Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM III

FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI DAN DARAH

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui hemodinamika pada hewan vertebrata,
mengetahui bentuk-bentuk fibrin dan kristal hemin, serta mengetahui pengaruh rangsang
mekanik, suhu serta kimia terhadap aliran darah

1. HASIL HEMODINAMIKA (DI MESENTRIUM KATAK)

PEMBULUH KECEPATAN WARNA ARAH ALIRAN DIAMETER


DARAH ALIRAN PEMBULUH DARAH PEMBULUH
DARAH DARAH
Arteri +++ Paling merah Masuk ke organ +++
(usus)
Vena ++ Merah agak Keluar dari organ +++
muda (usus)
Kapiler + Merah muda Ada yang masuk +
dan ada yang
keluar organ (usus)

Keterangan: Semakin banyak tanda + pada kolom kecepatan aliran mengartikan aliran yang
semakin cepat dan semakin banyak tanda + pada kolom diameter maka semakin besar
diameter pembuluh darah tersebut.
Gambar :

Pembuluh darah
mesentrium usus katak
ANALISIS
Pada arteri mesentrium katak, darah terlihat mengalir masuk ke dalam organ usus. Hal
ini karena usus merupakan organ yang kapiler-kapiler pada jaringannya terjadi proses
sirkulasi. Di kapiler jaringan pada usus, peristiwa pertukaran gas dan nutrisi akan terjadi.
Oleh karena itu tak heran jika darah di arteri (dari jantung) mengalir dari mesentrium menuju
usus.
Pada kapiler mesentrium, arah aliran darah keuar masuk organ usus. Hal ini disebabkan
oleh aktifitas sfingter pra kapiler pada metarteriol (percabangan arteriol yang akan
bercabang-cabang lagi menjadi kapiler) yang tidak aktif. Saat otot beristirahat dan tidak
melakukan aktivitas yang berat, hanya 10 % sfingter prakapiler terbuka setiap saat, sehingga
darah hanya mengalir pada 10% otot. Pada saat konsentrasi zat kimia mulai berubah di
jaringan otot yang dialiri oleh kapiler-kapiler yang tertutup, sfingter prakapiler dan arteriol di
daerah tersebut melemas, sehingga darah dapat mengalir. Namun, pemulihan konsentrasi zat-
zat kimia ke tingkat normal akibat peningkatan aliran darah tersebut menghilangkan
rangsangan untuk vasodilatasi, sehigga sfingter prakapiler kembali tertutup dan arteriol
kembali ke tonus semula. Dengan cara ini, aliran darah melalui kapiler sering bersifat
intermitten (sebentar-sebentar) dan cenderung naik turun akibat kerja bersama arteriol dan
sfingter prakapiler. (Sherwood, 1996)
Pada venula mesentrium, aliran darah mengarah ke luar usus. Karena peristiwa
pertukaran gas dan nutrien telah terjadi di kapiler, maka darah akan keluar dari organ(usus)
dan mengalir menuju jantung melewati sistem vena.

Kecepatan aliran darah di arteri adalah yang paling cepat diantara kapiler dan venula.
Hal ini dikarenakan kecepatan aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut dipengaruhi
oleh total luas penampang keseluruhan pipa yang mengalirkan darah. Hal ini dikarenakan
kecepatan aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut dipengaruhi oleh total luas
penampang keseluruhan pipa yang mengalirkan darah. Meskipun satu pembuluh kapiler
berukuran sangat kecil, setiap arteri mengalirkan darah ke kapiler yang berjumlah sangat
banyak, sehingga diameter total dari pembuluh-pembuluh sebenarnya jauh lebih besar pada
hamparan kapiler dibandingkan dengan di bagian manapun dalam sistem sirkulasi. Oleh
karena itu, darah akan mengalir lebih lambat ketika memasuki arteri dan mengalir paling
lambat dalam hamparan kapiler. Ketika darah meninggalkan hamparan kapiler dan lewat
masuk ke vena, kecepatannya meningkat kembali, sebagai hasil pengurangan total luas
penampang. (Campbell, 2003).
Lumen arteri diameternya lebih kecil dari vena. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
struktural pada dinding arteri dan vena. Arteri dan vena, dinding pembuluhnya mempunyai
tiga lapisan yang serupa, yaitu lapisan luarnya merupakan jaringan ikat elastis, lapisan
tengahnya merupakan otot polos dan serat yang lebih elastis, dan yang melapisi bagian
dalamnya merupakan endothelium. Namun, arteri mempunyai lapisan tengah dan lapisan luar
yang lebih tebal dibandingkan dengan vena. Dinding arteri yang lebih tebal menyediakan
kekuatan dan elastisitas yang mengakomodasi aliran darah yang dipompakan secara cepat
pada tekanan tinggi melalui arteri oleh jantung. Sedangkan vena mempunyai lapisan tengah
dan lapisan luar yang lebih tebal dibandingkan dengan arteri. Vena dengan dinding yang
lebih tipis mengirimkan darah kembali ke jantung dengan kecepatan dan tekanan rendah
setelah darah itu melewati hamparan kapiler. Lumen kapiler diameternya paling kecil
diantara ketiga pembuluh. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan struktural pada dinding
arteriol, kapiler dan venula. Kapiler tidak memiliki kedua lapisan luar. Kapiler hanya
memiliki dinding pembuluh tipis yang hanya terdiri atas endothelium dan membrane basal.
Struktur tersebut mempermudah pertukaran zat antara darah dan cairan interstitial yang
menggenangi sel itu.(Campbell, 2003)
Warna darah pada pembuluh arteriol merah muda. Hal ini dikarenakan darah yang
mengalir di arteriol kaya akan O2. Aorta arteri arteriol merupakan pembuluh darah yang
keluar dari jantung dan membawa darah kaya akan oksigen ke semua jaringan tubuh dalam
peredaran sistemik. Sedangkan warna darah pada pembuluh vena merah lebih pekat. Hal ini
dikarenakan darah yang mengalir di vena kaya akan CO2. Venula - vena - vena cava
merupakan pembuluh darah yang menuju ke jantung dan membawa darah kaya akan
karbondioksida ke jantung dalam peredaran sistemik. Dan warna darah pada pembuluh
arteriol merah. Hal ini dikarenakan darah yang mengalir di kapiler kaya akan O 2 yang berasal
dari pembuluh darah arteri.

2. HASIL PENGARUH RANGSANG PADA PEMBULUH DARAH TERHADAP


KECEPATAN ALIRAN DARAH
RANGSANG KECEPATAN ALIRAN KECEPATAN ALIRAN
DARAH SEBELUM DARAH SESUDAH
DIBERI RANGSANG DIBERI RANGSANG
Ditekan (selama 10 ++ + (bahkan hampir berhenti)
detik)
Ditetesi air dingin ++ +
Ditetesi air panas ++ +++
Ditetesi cuka ++ +++
Keterangan: Semakin banyak tanda + mengartikan aliran darah yang semakin cepat

ANALISIS
a. Pengaruh Rangsang Mekanik
Pada awalnya aliran darah katak sebelum ditekan memiliki aliran yang tidak terlalu
cepat. Ketika pembuluh darah mesentrium katak ditekan perlahan dengan menggunakan
bagian ujung dari korek selama 10 detik ternyata hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa aliran darah semakin lambat. Setelah tekanan korek dilepaskan aliran darah terlihat
semakin melambat dan lama kelamaan berhenti.
Proses melambatnya aliran darah pada saat terjadi rangsangan mekanik berupa
tekanan disebabkan karena adanya pengaruh fisik lokal oleh tekanan korek. Pengaruh
fisik lokal merupakan bagian dari kontrol lokal (intrinsik), yaitu perubahan-perubahan di
dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga aliran darah ke
jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal
atas jari-jari arteriol penting untuk menentukan ditribusi curah jantung, sehingga aliran
darah sesuai dengan kebutuhan metabolik jaringan. Selain itu, semakin lambatnya aliran
darah pada mesentrium katak yang diamati disebabkan karena jaringan pada mesentrium
katak yang diamati sudah mati sehingga tidak terlihat aliran darah lagi.

Seharusnya setelah korek api dilepaskan dari pembuluh darah, aliran darah ke
jaringan yang sebelumnya kekurangan darah tersebut secara sementara akan lebih besar
dari keadaan awal karena arteriol arteriol mengalami dilatasi. Namun, pada percobaan
hal tersebut tidak terjadi jaringan pada mesntrium katak sudah mati.

b. Pengaruh Rangsang Suhu


1) Air dingin
Pada percobaan pemberian 5 tetes air es pada mesentrium usus katak terhadap
kecepatan aliran darah katak. Pada awalnya aliran darah yang diamati tidak terlalu
cepat. Setelah ditetesi air dingin 5 tetes ternyata kecepatan aliran darah katak
melambat dari keadaan awal. Hal ini disebabkan terjadinya vasokonstriksi.
Vasokonstriksi mengacu pada peningkatan kontraksi otot polos sirkuler di dinding
arteriol dan menyebabkan diameter lingkaran pembuluh menjadi lebih kecil, dengan
demikian resistensi arteriol meningkat dan terjadilah penurunan aliran darah.
(Sherwood, 2001)
2) Air panas
Pada percobaan pemberian 5 tetes air hangat pada mesentrium usus katak
terhadap kecepatan aliran darah. Pada awalnya aliran darah yang diamati tidak terlalu
cepat. Setelah ditetesi air dingin 5 tetes ternyata kecepatan aliran darah menjadi
semakin cepat. Hal ini disebabkan karena terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi mengacu
pada pembesaran diameter lingkaran pada arteriol dan jarijari pembuluh akibat
melemasnya lapisan otot polos (penurunan kontraksi otot polos sirkuler di dinding
arteriol). Vasodilatasi juga menyebabkan penurunan resistensi arteriol, sehingga akan
lebih banyak darah yang mengalir ke daerahdaerah dengan resistensi arteriol rendah.
(Sherwood, 2001)

C. Pengaruh Rangsang Kimia


Pada awalnya, kondisi awal aliran darah pada mesentrium katak yang diamati
tidak terlalu cepat. Setelah jaringan diberi larutan asam cuka encer 1 tetes ternyata laju
aliran darah menjadi semakin cepat. Hal ini disebabkan Larutan asam cuka dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO-. Asam cuka encer (CH3COOH) menginduksi mitokondria yang terdapat di otot
polos pembuluh darah untuk menghasilkan Ca2+. Peningkatan konsentrasi Ca2+ di otot
polos digunakan untuk kontraksi otot polos. Otot polos yang berkontraksi tersebut
menyebabkan vasodilatasi (melebarnyanya pembuluh arteriol) sehingga laju aliran darah
lebih cepat.

3. STRUKTUR DARAH
REAGEN STURKTUR DARAH STRUTUR DARAH
MANUSIA KATAK
Turk Terlihat sel darah putih yang Pada preparat terlihat 3 buah
intinya berlobus
sel darah putih bergranula
yang intinya berlobus-lobus.
Terlihat juga banyak sel darah
merah berbentuk bulat ,
berwarna bening, berinti
hitam yang ukurannya lebih
kecil dari sel darah putih tua

Gambar 7. Hasil
pengamatan sel darah
merah pada darah
manusia dengan reagen
BTB
Gambar 2. Hasil
pengamatan Turk pada
darah katak

Brom Timol Biru Terlihat sel darah putih yang Preparat berwarna hijau.
intinya berlobus dan sel darah Terdapat sel darah merah,
merah yang berukuran kecil dan berbentuk bulat, berukuran
tak berinti kecil, berwarna hijau tua,
memiliki inti berukuran besar
yang terletak di tengah

Gambar 3. Hasil Gambar 4. Hasil


pengamatan Bromtimol pengamatan Bromtimol
Biru pada darah manusia Biru pada darah katak
ANALISIS
PENGAMATAN STRUKTUR SEL DARAH

Pada pengamatan struktur sel darah digunakan dua sumber yaitu darah manusia dan
darah katak. Hal ini dilakukan untuk membandingkan dan untuk mengetahui perbedaan
struktur sel darah manusia (Mammalia) dan struktur sel katak (Amphibi). Dalam pengamatan
ini digunakan 2 reagen yaitu Brom Timol Biru (BTB) dan Turk. Dengan penambahan larutan
BTB, maka eritrosit pada katak dan manusia teramati. Sedangkan, pengamatan sel darah
putih menggunakan larutan turk agar sel darah putih dapat teramati. Fungsi larutan NaCl 0,9
% pada darah manusia dan NaCl 0,7% pada darah katak adalah untuk memberikan suasana
isotonis.

A. Darah Manusia

Darah manusia akan diamati strukturnya, pengamatan pertama dengan menambahakan 2-


3 tetes larutan bromo timol biru pada preparat ulasan darah dan 1 tetes larutan NaCl 0,9 %.
Dengan ditambahkannya BTB yang terlihat dari preparat adalah sel darah merah. Sel darah
merah yang terlihat pada preparat berupa sel yang berukuran kecil dan tak berinti. Hal ini
sesuai dengan teori pada Junqueira (2007), dimana eritrosit pada manusia merupakan cakram
bikonkaf yang tidak memiliki inti, dipenuhi oleh protein hemoglobin pembawa O2, pada awal
pembentukannya, eritrosit manusia memiliki inti, tapi inti tersebut akan perlahan-lahan
menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada
hemoglobin.

Kemudian, untuk mengamati leukosit atau sel darah putih pada manusia, seharusnya
preparat ulasan darah manusia diberi 2-3 tetes larutan turk dan 1 tetes larutan NaCl 0,9 %.
Terlihat dari pengamatan dibawah mikroskop terlihat sel darah putih yang berlobus,
pengamatan ini tidak begitu jelas karena pada pelaksanaannya darah manusia hanya di amati
menggunakan reagen BTB yang lebih fokus untuk sel darah merah.

B. Darah Katak

Untuk mengamati eritrosit pada katak, preparat ulasan darah katak diberi 2-3 tetes larutan
bromo timol biru dan 1 tetes larutan NaCl 0,7 %.terlihat dibawah mikroskop preparat darah
yang berwarna hijau. Terdapat sel darah merah, berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna
hijau tua, memiliki inti berukuran besar yang terletak di tengah. Warna preparat yang hijau
menandakan darah katak ini bersifat asam karena warna BTB akan berubah dari biru menjadi
hijau apabila dalam suasanan asam. Eritrositnya mempunyai inti besar yang letaknya
ditengah. Eritrosit katak mempunyai inti sel dikarenakan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan
oleh katak dapat diikat tidak hanya melalui pengikatan oleh sel darah merah namun oksigen
dapat berdifusi melalui kulit katak tersebut. Dengan alasan itu, katak tidak memerlukan
adaptasi yang rumit lagi untuk mendapatkan oksigen yang optimal. Juga karena dengan
adanya inti dan organel lainnya, eritrosit dewasa mengandung DNA dan dapat mensintesa
RNA, dan hal ini membuat eritrosit bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri
(Junqueira, 2007)..

Selain mengamati eritrosit, leukosit pada katak juga diamati. Pengamatan leukosit
dilakukan dengan menambahkan 2-3 tetes larutan turk dan 1 tetes larutan NaCl 0,9 % pada
preparat ulasan darah katak. Setelah diamati dibawah mikroskop yang terlihat adalah 3 buah
sel darah putih bergranula yang intinya berlobus-lobus dan ukurannya lebih besar dari sel
darah merah. Ada sel darah putih yang berlobus 2. Eosinofil adalah leukosit yang termasuk
kedalam leukosit bergranula yang jumlah intinya 2 buah dan berfungsinya untuk membunuh
bibit penyakit (Junqueira, 2007). Terlihat juga sel darah putih yang intinya berlobus, tetapi
jumlah dan bentuk lobusnya tidak jelas sehingga dikategorikan sebagai basofil. Basofil
adalah leukosit bergranula Intinya terbagi dalam lobuli yang tak teratur dan sering terhalangi
granul-granul spesifik di atasnya, fungsinya untuk meningkatkan reaksi peradangan, anti
alergi, dan perpindahan leukosit lain (Junqueira, 2007).

4. HASIL PENGAMATAN KRISTAL HEMIN DAN FIBRIN


HAL YANG DARAH MANUSIA DARAH KATAK
DIAMATI
Kristal Hemin Kristal hemin tidak terlihat Kristal hemin tidak terlihat

Foto

Gambar 5. Hasil
pengamatan Kristal
Hemin pada darah katak

Fibrin Fibrin tidak terlihat Berupa benang-benang kecil


berwarna ungu

Gambar 6. Hasil
pengamatan fibrin pada
darah katak

ANALISIS
Dalam percobaan kristal hemin dan fibrin, darah yang ditetesi larutan yang mengandung KCl
0,1 gram, KI0,1 gram, dan asam asetat glacial 100 ml. KCl ini berfungsi untuk melisiskan
membran, KI berfungsi untuk mewarnai hemin, dan asam asetat glacial berfungsi untuk
memisahkan heme dengan globin. Preparat terlebih dahulu haru dipanaskan agar protein
globin pada hemoglobin terdenaturasi, sehingga nantinya yang tampak hanyalah kristal
heminnya saja. Pada pengamatan terhadap sel darah merah manusia maupun pada katak tidak
terlihat hemin yang dimaksud hal ini dimungkinkan karena kerusakan atau keterbatasan alat
khusunya pada mikroskop atau juga karena preparat yang dibuat kurang tepat hemin pada sel
darah merah tidak terlihat sesuai referensi pada manusia kristal hemin terlihat seperti butiran
butiran pasir berwarna merah. Dan pada darah katak Biasanya kristal hemin terlihat
berbentuk belah ketupat atau batan g berwarna coklat (Rustyat, 2009).
Hemin merupakan klorida heme dengan Fe2+ yang telah menjadi Fe3+, sehingga hemin
merupakan suatu gugus nitrogenosa nonprotein yang mengandung besi (dikenal sebagai gugu
heme) (Sherwood,2001). Hemin diseintesis di sebuah unit pada tahapan komplek yang
melibatkan beberapaenzim pada mitokondria dan sitosol.

Pada percobaan fibrin darah yang diteteskan ke objek glass dibiarkan membeku Hal ini
bertujuan agar fibrin dapatdiamati di bawah mikroskop karena fibrin merupakan protein non-
globular yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Untuk mempermudah pengamatan,
diteteskan zat warna yaitu metil violet. Namun pada darah manusia bentuk dari benang fibrin
tidak terlihat mungkin hal ini juga dikarenakan mikroskop yang digunakan sudah rusak dan
tidak layak pakai, namun pada sel darah katak terdapat benang-benag halus berwarna
keunguan yang disimpulkan benang-benang halus tersebut adalah fibrin. Fibrin adalah hasil
dari pembekuan darah. Proses pembekuan darah , fibrinogen diubah menjadi fibrin.
Fibrinogen adalah suatu protein plasma yang larut dalam plasma, diproduksi oleh hati secara
normal dan selalu ada dalam plasma. Fibrin merupakan suatu molekul berbentuk benang dan
tidak larut dalam plasma. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dikatalisis oleh enzim trombin
yang muncul pada pembuluh yang luka. Molekul fibrin melekat pada permukaan pembuluh
yang rusak, membentuk suatu saringan seperti jaringan untuk menahan elemen-elemen
seluler darah. Maka hasilnya berupa gumpalan berwarna merah, sebab banyak eritrosit yang
terperangkap. Jaringan fibrin yang asli agak lemah, sebab benang fibrin menyatu sangat
longgar. Oleh sebab itu zat kimia yang mempautkan secara cepat antara benang yang
berdekatan akan menguatkan dan menstabilkan jaringan bekuan.

KESIMPULAN
1. Eritrosit katak berbentuk oval dan mempunyai inti, berbeda dengan eritrosit manusia
yang bentuknya bikonkaf dan tidak berinti.
2. Kecepatan aliran darah pada setiap pembuluh darah berbeda-beda tergantung dari
besar kecilnya luas penampang bembuluh darah tersebut dan tekanan pada pembuluh
darah
3. Faktor yang mempengaruhi vasokonstriksi pada mikrosirkulasi katak, yaitu rangsang
suhu berupa air es sedangkan faktor yang mempengaruhi vasodilatasi, yaitu rangsang
suhu berupa air panas dan pemberian zat kimia berupa asam cuka. Selain itu, faktor
rangsang mekanik berupa tekanan pada percobaan ini memperlambat kecepatan aliran
darah karena jaringan yang diamati sudah mati.
4. Hemin merupakan penyusun hemoglobin(pigmen warna merah) pada sel darah merah.
5. Fibrin adalah protein plasma yang berperandalam proses pembekuan darah.
6. Peristiwa utama dalam proses pembentukanbekuan darah adalah perubahan fibrin
menjadibenang-benang fibrin

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G (Rahayu, Trans.). (2003). Biologi edisi
kelima jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga
Junqueira, Luiz Carlos and Jos Carneiro. (2007). Histologi Dasar. Jakarta: EGC
Miller, Stephen A. 2001. Zoology, Fifth Edition. NewYork: McGraw-Hill Companies
Rustyadi, Dudut. 2009.Laboratorium Kedokteran Forensik Sederhana. Jakarta : FKUI
Sherwood, Lauralle. 2001. Fisiologi Manusia, dari Sel Ke Sistem. Terj. Brahm U. Pendit.
Jakarta: EGC
Shier, David. 2010. Holes Human Anatomy and Physiology, Ninth Edition. New York:
McGraw-Hill Companies
Wulangi, Kartolo S. 1993.Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Gambarkan posisi valvula spiralis pada jantung katak !
2. Jelaskan dengan grafik hubungan antara luas total pembuluh darah, kecepatan aliran
darah, dan tekanan dari aorta, sampai ke vena cava!

Pembuluh darah yang memiliki luas total terbesar ialah kapiler, yang
merupakan percabangan terhalus dan tempat pertukaran gas dan nutrisi dalam darah
dan jaringan. Kecepatan aliran darah (velocity of flow) yang berbeda-beda mengalir
melalui berbagai segmen pohon vaskuler dan kecepatan aliran berbanding terbalik
dengan luas potongan melintang total semua pembuluh di tingkat sistem sirkulasi
tertentu. Walaupun luas potongan melintang tiap kapiler sangat kecil dibandingkan
dengan pembuluh lainnya, jumlah luas potongan melintang semua kapiler jauh lebih
besar dibandingkan luas penampang pembuluh lain, terutama aorta. karena jumlah
kapiler yang sangat banyak. Dengan demikian, kecepatan aliran darah melambat ketika
melalui kapiler. Kecepatan aliran darah akan bertambah ketika darah mengalir ke
system vena, karena aliran darah ke jantung dibantu oleh bebarapa faktor fisiologis,
salah satunya ialah kontraksi katup vena.
Tekanan darah terbesar terjadi di aorta dan cabang arteri besar. Tekanan darah
semakin menurun hingga ke vena, karena tekanan yang diberikan oleh kontraksi
ventrikel sinister semakin melemah ketika darah semakin jauh dari arah denyutan
jantung.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
FISIOLOGI SISTEM SIRKULASI DAN DARAH

OLEH :

DEBI TRI TANTULAR (3415102431)

DEVI ISTIYANINGRUM (3415102436)

RIMA FITRIANI (3415101459)

SHANTY DWI CAHYANI (3415102429)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai