Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER I

KARDIOVASKULAR

NAMA : MARIA CRISENSIA CASSANDRA MEO

NIM : 1909010051

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Percobaan A
1.1 Dasar Teori
berbeda dengan otot polos dan otot kerangka, jaringan otot jantung
terdiri atas sinsisium serabut-serabut otot yang satu dengan yang lain tidak
terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di jantung akan disebar keseluruh otot
jantung, dengan demikian kontraksinya selalu akan bersifat “all-or-none’’.
Disamping itu, kuat kontraksi otot sangat ditentukan oleh panjang awal dari
serabut-serabutnya. Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk
membangkitkan sendiri impuls irama denyut jantung (otomatis jantung).
Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu untuk terus berkontraksi ritmis.
Pada amphibia dan reptilia, irama ditentuka oleh sinus venosus. Aurikel
iramanya kurang cepat dan ventrikel paling rendah tingkat otomasinya. Otot
jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolik, kimia dan suhu.
Kenaikan suhu meningkatkan metabolisme dan frekuensi jantung.

1.2 Tujuan
Mempelajari bebrapa sifat faali dari otot jantung : morfologi dan
denyut jantung, pengaruh suhu dan zat kimia terhdap denyut jantung dan
otomasi jantung.
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1.1 Waktu dan Tempat

Waktu : senin, 21 Oktober 2019

10.30-12.00 WITA

Tempat : Laboratorium fakultas kedokteran hewan Undana.

2.1.2 Bahan dan Alat


Bahan :
- Katak Bufo sp.
- Cairan infus/air es
- Cairan ringer

Alat :

- papan gabus - cawan petri


- gunting bedah -
- pinset
- pisau bedah
- bokor berisi air

2.1.3 Tata Kerja


Percobaan A
Ambil seekor katak dan rusakkan otak dan sumsum tulang belakang.
Ikatkan katak pada papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di
garis median pada kulit perut dan dada. Dengan pinset angkatlah episternum dan
potonglah melalui tulang rawan sternum dengan menggunting memanjang di
samping stenum dan melalui bagian-bagian pektoral di kedua sisi. Jantung akan
terlihat dan angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah perikardiuum
sehingga jantung keluar dari kantong.
a. Morfologi denyut jantung
- Gambarlah jantung yang terlihat di depan anda dan sebutkan
bagian-bagiannya, juga dari belakang dengan cara
membalikkannya ke atas dengan memakai pinset (hati-hati jangan
merusak jaringan).
- Amati denyut jantung. Apakah bagian-bagian jantung berkontraksi
serempak atau bergantian? Kontraksi otot jantung yang disebut
“SISTOLE” ditandai oleh warna pucat, relaksasi jantung disebut
“DIASTOLE”, ditandai oleh warna merah kecoklatan.
b. Pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung
- Basahi jantung dengan cairan ringer (suhu kamar). Hitunglah
frekuensi denyut jantung (banyaknya denyut per menit).
- Dinginkan cairan ringer dengan es yang tersedia sehingga suhunya
menjadi 40C-100C. Tuangkan sebagian larutan ringer ke dalam
rongga sekitar jantung sehingga suhu cairan sekitar jantung
menjadi 150C, tunggu sebentar dan hitunglah frekuensi denyutnya.
- Gantilah cairan ringer dingin dengan yang bersuhu kamar, dengan
menggunakan sebuah pipet hisap, sehingga suhu sekitar jantung
menjadi seperti semula dan catatlah frekuensi denyutnya.
- Dengan cara yang sama sekarang cairan ringer diganti dengan yang
bersuhu 40-500C, catatlah frekuensi denyut jantungnya.
Kembalikan suhu sekitar jantung ke normal dengan mengganti
cairan ringer panas dengan yang bersuhu kamar.
- Hitung frekuensi de denyutnya.
- Gantilah cairan ringer dingin dengan yang bersuhu kamar, dengan
menggunakan sebuah pipet hisap, sehingga suhu sekitar jantung
menjadi seperti semula dan catatlah frekuensi denyutnya.
- Dengan cara yang sama sekarang cairan ringer diganti dengan yang
bersuhu 40-500C, catatlah frekuensi denyut jantungnya.
Kembalikan suhu sekitar jantung ke normal dengan mengganti
cairan ringer panas dengan yang bersuhu kamar.
- Hitung frekuensi denyut jantungnya sekarang. Dengan sebuah
pipet teteskan larutan asetilkolin 1 : 10.000 sebanyak 2-3 tetes pada
jantungnya, tunggu sebentar dan hitunglah frekuensi denyutnya.
Buanglah asetilkolin dengan membilas jantung dengan cairan
ringer suhu kamar 2-3 kali dengan menggunakan kapas atau pipet
sampai bersih.
- Hitunglah frekuensi denyutnya. Kemudian teteskan larutan
adrenalin 1 : 1000 sebanyak 2-3 kali pada jantung, dan hitung pula
frekuensinnya. Buanglah adrenalin dengan kapas dan gantilah
cairan ringer di sekitar jantung 2-3 kali. Hitunglah kini denyut
jantungnya.
c. Otomasi jantung
- Sediakan cawan petri yang diisi dengan cairan ringer suhu kamar.
- Jepitlah ujung ventrikel jantung (apeks) dan angkat ke atas.
- Bebaskan jantung dari tenunan sekitarnya, kemudian potonglah
pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung
sejauh mungkin dari jantung.
- Angkat jantung yang telah bebas dan letakkan dalam cawan petri
yang berisi cairan ringer tadi. Jantung akan tetap berdenyut
walaupun telah dibebaskan dari susunan saraf pusat, susunan saraf
otonom dan tidak dialiri darah. Amatilah sifat otomasi urat daging
jantung ini dan hitunglah frekuensi denyutnya.
Percobaan B

(peredaran darah dalam pembuluh darah)

2.2.1 Tujuan

a. Membedakan gambaran anatomi dari arteriole, kapiler dan venule.

b. Mempelajari sifat aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tesebut.

2.2.3 Dasar Teori

Sistem kardiovaskuler terdiri atas dua pompa serta saluran pembuluh


darah untuk menyampaikan darah ke jaringan tubuh. Sesuai dengan fungsinya
pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta, arteria, arteriole, kapiler, venule dan
vena.

Akibat kontraksi jantung sifat aliran darah dalam pembuluh darah adalah
terputus-putus. Kecepatan aliran darah juga terkait dengan diameter dari
pembuluh darah serta luas dari jaringan masing-masing pembuluh darah.

Bahan dan Alat

- Kodok Rana sp

- Papan fiksasi yang berlubang

- Mikroskop

- Jarum pentul

- Sonde

- Larutan asam cuka

2.2.4 Tata Kerja

Rusakkan otak katak. Rentangkan selaput renangnya di atas lubang pada


papan fiksasi, fiksir dengan jarum pentul. Tempatkan di bawah mikroskop. Amati
peredaran darah dalam arteri, arteriole, kapiler, venule dan vena.
Proses peradangan

Perhatikan peredaran darah dengan baik. Sementara itu teman saudara


meneteskan sedikit larutan asam cuka pada tempat yang terlihat di bawah
mikroskop, jagalah agar pipet tidak menyentuh selaput renang. Perhatikan proses
peradangan termasuk stasis dan mungkin pula diapedesis. Selain selaput renang,
mesenterium katak juga dapat dipakai dalam latihan ini.
BAB III

PEMBAHASAN

Hasil pengamatan :

A. Morfologi Jantung

1. Bagian-bagian otot jantung berkontraksi tidak serempak, otot jantung


katak berkontraksi secaca bergantian.
B. Pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung

No Perlawanan Frekuensi jantung


1 Ditetesi cairan ringer 75/menit
(suhu kamar)
2 Ditetesi cairan ringer 78/menit
(Dingin 4oC-10oC)
3 Ditetesi cairan ringer 75/menit
(suhu kamar normal)
4 Ditetesi cairan ringer 79/menit
(suhu panas 40oC-50oC)
C. Otomasi jantung
Sifat otomasi jantung :
Jantung masih berdenyut
Frekuensi jantung 56/menit.

PEMBAHASAN
Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu
sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruang
disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak adalah sistem peredaran
darah tertutup dan sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar
peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat
darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus
venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir
ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali
oleh otot-otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh
mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke
atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa
keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru – paru dan
mengalami proses pertukanaran udara di alveolus paru – paru, dan siklus
akan berjalan terus dan berkelanjutan.
Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian – bagian
jantung berkontraksi bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 2
urutan peristiwa yang akan terjadi selama satu denyut lengkap. 2 peristiwa
itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut
systole, yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru – paru
dan ventrikel kiri ke aorta. Keadaan saat kontraksi otot jantung atau
systole di tandai oleh warna pucat. Sedangkan bentuk relaksasi otot
jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa
kembali ke atrium kanan, dan dari paru – paru ke atrium kiri. Keadaan saat
relaksasi otot jantung di tandai dengan warna jantung merah kecoklatan.
Pada pengamatan tentang pengaruh suhu dan zat kimia terhadap
denyut jantung , di temukan hasil yang berbeda mengenai denyut jantung
permenit. Pada percobaan pertama ketika jantung di tetesi cairan ringer
(suhu kamar) fekuensi denyut jantung di peroleh 75 denyut permenit.
Larutan ringer berfungsi untuk mempercepat denyut jantung. Hal ini
disebabkan karena larutan ringer laktat bersifat hipertonis, sehingga
konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot jantung meningkat yang
menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari frekuensi
denyut jantung normal.
Pada percobaan kedua, jantung katak di tetesi dengan larutan ringer
dingin dengan suhu 4-10 derajat celcius mengalami percepatan denyut
jantung menjadi 78/menit. denyut jantung, hal ini menunjukan bahwa
jantung bersifat termolabil dimana Jantung dapat berubah denyutnya
karena pengaruh suhu lingkungan. Pada percobaan ketiga jantung ditetesi
cairan ringer dengan suhu kamar normal, kecepatan jantung berubah
kembali normal menjadi 75/menit. Percobaan keempat jantung yang masih
berdenyut tadi ditetesi cairan ringer bersuhu panas 40-50 derajat celcius.
Terjadi peningkatan kontraksi jantung menjadi 79/menit. Pada pengamatan
tentang otomasi jantung, seperti yang telah di jelaskan di landasan teori,
bahwa otomasi jantung merupakan kemampuan jantung yang dapat
menjalankan fungsinya tanpa di pengaruhi oleh saraf. Hal ini benar
terbukti dalam percobaan ini. Yang mana, ketika jantung di bebaskan dan
di letakan di dalam cawan petri berisi larutan ringer (suhu kamar ) jantung
masih tetap berdenyut.
Hal ini di sebabkan karena jantung memiliki jaringan khusus
pemicu jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang
yaitu terdapat serabut purkinje dan serabut his yang membuat jantung
tetap berdenyut secara otomatis.
Pembahasan B
Peredaran darah dalam pembuluh darah

Dalam pengamatan kali ini kelompok kami tidak bisa menemukan


peredaran darah pada selaput pengantung usus, dikarenakan pada saat
pengambilan selaput terjadi kesalahan pemotongan, selaput penggantung
tersebut rusak dan tidak beraturan sehingga tidak ditemukan peredaran
darah yang terjadi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh, karena jantung


merupakan organ utama dalam mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh.
Percobaan respon kontraksi otot jantung pada katak diberikan ringer panas
frekuensi jantung menurun sedangkan diberikan ringer dingin frekuensi
meningkat. Menurut literatur Jantung katak memiliki respon yang kurang lebih
sama dengan jantung manusia, contohnya denyut jantung akan meningkat saat
panas dan melambat saatdingin, kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormon, dan
memiliki band moderator.

Meskipun jantung berkontraksi dengansendirinya, namun kuat kontraksi,


frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh
saraf otonom, yaitusaraf simpatik dan saraf parasimpatik. Otomasi adalah jantung
ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Meskipun telah
terjadi pemotongan jaringan jantung masih berdenyut. Inidisebabkan oleh adanya
jaringan khusus pemicu di jantung yang mampumencetuskan potensial aksi
berulang –ulang. Jaringan picu jantung membentuksistem hantaran yang dalam
keadaannormal menyebarkan impuls keseluruh jantung. Arteri merupakan
pembuluh darah yang menerima darah dari jantung (zat –zat pengatur) untuk
dikirim ke sel – selyang ada pada seluruh tubuh. Sedangkanvena berfungsi
sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung.Dari percobaan
yang dilakukan bahwa arteri memiliki percabangan Divergen(menyebar) dengan
sifat saluran bercabang dan kecepatannya alirannyacepat. Karena arteri memiliki
arteriolyang mudah menyalurkan darah yang bertekanan tinggi ke jaringan.
Sedangkan vena memiliki percabangan Konvergen (mengumpul) dengan
sifatsaluran tidak bercabang dan kecepatan alirannya lambat. Karena vena
menyalurkan darah dari pembuluh kapiler ke jantung melalui vena sehingga darah
bertekanan rendah dan lambat.

Otot jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolitik, kimia dan suhu.


Kenaikan suhu meningkatkanmetabolisme dan frekuensi denyut jantung.

4.2 Saran

Dalam melakukan praktikum, agar setiap kelompok lebih serius lagi dalam
melakukan percobaan dan menjaga ketenangan agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar, sehingga hasil yang diperoleh lebih baik dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/70005683-Fisiologi-darah-dan-jantung-pada-katak-rana-
sp.html

Modul Fisiologi veteriner I Undana

https://www.academia.edu/30479189/Laporan_Praktikum_Anfisman_Jantung_da
n_Sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai