadi nistagmus.
Setelah berputar ke kanan, terdapat nistagmus komponen cepat ke arah kiri dan komponen
lambat ke arah kanan. Hal ini disebabkan oleh adanya refleks vestibulo-okular (VOR)
yang merupakan refleks gerakan mata untuk menstabilkan gambar pada retina selama
gerakan kepala dengan memproduksi sebuah gerakan mata ke arah yang berlawanan
dengan gerakan kepala, sehingga mempertahankan gambar untuk berada pada pusat
bidang visual.
3. Menjawab Pertanyaan
P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan o.p 30 derajat kedepan?
Jawab :
Agar canalis semisirkularis anterior sejajar dengan bidang bumi
P.VIA.10. Apa yang dimaksud dengan rotatory nistagmus dan postrotatory nystagmus ?
Jawab:
Nistagmus horizontal : nistagmus yang gerakannya berada mata disekitar aksis
visual,sesuai arah gerak rotasi dari aksis.
Post-rotatory nistagmus : keadaan normal yang ditemukan pada op pasca pemutaran
yang terjadi akibat pergerakan kupula sewaktu rotasi dihentikan memiliki arah
berlawanan.
4. Kesimpulan
Setiap kepala berputar tiba-tiba,sinyal yang berasal dari kanalis semisirkularis menyebabkan,
mata berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran kepala. Keadaan ini
timbul akibat adanya refleks yang dijalarkaan melalui nuklei vestibular dan fasikulus
longitudinalis medial menuju nuklei okulomotor.
B. Tes Penyimpangan Penunjukkan (Pas Pointing Test of Barany)
Dasar Teori

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan
pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan
vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

1. Tata Kerja
a. Suruh OP duduk tegak dikursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu
tangan
b. Periksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan ke arah OP
c. Suruhlah OP menunjulurkan lengan kanannya ke depan sehingga dpt menyentuh jari
tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya
d. Suruhlah OP mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan cepat
menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no 1-4
merupakan persiapan untuk tes yang berikut :
e. Suruhlah sekarang OP dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi
f. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.
2. Hasil Pengamatan dan Analisa
OP: Amorrita Puspita Ratu
Pada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan.
Saat mata OP dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari OP karena sensasi
perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, OP dapat menyentuh jari
tangan yang sebenarnya bisa dilakukan dengan tepat.
3. Kesimpulan
Deviasi dari tes dapat terjadi namun belum tentu karena kelainan, namun karena koordinasi
yang salah
C. Kesan sensasi
1. Tata Kerja
a. Gunakan o.p. yang lain
b. Suruh o.p duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan
c. Putarlah kursi barany ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah
dan kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai
berhenti.
d. Tanyakan kepada o.p arah perasaan berputar
1) sewaktu kecepatan putar masih bertambah

2) sewaktu kecepatan menetap


3) sewaktu kecepatan dikurangi
4) segera setelah kursi dihentikan
e. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang
dirasakan o.p .
2. Hasil Pengamatan dan Analisa
OP: Amorrita Puspita Ratu
Dengan adanya sensasi dari arah kiri, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kanan
Sewaktu kecepatan putar bertambah
Sewaktu kecepatan putar menetap
Sewaktu kecepatan putar dikurangi
Segera setelah kursi dihentikan

: terasa jatuh ke kanan


: terasa jatuh ke kanan
: terasa jatuh ke kiri
: terasa jatuh ke kiri

Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri.
Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan OP akan merasa berputar ke kiri. Kemudian,
kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga OP akan merasa
bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak sehingga OP
akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke arah sebaliknya,
yaitu ke kanan, sehingga OP akan merasa berputar ke kanan. Namun, pada praktikum OP
masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan OP tidak merasa berputar
ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi keseimbangan OP
yang bagus.
3. Kesimpulan
Dengan adanya sensasidari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri,
namun jika konstan tidak terasa berputar, dan jika dihentikan mengikuti arah putaran.
D. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horisontalis

1. Tata Kerja
a. Suruhlah o.p. dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30 o , berputar sambil
berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam, sebanyak 10 kali
dalam 30 detik
b. Suruhlah o.p. berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka
c. Perhatikan apa yang terjadi
d. Ulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah
jarum jam
P. VI.4. 11 a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p. ketika berjalan lurus ke muka
setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam?
Jawab : o.p. akan berjalan miring ke kanan, tidak lurus ke depan
b.Bagaimana keterangannya?
Jawab : Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika
terdapat penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran
tersebut.
2. Hasil Pengamatan dan Analisa
OP: Elgaritza Nani Deviyanti
-

Putaran arah kanan


Putaran arah kiri

: jalan lurus, arah badan ke kiri


: jalan lurus, arah badan ke kanan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan bagianbagiannya dalam hubungannya dengan ruang internal. Keseimbangan tergantung pada
continous visual, labirintin, dan input somatosensorius (proprioceptif) dan integrasinya
dalam batang otak dan serebelum. Kanalis semisirkularis punya posisi anatomis terangkat
30o, kalau seseorang menunduk dengan sudut 30o maka posisi kanalis semisirkularis

lateral dibidang horizontal. Kesulitan berjalan lurus biasa dialami, hal ini dikarenakan
cairan endolimph dan perilimph terganggu atau bergejolak.
3. Menjawab Pertanyaan
a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p. ketika berjalan lurus ke muka setelah
berputar 10 kali searah dengan jarum jam?
b. Bagaimana keterangannya?
Jawab:
a. Seharusnya OP berjalan tidak lurus ke depan tetapi mengarah ke kanan.
b. Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika terdapat
penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran tersebut.
4. KESIMPULAN
Posisi berjalan dan keseimbangan dipengaruhi oleh posisi kanalis semisirkularis serta
pergerakan cairan endolimph-perilimph.
V.

KESIMPULAN AKHIR
Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis

semisirkularis mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala.


Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan
endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia.
Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe
akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali
ke posisi tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara
singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala
melambat unutk berhenti. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut
pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan rambut-rambut sakulus berjajar secara
horizontal.

Anda mungkin juga menyukai