Dosen Pengampu :
Magdalena Putri Nugrahani, S.Si,M.Sc
B. TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk memahami macam-macam gerak reflek
yang dikendalikan oleh otak dan memahami macam-macam gerak reflek yang
dikendalikan oleh medulla spinalis pada katak sawah.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap
perubahan lingkungan internal dan eksternal. Refleks dikendalikan oleh sistem syaraf
menuju sistem otak (disebuat refleks kranial) atau medula spinallis (disebut refleks
spinal) lewat syaraf motorik kranial dan spinal. Refleks terjadi lewat suatu ringkasan
tertentu disebut lengkung refleks, dengan komponen: reseptor, neuron sensorik,
neuron penghubung (didalam otak dan medula spinallis), neuron motorik dan efektor.
Sebagian besar reflek merupakan reflek yang rumit melibatkan lebih dari satu neuron
penghubung.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar tubuh. Untuk menanggapi
rangsangan, ada tiga komponen yang harus domiliki oleh sistem syaraf yaitu; reseptor,
alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah organ indra. (Henny 2007)
Sistem saraf pada vertebrata terdiri dari dua bagian utama: (1) Sistem saraf
pusat, yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (korda spinal) dan (2)
Sistem saraf tepi yang terdiri atas sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen. Sistem
saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom, sedangkan
sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatetik dan sistem saraf
parasimpatetik. (Soewolo, 2000)
Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung
refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar yaitu : (1) respetor, (2) saraf eferen, (3)
pusat pengintegrasi, (4) saraf aferen, (5) efektor. Reseptor merespon stimulus yang
merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon
stimulus, reseptor menghasilkan potensia aksi yang akan diteruskan oleh saraf aferen
ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak yang lenih tinggi memproses
refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasi memproses semua informasi dan
meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otak atau kelenjar) yang
melaksanakan respon yang diinginkan. (Soewolo, 2000)
Suatu refleks spinal dasar adalah salah satu refleks yang diintegrasiakan oleh
sumsum tulang belakang, sebab semua komponen yang diperlukan untuuk
menyambung input aferen ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang.
Refleks menarik tangan yang tersentuh benda panas merupakan contoh refleks spinal
dasar. Energi panas yang diterima reseptor panas pada jari diubah menjadi potensial
aksi yang merambat melalui saraf aferen ke sumsum tulang belakang. Dalam sumsum
tulang belakang, saraf aferen ini bersinapsis dengan beberapa saraf penghubung, ada
saraf penghubung yang menuju ke otak dan ada saraf penghubung yang bersinapsis
dengan saraf eferen ke efektor. Potensial aksi yayng melalui jalur eferen ke efektor
akan menghasilkan gerak menarik jari tangan, sedangkan yang menuju ke otak
menghasilkan kesadaran apa yang terjadi dan rasa panas. (Soewolo, 2000)
Gerak refleks berjalan dengan cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin atau batuk.
1. Alat :
Papan bedah
Alat bedah (set)
Aquarium (sedang)
Bunsen
Thermometer
Handcounter
Kapas
Beaker glass 100 ml
2. Bahan :
Katak sawah
Air hangat
E. PROSEDUR KERJA
1. Katak Normal
Letakkan katak dengan posisi normal pada papan, lalu amati posisi kepala,
mata dan anggota geraknya. Sentuh kornea matanya menggunakan kapas,
dan lihat respon apa yang terjadi.
Hitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung gerakan
kulit pada rahang menggunakan handcounter.
Letakkan katak dengan posisi terlentang pada papan. Lalu putarlah papan
secara horizontal sampai katak menunjukkan respon, amati posisi dan
gerakan kepala, mata dan anggota geraknya.
Miringkan papan perlahan-lahan sehingga kepala katak sedikit terangkat dan
amati reaksi yang terjadi pada katak.
Masukkan katak pada aquarium yang berisi air, dan amati cara berenangnya.
Keluarkan katak dari aquarium, lalu letakkan pada papan pada posisi normal,
amati apa yang terjadi.
Cubit jari kaki dengan pinset, amati gerak refleks yang terjadi.
Masukkan salah satu kaki ke dalam gelas beaker berisi air ledeng kemudian
panaskan diatas bunsen. Ukur suhu air menggunakan thermometer dan amati
pada suhu berapa katak memberikan reaksi.
Masukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas dengan suhu ± 80° C, dan
amati reaksi apa yang terjadi.
2. Katak Neural (katak yg mengalami kerusakan otak)
Rusak otak katak dengan single pithing, lalu istirahatkan katak pada papan
bedah selama 5-6 menit untuk menghilangkan neural shock.
Letakkan katak dengan posisi normal pada papan, lalu amati posisi kepala,
mata dan anggota geraknya. Sentuh kornea matanya menggunakan kapas,
dan lihat respon apa yang terjadi.
Hitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung gerakan
kulit pada rahang menggunakan handcounter.
Letakkan katak dengan posisi terlentang pada papan. Lalu putarlah papan
secara horizontal sampai katak menunjukkan respon, amati posisi dan
gerakan kepala, mata dan anggota geraknya.
Miringkan papan perlahan-lahan sehingga kepala katak sedikit terangkat dan
amati reaksi yang terjadi pada katak.
Masukkan katak pada aquarium yang berisi air, dan amati cara berenangnya.
Keluarkan katak dari aquarium, lalu letakkan pada papan pada posisi normal,
amati apa yang terjadi.
Cubit jari kaki dengan pinset, amati gerak refleks yang terjadi.
Masukkan salah satu kaki ke dalam gelas beaker berisi air ledeng kemudian
panaskan diatas bunsen. Ukur suhu air menggunakan thermometer dan amati
pada suhu berapa katak memberikan reaksi.
Masukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas dengan suhu ± 80° C, dan
amati reaksi apa yang terjadi.
3. Katak Spinal (katak yg mengalami kerusakan otak dan medulla spinalis)
Rusak medula spinalis dengan double phithing, lalu istirahatkan katak pada
papan bedah selama 5-6 menit.
Letakkan katak dengan posisi normal pada papan, lalu amati posisi kepala,
mata dan anggota geraknya. Sentuh kornea matanya menggunakan kapas,
dan lihat respon apa yang terjadi.
Hitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung gerakan
kulit pada rahang menggunakan handcounter.
Letakkan katak dengan posisi terlentang pada papan. Lalu putarlah papan
secara horizontal sampai katak menunjukkan respon, amati posisi dan
gerakan kepala, mata dan anggota geraknya.
Miringkan papan perlahan-lahan sehingga kepala katak sedikit terangkat dan
amati reaksi yang terjadi pada katak.
Masukkan katak pada aquarium yang berisi air, dan amati cara berenangnya.
Keluarkan katak dari aquarium, lalu letakkan pada papan pada posisi normal,
amati apa yang terjadi.
Cubit jari kaki dengan pinset, amati gerak refleks yang terjadi.
Masukkan salah satu kaki ke dalam gelas beaker berisi air ledeng kemudian
panaskan diatas bunsen. Ukur suhu air menggunakan thermometer dan amati
pada suhu berapa katak memberikan reaksi.
Masukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas dengan suhu ± 80° C, dan
amati reaksi apa yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
NO Parameter pengamatan Katak normal Katak neural Katak spinal
1 Posisi katak Posisi kepala Tegak Tegak Menunduk
dan miring
ke kanan
Kondisi mata Normal Sedikit sayu Mata merah
dan sayu
Anggota gerak Normal Sedikit Anggota
lambat gerak miring
ke sebelah
kanan
Respon kornea mata Berkedip Berkedip Berkedip
secara pada satu pada satu
bersamaan kornea yang kornea yang
disentuh saja disentuh saja
2 Frekuensi pernapasan per-menit 91 80 50
3 Keseimbangan Setelah Kepala Mendongak Mendongak Menunduk
diputar dan miring
ke kanan
Mata Normal Sedikit sayu Sayu
Anggota Melipat dan Melipat dan Tungkai
gerak jari terbuka jari terbuka depan
sebelah
kanan
terkulai
Setelah Kepala Terangkat Terangkat Terangkat
dimiringkan Mata Normal Sedikit sayu Sayu
Diskusi
1. Ada beberapa gerak refleks yang terjadi pada katak normal tapi tidak terjadi pada
katak neural antara lain yaitu frekuesi pernapasan per-menit, gerakan kulit pada
rahang ditunjukkan dengan data 91/menit pada katak normal dan 80/menit pada
katak neural. Hal ini disebabkan karena pada katak neural sudah ada beberapa
kerusakan organ setelah di single pithing, oleh sebab itu mengapa frekuensi
pernapasannya lebih sedikit. Gerak yang berbeda selanjutnya yaitu pada katak
normal ketika kaki dijepit dengan pinset refleks katak terjadi sangat cepat dan
kuat, sedangkan pada katak neural ketika kakinya dijepit dengan pinset
mengalami reflex juga namun tidak sekuat saat percobaan pada katak normal.
Selanjutnya Reaksi gerakan kaki katak yang dimasukkan kedalam air yang
bersuhu kamar kemudian dipanaskan juga berbeda antara katak normal dan
neural, pada katak normal terjadi gerakan ketika suhu air mencapai 40°C,
sedangkan pada katak neural terjadi gerakan ketika suhu air mencapai 53°C.
Perbedaan respon gerakan reflek katak normal dan katak neural karena pada
katak neural sebagian organ atau sarafnya sudah di rusak sehingga ada sedikit
perbedaan dalam menanggapi rangsangan.
2. Refleks yang terjadi pada katak neural namun tidak terjadi pada katak spinal yaitu
pada saat kaki sebelah katak neural dicelupkan pada air panas dengan suhu 53◦C
kaki katak neural masih merespon meskipun lambat, namun pada kaki katak
spinal pada saat diperlakukan hal yang sama katak spinal tidak merespon, tetapi
pada suhu 60◦C katak merespon dengan mengangkat kakinya. Hal ini
dikarenakan katak sudah mengalami kerusakan pada otak tepatnya pada medulla
spinalis yang disebut spinal shock pada saat diperlakukannya double pithing.
Pada saat diperlakukannya double pithing ini maka otak katak akan mengalami
kerusakan yang juga menyebabkan kelumpuhan. Pada saat katak neural
dimasukkan ke dalam aquarium, katak neural masih bisa berenang selayaknya
katak neural, tetapi pada katak spinal badan katak berputar-putar kemudian
mengambang dan kedua tungkai tidak aktif.
3. Refleks somatik, refleks otonom, refleks spinnal dan refleks kranial.
Refleks somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara
sadar atau diperintah oleh otak. Dan yang tergolong dalam gerakan refleks ini
antara lain pada saat katak diletakkan pada papan dengan posisi normal yang
kemudian papannya dimiringkan, maka badan katak akan ikut menarik,
kepala katak otomatis akan ikut terangkat sampai katak kembali ke posisi
normal hal ini dikarena refleks somatik ini melibatkan kontraksi otot rangka
sebagai respon terhadap rangsangan.
Refleks otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem
saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf
otonom terdiri dari saraf simpatik dan saraf parasimpatik dan yang tergolong
saraf otonom yaitu pada saat katak melakukan pernafasan yang dilihat dari
kulit rahang katak.
Reflek spinal dan reflek kranial berupa saraf somatik yang mengendalikan
refleks otot kerangka atau safar otonom yang mengendalikan reflek otot,
jantung, dan kelenjar
Sistem saraf kranial pada saat kornea mata katak disentuh menggunakan
kapas maka tanggapan yang diberikan oleh katak yaitu mata katak langsung
menutup, dan yang tertutup hanya satu mata yang sudah disentuh kapas tadi.
sedangkan refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak juga
sering kali ikut memberikan pertimbangkan dalam reflek sepinal.
H. KESIMPULAN
Gerak reflek merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap
perubahan lingkungan internal dan Eksternal. Refleks dikendalikan oleh sistem syaraf
menuju sistem otak (disebuat refleks kranial) atau medula spinallis (disebut refleks
spinnal) lewat syaraf motorik kranial dan spinal.
Refleks terjadi lewat suatu ringkasan tertentu disebut lengkung refleks, enam
komponen: reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung. (didalam otak dan medula
spinallis) neuron motorik dan efektor, sebagian besar refleks merupakan refleks yang
rumit melibatkan lebih dari satu neuron penghubung.
Dari ke tiga perlakuan yang sudah di lakukan, terdapat empat gerak refleks
pada katak, yaitu refleks somatik, otonom, spinal dan kranial.
Refleks somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar atau
diperintah oleh otak. Refleks otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Reflek spinal dan reflek kranial berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks otot
kerangka atau safar otonom yang mengendalikan reflek otot, jantung, dan kelenjar.
I. LAMPIRAN
Katak normal
k
a
t
Katak Neural
K
o
r
n
e
a
J. DAFTAR PUSTAKA
Sari, L. J., Sulistyani, R., dkk. Fisiologi sistem saraf pada katak . Tahun 2008.
Mahasiswa pendidikan biologi reguler. Halaman 1-6
Risa purnamasari¹, Dwi rumasanti². " Sistem saraf ". Program studi Arsitektur UIN
sunan Ampel. Tahun, Desember 2017. Halaman 14-28.
Lailatul ngarofah. " Sistem saraf ". Fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Raden intan
Lampung. Tahun, 15 September 2020. Halaman 29-34
Rina Delifita. " Sistem saraf ". Progam pendidikan biologi IAIN Batu Sangkar. Tahun,
25 Juni 2019. Halaman 67-81.
Ivanali Kesit, M Biomed 2018. Modul 4 Neurosains PERIPHERAL NERVOUS
SYSTEM
Universitas Esa Unggul