Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN MATERI DAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI KESEIMBANGAN DAN PERCOBAAN


KURSI BARANY

Disusun Oleh :
LINGGA CARAKA PUTRI
201610330311114
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
Rangkuman fisiologi
Fisiologi Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan
dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan
keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah:
menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk
mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta
menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak. Komponen-
komponen pengontrol keseimbangan adalah sistem informasi sensoris. Sistem
informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Keseimbangan akan
terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik
utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama
melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama
informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang
peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan
tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal
dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat
menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang
berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga khususnya telinga bagian
dalam. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus,
serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan
percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka
mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka
meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang
berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular
tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri. Nukleus
vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi,
dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron
melalui medulla spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otototot
proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural).
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan
keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural. Lebih jelasnya akan
dijelaskan di bawah.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula
spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi
ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung
pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra
tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan
ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan
lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam
ruang.
APPARATUS VESTIBULARIS
Dalam telinga bagian dalam khususnya, terdapat ruangan yang tereta dalam
bagian petrosa atau bagian seperti batu yang keras tulang temporal yang disebut
dengan labirin tulang atau labirin osseus. Didalam dari labirin ini terdapat labirin
membranosa yang merupakan bagian terpenting dari apparatus vestibular.
Didalam labirin ini khusunya terdapat koklea (duktus koklearis), tiga kanalis
semisirkularis ( kanalis semisirkularis anterior, lateral, dan posterior), dan juga
dua rungan besar yang disebut utrikulus dan sakulus. Koklea memang hampir
tidak memiliki pengaruh penting terhadap keseimbangan tubuh, namun kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus memiliki peranan yang sangat besar
terhadap apparatus vestibular.
Apparatus vestibularis dapat mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala.
Seperti di dalam koklea semua organ apparatus vestibular mengandung endolimfe
yang mana dibagiaan luarnya dilapisi dengan perilimfe. Selayanknya pula
organon corti, masing masing bagiana dalam apparatus vestibular juga memiliki
sel rambut yang berespon ketika tubuh mendeteksi rangsangan ketidakseimbangan
tertentu. Sel rambut ini dapat mengalami depolarisasi dan juga hiperpolarisasi
sesuai dengan pergerakan arah gerakan cairan yang juga akan diikuti oleh
pergerakan komponen sel rambut.
Keterangan diatas akan diperjelas dengan gambar berikut ini:
Peran Kanalis Semisirkularis
Kanalis semisirkularis mendeteksi gerak akselerasi dan deselerasi rotational
angular kepala. Misalnya seperti menengok, berputar, atau sedang menari balet.
Terdapat tiga kanalis semisirkularis di setiap apparatus vestibular, yang terdiri dari
kanalis semisirkularis anterior, kanalis semisirkularis lateral dan kanalis
semisirkularis posterior. Masing masing kanalis semisirkularis ini tersusun tegak
lurus antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga kanalis semisirkularis ini
mempresentasikan ketiga bidang dalam ruang. Setiap kanalis semisirkulars
mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Kanalis semisirkularis anterior mendeteksi
pergerakan kepala menunduk dan menengadah layaknya orang yang sedang
mengangguk atau berkata “yes”, kanalis semisirkularis lateral mendeteksi
pergerakan kepala menoleh kesamping kanan kiri layaknya seperti orang yang
sedang menggeleng atau berkata “no”, sedangkan kanalis semisirkulari posterior
mendetekasi pergerakan kepala ke kanan dan ke kiri. Di setiap ujung dari kanalis
semisirkularis terdapat area pembesaran yang disebut dengan ampula. Di dalam
ampula ini terdapat organ sensorik kanalis semisrkularis yang disebut dengan
krista ampullaris. Didalam puncak krista ampullaris terdapat jaringan ikat longgar
massa gelatinosa yang disebut dengan kupula. Di dalam ampulla ini juga terdapat
cairan endolimfe yang berfungsi apabila kepala seseorang di putar dengan arah
putaran tertentu innersia menyebabkan cairan endolimfe ini mempertahankan diri
untuk tidak ikut bergerak, namun kanalis semisirkularisnya tetap bergerak sesuai
dengan pergerakan kepala. Akibatnya, cairan endolimfe tadi akan bergerak jatuh
ke ampula sehingga dapat menggerakkan kupula ke salah satu sisi. Di dalam
kupula terdapat penjuluran stereo silia dari puncak sel –sel rambut yang terletak di
organ sensorik krista ampularis. Apabila kupula bergerka ke arah kinosilia (sel
rambut terpanjang) maka akan terjadi depolarisasi, sedangkan pembengkokan
kupula yang berlawanan arah dengan kinosilia akan menyebabkan terjadinya
hiperpolarisasi. Terjadinya depolarisasi maupun hiperpolarisasi ini kemudian sel-
sel rambut tersebut akan mengirimkan sinyal-sinyal kedalam sistem saraf pusat
tentang perubahan perputaran kepala k arah tiga bidang ruangan yang tadi telah
dijelaskan di atas melalui nervus vestibularis.
Penjelasan lebih lanjut tantang pergerakan stereosilia akan diperjelas dengan
gambar dibawah ini:

Deteksi Rotasi Kepala oleh Kanalis Semisirkularis


Bila kepala mulai tiba-tiba diputar ke suatu sisi atau gerak angular, endolimfe
dalam kanalis semisirkularis akibat gaya inersianya akan relatif menetap otomatis
sel rambut juga belum mengalami pergerakan, sedangkan kanalis
semisirkularisakan bergerak sesuai dengan perputaran kepala. Namun, walaupun
sel rambut tetap dalm keadaan diam, sel rambut ini tetap mengeluarkan impuls
yang kuat sekitar 100 impuls per detik. Kemudian sel rambut ini akan berbelok ke
satu sisi dan kecepatan pengeluaran impuls akan sangat meningkat. Apabila
putaran ini tetap di lanjutkan, stereosilia akan kembali ke dalam posisi istirahat
untuk beberapa saat. Ketika putaran tiba-tiba dihentikan maka akan terjadi hal
sebaliknya, yaitu cairan endolimfe akan tetap bergerak sedangkan kanalis
semisirkularisnya berhenti. Hal ini menyebabkansel rambut bergerak ke arah yang
berlawanan, sehingga sel-sel rambut ini tidak akan mengeluarkan impuls sama
sekali. Dalam beberapa saat cairan endolimfe akan berhenti bergerak diikuti
dengan kupula yang perlahan-lahan juga akan kembali dalam keadaan istirahat
sehingga nilai tonik impuls akan kembali naik ke batas ambang normal.

ORGAN OTOLIT (UTRIKULUS DAN SAKULUS)

Organ otolit memberikan informasi tentang posisi kepala relatif tehrhadap


gravitasi (statis) dan juga mendeteksi percepatan gerak lurus atau gerak linear.
Organ otolit (utrikulus dan sakulus) berada diantara kanalis semisirkularis dan
koklea. Masing- masing organ otolit utrikulus dan sakulus memiliki sel-sel rambut
yang terdiri dari stereosilia dan kinosilia. Sel-sel rambut ini berada di dalam
selapis lembaran gelatinosa. Gelatinosa ini yang gerakannya dapat menggeser dan
menggerakkan sel rambut layaknya seperti yang berada di kanalis semisirkularis.
Namun perbedaannya hanyalah jika pada utrikulus dan sakulus terdapat kristal
kalsium bikarbonat yang letaknya terbenam dalam lapisan gelatinosa, hal inilah
yang menyebabkan wilayah dalam organ otolit memiliki innersia yang lebih besar
dari wilayah di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak sel rambut
utrikulus berorientasi secara vertikal, sehingga rambut-rambut dalam utrikulus ini
lebih mendeteksi terhadap gerakan maju mundur, seperti berjalan ke depan
ataupun berjalan ke belakang. Sedangkan sel-sel rambut dalam sakulus lebih
berorientasi secara horizontal, sehingga lebih mendeteksi gerakan seperti bangun
dari tidur ataupun sebaliknya.

Utrikulus mendeteksi pergerakan dengan dua cara:

1. Ketika seseorang memiringkan kepala, selain ke arah vertikal. Maka, sel-


sel rambut akan menekuk sesuai dengan arah kemiringannya karena gaya
gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa akan menekukkan sel-sel
rambut sehingga dapat terjadi depolarisasi maupun hiperpolarisasi.
Besarnya potensial reseptor yang dihasilkan sesuai dengan kemiringan
kepala yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Begitupun sinyal yang
diterima oleh sistem saraf pusat melalui nukleus vestibularis berdasarkan
kemiringan kepala tersebut.
2. Rambut utrikulus juga mendeteksi setiap perubahan gerak linear
horizontal. Misalnya seperti bergerak maju ke depan, ke belakang, ke
samping kanan ataupun kiri. Seperti contohnya misalkan seseorang
bergerak maju ke depan mula mula endolimfe dan sel-sel rambut yang
berada dalam organ otolit diam sesaat akibat besarnya inersia. Untuk itu
gerak sel-sel rambut menekuk ke belakang berlawanan dengan gerak maju
kepala orang tersebut. Jika seorang tersebut mempertahankan kecepatan
langkahnya endolimfe dalam lapisan gelatinosa menyamai gerak kepala
sehingga sel-sel rambut tidak lagi tertekuk. Namun, ketika gerak tersebut
tiba-tiba dihentikan lapisan gelatinosa akan tetap bergerak ke depan
sehingga sel-sel rambut utrikulus mendeteksi gerak akselerasi dan
deselerasi horisontal namun tidak mendeteksi gerakarah lurus dengan
kecepatan tetap.

Sama halnya dengan utrikulus, sakulus juga sangat selektif mendeteksi


kemiringan kepala namun kemiringan kepala yang menjauhi bidang horisontal
seperti bangun dari tidur atau sebaliknya dan juga selektif mendeteksi kemirngan
kepala dengan arah vertikal seperti loncat-loncat, naik turun tangga, dan
semacamnya.

Sinyal-sinyal yang di deteksi oleh utrikulus dan sakulus tersebut kemudian di


salurkan melalui nukleus vestibularis ke suatu kelompol badan saraf di batang
otak dan serebellum supaya tubuh mengkompensasi terhadap kemiringan kepala
tersebut.
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Rangkuman Praktikum Kursi Barany

1.1 Dasar teori


Aparatus vestibular merupakan organ sensorik untuk mendeteksi sensasi
keseimbangan.
Proses keseimbangan dilakukan oleh sistem vestibular yang meliputi labirin
(aparatus vestibularis). Labirin ini terutama terdiri atas koklea (duktus koklearis),
tiga kanalis semisirkularis, dan dua ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus
dan sakulus. Koklea merupakan organ sensorik utama untuk pendengaran dan
hampir tidak berhubungan dengan keseimbangan. Namun, kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus,merupakan bagian integral dari mekanisme keimbangan.
Kanalis semisirkularis ini mampu mendeteksi gerakan memutar kepala atau
disebut keseimbangan rotasi. Selain itu, saluran setengah lingkaran juga mampu
mendeteksi gerakan kepala tegak atau datar sehingga disebut keseimbangan
gravitasi. Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea
(alat pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang
merupakan seri saluran, terdiri atas labirin membranosa yang berisi endolimfe dan
labirin tulang berisi perilimfe, dimana kedua cairan ini mempunyai komposisi
kimia berbeda dan tidak saling berhubungan. Keseimbangan rotasi melibatkan
tiga saluran setengah lingkaran yang saling membentuk sudut satu sama lainnya.
Setiap bagian dasar dari ketiga saluran ini memiliki saluran permukaan yang agak
membesar yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang
tertanam di dalam gelatin yang disebut kupula. Krista ampularis merupakan organ
sensorik kanalis semisirkularis yang mana mampu mendeteksi gerak rotasi
kepala. Pada saat cairan di dalam tubuh di dalam saluran setengah lingkaran
mengalir, kupula bergerak sesuai dengan arah aliran cairan sehingga
menimbulkan impuls-impuls saraf. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir
melalui saraf vestibular menuju ke otak. Gerakan cairan di dalam saluran setengah
lingkaran secara terus menerus dapat menimbulkan rasa sakit. Keseimbangan
gravitasi tergantung utrikulus dan sakulus, dan dua selaput kantong pada
vestibulum. Kedua selaput kantong tersebut mengandung sel-sel rambut yang
tertanam pada suatu gelatin yang disebut membran otolitik. Pada membran ini
terdapat butiran-butiran kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Utrikulus
sangat sensitif terhadap gerakan naik turun. Pada saat tubuh diam, otolit di dalam
utrikulus dan sakulus berada di atas sel-sel rambut. Namun, pada saat kepala
menunduk atau tubuh bergerak tegak dan datar, posisi otolit berubah dan
membran otolit membengkok. Akibatnya sel-sel rambut ikut membengkok
sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf yang dikirim ke otak melalui saraf
vestibular. Selanjutnya, otak menginterpretasikan impuls-impuls saraf tersebut
untuk menentukan posisi kepala. Komponen vestibular merupakan sistem sensoris
yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem
vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari
sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine
mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui
refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat
obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII
(nervus vestibulo koklearis) ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak.
Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular menerima masukan
(input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output)
dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama
ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada
leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi
sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan
mengontrol otot-otot postural. Untuk mengetahui fisiologi keseimbangan saat
tubuh diputar, digunakan kursi Barany. Setelah tubuh diputar dengan kursi
Barany, maka efek yang timbul pada mata sebagai komponen keseimbangan
adalah nistagmus. Nistagmus adalah istilah untuk menggambarkan gerakan tak
terkendali dan cepat dari mata yang arahnya: Sisi ke sisi (nistagmus horizontal);
atas ke bawah (nistagmus vertikal); berputar (rotary atau torsional nistagmus).
Tergantung pada penyebabnya, gerakan ini mungkin di kedua mata atau hanya
satu mata. Nistagmus mempunyai dua komponen dalam pergerakannya. Yang
pertama adalah komponen cepat. Pergerakan bola mata sesuai dengan arah rotasi
kepala. Komponen cepat nistagmus terjadi karena aktivasi beberapa pusat di
batang otak. Yang kedua adalah komponen lambat. Pergerakan bola mata
berlawanan arah dengan arah rotasi kepala. Komponen lambat nistagmus terjadi
karena impuls labyrinthine mencapai otot mata melalui nuclei vestibular dan saraf
III (nervus occulomotorius) yang menginervasi otot mata obliqus inferior,
rectusmedia, rectus superior dan rectus inferior, IV (nervus throclearis) yang
menginervasi otot mata obliqus superior , dan VI (nervus abduscent) yang
menginervasi otot mata rectus lateral.

1.2 Alat dan bahan


1. Kursi barany

1.3 Cara kerja


A. NISTAGMUS
1) Orang coba duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang
erat lengan kursi.
2) Orang coba memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya 30 derajat ke
depan.
3) Memutar kursi barany ke kanan 10 kali tanpa sentakan.
4) Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.
5) Orang coba membuka mata dan melihat satu fokus titik jauh ke depan.
6) Perhatikan adanya nistagmus dan juga arah pergerakan nistagmusnya.

TES PENYIMPANGAN/ TUNJUK CEPAT


1) Orang coba duduk tegak dikursi barany dan memejamkan matanya
2) Pemeriksa berdiri depan kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya
kearah orang coba
3) Orang coba meluruskan tangan kananya kedepan hingga dapat menyentuh jari
pemeriksa yang telah diulurkan
4) Orang coba mengangkat lengan kanannya ke atas dan dengan cepat
menurunkannya sehingga menyentuh jari pemeriksa lagi
5) Orang coba memegang erat kursi barany dengan kedua tangannya
6) Orang coba memejamkan matanya dan menundukan kepalanya 30 derajat
kedepan
7) Memutar kursi barany kekanan 10 kali tanpa sentakan
8) Hentikan pemutaran kursi barany dengan tiba-tiba
9) Orang coba menegakkan kepala dan melakukan tes penyimpangan penunjukan
jari (seperti di langkah 1-4)
10) Perhatikan arah penyimpangan penunjukan Orang coba. Membutuhkan waktu
berapa deik orang coba dapat meneruskan tes tersebut hingga tidak salah lagi
menyentuh jari tangan pemeriksa.

TES KESAN (sensasi):


1) Orang coba duduk dikursi barany dan memejamkan matanya
2) Memutar kursi barany kekanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur
bertambah dan mengurangi kecepatan putaran secara berangsur-angsur hingga
berhenti
3) Bertanya pada Orang coba kemanakah arah perasaan putaran: - saat kecepatan
putaran bertambah - saat kecepatan putaran menetap - saat kecepatan putaran
berkurang - sesaat setelah kursi dihentikan

B. TES JATUH
1) Dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan sehingga kepala membentuk
sudut 120 derajat, Orang coba diputar di atas kursi Barany menurut arah jarum
jam sebanyak 10 kali.
2) Orang coba berhenti sambil membuka matanya, dan menegakkan kepala serta
badannya.
3) Perhatikan kemana dia akan jatuh dan tanyakan kepada Orang coba kemana
rasanya ia akan terjatuh.
4) Ulangi tes jatuh ini dengan:
a). Memiringkan kepala ke arah bahu kanan sehingga kepala miring 90 derajat
terhadap posisi normal.
b). Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60 derajat
terhadap posisi normal.

1.4 Pembahasan
Pada saat Orang coba diputar dengan kursi barany ke arah kanan dan
menundukkan kepala 30 derajat , kanalis semisirkularis yang terletak pada bidang
datar adalah kanalis semisirkularis lateral. Pada mata Orang coba terjadi
nistagmus horizontal. Arah komponen lambatnya ke kiri dan sebagai kompensasi,
mata bergerak ke arah kanan. Pada tes penyimpangan atau tunjuk cepat, pada
orang coba terjadi nistagmus. Saat mata orang coba dalam keadaan tertutup dan
diperintahkan untuk menyentuh ujung jari orang yang di depannya dengan jarinya
sendiri, terdapat koordinasi yang salah dari orang coba. Orang coba menyentuh
sebelah kanan jari orang yang di depannya. Hal itu terjadi karena sensasi
perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka dan nistagmus sudah
mulai hilang, orang coba dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat.
Pada tes sensasi, kursi barany yang diduduki orang coba diputar ke arah kanan,
diputar secara perlahan. Pada tahap ini, orang coba masih bisa mengatakan arah
putaran dengan benar. Setelah itu, kursi diputar dengan cepat secara konstan. Pada
tahap ini, orang coba tidak bisa mengatakan arah putaran dengan benar. Hal itu
disebabkan karena kupula dalam posisi tegak sehingga orang coba merasa
tidak berputar. Pada tes jatuh, setelah orang coba diputar searah jarum jam dan
kepala dimiringkan 90 derajat ke kanan, tubuh orang coba jatuh ke belakang. Hal
ini disebabkan karena pada saat kepala dimiringkan 90 derajat , kanalis
semisirkularis posterior berada pada bidang datar. Saat kepala ditegakkan
kembali, endolimfe masih berputar ke arah depan sehingga sebagai kompensasi,
tubuh jatuh ke belakang. Pada percobaan selanjutnya, orang coba diputar dengan
menengadahkan kepalanya ke belakang sebesar 60 derajat . Kanalis semisirkularis
yang terletak pada bidang datar adalah kanalis semisirkularis anterior. Setelah
diputar, orang coba merasa tubuhnya jatuh ke kanan dan sebagai kompensasi,
tubuhnya jatuh ke kiri. 1.5 Kesimpulan Aparatus vestibularis memiliki peran
penting bagi keseimbangan dengan mendeteksi posisi, gerakan kepala, dan
gerakan mata. Nistagmus yang terjadi adalah hilangnya keseimbangan akibat
gangguan fungsi jaras yang melewati flokulonodularis serebelum dari kanalis
semisirkularis. Kanalis semisirkularis memiliki peran untuk mendeteksi akselerasi
atau deselerasi kepala rotasional atau angular. Gerakan endolimfe pada kanalis
bergerak berlawanan dengan gerakan badan ketika badan berputar. Sensasi jatuh
yang terjadi akan searah dengan putaran yang diberikan, namun kompensasinya
akan berlawanan dengan putaran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Lauralee, Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 6.


Jakarta : EGC
Guyton, JE Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
Sembulingam, K, Sembulingam, P. 2012. Essentials of Medical Physiology Sixth
Edition. London: J.P. Medical
Kesulitan dalam mempelajari fisiologi

1. Terkadang sulit memahami kata-kata dalam textbook baik sherwood


maupun guyton, mengalami kesulitan dalam mencerna kata-kata dalam
textbook apalagi jika waktu kuliah pakar kurang paham.
2. Ketika belajar kelompok sering kali terjadi perbedaan persepsi dalam
pemahaman textbook dan seringkali kesulitan mencari jalan keluar
persepsi mana yang benar.
3. Soal dalam ujian praktikum tidak terduga dalam waktu hanya 30 menit
harus menyelesaikan soal yang begitu banyak dan juga sebagian soal tidak
terduga yaitu tentang anatomi bukan fisiologinya.
SURAT KUASA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Lingga Caraka Putri
NIM : 201610330311114
memberikan kuasa kepada teman saya:
Nama : Raden Mochammad Kelvin Katjasungkana
Nim : 201610330311070
untuk mengumpulkan tugas remidi Ujian Praktikum Fisiologi yang sudah
saya kerjakan pada tanggal 19 Juni 2017.

Jember, 19 Juni 2017

Lingga Caraka Putri

Anda mungkin juga menyukai