Disusun Oleh:
Hasna Rashifah
3415151942
Naili Noermilah
3415151034
*email :
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
METODOLOGI
Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 15 November 2017 di Laboratorium Fisiologi Hewan
Kampus B, Universitas Negeri Jakarta. Metode yang kami gunakan dalam kegiatan ini adalah
metode eksperimen. Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan labirin sebagai
reseptor keseimbangan. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui
mekanisme keseimbangan pada manusia dan katak. Alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu: akuarium, alat bedah, papan fiksasi, jarum pentul, Rana tigrina, dan OP
manusia.
Berikut adalah penjelasan cara kerja yang kami lakukan pada percobaan:
1. Keseimbangan pada manusia (sebagai kontrol)
A. Kerja canalis semisirkularis lateral
- OP duduk di kursi yang dapat diputar dengan bebas
- Kepala ditundukan 30 dan mata dipejamkan
- OP diputar ke kanan secara perlahan dan lama-lama menjadi semakin cepat dan
kemudian melambat
- OP dipersilahkan mengatakan sensasi (perasaan berputar)
B. Kerja semisirkularis anterior dan posterior
- OP duduk di kursi yang dapat diputar dengan bebas
- Kepala dimiringkan 120 ke kanan dan mata dipejamkan
- OP diputar ke kanan sebanyak 10 putaran (searah jarum jam)
- Hentikan perputaran
- Tubuh OP terutama tangannya dipegang kuat-kuat dan dilanjutkan menegakkan
kepalanya dengan mata tetap terpejam
- OP dipersilahkan mengatakan sensasi (yang dirasakan)
2. Keseimbangan pada katak
- Rana tigrina diletakan di atas papan fiksasi dan tutup dengan baker glass atau sungkup
gelas
- Papan diangkat dan digerakan ke segala arah (diperhatikan sikap dan posisi katak)
- Papan diputar dan dilihat reaksinya
- Digerakan papan naik turun dan dilihat reaksinya
- Diletakan katak dalam wadah dan diperhatikan cara berenangnya
- Diamati fiksasi rahang atas sedangkan rahang bawahnya dibuka
HASIL
1. Keseimbangan pada manusia (sebagai kontrol)
A. Kerja canalis semisirkularis lateral
B. Kerja semisirkularis anterior dan posterior
Arah dan Sensasi Saat Sensasi Saat Berhenti
Posisi Kepala
Banyak Putaran Diputar
Otak ditusuk Miring ke bawah Berenang dengan posisi miring ke kiri hingga
memutar balikkan badan.
PEMBAHASAN
1. Keseimbangan pada manusia (sebagai kontrol)
A. Kerja canalis semisirkularis lateral
B. Kerja semisirkularis anterior dan posterior
Salah satu reseptor pengatur keseimbangan rotasi dan gravitasi tubuh manusia adalah kanalis
semisirkularis yang berupa 3 saluran setengah lingkaran. Proses keseimbangan tubuh ketika
badan dalam posisi tegak dan kepala tegak, dan tubuh diputar ke kanan, melibatkan kanalis
semisirkularis lateral. Mata OP ditutup agar kesadaran visual terhadap kondisinya tidak
bekerja sehingga OP hanya dapat mendeteksi kondisi keseimbangannya tanpa kesadaran
indera penglihatannya. Pada bagian dasar kanalis semisirkularis terdapat struktur yang
disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor sistem vestibular yang disebut Krista
ampularis. Rambut-rambut sensorik krista atau stereosilia ini tertanam pada gelatin yang
memanjang, disebut kupula. Di dalam ampula terdapat cairan endolimfe. Ketika tubuh dan
kepala dalam posisi tegak diputar serta mata dipejamkan kemudian tubuh diputar ke arah
kanan sebanyak 10 kali, maka kanalis semisirkularis lateral akan ikut bergerak ke arah kanan.
Namun cairan endolimfe akan bergerak sebaliknya yaitu ke arah kiri. Stereosilia juga akan
bergerak ke kiri karena mengalami depolarisasi ketika stereosilia bergerak ke arah
kinosilium. Sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa bergerak ke arah kanan. Namun
saat putaran dihentikan, cairan endolimfe akan bergerak ke arah kanan, yang menyebabkan
stereosilia bergerak ke kanan, untuk mempertahankan kelembamannya. Karena itu saat mata
masih tertutup (kesadaran penglihatan tidak ada), OP akan merasa bergerak kea rah kiri.
Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi badan dan kepala merunduk, dan
tubuh diputar ke kanan, melibatkan kanalis semisirkularis superior. Mata OP ditutup agar
kesadaran visual terhadap kondisi keseimbangannya tidak bekerja sehingga OP hanya dapat
mendeteksi kondisi keseimbangannya tanpa kesadaran indera penglihatannya. Pada saat
kepala merunduk, posisi kanalis semisirkularis superior akan menjadi horizontal. Pada bagian
dasar kanalis semisirkularis ini juga terdapat struktur yang disebut ampula. Di dalam ampula
terdapat reseptor sistem vestibular yang disebut Krista ampularis. Rambut-rambut sensorik
krista atau stereosilia ini tertanam pada gelatin yang memanjang, disebut kupula. Di dalam
ampula terdapat cairan endolimfe. Ketika tubuh dalam posisi tegak dan kepala dalam posisi
merunduk diputar serta mata dipejamkan kemudian tubuh diputar ke arah kanan sebanyak 10
kali, maka kanalis semisirkularis superior akan ikut bergerak ke arah kanan. Namun cairan
endolimfe di dalamnya akan bergerak sebaliknya yaitu ke arah kiri. Stereosilia juga akan
bergerak ke kiri karena mengalami depolarisasi ketika stereosilia bergerak ke arah
kinosilium. Sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa bergerak ke arah kanan. Namun
saat putaran dihentikan, kepala ditegakkan (kanalis semisirkularis superior kembali tegak),
maka cairan endolimfe akan bergerak searah jarum jam (dalam posisi tegak), yang
menyebabkan stereosilia bergerak searah jarum jam, untuk mempertahankan
kelembamannya. Karena itu saat mata masih tertutup (kesadaran penglihatan tidak ada), OP
akan merasa bergerak seperti jatuh ke arah depan sebelah kiri.
Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi badan dan kepala dimiringkan ke
kanan, dan tubuh diputar ke kanan, melibatkan kanalis semisirkularis posterior. Mata OP
ditutup agar kesadaran visual terhadap kondisi keseimbangannya tidak bekerja sehingga OP
hanya dapat mendeteksi kondisi keseimbangannya tanpa kesadaran indera penglihatannya.
Pada saat kepala dimiringkan ke kanan, posisi kanalis semisirkularis posterior akan menjadi
horizontal. Pada bagian dasar kanalis semisirkularis ini juga terdapat struktur yang disebut
ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor sistem vestibular yang disebut Krista ampularis.
Rambut-rambut sensorik krista atau stereosilia ini tertanam pada gelatin yang memanjang,
disebut kupula. Di dalam ampula terdapat cairan endolimfe. Ketika tubuh dalam posisi tegak
dan kepala dalam posisi miring ke kanan diputar serta mata dipejamkan kemudian tubuh
diputar ke arah kanan sebanyak 10 kali, maka kanalis semisirkularis posterior akan ikut
bergerak ke arah kanan. Namun cairan endolimfe di dalamnya akan bergerak sebaliknya yaitu
ke arah kiri. Stereosilia juga akan bergerak ke kiri karena mengalami depolarisasi ketika
stereosilia bergerak ke arah kinosilium. Sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa
bergerak ke arah kanan. Namun saat putaran dihentikan, kepala ditegakkan (kanalis
semisirkularis porterior kembali tegak), maka cairan endolimfe akan bergerak ke depan
(dalam posisi tegak), yang menyebabkan stereosilia bergerak ke depan, untuk
mempertahankan kelembamannya. Karena itu saat mata masih tertutup (kesadaran
penglihatan tidak ada), OP akan merasa bergerak seperti jatuh ke arah depan.
Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi badan dan kepala dimiringkan ke kiri,
dan tubuh diputar ke kanan, melibatkan kanalis semisirkularis posterior. Mata OP ditutup
agar kesadaran visual terhadap kondisi keseimbangannya tidak bekerja sehingga OP hanya
dapat mendeteksi kondisi keseimbangannya tanpa kesadaran indera penglihatannya. Pada saat
kepala dimiringkan ke kiri, posisi kanalis semisirkularis posterior akan menjadi horizontal.
Pada bagian dasar kanalis semisirkularis ini juga terdapat struktur yang disebut ampula. Di
dalam ampula terdapat reseptor sistem vestibular yang disebut Krista ampularis. Rambut-
rambut sensorik krista atau stereosilia ini tertanam pada gelatin yang memanjang, disebut
kupula. Di dalam ampula terdapat cairan endolimfe. Ketika tubuh dalam posisi tegak dan
kepala dalam posisi miring ke kanan diputar serta mata dipejamkan kemudian tubuh diputar
ke arah kanan sebanyak 10 kali, maka kanalis semisirkularis posterior akan ikut bergerak ke
arah kanan. Namun cairan endolimfe di dalamnya akan bergerak sebaliknya yaitu ke arah
kiri. Stereosilia juga akan bergerak ke kiri karena mengalami depolarisasi ketika stereosilia
bergerak ke arah kinosilium. Sensasi yang diakibatkan adalah tubuh terasa bergerak ke arah
kanan. Namun saat putaran dihentikan, kepala ditegakkan (kanalis semisirkularis porterior
kembali tegak), maka cairan endolimfe akan bergerak ke belakang (dalam posisi tegak), yang
menyebabkan stereosilia bergerak ke belakang, untuk mempertahankan kelembamannya.
Karena itu saat mata masih tertutup (kesadaran penglihatan tidak ada), OP akan merasa
bergerak seperti jatuh ke arah belakang.
Pada saat mata terbuka OP tidak akan mengalami sensasi seperti yang terjadi pada table
pengamatan karena sensasi sadarnya telah bekerja dan tubuhnya telah menyadari bahwa ia
tidak lagi bergerak. Sensasi sadar lebih kuat daripada sensasi saat mata tertutup sehingga
sensasi tersebut dapat menggantikan sensasi saat mata tertutup.
Salah satu reseptor pengatur keseimbangan rotasi dan gravitasi tubuh manusia
adalah kanalis semisirkularis yang berupa 3 saluran setengah lingkaran, yang terdiri
dari kanalis semisirkularis lateral, anterior, dan posterior. Kanalis semisirkularis
memiliki peran untuk mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau
angular. Pada bagian dasar kanalis semisirkularis terdapat struktur yang disebut
ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor sistem vestibular yang disebut krista
ampularis. Rambut-rambut sensorik krista atau stereosilia ini tertanam pada gelatin
yang memanjang, disebut kupula. Di dalam ampula terdapat cairan endolimfe
(Ganong, 2003).
Percobaan ini dilakukan dengan cara memutar OP pada kursi putar dengan
kondisi OP menundukkan kepalanya sekitar 300. Hal ini bertujuan agar kanalis
semisirkularis superior berada pada posisi horizontal. Pemejaman mata dilakukan agar
refleks pada mata dapat mempertahankan fiksasi penglihatan di titik-titik yang diam
pada saat tubuh berputar atau berotasi (Ganong, 2003), selain itu mata OP dipejamkan
agar kesadaran visual terhadap kondisinya tidak bekerja sehingga OP hanya dapat
mendeteksi kondisi keseimbangannya tanpa kesadaran indera penglihatannya.
Berdasarkan hasil percobaan ketika tubuh dalam posisi tegak dan kepala dalam posisi
menunduk serta mata dipejamkan kemudian tubuh diputar searah jarum jam (kanan)
sebanyak 10 kali, maka kanalis semisirkularis lateral akan ikut bergerak ke arah
kanan. Namun cairan endolimfe di dalamnya akan bergerak sebaliknya yaitu ke arah
kiri. Stereosilia juga akan bergerak ke kiri karena mengalami depolarisasi ketika
stereosilia bergerak ke arah kinosilium. Saat putaran dihentikan, kepala ditegakkan,
maka cairan endolimfe akan bergerak searah jarum jam, yang menyebabkan stereosilia
bergerak searah jarum jam, untuk mempertahankan kelembamannya. Ketika OP
membuka matanya maka OP seperti melihat ruang berputar ke arah kanan dan
merasa tubuhnya seperti diputar ke arah kiri. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
nistagmus pada bola mata OP. Nistagmus merupakan gerak mata menyentak yang
khas pada mata yang tampak pada saat awal dan akhir rotasi atau putaran(Ganong,
2003). Bola mata OP bergerak cepat ke arah kiri dan bergerak lambat ke arah kanan.
Hal tersebut terjadi karena refleks gerakan mata dan akibat gangguan fungsi jaras
yang melewati flokulonodular serebelum dari kanalis semisirkularis (Guyton, 2006).
Namun mata OP terbuka hanya sesaat saja dan langsung menutup kembali karena
masih merasakan sensasi berputar yang membuat OP menjadi pusing.
KESIMPULAN
1. Katak termasuk hewan poikiloterm, dimana suhu tubuhnya ditentukan oleh
keseimbangannya dengan kondisi lingkungannya, dan berubah-ubah seperti berubah-
ubahnya kondisi suhu lingkungan.
2. Labirin berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh karena memiliki organ-organ
vestibular (sakulus,utrikulus, dan kanalis semisirkularis).
3. Sakulus dan utrikulus dikhususkan untuk mendeteksi posisi kepala terhadap arah tarik
gravitasi bila kepala dalam posisi hampir vertikal.
4. Kanalis semisirkularis berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan akibat percepatan
sudut.
5. Pada saat objek berotasi dengan cepat terjadi nistagmus karena terjadi gerakan endolimfe
yang berlawanan arah dengan arah percepatan sudut.
6. Salah satu reseptor pengatur keseimbangan rotasi dan gravitasi tubuh manusia adalah
kanalis semisirkularis yang berupa 3 saluran setengah lingkaran.
7. Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi tegak dan kepala tegak melibatkan
kanalis semisirkularis lateral.
8. Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi tegak dan kepala merunduk
melibatkan kanalis semisirkularis superior.
9. Proses keseimbangan tubuh ketika badan dalam posisi tegak dan kepala miring ke kanan
atau kiri melibatkan kanalis semisirkularis posterior.
10. Tangan dapat merasakan suhu panas atau dingin karena terdapat termoreseptor yang
berada di lapisan demis.
11. Tangan akan merasakan sensasi dingin ketika direndam dari air hangat (400C )ke air
ledeng (280C) karena adanya perpindahan panas dari tangan ke air ledeng yang di rasakan
oleh saraf krause.
12. Tangan akan merasakan sensasi panas ketika direndam dari air es (110C) ke air ledeng
(280C) karena adanya perpindahan panas dari air ledeng ke tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil A., Jane B. Reece dan lawrence G.Mitchell.2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga: Jakarta
Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi 20). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Jawaban Pertanyaan
Mekanisme jalannya impuls dari reseptor panas sampai integrasi korteks sensoris tempat
terbentuknya sensasi dan di area asosiasi tempat terbentuknya persepsi telapak tangan
merasakan panas:
Ketika memasuki medula spinalis, sinyal akan menjalar dalam traktus Lissauer sebanyak
beberapa segmen di atas atau di bawah dan selanjutnya akan berakhir di
a. Area reticular batang otak
b. Kompleks ventrobasal talamus
Beberapa sinyal termal dari kompleks ventrobasal akan dipancarkan menuju ke korteks
somatosensorik. Adakalanya dengan penelitian mikroelektroda ditemkan adanya suatu
neuron ada area somatosensorik I yang dapat langsung berespon terhadap stimulus panas
pada daerah kulit yang spesifik. Selanjtnya telah diketahui bahwa pembuangan girus
postsentralis pada manusia dapat mengurangi kemampuan untuk membedakan gradasi suhu.