Definisi Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut (glabrous
skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha. Dermatofitosis adalah infeksi
jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan
Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi
kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea
korporis.
Etiologi
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur
Epidemiologi
populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering. Penyakit ini tersebar
di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi
jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban
Microsporum canis dan Trycophyton tonsurans. Di Afrika penyebab tersering tinea korporis
Di RSU Adam malik/Dokter Pirngadi Medan spesies jamur penyebab adalah dermatofita
yaitu: T.rubrum 43%, E.floccosum 12,1%, T.mentagrophytes 4,4%, dan M.canis 2%,serta
nondermatofita 18,5%, ragi 19,1% (C. albicans 17,3%, Candida lain 1,8%).
Klasifikasi Ekologi
Zoofilik yaitu transmisi dari hewan ke manusia, contoh Trycophyton simii (monyet),
Patogenesa
Elemen kecil dari jamur disebut hifa, berupa benang-benang filament terdiri dari
sel-sel yang mempunyai dinding. Dinding sel jamur merupakan karakteristik utama
ribosom, retikulum endoplasma, lisosom, apparatus golgi dan sentriol dengan fungsi
baik seksual maupun aseksual. Spora adalah suatu alat reproduksi yang dibentuk
hifa, besarnya antara 1-3µ, biasanya bentuknya bulat, segi empat, kerucut atau
lonjong. Spora dalam pertumbuhannya makin lama makin besar dan memanjang
membentuk hifa. terdapat 2 macam spora yaitu spora seksual (gabungan dari dua
Infeksi Dermatofita diawali dengan perlekatan jamur atau elemen jamur yang
dapat tumbuh dan berkembang pada stratum korneum. Pada saat perlekatan, jamur
temperatur dan kelembaban, kompetensi dengan flora normal, spingosin dan asam
lemak.
respon imun nonspesifik maupun respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik
merupakan pertahanan lini pertama melawan infeksi jamur. Mekanisme ini dapat
dipengaruhi faktor umum, seperti gizi, keadaan hormonal, usia, dan faktor khusus
seperti penghalang mekanik dari kulit dan mukosa, sekresi permukaan dan respons
radang. Respons radang merupakan mekanisme pertahanan nonspesifik terpenting
yang dirangsang oleh penetrasi elemen jamur. Terdapat 2 unsur reaksi radang, yaitu
pertama produksi sejumlah komponen kimia yang larut dan bersifat toksik terhadap
fagositosis, mencerna, dan merusak partikel asing. Makrofag juga terlibat dalam
respons imun yang spesifik. Selsel lain yang termasuk respons radang nonspesifik
ialah basophil, sel mast, eosinophil, trombosit dan sel NK (natural killer). Neutrofil
Imunitas spesifik membentuk lini kedua pertahanan melawan jamur setelah jamur
berperan penting pada pertahanan tubuh spesifik. Sel-sel ini mempunyai mekanisme
dari kerja dan kemampuannya untuk merspons secara cepat terhadap adanya
respons seluler terhadap infeksi. Imunitas seluler sangat penting pada infeksi jamur.
Kedua mekanisme ini dicetuskan oleh adanya kontak antara limfosit dengan antigen.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif dengan
perkembangan kearah luar, bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran
yang polisiklik,arsinar,dan sirsinar. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang
ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagiantengah lesi relatif
lebih tenang. Tinea korporis yang menahun, tandatanda aktif menjadi hilang dan selanjutnya
hanya meninggalkan daerah hiperpigmentasi saja. Gejala subyektif yaitu gatal, dan terutama
jika berkeringat dan kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.Tinea korporis
biasanya terjadi setelah kontak dengan individu atau dengan binatang piaraan yang
terinfeksi, tetapi kadang terjadi karena kontak dengan mamalia liar atau tanah yang
terkontaminasi. Penyebaran juga mungkin terjadi melalui benda misalnya pakaian, perabot
dan sebagainya.
Pemeriksaan Laboratorium
Selain dari gejala khas tinea korporis, diagnosis harus dibantu dengan pemeriksaan
laboratorium antara lain pemeriksaan mikroskopis, kultur, pemeriksaan lampu wood, biopsi dan
kulit, kemudian sediaan dituangi larutan KOH 10%. Sesudah 15 menit atau sesudah dipanaskan
dengan api kecil, dilihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini memberikan hasil positif hifa
ditemukan hifa (benang-benang) yang bersepta atau bercabang, selain itu tampak juga spora
Kultur dilakukan dalam media agar sabaroud pada suhu kamar (2530⁰C),kemudian satu
minggu dilihat dan dinilai apakah ada pertumbuhan jamur. Spesies jamur dapat ditentukan
dengan panjang gelombang 365 nm. Sinar ini tidakdapat dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit
yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat
dilihat dengan memberi warna (fluoresensi). Beberapa jamur yang memberikan fluoresensi yaitu
Diagnosa Banding
Ada beberapa diagnosis banding tinea korporis, antara lain eritema anulare sentrifugum,
eksema numular, granuloma anulare, psoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, liken planus
Diagnosa
Pengobatan
pengobatan medikamentosa.
Non Medikamentosa
Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena infeksi atau bagian yang
terinfeksi dikeringkan terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya.
Jangan mengunakan handuk, baju, atau benda lainnya secara bergantian dengan orang yang
terinfeksi
Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran
jamur tersebut.
Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran
Jika memungkinkan hindari penggunaan baju dan sepatu yang dapat menyebabkan kulit selalu
basah seperti bahan wool dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi udara.
Sebelum menggunakan sepatu, sebaiknya dilap terlebih dahulu dan bersihkan debu-debu yang
Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan sandal yang
Medikamentosa
Pengobatan tinea korporis terdiri dari pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pada
tinea korporis dengan lesi terbatas,cukup diberikan obat topikal. Lama pengobatan bervariasi
antara 1-4 minggu bergantung jenis obat. Obat oral atau kombinasi obat oral dan topikal
diperlukan pada lesi yang luas atau kronik rekurens. Anti jamur topikal yang dapat diberikan
yaitu derivate imidazole, toksiklat, haloprogin dan tolnaftat. Pengobatan lokal infeksi jamur pada
lesi yang meradang disertai vesikel dan eksudat terlebih dahulu dilakukan dengan kompres basah
secara terbuka.
Pada keadaan inflamasi menonjol dan rasa gatal berat, kombinasi antijamur dengan
kortikosteroid jangka pendek akan mempercepat perbaikan klinis dan mengurangi keluhan
pasien)
Pengobatan Topikal
Selain obat-obat klasik, obatobat derivate imidazole dan alilamin dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang termasuk golongan imidaol
kurang lebih sama. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai hasil
kultur negative. Selanjutnya dianjurkan juga untuk meneruskan pengobatan selama 7-10
hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis dengan maksud mengurangi kekambuhan.
Pengobatan Sistemik
Menurut Verma pengobatan sistemik yang dapat diberikan pada tinea korporis adalah:
Griseofulvin Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak-anak 15-
untuk mengobati tinea korporis yang resisten terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya
Obat-obat yang relative baru seperti itrakonazol serta terbinafin dikatakan cukup memuaskan
untuk pengobatan tinea korporis.
Djuanda, A.2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.