Anda di halaman 1dari 3

REFERAT BEDAH SARAF

TUMOR METASTASE OTAK

Oleh:
Alifa Rizka A.

G99142058

Abdullah Al-Hazmy G99142059


Umi Arifah

G99142068

Medita Prassetyo

G99151017

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2015

TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Tumor otak metastatik adalah kanker yang tumbuh pada otak melalui kanker
primer yang tumbuh pada bagian tubuh lainnya. Tumor tersebut merupakan
neoplasma yang berasal pada jaringan diluar sistem saraf pusat dan menyebar secara
sekunder ke otak. Kanker primer bisa berada di paru-paru, usus, payudara, limfoma,
leukemia dll. Mereka sering terjadi pada serebrum (80%), serebelum (13-16%) dan
batang otak (3%). Lima puluh persen, tumor otak metastatik berganda hadir. Sebagian
besar didiagnosa setelah kanker primer didiagnosa dan diobati. Sekitar sepertiga
orang dengan tumor otak metastatik sebelumnya tidak didiagnosa dengan kanker, dan
gejala sistem syaraf pusat mereka merupakan indikasi pertama kanker. Pada sekitar
setengahnya, situs primer tidak pernah ditemukan.1
2. EPIDEMIOLOGI
Tumor otak metastasis merupakan tumor intraserebral yang paling sering
dijumpai walaupun insidensi pastinya tidak diketahui. Studi dari Percy et al
menemukan insidensi metastasis otak sebesar 11.1 per 100.000. Studi lain
4

menemukan insidensi metastasis otak sebesar 3.4 per 100.000. Metastasis otak
dijumpai pada 20-40% pasien kanker dan memiliki perbandingan 10:1 dengan tumor
otak primer. Diperkirakan 98.000 hingga 170.000 pasien didiagnosis dengan tumor
otak metastasis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Jenis kanker yang paling sering
bermetastasis ke otak adalah kanker paru, yaitu 30-60% dari seluruh metastasis otak.
1,6

3. PATOFISIOLOGI
Metastasis merupakan proses dinamis yang melibatkan berbagai proses.

1-4

(gambar 1). Mekanisme spesifik dan urutan kejadian yang menyebabkan metastasis
otak belum sepenuhnya dimengerti. Baik sel kanker yang bermetastasis ke otak
maupun lingkungan pada otak itu sendiri memainkan peranan yang penting. Agar sel
metastatik dapat meninggalkan tumor primer, sel-sel ini harus memiliki kemampuan
untuk melepaskan diri, bersirkulasi dan menginvasi. Penyebaran sel tumor terjadi
melalui sistem vaskular atau limfatik. Sebagian besar sel tumor menyebar melalui
pembuluh darah atau limfatik (hipotesis hemodinamik) dan tertahan secara mekanik
pada kapiler atau nodus limfarik yang pertama kali dijumpai. Sel-sel ini kemudian
menjadi lokasi perkembangan tumor. Walaupun begitu, mekanisme ini tidak berlaku
untuk seluruh fenomena metastasis. Walaupun otot, ginjal dan kulit merupakan
struktur dengan vaskularisasi yang banyak, organ ini jarang menjadi tempat
metastasis. Pada tahun 1889, Stephen Paget menganalisa hasil autopsi dari 735 kasus
kanker payudara dan menemukan bahwa walaupun aliran darah ke ginjal dan limpa
lebih banyak, namun organ hepar merupakan tempat metastasis yang lebih sering. Ia
menunjukkan bahwa tampaknya ada karakteristik organ host itu sendiri yang
mempengaruhi dimana sel-sel tumor ini akan berkembang. Ini menghasilkan
hipotesis seed and soil. Ia menyatakan bahwa sel-sel tumor (seed) hanya dapat
berkembang jika berada pada organ yang tepat (soil).

3,4

Banyak bukti yang mendukung hipotesis seed and soil atau molecular
recognition. Sel-sel tumor mencapai organ melalui jalur vaskular dan limfatik.
Setelah mencapai organ tertentu, sukses tidaknya sel-sel ini berkembang menjadi
tumor bergantung pada kesesuaian soil. Satu studi otopsi memprediksi bahwa
hipotesis hemodinamik berperan pada 66% metastase, sedagkan 20% mungkin
disebabkan hipotesis molecular recognition. Metastasis lokal tampaknya disebabkan
oleh proses hemodinamik, sedangkan penyebaran yang lebih jauh tampaknya
2,3,4

disebabkan oleh molecular recognition antara sel-sel tumor dan host organ.

Anda mungkin juga menyukai