LAPORAN PBL
MODUL PUSING BERPUTAR
BLOK NEUROPSIKIATRI
KELOMPOK 5
TUTOR: dr. Andi Alamanda Irwan
Widya Arjuni 110 2017 0173
Riski Amaliah H.R 110 2012 0033
Andi Muhammad Taufik Hidayah 110 2017 0176
Elfatri 110 2017 0092
Ari Savira Alda 110 2017 0044
Jumarti ika Wulandari 110 2016 0093
Cristy Wanti Suhestin 110 2017 0123
Moh. Yusril 110 2017 0052
Nur Saskiah 110 2017 0140
Moh. Adrezki M. Yusuf 110 2016 0146
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
SKENARIO A
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poli umum RS dengan keluhan pusng
berputar sejak 3 jam yang lalu. Keluhan disertai denagn mual, muntah, keringat dingin
serta bertambah berat jika kepala melihat ke posisi sebelah kanan tubuh. Riwayat
keluhan muncul setelah kelelahan sehabis menyelesaikan pekerjaan kantor.
KATA SULIT
–
KALIMAT KUNCI
1. Perempuan 40 tahun
2. Keluhan pusing berputar sejak 3 jam lalu
3. Disertai mual, muntah, keringat dingin
4. Bertambah berat jika kepala melihat ke posisi sebelah kanan tubuh.
5. keluhan muncul setelah kelelahan sehabis menyelesaikan pekerjaan kantor.
PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi sesuai skenario
2. Jelaskan mekanisme pusing berputar
3. Hubungan keluhan utama dan keluhan penyerta
4. Adakah hubungan kelelahan dengan keluhan yang dialami ?
5. Klasifikasi vertigo
6. Langkah – langkah dagnosis
7. Diagnosis banding
8. Perspektif islam
JAWABAN :
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi sesuai skenario ?
Telinga dalam
Telinga dalam dibatasi oleh tulang temporal (pars petrosa) . Telinga dalam terdiri
dari koklea dan aparatus vestibularis yang memiliki dua fungsi sensorik yang berbeda.
Koklea berfungsi sebagai sistem pendengaran karena mengandung reseptor untuk
mengubah suara yang masuk menjadi impuls saraf sehingga dapat didengar. Aparatus
vestibularis berfungsi sebagai sistem keseimbangan yang terdiri dari tiga buah canalis
semisirkularis, dan organ otolit yaitu sacculus dan utriculus
Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu : sistem
vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik. Sistem vestibular meliputi labirin
(aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibular sentral. Labirin terletak
dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan
aparatus vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri
atas labirin membran yang berisi endolimfe dan labirin tulang berisi perilimfe, dimana
kedua cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda dan tidak saling berhubungan.4
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang kanalis
semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan
utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau
makula sebagai mekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel
penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe,
sedang duktus semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga
duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus.4
Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus kranialis kedelapan
(yaitu,nervus vestibularis, bagian nervus vestibulokokhlearis), dan nuklei vestibularis
di bagian otak, dengan koneksi sentralnya. Labirin terletak di dalam bagian petrosus os
tempolaris dan terdiri dari utrikulus, sakulus, dan tigan kanalis semisirkularis. Labirin
membranosa terpisah dari labirin tulang oleh rongga kecil yang terisi dengan perilimf;
organ membranosa itu sendiri berisi endolimf. Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis
semisirkularis yang melebar (ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi
untuk mempertahankan keseimbangan.4
FISIOLOGI
Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor
vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian
reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.2
Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan gerakan
dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan cairan endolimfe
di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel rambut ( hair cells) akan menekuk.
Tekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium
menerobos masuk kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat)
yang selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen (vestibularis)
ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak.4 Pusat Integrasi alat keseimbangan
tubuh pertama diduga di inti vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik,
visual dan vestibuler. Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga
merupakan pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi
gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami masa lalu
diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selain serebellum, informasi tentang gerakan
juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri.2
Ref : 1. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular
migraine in Journal Nerology pg:333-338
2. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat;
2. Jelaskan mekanisme pusing berputar ?
Rasa pusing berputar disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan
kejadian tersebut :
a) Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan
timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah
.
b) Teori konflik sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan
kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral
sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata),
ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang,
berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang
berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai
penyebab.
d) Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan
e) Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin
(Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam
mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
PAR SYM
PAR PAR
SYM SYM
f) Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan
mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini
dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di
awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual,
muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf
parasimpatis.
Ref : Mardjono, Mahar & Sidharta, Priguna. (2012) Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian
Rakyat.
Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang
dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu
lama.Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan.
Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang yang berupaya untuk
melihat objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu lama. Kelelahan
pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau konjungtivitis (konjungtiva
berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda, sakit kepala.
Patafisiologi rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh yangmengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan
apayang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha
menerangkan kejadian tersebut yaitu Teori konflik sensorik. Teori ini menjelaskan
tentang ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik
perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan proprioceptif, atau ketidak
seimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga
timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau
sulit berjalan (gangguanvestibuler,serebelum) atau rasa melayang, berputar (berasal
dari sensasikortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini
lebihmenekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
Ref : Walsh, P., Kane, N., Butler, S. 2005. The clinical role of evoked potentials in Journal of
Neurology, Neurosurgery & Psychiatry. Vol. 76, suppl. 2. ISSN: 1468-330X
Kelelahan adalah fenomena yang umum terjadi pada berbagai tipe pekerjaan, dan
setiap jenis pekerjaan mempunyai karakteristik kelelahan kerja tersendiri yang berbeda
dimensinya. Kelelahan kerja adalah sejenis stres yang banyak dialami oleh orang-
orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap orang lain, seperti
perawat kesehatan, transportasi, kepolisian, dan pendidikan. Kelelahan akibat kerja
seringkali diartikan sebagai menurunnya efisiensi, penampilan kerja dan berkurangnya
kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan pekerjaan yang harus
dilakukan. Kelelahan diidentifikasi sebagai salah satu masalah kesehatan kerja di
negara berkembang dan merupakan ancaman serius bagi kualitas hidup manusia bila
kelelahan tersebut menjadi kronis dan berlebihan. Beberapa penyakit atau gejala yang
dapat timbul di sektor pendidikan adalah burnout, depresi, kelelahan mental, mangkir
kerja, gangguan tidur bahkan sampai insomnia, penyakit kardiovaskuler dan gejalanya,
migren, hipertensi, gangguan fungsi lambung, merokok, minuman keras dan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif.
Kelelahan dibagi atas dua jenis, yaitu kelelahan otot merupakan tremor pada otot
atau perasaan nyeri pada otot dan kelelahan umum merupakan kelelahan yang
ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh
pekerjaan yang sifatnya statis atau monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan dan gizi.
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan
indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat
dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan
yang tidak nyaman. Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-
fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu
pengamatan secara teliti atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras. Pada
pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka
dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata
dan kelelahan syaraf mata sebagai akibat tegang yang terus menerus pada mata,
walaupun tidak menyebabkan kerusakan secara permanen, tetapi menambah beban
kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi
kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan,
mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja .
Ref :1. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
2. Dede ode,kristina. (2017). Hubungan Sikap Kerja, Pencahayaan Dan Suhu
Terhadap Kelelahan Kerja Dan Kelelahan Mata. Jurnal.unej.ac.id
5. Klasifikasi vertigo
Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak)
atau di perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular). Vertigo dapat dibedakan
menjadi vertigo fisiologik dan patologis.
a. Fisiologik :
Vertigo fisiologik adalah keadaan vertigo yang ditimbulkan oleh stimulasi dari
sekitar penderita dimana sistem vestibulum, mata, dan somatosensorik
berfungsv dengan baik. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
- Mabuk gerakan (motion sickness)
Mabuk gerakan ini akan ditekan bila dari pandangan sekitar (visual
surround) berlawanan dengan gerakan tubuh yang sebenarnya. Mabuk gera
kan akan sangat bila sekitar individu bergerak searah dengan gerakan
badan. Keadaanyang memperovokasi antara lain duduk di jok belakang
mobil, atau membacawaktu mobil bergerak.
b. Patologik
Vertigo patologik dibagi menjadi vertigo vestibular (True Vertigo) dan non
vestibular (Pseudo Vertigo):
1. Vertigo Vestibular ( True Vertigo )
Vertigo vestibular (True Vertigo) merupakan gangguan salah satu organ
bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi
tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.
Vertigo vestibular dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sentral dan perifer sbb:
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
- Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang otak atau cerebellum
- Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis
verstibulocochlear (N. VIII)
- Medical vertigo dapat diakibatkan oleh penurunan tekana darah, gula darah
yang rendah, atau gangguan metabolik karena pengobatan atau infeksi
sistemik.
Vertigo juga diklasifikasikan menjadi akut dan kronik. Vertigo akut biasanya
memiliki mekanisme yang tunggal sedangkan vertigo krinok memiliki mekanisme
multifaktorial. Dizziness yang kronik lebih sering terjadi pada usia tua karena insiden
penyakut kimorbid yang lebih besar.
Habituasi Ya Tidak
Lelah Ya Tidak
Nistgamus spontan + -
- Vertigo Sentral
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau
diserebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala lain
yangkhas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia, perubahan
sensibilitas danfungsi motorik, rasa lemah.
- Vertigo Perifer
Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu tengah bagian dalam yang bertugas mengontrol keseimbangan.
Lamanya vertigo berlangsung :
- Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik. Paling sering
disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat dicetuskan
oleh perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan kemudian mereda
- Paling sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui), namun dapat juga
diakibatkan oleh trauma di kepala, pembedahan di telinga atau oleh neuronitis
vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala menghilang secara spontan.
- Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam. Dapat dijumpai pada
penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias
gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
- Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
mingguNeuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit
darurat. Pada penyakit ini mulainya vrtigo dan nausea serta muntah yang
menyertainya ialah mendadak, dan gejalan ini dapat berlangsung beberapa hari
sampai beberapa minggu. Fungsi pendengaran tidak terganggu pada neuronitis
vestibular. Pada pemeriksaan fisik mungkin dijumpai nistagmus.
Perifer Sentral
Ref :1. Yusuf, M. (2016). Referat Vertigo Sentral dan Perifer. Hal 16-19 .
Anamnesis
Identitas pasien
Jenis Kelamin : perempuan
Usia : 30 tahun
Keluhan Utama
Keluhan pusing berputar sejak 3 jam yang lalu
Keluhan Penyerta
Keluhan disertai dengan mual, muntah, keringat dingin serta bertambah berat jika
kepala melihat ke posisi sebelah kanan tubuh. Riwayat keluhan muncul stelah
kelelahan sehabsis menyelesaikan pekerjaan kantor
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler yang meliputi pemeriksaan tekanan darah
pada saat baring, duduk dan berdiri dengan perbedaan lebih dari 30 mmHg.
3. Pemeriksaan neurologis :
a. Kesadaran : kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer dan vertigo non
vestibuler, namun dapat menurun pada vertigo vestibuler sentral.
b. Nervus kranialis : pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami
gangguan pada nervus kranialis III, IV, VI, V sensorik, VII, VIII, IX, X,
XI, XII.
c. Motorik : kelumpuhan satu sisi (hemiparesis).
d. Sensorik : gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi).
e. Keseimbangan (pemeriksaan khusus neuro-otologi
Pemeriksaan Penunjang
Referensi: 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis
Neurologi.
7. Diagnosis banding
a. BPPV ( Benign Paroxysmal Positional Vertigo )
Salah satu penyebab paling umum dari vertigo adalah Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV). BPPV diketahui adalah gangguan yang paling umum terjadi
dari sistem vestibular telinga bagian dalam yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan. BPPV bersifat jinak, yang berarti tidak mengancam jiwa penderita
BPPV merupakan suatu kondisi terjadinya gangguan dari sistem perifer vestibular,
ketika pasien merasakan sensasi. pusing berputar dan berpindah yang berhubungan
dengan nistagmus ketika posisi kepala berubah terhadap gaya gravitasi dan disertai
gejala mual,muntah dan keringat dingin. Serangan biasa dipicu ketika pasien merubah
posisi kepala ke sisi yang terkena kemudian berguling ke sisi berlawanan ataupun
Etiologi
tetapi dapat berhubungan dengan trauma kepala, posisi terlentang terlalu lama atau
gangguan dari dalam telinga. BPPV dapat berhubungan dengan penyakit meniere dan
konsentrasi serum yang rendah vitamin. BPPV sering digambarkan sebagai selflimiting
karena gejala dapat mereda atau dapat hilang dalam waktu enam bulan dari onset.
Penyebab pasti dari BPPV belum banyak diketahui. Kemungkinan penyebab lainnya
antara lain adalah trauma kepala atau perubahan hormonal. BPPV dapat terjadi setelah
Patofisiologi
canalolithiasis) atau melekat pada cupula (cupulithiasis), yang merubah respon kepala
terhadap sudut kepala. Ketika ada perubahan posisi kepala dengan gravitasi,puing-
puing otolithic bergerak ke posisi baru dalam setengah lingkaran kanal,yang mengarah
ke rasa rotasi palsu,dimana BPPV biasanya paling sering diakibatkanoleh kanalis
semisirkular posterior sekitar 60-90% pada seluruh kasus. Pada dasarnya terdapat dua
subtipe dari BPPV yang dibedakan oleh kanalis semisirkularis yang terlibat yaitu
otocnia terpisah dan mengambang bebas dalam canal (canalithiasis) atau yang melekat
Diagnosis
BPPV didiagnosa berdasarkan sejarah medis, pemeriksaan fisik, tes pendengaran dan
lainnya seperti tes Dix-Hallpike. Dalam tes Dix-Hallpike,kepala pasien diminta untuk
duduk,lalu pasien mulai dengan cepat berada dibawah dengan kepala menggantung
ditepi meja sekitar 30 derajat horizontal kebawah. Penguji diminta untuk mengamati
apakah pasien memiliki vertigo dan mengamati nystagmus kanalis posterior kanan.
Apabila terdapat hasil yang positif yakni berupa keterlibatan nystagmus kanalis
ke belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus. Pada
detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya
kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit, biasanya
Untuk dapat menegakan diagnosis klinis BPPV, maka harus memenuhi empat
kriteria,yaitu:
4. Bersifat paroksismal dari saat timbulnya vertigo dan nystagmus (yaitu, terjadi
1. BPPV Posterior
berputar. Rasa berputar mulai terasa dari bagian atas mata menuju kearah
terasa berputar sangat khas yakni terasa kearah telinga bagian atas.
2. BPPV Anterior
berpindah dari cupula. Pada pasien hal ini terdeskripsikan dari bagian atas mata
paling atas. Pasien cenderung menatap tatapan kearah telinga bagian bawah.
Terapi
Terapi yang tepat pada BPPV yakni dengan mengetahui terlebih dahulu kanal
yang terlibat dan patofisiologinya. Dengan bertujuan agar otoknia terlepas dari dalam
kanalis atau kupula sehingga diarahkan keluar dari kanalis semisirkulari menuju
utrikulus melewati ujung kanal non ampulatory. Pada BPPV yang melibatkan kanalis
semirkularis posterior, dapat diterapi dengan Epley Maneuver dan Semont Maneuver.
Kedua terapi ini didasarkan pada asumsi bahwa partikel dapat dipindahkan melalui
lengan panjang kanalis semisirkularis. dan dapat direposisi ke utrikulus menggunakan
gaya gravitas.
menuju crus pada umumnya. Jika nistagmus diinduksi,makan aka nada arah yang sama
yang ditimbulkan selama tes DixHallpike. Kemudian, kepala berbalik lagi 90derajat ke
posisi tertelungkup. sehingga pasien akan berbaring kearah yang terkena. Kemudian,
melalui crus. Setiap posisi harus dipertahankan hingga nistagmus terinduksi. Setiap
Pada Semont Maneuverpasien diminta untuk duduk tegak lalu berbaring kesisi
yang terkena dengan telinga kanan dan kepala berpaling sedikit ke kiri. Pasien lalu
dengan cepat dipandul dalam pola menjungkir terbalik melalui posisi tegak kesisi
lain,tanpa jeda dengan kepala berubah sedikit kekiri. Akhirnya pasien duduk dan
pada manuver ini dapat menyebabkan mual atau muntah selama dilakukan terapi.
kearah telinga yang terkena lalu kearah yang tidak terkena. Setiap posisi ditahan
yang tidak sakit selama 12 jam. Sehingga diharapkan puing-puing otoknia yang
melekat pada kupula akan terlepas dan masuk kembali ke utrikulus dengan gaya
gravitasi.
Pada Guffoni Maneuver,pasien diminta berbaring pada sisi yang terkena dan tidak
bergerak selama 1-2menit hingga nistagmus mereda. Lalu,duduk dengan tegak dengan
cepat menghadap kedepan. Dan dilakukan berulang. Terapi ini dengan mengkonversi
berputar 270 derajat kearah yang terkena,lalu tiap satu menit berputar 90derajat kearah
yang tidak terkena. Dan dilakukan lagi kearah yang tidak terkena..
berulang,jika masih ada tandatanda gejala vertigo dan nistagmus maka terapi dapat
diulang kembali.
1. Asimptomatis ketika tidak ada lagi keluhan rasa pusing berputar dan gangguan
nistagmus
2. Terdapat Perbaikan Keluhan vertigo secara subjektif telah berkurang lebih dari
70% dan pasien telah mampu melakukan aktifitas yang selama ini tidak dapat
3. Tidak ada perbaikan bila keluhan vertigo tidak kurang dari 70% dan nistagmus
muncul sering.
Medikamentosa
vestibuler melalui modulasi transmisi saraf. Beberapa obat yang bisa diberikan adalah:
obat dosis
Anti histamine
setiap 8 jam
Anticolinergic
Benzodiazepines
diazepam 5-10 mg intravena setiap 4-6 jam
Sympatomimetic
Secara ringkas BPPV merupakan suatu kondisi terjadinya gangguan dari sistem perifer
berhubungan dengan nistagmus ketika posisi kepala berubah terhadap gaya gravitasi
dan disertai gejala mual,muntah dan keringat dingin. Penyebab pasti dari BPPV belum
banyak diketahui. Pada dasarnya terdapat dua subtipe dari BPPV yang dibedakan oleh
kanalis semisirkularis yang terlibat yaitu otoknia terpisah dan mengambang bebas
dalam kanal (kanalithiasis) atau yang melekat pada kupula (kupulolithiasis). BPPV
seperti tes Dix-Hallpike. Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhiuntuk dapat
menegakan diagnosis klinis BPPV. Terapi yang tepat pada BPPV yakni dengan
medikamentosa dianggap kurang tepat dalam kasus BPPV. Terdapat beberapa manuver
yang digunakan sebagai terapi berdasarkan kanal yang terlibat. Simpulan BPPV
merupakan gangguan sistem perifer vestibular yang ditandai dengan pusing berputar
dan disertai gejala mual,muntah dan keringat dingin. Penyakit ini merupakan
selflimiting. Dengan diagnosis yang tepat yaitu dengan konfirmasi tes vestibular,maka
dapat dilakukan pilihan terapi yang sesuai agar penyakit ini dapat hilang.
b. Ménière Disease
Definisi
Penyakit Ménière adalah gangguan pada telinga bagian dalam yang menyebabkan
pusing parah (vertigo), dering di telinga (tinnitus), gangguan pendengaran, dan
perasaan penuh atau tersumbat di telinga. Penyakit Ménière biasanya hanya menyerang
satu telinga. Serangan pusing dapat terjadi secara tiba-tiba atau setelah periode singkat
tinitus atau pendengaran yang teredam. Beberapa orang akan mengalami serangan
pusing tunggal yang dipisahkan oleh periode waktu yang lama. Lainnya mungkin
mengalami banyak serangan lebih dekat bersama selama beberapa hari. Beberapa
orang dengan penyakit Ménière memiliki vertigo yang sangat ekstrem sehingga
mereka kehilangan keseimbangan dan jatuh. Episode-episode ini disebut "serangan
drop." Penyakit Ménière dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi lebih mungkin
terjadi pada orang dewasa berusia antara 40 dan 60 tahun. Lembaga Nasional Ketulian
dan Gangguan Komunikasi Lainnya (NIDCD) memperkirakan bahwa sekitar 615.000
orang di Amerika Serikat saat ini didiagnosis dengan penyakit Ménière dan bahwa
45.500 kasus baru didiagnosis setiap tahun.
Etiologi
Banyak teori tentang apa yang terjadi yang menyebabkan penyakit Ménière,
tetapi tidak ada jawaban yang pasti. Beberapa peneliti berpikir bahwa penyakit
Ménière adalah hasil dari penyempitan pada pembuluh darah yang mirip dengan yang
menyebabkan sakit kepala migrain. Yang lain berpikir penyakit Ménière dapat menjadi
konsekuensi dari infeksi virus, alergi, atau reaksi autoimun. Karena penyakit Ménière
tampaknya menular dalam keluarga, itu juga bisa merupakan hasil dari variasi genetik
yang menyebabkan kelainan volume atau pengaturan cairan endolimfe
Patofisiologi
Gejala penyakit Ménière disebabkan oleh penumpukan cairan di kompartemen telinga bagian
dalam, yang disebut labirin (lihat gambar 1).
Diangnosis
Penyakit Ménière paling sering didiagnosis dan dirawat oleh seorang ahli THT
(biasanya disebut dokter telinga, hidung, dan tenggorokan, atau THT). Namun, tidak
ada tes definitif atau gejala tunggal yang dapat digunakan dokter untuk membuat
diagnosis. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis Anda dan keberadaan:
Beberapa dokter akan melakukan tes pendengaran untuk menetapkan tingkat gangguan
pendengaran yang disebabkan oleh penyakit Ménière. Untuk menyingkirkan penyakit
lain, dokter juga dapat meminta pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) atau
computed tomography (CT) otak.
Terapi
Bagaimana penyakit Ménière dirawat? Penyakit Ménière belum memiliki obat,
tetapi dokter Anda mungkin merekomendasikan beberapa perawatan di bawah ini
untuk membantu Anda mengatasi kondisi tersebut.
a. Obat-obatan.
Gejala serangan penyakit Ménière yang paling melumpuhkan adalah pusing.
Obat-obatan yang diresepkan seperti meclizine, diazepam, glycopyrrolate, dan
lorazepam dapat membantu meredakan pusing dan mempersingkat serangan.
c. Perubahan pola makan dan perilaku lainnya. Beberapa orang mengklaim bahwa
kafein, cokelat, dan alkohol memperburuk gejalanya dan menghindari atau
membatasi mereka dalam makanan. Tidak merokok juga dapat membantu
mengurangi gejalanya.
d. Terapi kognitif.
Terapi kognitif adalah jenis terapi bicara yang membantu orang fokus pada
bagaimana mereka menafsirkan dan bereaksi terhadap pengalaman hidup.
Beberapa orang menemukan bahwa terapi kognitif membantu mereka mengatasi
lebih baik dengan sifat serangan yang tak terduga dan mengurangi kecemasan
mereka tentang serangan di masa depan.
e. Suntikan
Menyuntikkan antibiotik gentamisin ke telinga tengah membantu mengendalikan
vertigo tetapi secara signifikan meningkatkan risiko gangguan pendengaran
karena gentamisin dapat merusak sel-sel rambut mikroskopis di telinga bagian
dalam yang membantu kita mendengar.
8. Perspektif islam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ُ َ ْ ْ َ َ َ ُ َ َ
ْ َ ب َها َع ْن ُُه َو ُي َك ِّف ُ ُر َد َر َجةُ ْال ِق َي َام ُِة َي ْو َُم ب َها هللا َي ْر َف ُع ُُه ُي ْؤذ ْي ُِه
ُ شءُ أ ُْو ُيشاك َها ش ْوكةُ أ ُْو ال ُمؤ ِمنُ ُصد
اع ي ِ ِ ِ
ُ َُُْ
ذنوب ُه.Pusing yang dirasakan seorang mukmin, sebuah duri yang menusuknya, atau
sesuatu hal yang mengganggunya, dengan semua itu Allah akan meninggikannya
satu derajat pada hari kiamat dan Dia akan menggugurkan dosa-dosanya. (Hadis
hasan riwayat Ibnu Abi ad-Dunya. Lihat Shahih at-Targhib oleh al-Albani no 3434)
Oleh karena itu, ketika seorang merasa pusing, hendaknya ia bersabar dan
mengharapُpahalaُdariُAllahُTa’ala.ُDenganُhalُtersebut,ُsemogaُiaُmendapatkanُ
keutamaan yang telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadis
di atas. Lebih utama lagi bila ia ridha dengan semua itu, dan akan lebih utama lagi
bila ia bersyukur.Janganlah ia berkeluh kesah ketika diuji dengan penyakit yang
menimpanya. Bila ia melakukannya, maka ia merugi dua kali dan ia pun berdosa.
Ibaratُkata,ُ“Sudahُjatuhُtertimpaُtanggaُpula.”ُIaُtertimpaُpenyakit,ُmerasakanُ
rasa sakitnya, tapi malah berdosa. Hanya kepada Allah semata kita memohon
pertolongan untuk sabar.
DAFTAR PUSTAKA
Walsh, P., Kane, N., Butler, S. 2005. The clinical role of evoked potentials in Journal
of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry. Vol. 76, suppl. 2. ISSN: 1468-330X
Chalela JA, Kidwell CS, Nentwich LM, et al. Magnetic resonance imaging and
computed tomography in emergency assessment of patients with suspected acute
stroke: a prospective comparison. Lancet. 2007;369(9558):293–298.
doi:10.1016/S0140-6736(07)60151-2