Anda di halaman 1dari 101

CESTODA

PARASITOLOGI

Indriyani Anjari 3415152446


Evie Lia Yohana Siburian 3415154883
CESTODA
Cacing Pita

Cestoda Termasuk Kelas Cestoidea, Filum Platyhelminthes


Tubuh pipih dorsoventral, memanjang,
bersegmen-segmen.
Bagian cacing dewasa terdiri atas:
1.Kepala (scolex)
2. Leher (column)
3. Badan (strobila), simetris
Hermafrodit, tanpa ruang tubuh, tanpa
sistem pencernaan.
Ordo
Pseudophyllide
a
CESTODA
Ordo
Cyclophyllidea
Ordo Diphyllobothrium latum
Pseudophyllidea

Diphyllobothrium mansoni

Ordo Taenia saginata


Cyclophyllidea Taenia solium
Hymenolepis nana
Hymenolepis diminuta
Dipylidium caninum
Echinococcus granulosus
Echinococcus alveolaris
Ordo Pseudophyllidea
Ordo Pseudophyllidea
Mempunyai skoleks dengan
2 lekuk isap (bothrium =
suctorial groove)
Lubang genital dan lubang
uterus terletak di tengah-
tengah proglotid
Telur mempunyai operkulum
Diphyllobothrium latum
Diphyllobothrium latum (Linnaeus 1758)
(The fish tapeworms)
Berwarna putih gading
Dapat tumbuh sampai 10 meter,
terdiri atas 3000-4000 proglotid
Telur mempunyai operkulum
berukuran 70 x 45 mikron
Nutrientnya diperoleh dengan
menyerapnya dari lumen usus
(yang diserap yakni vit B 12)
Daur Hidup
Diphyllobothrium
latum
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia adalah hospes definitif, dalam duodenum-jejunum manusia.
Hospes reservoarnya adalah anjing, kucing, dan lebih jarang 22 mammalia
lainnya, antara lain warlus, singa laut, beruang, babi dan serigala
Parasit ini menyebabkan penyakit yang disebut difilobotriasis
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di Amerika, Kanada, Eropa,
daerah danau di Swiss, Rumania, Turkestan, Israel,
Mancuria, Jepang, Afrika, Malagasi, dan Siberia.
Endemik di Zwitzerland, Hungaria, USA dan Russia
Barat.
Patologi dan Gejala Klinis
Tidak menimbulkan gejala berat, hanya gejala saluran cerna
seperti diare, tidak nafsu, makan dan tidak enak di perut.
Bila cacing hidup di permukaan usus halus, dapat timbul
anemia hiperkromakrositer karena cacing tsb banyak
menyerap vitamin B12 sehingga timbul defisiensi vitamin B12
Bila cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan usus secara
mekanik atau terjadi obstruksi usus, karena cacing-cacing itu
menjadi seperti benang kusut
Diagnosis
Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah
dengan menemukan telur atau proglotid yang
dikeluarkan dalam tinja
Pengobatan
Diberikan obat Atabrin dalam keadaan perut kosong disertai
pemberian Na-bikarbonas dosis 0,5 g dua jam setelah makan
obat diberikan magnosium sulfat 15 g sebagai pencahar
Obat pilihan adalah niclosamid (Yomesan), diberikan 4 tablet
(2 gram) dikunyah sekaligus setelah makan hidangan ringan.
Obat lain yang juga efektif adalah paromomisin, yang
diberikan dengan dosis 1 gram setiap 4 jam sebanyak 4 dosis
Dapat dipakai prazikuantel dosis tunggal 10 mg/kg berat
badan
Prognosis
Prognosis difilobotriasis baik, walaupun dengan
anemia berat, karena setelah cacing dikeluarkan
anemianya akan sembuh
Epidemiologi
Penyakit ini di Indonesia tidak ditemukan tetapi banyak
dijumpai di negara yang banyak makan ikan salem mentah
atau kurang matang
Untuk mencegah terjadinya infeksi, ikan air tawar yang mengandung bibit
penyakit harus terlebih dahulu di masak dengan sempurna sebelum dihidangkan

Banyak dijumpai di binatang seperti anjing, kucing dan babi

Anjing, kucing dan babi sebagi hospes reservoar sebaiknya diberi obat cacing
Diphyllobothrium mansoni
Hospes dan Nama Penyakit
Tahun 1882 Manson mendapatkan Sparganosis jaringan dari
penduduk asli yang diautoopsi di Amoy-RRC
Larva pleroserkoid dari beberapa spesies cacing pita golongan
Diphyllobothrium telah ditemukan pada manusia dan diketahui
sebagai Sparganum dan penyakitnya disebut Sparganosis
D. mansoni memerlukan anjing, kucing dan binatang lainnya
sebagai hospes definitif
Manusia dapat bertindak sebagai hospes perantara kedua bila
mengandung sparganum (pleroserkoid)
Daur Hidup
Diphyllobothriu
m mansoni
Patologi dan Gejala Klinis
Pada manusia larva ditemukan di seluruh bagian badan,
terutama di mata juga di kulit, jaringan otot, toraks,
perut, paha, daerah inguinal dan dada bagian dalam
yang menyebabkan peradangan dan edema
jaringan sekitarnya yang nyeri. Larva yang rusak
menyebabkan peradangan lokal yang dapat menjadi
nekrosis
Patologi dan Gejala Klinis
Penderita dapat menunjukan sakit lokal, urtikaria
raksasa yang timbul secara periodik, edema dan
kemerahan yang disertai dengan menggigil,
demam dan hipereosinofilia
Infeksi pada bola mata yang relatif sering terjadi di
Asia Tenggara, menyebabkan konjugtivitas disertai
bengkak dengan lakrimasi dan ptosis
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan larva di
tempat kelainan. Untuk identifikasi diperlukan
binatang percobaan
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Untuk pengobatan dilakukan Prognosis tergantung pada lokal
pembedahan dan pengangkatan parasit dan pembedahan yang
larva berhasil
Epidemiologi
Parasit ini ditemukan di Asia Timur, Asia
Tenggara, Jepang, Indo China, Afrika, Eropa,
Australia, Amerika Utara-Selatan, dan Indonesia
Epidemiologi
Manusia menderita sparganosis Pencegahan
karena: Air minum dimasak atau
disaring
1. Minum air yang mengandung Memasak daging hospes
Cyclops yang efektif perantara dengan sempura
2. Makan kodok, ular atau Pencegahan penggunaan
binatang pengerat yang daging kodok sebagai
pengobatan pada daerah
mengandung pleroserkoid mukosa-kutan yang meradang
3. Menggunakan daging kodok
yang infektif untuk obat
Ordo Cyclophyllidea
Ordo Cyclophyllidea
Mempunyai skoleks (kepala)
dengan 4 batil isap dan
dilengkapi rostelum dengan atau
tanpa kait-kait
Lubang kelamin terdapat di
pinggir proglotid
Unilateral/bilateral selang-seling
Tidak ada lubang uterus (uterine
pore)
Taenia saginata
Taenia saginata
Terdiri atas skoleks, leher,
dan strobila
Proglotid sebanyak 1000-
2000 buah
Berukuran 4-12 meter
Skoleks berukuran 1-2
milimeter
Daur Hidup
Taenia
saginata
Distribusi Geografik
Penyebaran secara kosmopolit

Ditemukan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia,


Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia, dan
Indonesia
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif cacing pita Taenia
saginata adalah manusia
Hospes perantaranya berasal dari
hewan memamah biak dari keluarga
Bovidae, seperti sapi, kerbau, dll.
Nama penyakitnya taeniasis
saginata
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala Ringan
Sakit ulu hati, perut merasa tidak enak, mual, muntah, diare,
pusing, atau gugup.
Gejala ini disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat dubur bersama atau tanpa tinja

Gejala Berat
Proglotid masuk apendisk, terjadi di ileus yang disebabkan obstruksi usus
oleh strobila cacing; Berat badan tidak jelas menurun; Eosinofilia dapat
ditemukan di darah tepi
Diagnosis
Ditemukannya proglotid yang aktif bergerak
dalam tinja, atau keluar spontan.
Ditemukannya telur dalam tinjat atau usap
anus

Proglotid yang sudah ditemukan kemudian diidentifikasi dengan merendamnya dalam carian
laktofenol sampai jernih. Setelah uterus dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, jumlah
cabang-cabang dapat dihitung
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Prognosis umumnya baik
Obat Lama Kadang-kadang sulit untuk
Kuinakrin, amodiakuin, menemukan skoleksnya dalam
niklosamid tinja setelah pengobatan

Obat Baru
Prazikuantel dan albendazol
Epidemiologi
Taenia saginata sering ditemukan di negara yang
penduduknya banyak makan daging sapi/kerbau
Cara penduduk memakan daging sapi/kerbau Cara memelihara hewan ternak tersebut
bervariasi 1. Ternak yang di lepas di padang rumput
1. Memakan daging matang (well done) Lebih mudah terinfeksi cacing
2. Memakan daging setengah matang
2. Ternak yang dipelihara dan dirawat
(medium)
3. Memakan daging mentah (rare) dengan baik di kandang

Pencegahan dapat dilakukan dengan mendinginkan daging sampai -10 0C, iradiasi, dan
memasak daging sampai matang
Taenia solium
Taenia solium
Cacing dewasa dapat berukuran 3-8m
Struktur tubuh cacing ini terdiri dari skolex,
leher dan proglotid
Cacing dewasa terdiri dari 800-1000 ruas
proglotid
Skolex yang bulat berukuran kira-kira 1 mm
Mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum
(tonjolan lemak) yang mempunyai 2 baris kait,
masing-masing sebanyak 25-30 buah.
Daur Hidup
Taenia solium
Distribusi Geografik
Taenia solium = kosmopolit
Banyak ditemukan di peternakan babi
Banyak ditemukan di Czech, Slowakia, Kroatia, Serbia,
Amerika Latin, Cina, India, Amerika Utara, dan di
Indonesia (Papua, Bali, san Sumatra Utara)
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif: Manusia
Hospes perantara: Babi

Nama penyakit yang disebabkan oleh


cacing dewasa disebut taeniasis solium
Nama penyakit yang disebabkan oleh
stadium larva adalah sistiserkosis
Patologi dan Gejala Klinis
Teniasis solium

Cacing dewasa tidak menyebabkan gejala, jika


ada biasanya dapat menyebabkan nyeri ulu hati,
mencret, mual, obstipasi dan sakit kepala.

Darah tepi dapat menunjukkan eosinofilia


Patologi dan Gejala Klinis
Sistiserkosis
Gejala klinis yang sering diderita disebabkan oleh larva yang disebut sistiserkosis
Infeksi ringan biasanya tidak menunjukkan gejala, kecuali bila alat yang
dihinggapi adalah alat tubuh yang penting
Sistiserkus (larva) sering menghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringan otak,
otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
Kalsifikasi (perkapuran) pada sistiserkus tidak menimbulkan gejala, akan tetapi
sewaktu-waktu terdapat pseudohipertrofi otot, disertai gejala miositis, demam
tinggi dan eosinofilia
Patologi dan Gejala Klinis
Sistiserkosis
Pada jaringan otak/medulla spinalis, sistiserkus jarang mengalami
kalsifikasi. Keadaan ini sering menimbulkan reaksi jaringan dan dapat
mengakibatkan serangan ayan (epilepsi), meningoensefalitis, gejala
yang disebabkan oleh tekanan intrakranial yang tinggi seperti nyeri
kepala dan kadang-kadang kelainan jiwa
Hidrosefalus internus dapat terjadi, bila timbul sumbatan aliran cairan
serebrospinal. Sebuah sistiserkus tunggal yang ditemukan dlam
ventrikel IV otak, dapat menyebabkan kematian
Diagnosis
DIAGNOSIS TENIASIS SOLIUM DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA

Diagnosis teniasis solium dilakukan dengan menemukan telur


dan proglotid. Telurnya sukar dibedakan dengan T. saginata

DIAGNOSIS SISTISERKOSIS DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA


Ekstirpasi benjolan yang kemudian Radiologis dengan CT Scan/MRI
diperiksa secara histopatologi (Magnetic Resonance Imaging)

Deteksi antibodi dg teknik ELISA, EIBT, Deteksi


Deteksi DNA dengan
(Western Blot) Uji Hemaglutinasi, CIE coproantigen pada
teknik PCR
(Cunter Immuno Electrophoresis) tinja
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Prognosis umumnya baik
Dapat disembuhkan dengan
Untuk teniasis solium
pengobatan
Prazikuantel
Pada sistiserkosis, prognosisnya
tergantung berat ringannya
Untuk Sistiserkosis infeksi dan bagian tubuh yang
dihinggapinya
Prazikuantel dan albendazol
atau dilakukan pembedahan
Epidemiologi
Kebiasaan hidup penduduk yang dipengaruhi tradisi
kebudayaan dan agama.
Cara penduduk memakan daging bervariasi Cara memelihara hewan ternak tersebut
1. Memakan daging matang (well done) 1. Untuk ternak babi digunakan kandang
2. Memakan daging setengah matang
yang bersih dan makanan ternak yang
(medium)
3. Memakan daging mentah (rare)
sesuai

Pencegahan dapat dilakukan dengan mendinginkan daging sampai -10 0C, iradiasi, dan
memasak daging sampai matang
Hymenolepis nana
Hymenolepis nana
Hymenolepis nana berbentuk seperti benang.
Panjangnya diperkirakan 25-40 mm dan
lebarnya 1 mm.
Skoleks berbentuk bulat kecil, mempunyai 4
batil isap.
Rostellum yang pendek dilengkapi dengan satu
deret kait berjumlah 20-30 kait.
Proglotid gravid uterus membentuk kantong
mengandung 80-180 telur.
Bentuk telur lonjong, mirip buah lemon (ovoid)
berukuran 30-47 mikron.
Daur Hidup
Hymenolepis
nana
Distribusi Geografik
Penyebarannya kosmopolit

Lebih banyak ditemukan di daerah beriklim panas,


ditemukan juga di Indonesia
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes: Manusia dan tikus

Menyebabkan penyakit himenolepiasis


Patologi dan Gejala Klinis
H. nana tidak menyebabkan gejala
Apabila dalam jumlah yang besar, cacing ini menempel di
dinding usus halus menimbulkan iritasi mukosa usus
Menimbulkan toksemia (penyerapan sisa metabolit
parasit masuk ke dalam sistem darah manusia)
Eosinofilia sebesar 8-16%
Gejala ringan: sakit perut, diare, obstipasi dan anoreksia
Diagnosis
Ditemukannya telur dalam tinja
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Prazikuantel Prognosis umumnya baik, tetapi
Niklosamid diperlukan pengobatan yang lama
Amodiakuin

Apabila hiperinfeksi akan sulit


diobati karena tidak semua cacing
dapat dikeluarkan dan sistiserkoid
masih ada di mukosa usus
Epidemiologi
H. nana tidak memerlukan perantara
Infeksi terjadi secara langsung dari tangan ke mulut
Kontaminasi dengan tinja tikus
Telur yang tertelan dari benda-benda yang terkena
tanah, tempat buang air atau langsung dari anus ke
mulut
Hymenolepis diminuta
Hymenolepis diminuta
Cacing dewasa berukuran 20-60 cm
Skoleks kecil bulat, mempunyai 4
sucker dan rostelum tanpa kait
Proglotid gravid lepas dari strobila
Terdapat 800-900 segmen
Daur Hidup
Hymenolepis diminuta
Distribusi Geografik
Penyebarannya kosmopolit
Tersebar di seluruh dunia baik (kosmopolit) di daerah
beriklim tropis maupun sedang. Seperti Mesir, Sudan,
Thailand, India, Jepang, Amerika Selatan, Eropa Selatan,
dan juga ditemukan di Indonesia.
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes Perantara: Manusia, Tikus, Mencit,
Kumbang

Penyakitnya disebut Hymenolepiasis.


Patologi dan Gejala Klinis
H. diminuta tidak menyebabkan gejala
Infeksi secara kebetulan saja
Jumlah yang besar dari cacing yang menempel
pada dinding usus halus menimbulkan iritasi
mukosa usus
Diagnosis
Ditemukannya telur dalam tinja
Cacing dapat keluar spontan setelah purgasi
Pengobatan Pencegahan
Niklosamid dapat diberikan Membiasakan kebersihan pada
pada dosis 60-80 mg/kgBB anak.
selama 5-7 hari dan dapat Pengobatan orang yang
diulang 10 hari kemudian mengandung cacing H.diminuta.
untuk membunuh cacing Sanitasi lingkungan
yang berkembang di dalam Menghindarkan makanan dan
vili pada saat obat pertama minuman dari kontaminasi
diberikan. Hindari pembuangan tinja
sembarangan
Pemberantasan binatang pengerat
(rodentia) juga dapat dilakukan.
Epidemiologi
Hospes definitif mendapat infeksi bila hospes perantara
yang mengandung parasit tertelan secara kebetulan

PENCEGAHAN
Program pengendalian tikus, Menghindari Menelan ectoparasit yang berasal dari
kumbang
Dipylidium caninum
Dipylidium caninum
Panjang 50 cm, lebar 3 mm (cacing
dewasa).
Skoleks ber-sucker, sebuah rostellum
refraktil, memiliki 4-7 baris hook.
Proglotid memiliki 2 alat reproduksi
lengkap
Proglotid verjumlah 60-175
Daur Hidup Dipylidium caninum
Distribusi Geografik
Penyebarannya kosmopolit
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes: Anjing dan Manusia
Patologi dan Gejala Klinis
Tidak menimbulkan gejala (untuk infeksi
ringan)
Menimbulkan diare (untuk infeksi berat)
Diagnosis
Ditemukannya proglotid yang bergerak aktif atau menemukan
kapsul telur dalam tinja
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Prazikuantel Jangan mencium anjing atau
Atabrine kucing
Kuinakrin Hindari jilatan anjing
Binatang peliharaan diberi obat
cacing dan insektisida.
Epidemiologi
Sebagian besar penderita adalah anak
Infeksi terjadi karena bergaul erat dengan anjing
sebagai binatang peliharaan
Echinococcus granulosus
Echinococcus granulosus
Cacing dewasa adalah cacing kecil
yang berukuran 3-6 mm.
Skoleks bukat, dilengkapi 4 batil isap
dan rostelum dengan kait-kait,
mempunyai leher.
Mempunyai 1 proglotid imatur, 1
proglotid matur, 1 proglotid gravid
Daur Hidup
Echinococcus
granulosus
Distribusi Geografik
Ditemukan di Australia Selatan, Afrika, Amerika
Selatan, Eropa, Asia Tengah, RRC, Jepang,
Filipina, dan negara-negara Arab
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes:
Anjing dan Karnivora lainnya

Nama Penyakit: Ekhinokokosis, Hidatidosis


Patologi dan Gejala Klinis
Kista E. granulosis tumbuh perlahan sehingga pasien dapat
mengalami masa terinfeksi tanpa gejala.
Gejala baru akan timbul ketika terjadi beberapa hal, antara lain:
a. Desakan kista hidatid
b. Cairan kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi
c. Pecahnya kista, sehingga cairan kista masuk peredaran darah dan
menimbulkan syok anafilaktik
Gejala tersebut dipengaruhi oleh letak dan ukuran kista
Pencegahan
Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak denan tinja anjing,
terutama anak-anak.
Meningkatkan kesadaran higienis dan sanitasi air
Menjaga kesehatan dan kebersihan hewan piaraan terutama anjing dan
kucing
Tidak menelan makanan yang terkontaminasi dengan kotoran anjing

Diagnosis
Dilakukan dengan tes pencitraan (Pemeriksaan radiologi,
ultrasonografi, CT Scan, MRI) dan Uji Serologi
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Pembedahan
Kemoterapi terhadap E. granulosus Prognosis baik pada tipe unilokuler
(drainase perkutaneus kista hidatid bila kista dapat dioperasi dan
dipandu USG atau CT (puncture, diangkat tanpa cairan kista atau
aspirasi, injeksi, respirasi/PAIR)
hydatid sand keluar di rongga yang
Pra dan Pasca kemoterapi dengan
dioperasi
albendazol atau mebendazol (untuk
memberikan manfaat mengurangi
risiko rekurens/infeksi intraperitoneal
akibat kista yang pecah atau tumpah
spontan atau saat pembedahan atau
drainase dengan jarum
Epidemiologi
Hidatosis penting dilakukan di daerah dengan ternak
domba dan yang berhunungan erat dengan anjing
Akibat hidatidosis terhadap sosio ekonomi dinilai dari
konsekuensi pada manusia dan hewan, biaya yang
dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan dari
program kontrol
Echinococcus alveolaris
Echinococcus alveolus
Cacing dewasa adalah cacing
kecil yang berukuran 3-6 mm.
Skoleks bukat, dilengkapi 4 batil
isap dan rostelum dengan kait-
kait, mempunyai leher.
Mempunyai 1 proglotid imatur, 1
proglotid matur, 1 proglotid
gravid
Daur Hidup
Echinococcus alveolaris
Distribusi Geografik
Penyebarannya di Balkan, Rusia, Siberia, China,
Jepang, Alaska, Australia, Selandia Baru.

Di Indonesia tidak ditemukan


Hospes dan Nama Penyakit
Hospes: Rubah, Serigala, Anjing, Kucing, dan
Karnivora lainnya

Menyebabkan penyakit himenolepiasis


Patologi dan Gejala Klinis
Kista hidatid tumbuh seperti tumor ganas.
Skoleks tersebar ke seluruh tubuh sehingga
gejalanya lebih berat daripada hidatidosis
yang disebabkan oleh E. granulosus
Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan tes imunologi menggunakan koproantigen ELISA dan kopro-
DNA dengan PCR

Pemeriksaan dapat dilakukan pada pejamu post mortem maupun intra vitam, dan juga
dapat menggunakan sampel tinja. Sering ditemukan sebagai lesi di hati, dan karena
terjadi infiltrasi ke organ-organ lain, juga sering didiagnosis sebagai kanker hati.

Menurut WHO sistem klinis sebagai PNM


P = Massa Parasit
N= Keterlibatan organ lain
M= Metastasis dan terdiri dari stadium I-IV
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis
Albendazol Bila tidak dilakukan pengobatan
Mebendazol yang mencukupi akan fatal pada 70-
100% penderita.
Berfungsi untk membunuh
parasit dan membiarkan absorpsi Prognosis buruk dengan keadaan
yang perlahan-lahan yang bertingkat-tingkat

Pada pejamu definitif diberikan


prazikuantel
Epidemiologi
Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan tinja anjing
Melakukan upaya kontrol lingkungan dengan umpan
yang diberikan antihelmintik terhadap anjing liar,
regulasi kepemilikan anjing serta promosi pola hidup
rebdag risiko penularan untuk manusia dan anjing
Multiceps spp.
Multiceps spp.
Cacing dewasa berukuran 40 60 cm,
mempunyai scolex dengan rostelum
yang berkait-kait.
Hidupnya di rongga usus halus. Disini
larva berubah menjadi senurus, yaitu
gelembung yang mempunyai banyak
scolex.
Daur Hidup
Multiceps spp.
Distribusi Geografik
Penyebarannya kosmopolit

Terutama di negeri yang banyak peternakan


domba
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes: Anjing dan Karnivora lainnya

Menyebabkan penyakit senurosis (coenurosis)


Patologi dan Gejala Klinis
Dapat menyebabkan gejala otak seperti
kesulitan dalam berbicara (afasia), lumpuh
anggota badan (parapelgia), hemipelgia dan
muntah-muntah
Diagnosis
Ditemukan dengan pemeriksaan mikroskopik jaringan biopsi
Pengobatan dan Prognosis
Pengobatan Prognosis

Atabrine Prognosis buruk, tidak ada


Kuinakrin pengobatan yang spesifik

Anda mungkin juga menyukai