Anda di halaman 1dari 18

Katak adalah hewan amfibi, yaitu hewan yang dapat hidup di dua alam, yaitu didarat dan di air.

Sistem pencernaan pada katak diawali dari rongga mulut, mulut katak ditopang oleh rahang atas
dan rahang bawah. Katak juga mempunyai lidah yang sangat panjang dan lengket, ujung lidah
katak dapat menggulung yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.

Katak mempunyai kerongkongan (esofagus) yaitu, saluran pendek. esofagus menghasilkan


sekresi alkalis dan membantu makanan masuk ke lambung.
Lambung (ven) berbentuk kantung yang bila terisi makanan akan melebar, dinding lambung pada
katak meremas-remas makanan sampai hancur dengan bantuan enzim yang dihasilkan lambung.
Gerakan mini disebut gerakan peristaltik. Di dekat lambung terdapat pankreas. Pankreas
berwarna kekuning-kuningan yang dimana menghasilkan enzim untuk pencernaan. Hati
berfungsi untuk mengeluarkan empedu dari kantung empedu, empedu berwarna kehijauan, yang
berfungsi untuk menetralisir racun-racun yang masuk kedalam sistem pencernaan katak.
Dilanjut kan ke usus. Usus dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama adalah usus halus, dimana disini
terjadi proses penyerapan sari-sari makanan dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh
pankreas. Yang kedua yaitu usus besar, disini terjadi penyerapan air dari makanan dan
pembusukan makanan. Usus besar berakhir di rektum dan berlanjut ke kloaka, dimana disini
adalah muara saluran pencernaan,saluran reproduksi dan urine.

Katak adalah pemakan hewan-hewan kecil seperti serangga. Untuk mengakomodasi kebutuhan
makannya, lidah katak berukuran panjang yang dapat digulung. Hal ini merupakan bentuk
adaptasi guna menangkap makanannya.

Sederetan gigi-gigi kecil yang “rapuh” di sebelah dalam tepi rongga atas mulut, disebut dengan
gigi maksila. Gigi maksila sangat lemah, tidak dapat digunakan untuk menangkap makanan.
Oleh karenanya, katak mengalami bentuk adaptasi lidah yang panjang, dapat digulung, bersifat
kenyal dan lengket.

Makanan dimasukan ke dalam mulut, akan dicampur dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar
ludah di rongga mulut. Saliva membantu memecah makanan secara kimiawi, mengubah zat
tepung menjadi gula sederhana.

Sepasang gigi voramen (berbentuk kerucut) menghiasi rahang atas rongga mulut yang membantu
untuk memegang dan mengunyah makanan. Makanan yang telah dilumatkan bercampur dengan
saliva, didorong menuju faring lalu ke esofagus.

Esofagus yang pendek menghantarkan makanan menuju lambung. Saliva dan cairan mukus yang
disekresikan faring ke dalam makanan membantu dalam proses penelanan. Selain itu. esofagus
menghasilkan cairan alkali guna memudahkan penelanan makanan.

Di lambung makanan akan dicerna secara kimiawi dan mekanik. Lambung merupakan organ
penyimpan makanan untuk sementara. Partikel-partikel makanan akan dicampur dengan sekret
lambung yang mengandung enzim-enzim pencernaan dan getah lambung.

Lambung katak terbagi menjadi 2 bagian, kardiak adalah bagian yang berbatasan dengan
esofagus, sedangkan piloris bagian yang berbatasan dengan usus halus menuju kloaka.
Otot dinding-dinding lambung membantu meremas-remas makanan membantu mencerna secara
mekanik sedangkan di sisi lain enzim-enzim pencernaan dan getah lambung bekerja mencerna
makanan secara kimiawi.

Makanan katak yang berupa serangga akan dibantu dicerna oleh enzim kitinase. Dinding
lambung menghasilkan enzim kitinase yang membantu mencerna zat kitin penyususn rangka
luar/cangkang yanng keras pada arthropoda (serangga).

Hal ini memudahkan katak dalam menyerap nutrisi dari makanannya, serangga. Partikel-partikel
makanan dialirkan menuju usus halus melalui gerakan peristaltik. Terdapat sfingter piloris yang
membatasi lambung dengan usus halus, berfungsi mencegah agar makanan tak dapat masuk
kembali ke dalam lambung.

Usus halus menerima makanan dari lambung, melanjutkan pencernaan secara kimiawi. Usus
katak terbagi menjadi daerah pencernaan (duodenum) dan daerah penyerapan (ileum). Sebagian
besar proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus.

Enzim-enzim pencernaan dari kelenjar pencernaan pankreas disekresikan ke dalam ruang usus
halus. Garam empedu hasil sekresi dari hati dicurahkan ke dalam ruang usus halus guna
mengemulsikan lemak untuk dipecah oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol.

Sari-sari makanan akan diserap melalui pembuluh darah di sepanjang ileum (usus penyerapan)
untuk diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh.

Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna akan didorong secara peristaltik menuju usus besar. Sama
halnya seperti manusia, di dalam usus besar ampas makanan ini akan mengalami pembusukan,
penyerapan air dan nutrisi yang tak terserap ketika berada di usus halus.

Kotoran akan dibuang melalui kloaka, merupakan muara tiga saluran, saluran pencernaan,
saluran urine, dan saluran reproduksi. Hal in memungkinkan katak untuk defekasi, berkemih,
bahkan mengeluarkan sel kelamin secara bersamaan.

A.Sistem Pencernaan Katak/Amfibi

Sistem pencernaan katak/amfibi terdiri dari:

 Rongga Mulut
 Kerongkongan (esofagus)
 Lambung (ventrikulus/stomach)
 Usus Halus (small intestine)
 Usus Besar (large intestine)
 Kloaka

B.Fungsi Organ Sistem Pencernaan Katak/Amfibi

1.Rongga Mulut
Rongga mulut atau dikenal dengan istilah cavum oris dilengkapi denfan gigi berbentuk
kerucut dan berbentuk V dengan terdapat bagian rahang atas dan rahang bawah. Dibagian
rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi untuk menangkap mangsa serangga kecil yang
dibasahi dengan air liur/ salivanya. Fungsi dari rongga mulut untuk melindungi bagian gigi, lidah
dan juga bagian awal masuknya makanan.

2.Kerongkongan (esofagus)

Kerongkongan pada amfibi tidak panjang, melainkan pendek. Fungsi dari kerongkangan amfibi
sebagai pengantar makanan dari rongga mulut/cavum oris untuk menuju makanan masuk
kedalam organ lambung. Biasanya didalam kerongkongan juga menghasilkan eskresi alkalis.

3.Lambung (ventrikulus)

Lambung berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Lambung pada katak dibedakan
menjadi dua bagian yaitu sebagai tempat masuknya makanan dari kerongkongan dan tempat
keluarnya makanan menuju usus. Fungsi lambung juga sebagai pemecah makanan hingga
menjadi partikel-partikel kecil. Selain itu, lambung katak menghasilkan enzim-enzim yaitu
terdiri dari pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak dan asam amino.

4.Usus Halus

Usus halus pada katak dibedakan menjadi tiga macam yaitu duodenum, jejenum dan ileum.
Secara umum Usus halus berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan sari-sari makanan oleh
enzim yang dihasilkan pankreas.

5.Usus Besar

Usus besar berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan air dan tempat pembusukan sisa
makanan. Kemudian sisa makanan dan air tersebut akan di dorongkan langsung menuju ke
rektum dan berakhir ke kloaka.

6.Kloaka

Kloaka adalah bagian akhir dari sistem pencernaan. Fungsi kloaka adalah sebagai tempat
pembuangan sisa makanan, pembuangan urine dan sebagainya

Pencernaan Hewan Amfibi/Katak

Sistem Pencernaan Hewan Amfibi/Katak

Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus. Pada beberapa
bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu
banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus
yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim, yang
merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin,
tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam
klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan
berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam intestinum dari
ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum
yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan
bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang
kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui
ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran yang dari
pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang merupakan sisa di dalam
intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di keluarkan melalui anus.
Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa
amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai
lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak
dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif
panjang, menggulung yang membuka kloaka.
Sistem pencernaan Amphibi hampir sama seperti pada Pisces, meskipun keduanya
memiliki makanan yang berbeda. Sistem pencernaan Amphibi lebih rincinya sebagai berikut :

1. Rongga mulut

Rongga mulut atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk kerucut untuk
memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Gigi Amphibi berbentuk V dengan
perkembangan yang tidak sempurna. Giginya terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Pada
rahang atas disebut gigi maxilaris sedangkan pada rahang bawah disebut gigi vomerin.
Lidah katak berbentuk menggulung, panjang dan bertekstur kenyal dan lengket,
digunakan untuk menangkap mangsa. Mangsa yang berupa hewan kecil, kebanyakan serangga,
akan dibasahi oleh air liur. Meskipun demikian, Amphibi tidak begitu banyak memiliki kelenjar
ludah.
2. Kerongkongan ( esofagus )
Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju esofagus yang berupa saluran pendek.
Esofagus akan menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk lambung.
3. Lambung ( ventrikulus )
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan. Berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus. Bagian muka ventrikulus yang besar disebut
cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir di pyloris. Kontraksi dinding otot
ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang
mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim mengubah
sekelompok makanan menjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh
ventrikulus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.
Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan
makanan. Mengasamkan bahan makanan berguna untuk membunuh mangsa dan membunuh
kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga atau hewan kecil lainnya yang
mungkin masih hidup. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut
gerakan peristaltik.
Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning yang menghasilkan enzim
untuk mencerna makanan.
Selain itu juga terdapat hepar yang menghasilkan cairan empedu yang menetralisir racun
dan zat – zat toxic yang masuk ke saluran pencernaan katak. Hepar yang besar terdiri ats
beberapa lobus dan bilus ( zat empedu ) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica
felea yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu
kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang
dari pancreas. Fungsi bilus untuk mengemulsi zat lemak.
4. Usus ( intestinum )
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Di dalam usus terjadi penyerapan
makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas.
Makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
5. Usus besar
Di dalam usus besar katak hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.
Bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayor akan menjadi feses. Usus besar
berakhir pada rektum dan akan menuju kloaka.
6. Kloaka
Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan
urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati
berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna
kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.
7. Faring

Fungsi utama faring adalah sebagai saluran alat pencernaan yang membawa makanan dari rongga mulut
hingga ke esofagus.

8. kantong empedu

Untuk menyimpan cadangan makanan yang terdapat pada perut kata

9. Intestinum tenue

Intestinum tenue terdiri dari :

– Duodenum atau usus dua belas jari bagian usus ini kaya dengan sel-sel piala yang
menghasilkan mucus, disini makanan diabsorbsi masuk kedalam systema portae hepatis, yaitu
susunan venae yang membawa hasil-hasil pencernaan dari intestinum ke hepar sebelum kembali
ke cor, dilanjutkan ke

– Jejunum dan yang terkahir ke

– Ileum (Anonim, 2008).


10. Glandula Digestoria
a. Hepar

Organ ini berwarna merah kecoklatan dan mengeluarkan empedu berwarna kehijauan. Hepar
pada amphibi memepunyai dua lobus yaitu lobus sinister dan lobus dexter. Pada hepar ini
menghasilkan empedu atau bilus. Empedu ini dihasilkan terus-menerus, selanjutnya ditimbun
disuatu kantong emepdu atau disebut vesica fellea. Melalui ductus choledochus empedu
dicurahkan ke duodenum (Radiopoetro)

11. Pancreas

Berwarna kekuningan, Melekat diantara lambung dan duodenum. Organ ini menghasilkan enzim
dan hormone yang bermuara pada duodenum. Kelenjar ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Pada Kelenjar eksokrin ini berfungsi sebagai penghasil
enzim-enzim pencernaan makanan yang dikeluarkan melalui ductus pancreaticus ke dalam
duodenum (Anonim, 2008).

12. Kantong air seni


Untuk menampung air seni pada katak

Prose Pencernaan singkat katak

Katak adalah hewan amfibi, yaitu hewan yang dapat hidup di dua alam, yaitu didarat dan di air. Sistem
pencernaan pada katak diawali dari rongga mulut, mulut katak ditopang oleh rahang atas dan rahang
bawah. Katak juga mempunyai lidah yang sangat panjang dan lengket, ujung lidah katak dapat
menggulung yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.

Katak mempunyai kerongkongan (esofagus) yaitu, saluran pendek. esofagus menghasilkan sekresi alkalis
dan membantu makanan masuk ke lambung.

Lambung (ven) berbentuk kantung yang bila terisi makanan akan melebar, dinding lambung pada katak
meremas-remas makanan sampai hancur dengan bantuan enzim yang dihasilkan lambung. Gerakan mini
disebut gerakan peristaltik. Di dekat lambung terdapat pankreas. Pankreas berwarna kekuning-kuningan
yang dimana menghasilkan enzim untuk pencernaan. Hati berfungsi untuk mengeluarkan empedu dari
kantung empedu, empedu berwarna kehijauan, yang berfungsi untuk menetralisir racun-racun yang
masuk kedalam sistem pencernaan katak.

Dilanjut kan ke usus. Usus dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama adalah usus halus, dimana disini terjadi
proses penyerapan sari-sari makanan dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh pankreas. Yang kedua
yaitu usus besar, disini terjadi penyerapan air dari makanan dan pembusukan makanan. Usus besar
berakhir di rektum dan berlanjut ke kloaka, dimana disini adalah muara saluran pencernaan,saluran
reproduksi dan urine
B. Sistem Pencernaan Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh cavum

oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukran yang berbeda.

Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.

Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).

Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-

langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada

katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak

menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak

begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.

2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan sekresi

alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai

gudang pencernaan.

3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian

muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir

dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan

dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan

katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih

sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin,

eripsin dan protein. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan

makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaliis.
Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar

menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.

4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan

diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:

duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus

mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa

penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan

masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.

5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan

6. Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi,

dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas yang

memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati

berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati

berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna

kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang

dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam

intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan

saluran gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak.

Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum).

Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/9288578#readmore

Definisi Pencernaan
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan
mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam
saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek
menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah
karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon,
air.
Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan),
mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal
ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus
mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus),
dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus).
Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan omnivora,
lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada unggas.
Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)
Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut (cawar oris), tekak
(pharyng), kerongkongan (esofogus), gastrium (lambung), intestinum tenue (usus halus :
duodenum, ileum, dan jejenum). Instestinum crasum (usus besar = calon, keaekum, rektum), dan
anus.
Sedangkan pada hewan lambung komplek alat pencernaannya terdiri dari : mulut, faring,
esophagus, lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus (duodenum, ileum,
jejenum), usus kasar (kaekum, rektum) dan anus.
Pencernaan pada lambung tunggal terjadi di mulut, prosesnya dilakukan secara mekanis
oleh gigi, makanan dicampurkan dengan air ludah, menggunakan lidah sebagai alat pengecap
dan mulut sebagai alat prehensi.
Sedangkan pada lambung komplek, prosesnya terjadi di rumen. Rumen mempunyai
beberapa spesifikasi, yaitu : berbentuk elastis, ukuran besar (4 x omasum dan abomasum),
terbagi beberapa ruang : ventral dorsal, anterior, dan posterior, dibatasi dengan pilar-pilar, seperti
rumah laba-laba dan tidak berkelenjar, banyak terdapat mikroba (bak, jamur, protozoa, amuba)
sebagai “fermentator”, tempat terjadi pencernaan mikroba melalui proses fermentasi,
terbentuknya vitamin B12 dengan bantuan Co.
Kelenjar Getah Cerna (Kelenjar Pembantu)
Pada kelenjar getah cerna terdapat 5 buah kelenjar, diantaranya adalah : glandula
(kelenjar) salivarius, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar empedu, pankreas dan hati.
Faring
Faring merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna, jalan makan harus
cepat pada faring bolus tidak akan berubah.
Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung melalui peristaltik,
bukofaringeal, gaya berat (gravitasi). Pada kerongkongan terdapat kelenjar sekretoris, makanan
tidak berubah dan tersusun oleh otok longitudinal dan sirkuler.
Lambung
Lambung terdiri dari : “kardia, fundus, badan” (sekresi pepsin dan HCl) dan “pylorus”
(sekresi mucus : gastrin). HCl mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah : sebagai aktifator
pepsinogen dan renin, dengan pepsin dapat mencerna protein, dapat menghidrolisis sukrosa, dan
sebagai bahan antiseptik lambung. Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan
makanan sementara, lambung mengalami proses mekanis dan kimiawi, adanya gerakan lambung
dan cairan lambung bersifat asam. Dengan pH maksimal = 1,0.
Kontrol Sekresi Lambung
Pada lambung terdapat 3 fase untuk mengontrol sekresi yaitu, fase sefalik (cephalic
phase) melihat makanan, fase gastrik yang menstimuli mekanis (fungsi dan fagus) = apabila
tersentuh makanan maka sekresi akan meningkat, lalu ada juga homoral (bekerja melalui
peredaran darah), Pavlov (sekresi pylorus) gastrin yang berhubungan langsung dengan sekresi
lambung akan meningkat, dan yang terakhir adalah fase intestinal = hasil cerna pada usus akan
meningkatkan sekresi lambung. Terdapat juga inhibisi (penghambatan) sekresi lambung, sefalik
yang berefek marah dan kesakitan akibat sekresi lambung meningkat. Sedangkan, pada gastric
HCl lambung akan menyebabkan gastrin menurun dan berakibat sekresi lambung menurun. Saat
interogastron meningkat maka sekresi lambung akan menurun. Dan usus berhadapan langsung
dengan gastrin adalah duodenum.
Gerak Lambung
Gerak pada lambung dipengaruhi oleh otot polos, dan bekerja secara otomatis, bersifat
ritmis = kontraksi dan relaksasi (peristalsis dan tonis) diatus oleh pacemaker dikardia dan
pilorus. Berguna untuk menghancurkan, mencampur, dengan getah lambung dan mendorong ke
usus.
Pengosongan Lambung
Pengosongan pada lambung terjadi terus selama pencernaan lambung berlangsung, sering
kali pada interval yang tak teratur, ingesta lambung didorong ke arah usus oleh kontraksi
lambung sehingga menyebabkan tekanan pada lambung meningkat. Pada lambung juga terdapat
sphincter pylori yang berfungsi untuk mencegah regurgitasi (alur balik) duodenum dan kurang
berarti dalam pengaturan pengosongan lambung.
Faktor pengosongan lambung bermacam-macam, diantaranya : fisik makanan = jika
makanan kasar maka pengosongan akan lambat, tekanan osmose lambung meningkat maka
pengosongan akan cepat. Apabila viskositas lambung meningkat (misalnya : lemak) maka
pekosongan akan lambat. Karena lemak mengakibatkan empedu meningkat sehingga
enterogastron meningkat dan gerak lambung turun. Apabila volume meningkat (semakin asam)
maka pengosongan akan lambat sebab kontak usus dengan asam lambung akan terjadi reflek
inhibisi gerak lambung, komponen ingesta usus = asam dan lemak dalam ingesta meningkat
maka pekosongan lambung berjalan lambat.
Rumen
Gerak rumen terbagi menjadi 2 tipe : Tipe A, merupakan gerak lambung berhubungan
dengan retikulum (retikulum menuju rumen lalu ke omasum). Sedangkan Tipe B, merupakan
gerakan lambung yang tidak berhubungan dengan retikulum, rumen bagian ventral menuju
bagian dorsal.
Omasum
Omasum memeras ingesta sehingga menjadi padat, terjadi absorsi vitamin dan mineral
(naik), dan mempuyai kadar VFA dan HCO turun, sedangkan Cl meningkat.
Usus Halus
Pada monogastsik usus kecil / halus sangat penting dalam penecahan dan absorpsi.
Terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari makanan secara besar-
besaran di duodenum, yeyenum, dan ileum. Sedangkan pada lambung komplek tidak begitu
penting, karena absorpsi secara besar-besaran terjadi di rumen, mengandung sedikit gula, asam
amino, Na, Cl, Ca, Mg diserap disini, kadar VFA pada lambung komplek sedikit.
Gerak Usus
Pada gerak usus terdapat 3 gerakan, yaitu:
Segmentasi : gerakan memotong / ovoid (makanan diam)
Penduler : gerakan berayun ( makanan diam )
Peristaltik : mendorong ingesta kearah relaksasi (makanan berjalan ke anus)
Usus Kasar
Usus kasar (intestinum crasum = colon) mempuyai ciri-ciri sbb:
Ukuran lebih besar daripada usus halus dan terdapat sakulasi (kantong-kantong)
Pada usus kasar terjadi fermentasi dan absorpsi air dan elektrolit secara intensif
Usus kasar hanya sedikit menggunakan gerakan peristaltik.
Usus Buntu (Caecum)
Usus buntu atau yang di sebut dengan caecum terdapat pada hewan herbivora dan
karnivora, sedangkan pada kuda ( non ruminansia ) usus buntu hanya berperan sebagai tempat
fermentasi. Terdapat gerakan penduler (mencampur) penyerapan dapat maksimal.
Kelenjar Getah Cerna
Kelenjar ini terjadi di dua tempat yaitu : di usus tubuler dan di luar usus. Untuk di usus
tubuler terdapat kripta liberkuhni, mukosanya = kelenjar brunneri, sel goblet, dan diatur oleh
hormone dan saraf. Sedangkan diluar usus dipengaruhi oleh kelenjar ludah, pankreas dan hati.
Kelenjar salivarius ( kelenjar ludah )
Kelenjar ini pada carnivora bersifat serous, sedangkan pada herbivora bersifat serous
sedangkan pada herbivora bersifat mukos. Kelenjar salivarius diatur oleh refteks karena makan.
Pankreas
Pankreas berfungsi sebagai “endokrin” (sekresi hormon pada sel langerhans, misalnya
insulin). Selain berfungsi sebagai “endokrin”, pankreas juga memiliki fungsi eksokrin (sekresi
setah pankreas) di dalam gerah pankreas terdapat enzim (HCO3)2 dan Cl-. Fungsinya adalah
untuk memproduksi enzim dan solubilitas (pelarut) lemak atau minyak. Fungsi eksokrin di
kontrol oleh hormone skretin dan pakreozimin (meningkat), saraf fagus (menurun), pH ingesta
yang ingestanya bersifat asam, sehingga sekresi getah pangkreas meningkat.
Hati
Hati berfungsi sebagai sekresi cairan empedu. Dalam hal ini terdapat 3 komponen, yaitu :
pada humoral = skretin dan kolesistokini, maka sekresi meningkat, pada kimiawi = garam
empedu meningkat maka sekresi empedu menurun, pada saraf vagus sekresi akan menurun.
Selain sebagai cairan empedu hati juga berfungsi sebagai metabolisme = protein, karbohidrat,
dan lemak, sebagai detoksifikasi (menghilangkan racun), sebagai pemecah eritrosit dan
pembentuk protein, darah, dan sebagai penyimpan vitamin.
Getah Empedu
Bentuk empedu merupakan cairan kental warna hijau (biliverdin), kuning (bilirubin), dan
rasanya pahit. Sedangkan komposisi empedu, berupa : 3% padat, 97% cair, yang cair berupa
garam atau asam empedu, pigmen, elektrolit (Na, Cl, HCO3), lesitin, dan kolesterol. Getah
empedu merupakan hasil destruksi (pecah) eritrosit, fungsinya untuk solubilitas lemak atau
minyak. Getah empedu juga mensekresikan secara aktif dan sinambung tergantung aliran darah
ke hati, status pencernaan, komposisi makanan dan kadar garam empedu, getah empedu
dikontrol oleh saraf, kimia, dan hormon.

Pencernaan Enzimatis
Pencernaan enzimatis disebut dengan pencernaan pada lambung tunggal, letaknya
dimulut. Misalnya tepung yang akan diubah menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim
amilase. Pialin dan enzim lisozim (sebagai penghancur bakteri yang tidak berguna) kemudian
diubah menjadi bolus yang akan masuk ke esophagus dan berakhir di lambung.
Lambung
Pada lambung terdapat bolus (bahan makanan berbentuk bulat). Yang sudah dicerna oleh
enzim ptialin atau lipase, dan menghasilkan getah lambung (HCl, Renin, Pepsin) dengan aksi
mengaduk pylorus. Pada lambung hasil akhirnya berupa proteose, peptone dan gula sederhana.
Lemak yang masuk ke lambung disertai dengan air ludah dan bolus dengan bantuan HCl
yang menyebabkan kontraksi otot lambung. Pada kantong empedu dan pankreas (enzim lipase)
menghasilkan asam lemak dan gliserol yang diabsorpsi oleh usus.
Usus
Pada usus terdapat enzim tripsin, lipase, amylase dan karboksi pepridase yang masuk
kedalam chymus (lemak, protein dan karbohidrat) kemudian menjadi bahan penyusun (sari
makanan) yang siap diserap.
Karbohidrat akan diubah menjadi gula dengan bantuan enzim amylase, sedangkan protein
diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim pepsin, tripsin dan reptidase. Sedangkan
lemak diubah menjadi gliserol atau asma lemak dengan bantuan enzim lipase lalu diubah
menjadi lemak dan terakhir diubah menjadi kilomikon dengan bantuan protein.
Pencernaan Mikroba
Pencernaan mikroba pada herbivora berfungsi sebagai pemecah bahan makanan
(fermentasi) lalu diserap dan menjadi sumber energi.
Pada karnivora pencernaan mikroba tidak penting, sedangkan usus kecil penting
kemudian degradasi dan penyerapan zat makanan.
Pada ruminansia (sapi) pencernaan mirkoba terletak di rumen untuk difermentasi lalu
hasil VFA (asam asetat, butirat, propianat) berubah menjadi sumber energi dan CO2 + CH4.
Pada hewan non-ruminansia (kuda) pencernaan mikroba terletak di kolon dan usus buntu
(tempat fermentasi) untuk penyerapan zat makanan.
Pencernaan Ruminansia
Pencernaan pada ruminansia terjadi didalam mulut dengan proses mastikasi, kemudian
makanan ditelan kedalam lambung (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum). Didalam rumen
terjadi fermentasi oleh mikroba secra intensif.
Mikroba pada rumen terdapat bakteri (anaerob-patogen, misalnya : streptofokus,
laktobasilus, bukinvibrio, bakterioides ruminikola). Selain bakteri juga terdapta protozoa (siliata
entodinium, diplodinium, epidinium dan aphry colex dan flagelata).
Rumen
Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba
menjadi VFA dan gas (CH4, CO2, NH3, H25) lalu diserap oleh tubuh.
VFA (volatile fatty alid) adalah asam lemak yang mudah menguap (asam asetat = 60-
70%; asam butirat = 10-15%; asam propionate = 15-20%). Pada rumput tinggi = asam asetat
meningkat dan propionate menurun, pada gula dan karbohidrat = asam asetat menurun dan
propionate meningkat, pada tetes (molasses) = asam asetat menurun dan butirat meningkat.
Kecepatan fermentasi pada gula halus, pada karbohidrat lobus dan muda pada selulosa tua.
HCl dari abomasum masuk ke rumen, mikroba yang masuk mati (protein sebagai sumber
protein hewan). Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi
vitamin B komplek dengan bantuan Mo dan Co.
Berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam
lemak atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionat
dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.
Usus Kecil/Halus Ruminansia
Pada usus kecil atau halus perjalanan sisa makanan diperlambat di usus kasar, caecum
dan colon bertindak sebagai tempat fermentasi. Isi dalam usus halus dengan cepat menjadi
hiopotonis terhadap plasma (disebsbkan penurunan cepat konsi Na, Cl, Co2, VFA, dan
ammonia). Absorpsi air dilakukan di usus besar.
Absorpsi
Absorpsi terdiri dari 2 komponen, yaitu : difusi sederhana (migrasi pasir) tergantung
derajat konstanta zat, berhubungan langsung dengan beda konsentrasi, ukuran besar, bentuk,
muatan listrik, dan polaritas senyawa. Transport aktif melawan derajat konsentrasi dan
memerlukan energi (ATP). Transport aktif meliputi : transport perantara (kina), difusi terbatas,
transport berpenghantar (Mg++, Fe++), dan pinositosis (pencaplokan).
Absorbsi Bahan Makanan
Pada bahan makanan terdapat beberapa ketentuan, diantaranya adalah : glokusa dengan
transport aktif, lemak dan protein utuh melalui pembuluh limfe, asam amino diabsorpsi melalui
transport aktif, immune globuline dari kolustrum diserap utuh dengan pinositosis, gliserol
diserap secara transport aktif, monogliserida dan asam lemak rantai panjang dan micelles melalui
difusi sederhana, natrium tergantung kalium dalam sel, dan Cl, fosfat, Ca transport pasir, Mg, Sr,
dan Ba diserap secar difusi. Besi secara transport aktif diatur oleh Fe dalam sel mikosa dan
kemampuan FC bersenyawa dengan apoferitin membran feritin.
Pencernaan Unggas
Saluran pencernaan pada unggas terdiri dari = mulut, esophagus, tembolok (ingluvies =
crop), proventrikulus (lambung kelenjar), ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, sesenum,
ileum), intestenum crasum (kolon, rectum, caecum) dan loloaka.
Mulut, Esofagus, dan Tembolok
Pada mulut terdapat celah, kelenjar ludah, paruh dan lidah (bahan tanduk), tidak bergigi,
sehingga tidak ada mastikasi.
Berbeda dengan mulut esophagus mempunyai kelenjar mukosa (hanya sebagai penyalur
makanan ke ingluvies).
Sedangkan ingluvies atau tembolok hanya terdapat pada bangsa burung pemakan biji-
bijian, sebagai penyimpan makanan sementara (menjadi lembab), terjadi aktivitas lactobacillus
sehingga terbentuk methanol.
Proventrikulus
Proventrikulus atau lambung kelenjar mempunyai lapisan submukosa yang berkembang
baik dan kaya akan kelenjar-kelenjar sekretoris yang akan menghasilkan HCl dan pepsin.
Intestinum Crassum
Kolon berbentuk villi pendek lebar, berorot dan mampu mengadakan gerakan anti
peristalsik dan sangat pendek.
Kloaca merupakan 2 kantong buntu diantara item dan kolon sebagai kamar fermentasi,
cloaca diproduksi oleh vitamin B.
Kloaca merupakan ruang simpan yang besar untuk urin dan feses disebut coprodaeum,
yang lebih kecil urodaeum (oviduct atau tonjolan genita atau jantan dan ureter, dan protodaeum
yang dekat lubang keluar. Absorpsi air terjadi pada caeca dan kolon.
Ventriculus
Ventriculus (empedu = gizzard) dilapisi oleh epithelium kolumner yang berkeratin,
fungsinya sebagai penggerus, dihasilkan koilin suatu komplek protein atau polisakarida
(menyerap bila kontak dengan asam dari proventrikulus, terdapat grrit (kerikil kecil dalam
gizzard), ventrikulus berkembang biak pada bangsa burung pemakan biji.
Kelenjar Getak Cerna
Kelenjar getah cerna memiliki beberapa tempat, yaitu : pada mulut dan esophagus enzim
yang digunakan amilase saliva. Pada proventrikulus enzim yang digunakan pepsinogen dan HCl
(asam), pada ventrikulus digunakan kolin (bahan keratin), pada duodenum digunakan enzim
eptidase, pankreozimin dan hormon sekretin, sedangkan enzim dalam mikrovilli jejenun dan
ileum adalah disak apidase, amino peptidase, direptidase dan esterase.
Intestinum Tenue
Pada intestenum tennue terdapat banyak sel piala (goblet cells) yang mensekresi mucus
dan bentuknya lebih padat daripada usus halus mamalia. Terdapat lipatan pada subsmukosa
(plica kerkringin), dan billi sebagai tempat absorpsi.
Pancreas dan Hati
Organ ini berkelenjar 3 lobi dengan 3 saluran yang bermuara di bagian distal duodenum.
Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, citymotripsinugen, karboxipeptidase, lipase dan
bikarbonat (elektrolit). Sekresi organ ini distimulasi oleh hormon pankreozimin dan sekretin.
Getah empedu unggas hanya mengandung sebuah garam empedu yang berkonjugasi yaitu
taurocholate, mengemulsi lemak dan mengaktifkan lipase.
Pencernaan dan Absobsi
Pada pencernaan dan absorpsi terdapat karbohidrat, protein, dan lemak yang bersifat
monogaster, pengangkutan lemak dalam bentuk VLDL dan absorpsi secara intensif pada usus
halus.
Digesti Mikroba
Digestin mikroba terjadi di tembolok dan bagian bawah ileum sampai kaekum terdapat banyak
Mo (lactobacilli) berguna untuk memecah karbohidrat, protein dan gula yang lolos oleh enzim.
Caeca mempunyai populasi bakteri yang terbesar dan bertindak sebagai kamar fermentasi. Hasil
utama pada fermentasi adalah asam lemak volatile, terutama asam asetat, asam propionate, Co2,
dan methane dan beberapa vitamin yang diserap oleh caeca.

 Home
 Biologi SMP
o Kelas 7
o Kelas 8
o Kelas 9
 Biologi SMA
o Kelas 10
o Kelas 11
o Kelas 12
 About Us
 Contact Us
 Privacy Policy
 Sitemap

Home » Manusia » Perbedaan Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi Pada Manusia

Perbedaan Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi Pada Manusia


Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi Pada Manusia – Pencernaan makanan pada manusia
melibatkan dua proses pencernaan yaitu secara mekanik dan kimia. Tahukah kalian bagaimana kedua
proses tersebut terjadi didalam tubuh kita saat mencerna makanan? Simak ulasan dari Gudang Biologi
berikut ini.
Perbedaan Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi Pada Manusia
Sistem pencernaan pada manusia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pencernaan secara mekanik dan
pencernaan secara kimia. Pencernaan mekanik yaitu pencernaan makanan dengan bantuan gerakan alat
pencernaan, sedangkan pencernaan kimia yaitu pencernaan dengan melibatkan enzim-enzim pencernaan.

Mulut
Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melewati rongga mulut. Di dalam mulut, proses pencernaan
makanan secara mekanik dan kimiawi sudah dimulai pada bagian ini. Mulut melakukan pencernaan
mekanik dengan bantuan gigi dan ludah, dan pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim ptialin.

Kerongkongan
Setelah makanan kita kunyah dalam mulut, makanan akan masuk menuju kerongkongan. Sebelum ke
kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat bagian yang memiliki katup dinamakan
epiglotis. Epiglotis berfungsi mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh. Kerongkongan
melakukan gerak peristaltik, yaitu gerakan meremas dan mendorong makanan menuju satu arah yaitu
menuju lambung.

Lambung
Makanan dari kerongkongan terdorong ke dalam lambung akibat gerakan peristaltik, lambung melakukan
pencernaan mekanik dengan bantuan otot-otot lambung dan pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim
yang diproduksi oleh lambung yaitu enzim renin, pepsin, dan HCl.
Usus Dua Belas Jari
Usus dua belas jari menghubungkan lambung dengan usus halus. Di dalam usus 12 jari terdapat enzim
yang berasal dari pankreas dan hati yang kemudian disalurkan ke dalam usus halus. Enzim tersebut
diantaranya tripsin, lipase, disakarase, dipeptidase, dan enterokinase.

Usus Halus
Di dalam usus halus makanan mengalami pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan
oleh pankreas dan hati. Di dalam usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan. Sari-sari
makanan tersebut diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Usus Besar
Di dalam usus besar sudah tidak terjadi pencernaan makanan, yang ada hanyalah penyerapan air dan
garam mineral pada sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh usus halus. Di dalam usus besar
terdapat bakteri Escherichia coli yang berperan dalam proses pembusukan sari-sari makanan di dalam
usus besar.

Anus
Sisa sari makanan yang sudah mengalami pembusukan dan penyerapan air kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh oleh anus dalam bentuk feces

Anda mungkin juga menyukai