Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MEMBEDAKAN ALIRAN DARAH
ARTERIOLA, KAPILER DAN VENULA KATAK

DISUSUN OLEH:

Dimas Wicaksono
153112620120057
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA–2016
LATIHAN 3.
MEMBEDAKAN ALIRAN DARAH ARTERIOLA, KAPILER DAN VENULA
KATAK

I. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat membedakan gambaran
anatomi arteriola, kapiler, venula pada selaput renang katak dan lidah, serta
sifat aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut dengan menggunakan
mikroskop. Mahasiswa harus dapat menerangkan secara hemodinamika hal-
hal yang dapat menimbulkan perbedaan sifat aliran darah tersebut, dan
menerangkan perubahan darah yang terjadi pada aliran darah kapiler akibat
rangsangan mekanik, suhu, dan zat kimia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrosirkulasi merupakan sistem peredaran darah kecil yang dimulai


dariarteriol kemudian ke kapiler dan berakhir pada venula. Sistem
mikrosirkulasihanya dapat terlihat dengan mengunakan mikroskop. Ada
beberapa faktor yangmemepengaruhi mikrosirkulasi yaitu laju aliran
darah, gradien tekanan serta resistensi. Darah diangkut keseluruh
bagian tubuh melalui suatu sistem pembuluhyang membawa pasokan
segar ke sel sekaligus mengeluarkan zat-zat sisa seltersebut. Semua
darah yang dipompa sisi kanan jantung, mengalir ke paru untuk
menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. Volume darah yang mengalir
melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan mengatur kaliber (garis
tengah internal) arteriolorgan (Hala, 2007).

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi


sebagai system transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan
mendistribusi akan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan O2 dan nutrient, menyingkirkan zat-zat sisa dan
penyampaian sinyal hormone. Hantaran dan pengiriman kembali zat,
energi dan pesan antar sel-sel dalam tubuh manusia merupakan
aktifitas hidup yang terpenting yang dikerjakan oleh mikrosirkulasi.
Mikrosirkulasi menyebar ke seluruh organ di tubuh yang dibentuk oleh
sistem darah yang luas dari setiap bagian struktur internal (Halwatiah,
2009).
Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila di
bandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi yang
berasal dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung
bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus - menerus
sehingga tekanan dalam pembuluh dapat di pertahankan tetap tinggi.
Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali
kejantungdengancepat.Selainitu, pada hewan yang memiliki sistem ini,
darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung kesetiap sel
tubuh (Isnaeni, 2006).

Jantung amfibi sedikit lebih kompleks yakni memiliki dua atrium, salah
satu menerima darah teraksigenasi dari seluruh tubuh, dua macam
darah ini tercampur dalam satu ventrikel, sehingga sistem ini tidak
begitu efisien, akan tetapi bagi hewan berdarah dingin dapat dikatakan
cukup efektif bila mengalirkan melalui ventrikel tersebut. Dalam ventrikel
tunggal pada jantung katak, terdapat pencampuran darah kaya
oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang
oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh yang lain (Jasin, 1992).
Di dalam organ arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler.
Pembuluh terkecil tempat semua pertukaran antara darah dan sel-sel
sekitarnya terjadi. Kapiler-kapiler kembali tertutup, darah beredar dalam
sistem pembuluh yang kontinu, di dorong oleh kekuatan menyatu
membentuk venula kecil, yang terus bergabung membentuk vena kecil
yang keluar dari organ. Vena-vena kecil secara
progresif bersatu untuk membentuk vena yang lebih besar yang akhirny
a mengalirkan darah ke jantung. Arteriol, kapiler, dan venula secara
kolektif disebut sebagai mikrosirkulasi (Nature, 2014).

III. ALAT BAHAN


1. Papan fiksasi katak yang berlubang, jarum pentul, dan penusuk katak.
2. Larutan asam cuka encer dan adrenalin 1: 10.000
3. seutas ijuk, air es dan air panas
4. Mikroskop dan katak

IV. CARA KERJA


1. selaput renang kaki katak
 Siapkan katak dan rusaklah otak dan sumsum tulang
belakangnya, atau katak cukup diikat erat kepapapn fiksasi
dengan menggunakan tali rapia. Katak tidak boleh mati
 Bentangkan selaput renang salah satu kaki katak diatas lubang
papan fiksasi dan fiksir kaki tersebut dengan jarum
 Pilih secara makroskopis bagian selaput renang yang terbaik
untuk dapat melihat pembuluh darah dan sifat alirannya dengan
jelas.
 Pelajari bagian tersebut dibawah mikroskop, meliputi:
a. Gambaran anatomi pembuluh darah arteriola, kapiler dan
venula
b. Sifat aliran darah didalam arteriola, kapiler dan venula
c. Perubahan bentuk sel darah merah ketika melalui
percabangan kapiler
2. Lidah
 Dengan menggunakan katak yang sama tariklah keluar lidahnya
dan fiksir diatas lubang papan fiksasi denga jarum.
 Pilih bagian yang tipis dan yang mengandung banyak pembuluh
darah serta pelajari secara mikroskopis seperti 1.4
 Rangsang lidah pada bagian yang terletak dibawah mikroskop
secara berturut-turut dengan :
a. Rangsang Mekanik (goresan seutas ijuk)
b. Rangsangan Suhu (Beberapa tetes air es dan beberapa
tetes air panas/hangat)
c. Rangsangan Kimia (1 tetes asam cuka encer dan 1 tetes
larutan adrenalin 1: 10.000)
 Catat perubahan yang terjadi pada aliran darah dan lebar
pembuluh darah lidah katak.
Catatan : Dalam menerangkan perbedaan sifat aliran darah dalam
pembuluh-pembuluh darah, hubungkanlah hal tersebut dengan diameter
pembuluh darah, tahanan dan tekanan darah di dalamnya.
V. HASIL
Terlampir
VI. PEMBAHASAN

Mikrosirkulasi merupakan sistem peredaran darah kolektif yang


tersusun atas arteriol, kapiler, dan venula karena pembuluh-pembuluh
tersebut hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Percobaan mikrosirkulasi ini
dilakukan pada katak yaitu dengan mengamati pembuluh darah yang
mengalir di selaput ranang dan lidah katak. Hasil pengamatan dengan
menggunakan mikroskop dapat diketahui bahwa terdapat tiga jenis pembuluh
darah, yaitu kapiler, arteriol, dan venula. Masing-masing cirinya adalah
sebagai berikut: Kapiler berwarna merah, diameternya paling kecil, aliran
darah dari arteri, kecepatan aliran darahnya lebih cepat dibandingkan venula,
dan memiliki percabangan yang luas. Kapiler merupakan pembuluh ideal
untuk difusi sesuai dengan hukum fick yakni kapiler meminimalkan jarak
difusi, sementara memaksimalkan luas permukaan dan waktu yang tersedia
untuk pertukaran.
Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luas potongan
melintang semua pembuluh. Meskipun luas potongan melintang setiap
kapiler sangat kecil dibandingkan dengan arteriol namun luas penampang
potongan melintang total semua kapiler adalah sekitar 1300 kali
dibandingkan dengan luas potongan melintang arteriol karena jumlah kapiler
yang sedemikian banyaknya. Oleh karena itu, aliran darah yang melalui
kapiler jauh lebih lambat. Kecepatan yang lambat menyebabkan tersedianya
cukup waktu bagi pertukaran nutrient dan produk sisa metabolic antara darah
dan sel jaringan. Arteriol berwarna merah muda karena banyak mengandung
O2, diameter lebih kecil dari venula namun lebih besar dari kapiler, kecepatan
aliran darahnya paling cepat, mengangkut darah dari jantung. Arteriol
merupakan pembuluh resistensi utama untuk menghasilkan resistensi yang
cukup besar terhadap aliran darah. Meskipun kapiler memiliki jari-jari lebih
kecil daripada kapiler, namun secara kolektif kapiler tidak menimbulkan
resistensi sebesar ang ditimbulkan arteriol. Venula berwarna merah pekat
karena banyak mengandung CO2, diameter paling besar, kecepatan alirannya
lambat, aliran darah menuju ke jantung. Ketika kapiler-kapiler kembali
menyatu untuk membentuk venula, luas potongan melintang total kembali
berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika darah mengalir
kembali ke jantung. Dari venula darah akan dialirkan ke vena membawa CO 2
yang akan dikeluarkan dari tubuh

VII. KESIMPULAN dan SARAN


1. Mikrosirkulasi hanya dapat diamati melalui mikroskop, dan terdiri atas
pembuluh arteriol, kapiler, dan venula. Ketiganya dapat dibandingkan
berdasarkan ukuran lumen yang berbeda sesuai fungsi masing-masing
pembuluh, warna darah yang melewatinya karena perbedaan kandungan O 2,
serta kecepatan aliran darahnya yang berkaitan dengan fungsi pembuluh dan
juga pengaruh faktor luar.
2. Mikrosirkulasi terdiri atas arteriol, kapiler, dan venula. Ketiganya dapat
dibedakan berdasarkan ukuran lumen, warna, arah aliran dan kecepatan
aliran darah. Arah aliran darah dipastikan mengalir masuk ke organ melalui
arteriol, mengalami pertukaan gas dan nutrien di kapiler, dan kembali ke
jantung melalui venula(sistem vena).
3. Berbagai rangsang dapat mempengaruhi laju aliran darah, baik oleh
perlakuan fisik maupun kimiawi. Perlakuan fisik dengan ijuk dan perlakuan
suhu dengan pemberian air panas dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran laju aliran darah, sedangkan
penurunan suhu dan pemberian asam cuka dapat menurunkan aliran darah
karena jari-jari pembuluh mengecil, atau bervasokonstriksi .
Mikrosirkulasi yang terjadi pada selaput renang dan lidah katak diketahui
melibatkan tiga jenis pembuluh darah, yaitu kapiler,arteriol, dan venula.
Masing-masing cirinya adalah sebagai berikut: Kapiler berwarna merah,
diameternya palingkecil, aliran darah dari arteri, kecepatan aliran darahnya
lebih cepat dibandingkan venula, dan memiliki percabanganyang luas.
Hemodinamika pada mesenterium katak juga menunjukkan adanya
mikrosirkulasi yang terdiri atas arteriol,kapiler, dan venula. Arteriol memiliki
kecepatan aliran paling cepat diantara vena dan kapiler. Aliran darah di
arteriol dankapiler memiliki arah bolak-baik, sedangkan arah aliran darah
di vena adalah menuju mesenterium. Berbagai rangsangfisik, mekanik dan
kimia faktor mempengaruhi mikrosirkulasi yang terjadi di pembuluh darah.
Perlakuan suhu dengan pemberian air panas dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran laju aliran
darah, sedangkan perlakuan fisik dengan ijuk dan perlakuan penurunan suhu
dan pemberian asam cuka dapat menurunkan aliran darah karena jari-
jari pembuluh membesar, atau bervasodilatasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hala, Yusminah.Biologi Umum II . Makassar: Alauddin press, 2007.


Halwatiah.Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan.Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Jasin, Maskoeri.Zoologi Invertebrata.Jakarta: Sinar Wijaya, 1992.
Nature. 2012.Blog Nature. Mikrosirkulasi pada Katak.
http://natureisalam. blogspot.com/2012/08/ mikrosirkulasi-pada-katak.html
(2014)

Anda mungkin juga menyukai