PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung: morfologi dan denyut jantung,
pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung dan otomasi jantung.
2. Membedakan gambaran anatomi dari arteriole, kapiler dan venule serta Mempelajari sifat
aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tesebut.
BAB II
MATERI DAN METODE
3.1 Hasil
Praktikum ini dilakukan dua percobaan sekaligus yaitu percobaan A dan B ,didapatkan
hasil sebagai berikut:
Percobaan ke-1
a.Morfologi jantung : Bagian-bagian jantung berkontraksi secara bergantian,atrium
dan ventrikel berkontraksi dan berelaksasi,menghasilkan detak jantung yang
berirama.
Frekuensi denyut jantung didalam tubuh 78/60s
b. Otomasi jantung : Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu tetap
berkontraksi ritmis dengan frekuensi 62/60s dan setelah dibelah vertikel
frekuensinya menjadi 37/60s
Percobaan ke-2
Saat melakukan pengamatan pada mikroskop terlihat pembuluh darah vena dan
arteri kami tidak menemukan pembuluh kapiler.Pembuluh arteri berdinding tebal
dan diameternya berubah berubah sedangkan vena berdinding tipis dan
diameternya lebih lebar dari arteri.Arah peredaran darah antara vena dan arteri
tidak dapat dibedakan terlihat bolak-balik.
Pada mikroskop juga terlihat juga ligamentum dari usus,dan pada permukaan
ditetesi asam cuka dan diamati dibawah mikroskop terlihat aliran darah terhenti.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Secara anatomis jantung katak terbagi
menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah
ruang disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak adalah sistem peredaran darah tertutup dan
sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran
darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi
sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan
mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot di ventrikel keseluruh
tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh. mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir
menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa keluar
melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru-paru dan mengalami proses pertukanaran udara
di alveolus paru paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan.
Pada katak spinal yanga digunakan dalam pengamatan dari aliran ini, maka dapat
terlihat jelas bahwa bagian-bagian jantung berkontraksi bergantian,dengan frekuensi 78/60s. Di
sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan terjadi selama satu denyut lengkap.
2 peristiwa. itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole,
yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru paru dan ventrikel kiri ke aorta.
Keadaan saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warma pucat. Sedangkan bentuk
relaksasi otot jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembali
ke atrium kanan, dan dari paru paru ke atrium kiri. Keadaan saat relaksasi otot jantung di tandai
dengan warna jantung merah kecoklatan.
Saat jantung diangkat dan disimpan diatas cawan petri berisi larutan ringer, jantung
masih mampu berdetak dengan frekuensi 62/60s,denyut jantung cenderung melemah karena
arteri koronaria tidak mendapat nutrisi dan energi dalam bentuk ATP,O2,dan kalsium di
jantung, meski tanpa terlihat ciri ciri sistol diastol yang berubah warna. Ini membuktikan
bahwa otot jaringan jantung tidak seperti otot dan jaringan di organ lain. Jaringan otot jantung
memiliki sifat automasi, yaitu kemampuan jaringan otot jantung berdetak tanpa ada stimulus
dari sistem saraf pusat. Di penggantung usus, dapat terlihat pembuluh pembuluh darah dan sel-
sel darah menggunakan mikroskop. Sayangnya, dikarenakan usus sudah tidak terhubung
dengan jantung, arah peredaran sel darah tidak konstan. Oleh karena itu arteriole dan ventriole
tidak dapat dibedakan berdasarkan arah peredaran. Peredarah darah terlihat bolak-balik saat
diteliti dengan mikroskop. Pembuluh kapiler tidak dapat ditemukan karena karakteristiknya
yang lebih kecil dari antriole dan ventriole, dan hanya memuat satu sel darah tiap blok. Bentuk
karakteriskik ini berhubungan dengan fungsi pembuluh kapiler yang merupakan tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada jaringan.Diteteskan cuka pada permukaan
penggantung usus. Sesaat setelah diteteskan cuka, aliran darah terhenti, kondisi ini disebut
dengan statis. Keping keping darah lalu tidak terlihat, dan pembuluh darah mengecil. Pembuluh
darah lalu berubah menjadi coklat pucat. Ini dikarenakan pembuluh darah pecah dan sel-sel
darah keluar dari pembuluhnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Frekuensi detak jantung menurun saat dikeluarkan dari tubuh dan diletakan dicawan
petri yang berisi larutan ringer.Saat jantung diangkat dan disimpan diatas cawan petri berisi
larutan ringer, jantung masih mampu berdetak meski tanpa terlihat ciri ciri sistol diastol yang
berubah warna. Ini membuktikan bahwa otot jaringan jantung tidak seperti otot dan jaringan di
organ lain. Jaringan otot jantung memiliki sifat automasi, yaitu kemampuan jaringan otot
jantung berdetak tanpa ada stimulus dari sistem saraf pusat.Tanpa hubungan dengan jantung,
arah peredaran darah tidak bergerak dengan konstan. Di penggantung usus, dapat terlihat
pembuluh pembuluh darah dan sel-sel darah menggunakan mikroskop. Sayangnya, dikarenakan
usus sudah tidak terhubung dengan jantung, arah peredaran sel darah tidak konstan. Oleh karena
itu arteriole dan ventriole tidak dapat dibedakan berdasarkan arah peredaran. Peredarah darah
terlihat bolak-balik saat diteliti dengan mikroskop. Pembuluh kapiler tidak dapat ditemukan
karena karakteristiknya yang lebih kecil dari antriole dan ventriole, dan hanya memuat satu sel
darah tiap blok. Bentuk karakteriskik ini berhubungan dengan fungsi pembuluh kapiler yang
merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada jaringan.Dan reaksi pembuluh
darah dengan cuka menyebabkan pecahnya pembuluh darah
4.2 Saran
Disarankan untuk pengamatan dilakukan dengan lebih teliti,dan menjaga ketertiban didalam
ruang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA