Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


Jantung merupakan komponen penting dalam sistem sirkulasi yang berfungsi
sebagai pompa penggerak cairan tubuh sepanjang pembuluh darah.Jantung memiliki
empat rongga yang terdiri atas dua serambi yang berdinding tipis dan dua bilik yang
berdinding tebal. Jantung pada pisces memiliki 2 ruang yaitu 1 ventrikel dan 1
atrium.Jantung pada amphibi memiliki 3 ruang yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta 1
ventrikel. Jantung pada reptil memiliki 4 ruang yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta 2
ventrikel (kanan dan kiri). Jantung pada aves memiliki 4 ruang yaitu 2 atrium (kanan
dan kiri) serta 2 ventrikel (kanan dan kiri). Jantung pada mamalia memiliki 4 ruang
yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta 2 ventrikel (kanan dan kiri).
Otot jantung adalah penyusun dinding jantung dan berfungsi sebagai pompa
darah yang menuju ke jantung dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan adanya sirkulasi
darah di dalam tubuh. Berbeda dengan otot polos dan otot kerangaka, jaringan otot
jantung terdiri atas sinsisium serabut-serabut otot yang satu dengan yang lain tidak
terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di jantung akan disebar ke seluruh otot jantung,
dengan demikian kontraksinya selalu akan berifat “all-or-none”. Disamping itu, kuat
kontraksi otot sangat ditentukan oleh panjang awal dari serabut-serabutnya. Satu sifat
utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan sendiri impuls irama
denyut jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu untuk
tetap berkontraksi ritmis. Pada amfibia dan reptilia, irama ditentukan oleh sinus
venosus. Aurikel iramanya kurang cepat dan ventrikel paling rendah tingkat
otomasinya. Otot jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolik, kimia dan
suhu. Kenaikan suhu meningkatkan metabolisme dan frekuensi jantung.Sistem
kardiovaskuler terdiri atas dua pompa serta saluran pembuluh darah untuk
menyampaikan darah ke jaringan tubuh. Sesuai dengan fungsinya pembuluh-pembuluh
darah terdiri atas aorta, arteria, arteriole, kapiler, venule dan vena. Akibat kontraksi
jantung sifat aliran darah dalam pembuluh darah adalah terputus-putus. Kecepatan
aliran darah juga terkait dengan diameter dari pembuluh darah serta luas dari jaringan
masing-masing pembuluh darah.

1.2 Tujuan
1. Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung: morfologi dan denyut jantung,
pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung dan otomasi jantung.
2. Membedakan gambaran anatomi dari arteriole, kapiler dan venule serta Mempelajari sifat
aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tesebut.

BAB II
MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 oktober 2023,pukul
13.00 WITA.Bertempat di Laboratorium Biomedik
2.2 Alat dan Bahan
- Katak Bufo sp, papan gabus, pinset, cawan petri, es
- Cairan ringer, larutan adrenalin, benang
- Papan fiksasi yang berlubang
- Mikroskop
- Jarum pentul
- Sonde
- Larutan asam cuka
2.3 Tata Kerja
a. Percobaan pertama
Ambil seekor katak dan rusakkan otak dan sumsum tulang belakang. Ikatkan katak
pada papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di garis median
pada kulit perut dan dada. Dengan pinset angkatlah episternum dan potonglah
melalui tulang rawan sternum dengan menggunting memanjang di samping stenum
dan melalui bagian-bagian pektoral di kedua sisi. Jantung akan terlihat dan
angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah perikardiuum sehingga
jantung keluar dari kantong.
1. Morfologi denyut jantung
- Amati denyut jantung, bagian-bagian jantung berkontraksi serempak atau
bergantian. Kontraksi otot jantung yang disebut “SISTOLE” ditandai oleh warna
pucat, relaksasi jantung disebut “DIASTOLE”, ditandai oleh warna merah
kecoklatan.
2.. Otomasi jantung
- Sediakan cawan petri yang diisi dengan cairan ringer suhu kamar.
- Jepitlah ujung ventrikel jantung (apeks) dan angkat ke atas.
- Bebaskan jantung dari tenunan sekitarnya, kemudian potonglah pembuluh-
pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung sejauh mungkin dari jantung.
- Angkat jantung yang telah bebas dan letakkan dalam cawan petri yang berisi
cairan ringer tadi. Jantung akan tetap berdenyut walaupun telah dibebaskan dari
susunan saraf pusat, susunan saraf otonom dan tidak dialiri darah. Amatilah sifat
otomasi urat daging jantung ini dan hitunglah frekuensi denyutnya.
b.Percobaan kedua
Rusakkan otak katak. Rentangkan selaput renangnya di atas lubang pada papan
fiksasi, fiksir dengan jarum pentul. Tempatkan di bawah mikroskop. Amati
peredaran darah dalam arteri, arteriole, kapiler, venule dan vena.
Proses peradangan
Perhatikan peredaran darah dengan baik. Sementara itu teman saudara meneteskan
sedikit larutan asam cuka pada tempat yang terlihat di bawah mikroskop, jagalah
agar pipet tidak menyentuh selaput renang. Perhatikan proses peradangan termasuk
stasis dan mungkin pula diapedesis. Selain selaput renang, mesenterium katak juga
dapat dipakai dalam latihan ini.
BAB III
HASIL DAN PRMBAHASAN

3.1 Hasil
Praktikum ini dilakukan dua percobaan sekaligus yaitu percobaan A dan B ,didapatkan
hasil sebagai berikut:
 Percobaan ke-1
a.Morfologi jantung : Bagian-bagian jantung berkontraksi secara bergantian,atrium
dan ventrikel berkontraksi dan berelaksasi,menghasilkan detak jantung yang
berirama.
Frekuensi denyut jantung didalam tubuh 78/60s
b. Otomasi jantung : Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu tetap
berkontraksi ritmis dengan frekuensi 62/60s dan setelah dibelah vertikel
frekuensinya menjadi 37/60s
 Percobaan ke-2
Saat melakukan pengamatan pada mikroskop terlihat pembuluh darah vena dan
arteri kami tidak menemukan pembuluh kapiler.Pembuluh arteri berdinding tebal
dan diameternya berubah berubah sedangkan vena berdinding tipis dan
diameternya lebih lebar dari arteri.Arah peredaran darah antara vena dan arteri
tidak dapat dibedakan terlihat bolak-balik.
Pada mikroskop juga terlihat juga ligamentum dari usus,dan pada permukaan
ditetesi asam cuka dan diamati dibawah mikroskop terlihat aliran darah terhenti.

3.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Secara anatomis jantung katak terbagi
menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah
ruang disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak adalah sistem peredaran darah tertutup dan
sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran
darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi
sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan
mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot di ventrikel keseluruh
tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh. mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir
menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa keluar
melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru-paru dan mengalami proses pertukanaran udara
di alveolus paru paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan.
Pada katak spinal yanga digunakan dalam pengamatan dari aliran ini, maka dapat
terlihat jelas bahwa bagian-bagian jantung berkontraksi bergantian,dengan frekuensi 78/60s. Di
sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan terjadi selama satu denyut lengkap.
2 peristiwa. itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole,
yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru paru dan ventrikel kiri ke aorta.
Keadaan saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warma pucat. Sedangkan bentuk
relaksasi otot jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembali
ke atrium kanan, dan dari paru paru ke atrium kiri. Keadaan saat relaksasi otot jantung di tandai
dengan warna jantung merah kecoklatan.
Saat jantung diangkat dan disimpan diatas cawan petri berisi larutan ringer, jantung
masih mampu berdetak dengan frekuensi 62/60s,denyut jantung cenderung melemah karena
arteri koronaria tidak mendapat nutrisi dan energi dalam bentuk ATP,O2,dan kalsium di
jantung, meski tanpa terlihat ciri ciri sistol diastol yang berubah warna. Ini membuktikan
bahwa otot jaringan jantung tidak seperti otot dan jaringan di organ lain. Jaringan otot jantung
memiliki sifat automasi, yaitu kemampuan jaringan otot jantung berdetak tanpa ada stimulus
dari sistem saraf pusat. Di penggantung usus, dapat terlihat pembuluh pembuluh darah dan sel-
sel darah menggunakan mikroskop. Sayangnya, dikarenakan usus sudah tidak terhubung
dengan jantung, arah peredaran sel darah tidak konstan. Oleh karena itu arteriole dan ventriole
tidak dapat dibedakan berdasarkan arah peredaran. Peredarah darah terlihat bolak-balik saat
diteliti dengan mikroskop. Pembuluh kapiler tidak dapat ditemukan karena karakteristiknya
yang lebih kecil dari antriole dan ventriole, dan hanya memuat satu sel darah tiap blok. Bentuk
karakteriskik ini berhubungan dengan fungsi pembuluh kapiler yang merupakan tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada jaringan.Diteteskan cuka pada permukaan
penggantung usus. Sesaat setelah diteteskan cuka, aliran darah terhenti, kondisi ini disebut
dengan statis. Keping keping darah lalu tidak terlihat, dan pembuluh darah mengecil. Pembuluh
darah lalu berubah menjadi coklat pucat. Ini dikarenakan pembuluh darah pecah dan sel-sel
darah keluar dari pembuluhnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Frekuensi detak jantung menurun saat dikeluarkan dari tubuh dan diletakan dicawan
petri yang berisi larutan ringer.Saat jantung diangkat dan disimpan diatas cawan petri berisi
larutan ringer, jantung masih mampu berdetak meski tanpa terlihat ciri ciri sistol diastol yang
berubah warna. Ini membuktikan bahwa otot jaringan jantung tidak seperti otot dan jaringan di
organ lain. Jaringan otot jantung memiliki sifat automasi, yaitu kemampuan jaringan otot
jantung berdetak tanpa ada stimulus dari sistem saraf pusat.Tanpa hubungan dengan jantung,
arah peredaran darah tidak bergerak dengan konstan. Di penggantung usus, dapat terlihat
pembuluh pembuluh darah dan sel-sel darah menggunakan mikroskop. Sayangnya, dikarenakan
usus sudah tidak terhubung dengan jantung, arah peredaran sel darah tidak konstan. Oleh karena
itu arteriole dan ventriole tidak dapat dibedakan berdasarkan arah peredaran. Peredarah darah
terlihat bolak-balik saat diteliti dengan mikroskop. Pembuluh kapiler tidak dapat ditemukan
karena karakteristiknya yang lebih kecil dari antriole dan ventriole, dan hanya memuat satu sel
darah tiap blok. Bentuk karakteriskik ini berhubungan dengan fungsi pembuluh kapiler yang
merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada jaringan.Dan reaksi pembuluh
darah dengan cuka menyebabkan pecahnya pembuluh darah

4.2 Saran
Disarankan untuk pengamatan dilakukan dengan lebih teliti,dan menjaga ketertiban didalam
ruang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Fikriana, R. (2018). Sistem kardiovaskuler. Deepublish.


II, B. 2.1 PENGERTIAN SISTEM PEREDARAN DARAH.Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai