Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULER


SISTEM PEREDARAN DARAH JANTUNG
ELEKTRO FISIOLOGI DASAR

STASE KEGAWATDARURATAN KRITIS

DISUSUN OLEH:

ERNI SUSANTI
NIM. 1908008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2019
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG DAN SISTEM PEREDARAHAN
DARAH (KARDIOVASKULER)

A. Anatomi Fisiologi Jantung

Jantung merupakan organ otot berongga. Berbentuk kerucut dengan


basisnya diatas serta apexnya (puncak) miring ke sebelah kiri bawah. Jantung
pada orang dewasa mempunyai berat antara 220-300 gram. Jantung
mempunyai fungsi sebagai pemompa darah.
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai
pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Jantung terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung
yang disebut perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat
yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung.
Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat.
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi
(atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah
kiri di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang
terdiri dari 2 lembar:
1. lamina panistalis di sebelah luar
2. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Jantung memiliki 3 katup, yakni katup semilunair yang terdapat dipangkal
aorta (arteri besar), katup valvula bikuspidalis yang terdapat diantara bilik
kiri dan serambi kiri, serta katup valvula trikuspidalis yang terletak diantara
bilik kanan dan serambi kanan.

1. Fungsi Jantung

Fungsi bagian jantung yaitu sebagai berikut :


1. Atrium Kanan
 Menampung darah yang rendah O2 dari seluruh tubuh.
 Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava
inferior.
2. Atrium Kiri
 Berfungsi menerima darah yang kaya O2 dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis.
 Mengalirkan darah ke ventrikel kiri lalu ke seluruh tubuh melalui
aorta.
3. Ventrikel Kanan
 Menerima darah dari atrium kanan.
 Memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
4. Ventrikel Kiri
 Menerima darah dari atrium kiri.
 Memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh


dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-
paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang
karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan
mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2
vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium
kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong
udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida
yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung,
paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium
kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk
ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Pembatas antarruang dalam jantung disebut sekat atau septum.
Berikut adalah sekat pada jantung :
 Septum Interatriorum adalah sekat antar atrium.
 Septum Interventrikulorum adalah sekat antar ventrikel.
 Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan
satu sama lain melalui penghubung yang disebut orifisium
atrioventricular. Orifisium ini dapat terbuka dan tertutup oleh suatu
katup Atrioventrikular (katup AV).
Ada dua jenis katup dalam jantung, yaitu :
1. Atrioventrikular, katup yang memisahkan atrium dan ventrikel. Katup
ini berfungsi memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada masa diastol ventrikel dan mencegah aliran
balik atau regurgitasi saat sistol ventrikel (kontraksi). Katup
atrioventrikular dibagi menjadi 2 yaitu : Katup Mitralis (Bikuspidalis),
terdiri atas 2 daun katup yang memisahkan antara atrium kiri dengan
ventrikel kiri. Katup Trikuspidalis, terdiri atas 3 daun katup yang
memisahkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan.
2. Semilunaris, katup yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan
mencegah aliran balik atau regurgitasi waktu diastol ventrikel. Katup
semilunaris dibagi menjadi 2 yaitu : Katup Semilunaris Pulmonalis,
katup yang memisahkan antara ventrikel kanan dengan arteri
pulmonalis. Katup Semilunaris Aorta, katup yang memisahkan antara
ventrikel kiri dengan aorta.

2. Denyut jantung dan tekanan darah


Otot jantung mempunyai kemampuan untuk berdenyut sendiri secara
terus menerus. Suatu sistem integrasi di dalam jantung memulai denyutan
dan merangsang ruang-ruang di dalam jantung secara berurutan. Pada
mamalia, setiap kontraksi dimulai dari simpul sinoatrium. Simpul
sinoatrium atau pemacu terdiri atas serabut purkinje yang terletak antara
atrium dan sinus venosus.
Impuls menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke simpul
atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke otot ventrikel
melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga kontraksi
ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah
pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,
dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut
jantung sesuai dengan siklus jantung. Jika jumlah denyut ada 70 maka
berarti siklus jantung 70 kali semenit. Kecepatan normal denyut nadi pada
waktu bayi sekitar 140 kali permenit, denyut jantung ini makin menurun
dengan bertambahnya umur, pada orang dewasa jumlah denyut jantung
sekitar 60 - 80 per menit.
Pada orang yang beristirahat jantungnya berdetak sekitar 70 kali per
menit dan memompa darah 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah
70 ml). Jadi, jumlah darah yang dipompa setiap menit adalah 70 × 70 ml
atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan
jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150
ml. Hal ini, membuat daya pompa jantung 20 - 25 liter per menit.
Darah mengalir, karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi
ventrikel kiri. Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi
dipindahkan melalui dinding otot yang elastis dari seluruh sistem arteri.
Peristiwa ketika jantung mengendur atau sewaktu darah memasuki jantung
disebut diastol. Sedangkan, ketika jantung berkontraksi atau pada saat
darah meninggalkan jantung disebut sistol. Tekanan darah manusia yang
sehat dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg. 120 merupakan tekanan
sistol, dan 80 adalah tekanan diastole.

3. Pembuluh darah
Pembuluh darah merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari
jantung menuju ke jaringan tubuh, atau sebaliknya. Pembuluh darah dapat
dibagi menjadi tiga macam, yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena, dan
pembuluh kapiler.

1. Pembuluh nadi
Pembuluh nadi atau pembuluh arteri ialah pembuluh darah yang
membawa darah dari jantung menuju kapiler. Arteri vertebrata dilapisi
endotel dan mempunyai dinding yang relatif tebal yang mengandung
jaringan ikat elastis dan otot polos. Kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.
Arteri yang lebih kecil (disebut arteriola) memiliki dinding berotot
yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau
menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Arteri cenderung terletak
agak lebih dalam di jaringan badan. Dinding arteri besar (aorta) yang
keluar dari jantung banyak mengandung jaringan ikat. Kekuatan tiap
sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan melebarkannya
agar dapat menampung darah tersebut. Pada waktu diastol, kelenturan
dinding bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong darah ke
bagian arteri yang menjadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu
mengubah arus darah menjadi mantap dan tenang.
Peregangan dan kontraksi arteri yang terjadi bergantian dengan sangat
cepat menuju perifer (7,5 m per detik) yang dapat dirasakan sebagai
denyut nadi. Setelah arteri mencapai jaringan, arteri akan bercabang-
cabang. Pada tiap cabang rongga saluran menjadi makin sempit, tetapi
jumlah luas penampang makin besar sehingga kecepatan arus darah
berkurang dan tekanannya menurun.

2. Pembuluh vena
Pembuluh vena atau pembuluh balik ialah pembuluh darah yang
membawa darah ke arah jantung. Pembuluh vena terdiri atas tiga
lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari lapisan dalam ke arah luar adalah
endotel, jaringan elastik dan otot polos, serta jaringan ikat fibrosa.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah
darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke
permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri. Pada
manusia dan mamalia, selain pembuluh darah vena dari jaringan tubuh
yang kembali ke jantung, ada pula vena yang sebelum kembali ke
jantung singgah dahulu ke suatu alat tubuh, misalnya darah dari usus
sebelum ke jantung singgah dulu ke hati. Peredaran darah ini disebut
sistem vena porta.

3. Pembuluh kapiler
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah
ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah
dari jaringan ke dalam darah. Pembuluh kapiler ialah pembuluh darah
kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar sel darah merah,
yaitu 7,5 μm. Meskipun diameter sebuah kapiler sangat kecil, jumlah
kapiler yang timbul dari sebuah arteriol cukup besar sehingga total
daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah meningkat.
Pada orang dewasa kira-kira ada 90.000 km kapiler. Dinding kapiler
terdiri atas satu lapis sel epitel yang permiabel daripada membran
plasma sel. Oksigen, glukosa, asam amino, berbagai ion dan zat lain
yang diperlukan secara mudah dapat berdifusi melalui dinding kapiler
ke dalam cairan interstitium mengikuti gradien konsentrasinya.
Sebaliknya, karbondioksida, limbah nitrogen, dan hasil sampingan
metabolisme lain dapat dengan mudah berdifusi ke dalam darah. Dari
kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan
membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang
tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga
vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan
kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
Pembuluh darah yang masuk ke jantung :
1. Vena Cava
 Masuk ke atrium kanan dari seluruh tubuh
 Vena cava superior dan inferior
 Kaya CO2
2. Vena Pulmonalis
 Masuk ke atrium kiri dari paru-paru
 Kaya O2
Pembuluh darah yang keluar dari jantung :
1. Aorta
 Keluar dari ventrikel kiri menuju seluruh tubuh
 Kaya O2
2. Arteri Pulmonalis
 Keluar dari ventrikel kanan ke paru-paru
 Kaya CO2

Arteri Coronaria merupakan pembuluh darah pada dinding jantung


yang berfungsi memberi nutrisi pada otot jantung. Arteri koronaria ada
2, yaitu :
1. Arteri Koronaria Kanan : memperdarahi atrium kanan, ventrikel
kanan, SA Node dan AV Node.
2. Arteri Koronaria Kiri : Arteri Koronaria Kiri Desenden
Anterior atau Sirkumpleksa : memperdarahi atrial kiri dan ventrikel
kiri. Arteri Koronaria Kiri : memperdarahi ventrikel kiri posterior
dan tranversal.
Pada jantung manusia arteri koronaria kanan dan kiri meninggalkan
aorta kemudian bercabang menjadi arteri lebih kecil mengitari jantung
dan mengantarkan darah kepada semua bagian organ jantung. Darah
yang kembali dari jantung dikumpulkan oleh sinus koronaria dan
langsung kembali ke atrium kanan.
B. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke
seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel
yang rusak, dan untuk beraktivitas. Cara kerja jantung mengedarkan darah ke
seluruh tubuh disebut sirkulasi darah. Sirkulasi darah dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
1. Sistemik / Mayor / Besar adalah sirkulasi darah dari jantung ke seluruh
tubuh kembali ke jantung. Berikut adalah skema prosesnya secara singkat :
Atrium kiri – katup bikuspidalis – ventrikel kiri – katup semilunaris –
aorta – seluruh tubuh (semua jaringan tubuh dan organ).

2. Pulmonal / Minor / Kecil adalah sirkulasi darah dari jantung ke paru-paru


kembali ke jantung. Berikut adalah skema prosesnya secara singkat :
Atrium kanan – katup trikuspidalis – ventrikel kanan – katup semilunaris –
kanan dan kiri arteri pulmonalis – kapiler paru-paru – vena pulmonalis –
atrium kiri.
Jantung memiliki kemampuan membentuk depolarisasi spontan dan potensial
aksi sendiri yang disebut Sistem Penghantar Khusus (sel autoritmis).
Sifat sistem penghantar khusus :
 Otomasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan.
 Ritmis : keteraturan membangkitkan impuls.
 Daya penerus : kemampuan menghantarkan impuls.
 Peka rangsang : kemampuan berespons terhadap rangsang.

Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh selalu


didahului oleh aktivitas listrik. Jantung memiliki sistem intrinsik sehingga otot
jantung secara otomatis terstimulasi untuk berkontraksi tanpa stimulus
eksternal (autoritmesitas).
1. Sinoatrial (SA) Node : terletak di dinding belakang atrium kanan, di sebut
sebagai pemicu denyut jantung alami (cardiac pacemaker) memberikan
automatik denyut jantung. Bentuknya kumparan (spindle-shaped).
Kecepatan letupan impuls ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan
parasimpatis (Sistem Syaraf Otonom), sehingga ritmik dari denyutan dapat
di percepat atau diperlambat. Depolarisasi 60-100 kali/menit. Depolarisasi
terjadi dari sel ke sel dan langsung ke 4 penghubung luar dari SA Node
yaitu satu ke atrium kiri dan tiga buah ke AV Node.
2. Atrioventrikular (AV) Node : terletak di septum atrium. Impuls listrik
diperlambat kecepatannya ketika mencapai AV Node ini sebelum
dihantarkan secara keseluruhan ke AV Bundle dan Serabut Purkinje.
Depolarisasi 40-60 kali/menit (apabila SA Node tidak berfungsi).
3. AV Bundle (of His) : Hubungan antara AV Node dan AV Bundle adalah
hanya menghubungkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sekali
impuls menstimulir AV Bundle, impuls ini langsung dihantarkan ke
interventrikel septum dan masuk ke Bundle Branches kiri dan kanan dan
akhirnya menstimulir serabut Purkinje untuk secara spontan terjadi
kontraksi ventrikel.
4. Serabut Purkinje : serabut otot khusus yang dapat menghantarkan impuls
listrik lima kali lebih cepat dari serabut otot biasa.
Jantung dipengaruhi saraf autonom yang berasal dari medula oblongata yaitu
saraf simpatis dan parasimpatis.
1. Simpatis
 Mempersyarafi SA Node dan AV Node serta miokardium atrium dan
ventrikel.
 Stimulasi saraf simpatik meningkatkan denyut jantung.
2. Parasimpatis
 Mempersyarafi otot atrium, SA Node dan AV Node.
 Stimulasi saraf parasimpatik mengurangi denyut jantung.

Siklus jantung adalah kejadian yang terjadi dalam jantung selama


peredaran darah. Gerakan jantung berasal dari nodus sinus-atrial, kemudian
kedua atrium berkontraksi. Gerakan jantung terdiri dari 2 yaitu kontraksi
(sistole) dan pengendoran (diastole). Kontraksi kedua atrium serentak dan
pendek disebut sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial.
Kontraksi dan pengendoran ventrikel disebut sistole dan diastole ventrikuler.
Lama kontraksi ventrikel 0,3 detik dan dilatasi ventrikel 0,5 detik. Kontraksi
ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Ventrikel kiri adalah terkuat karena harus
mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah
arteri sistemik. Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru dimana
tekanannya lebih rendah. Siklus jantung/menit = 60-80x/menit. Otot jantung
mendapat istirahat sewaktu diastole ventrikuler.
Selama gerakan jantung terdengar 2 macam suara yang disebabkan oleh
katup-katup yang menutup. Bunyi pertama ketika menutupnya katup
atrioventrikel, bunyi yang panjang. Bunyi kedua ketika menutupnya katup
semilunar, bunyi yang pendek dan tajam. Kelainan katup disebut bunyi bising
atau murmur.
 S1 (Lub), terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding
ventrikel dan arteri, dimulai pada awal kontraksi atau sistol ventrikel
ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
 S2 (Dup), terjadi saat penutupan katup semilunar, dimulai pada awal
relaksasi atau diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri dan kanan
lebih rendah dari tekanan di aorta dan arteri pulmonal.
 S3, disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel karena darah masuk ke
ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir pengisian
cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan dinding toraks yang
tipis atau penderita gagal ventrikel.
 S4, terjadi akibat osilasi darah dan rongga jantung yang ditimbulkan oleh
kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
Murmur atau bising jantung adalah suara jantung abnormal akibat adanya arus
turbulen di dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Arus turbulen
umumnya terjadi karena kelainan katup, yaitu :
 Stenosis : katup tidak dapat membuka secara sempurna.
 Insufisiensi katup : katup tidak dapat menutup secara sempurna.
Murmur diastol : setelah S2 akibat stenosis katup AV atau insufisiensi katup
semilunar. Murmur sistol : setelah S1 akibat insufisiensi katup AV atau
stenosis katup semilunar.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana arteri
melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan, seperti arteri radialis
di depan pergelangan tangan, arteri temporalis di atas tulang temporal atau
arteri dorsalis pedis di belokan mata kiri.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda dipengaruhi
oleh kehidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai
dengan siklus jantung. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan
ventrikel dalam satu menit. Curah jantung pada orang dewasa dalam keadaan
istirahat ± 5 liter. Sedangkan saat bergerak bisa mencapai 20-25 liter setiap
menit. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan ventrikel
setiap sistole. Curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung per
menit. Isi sekuncup (stroke volume) adalah volume darah yang dipompa
ventrikel tiap denyut.
ELEKTRO FISIOLOGI DASAR

Elektrofisiologi jantung adalah ilmu yang mempelajari mengenai


mekanisme terbentuknya fenomena elektris dan konsekuensinya dalam kehidupan
suatu organisme. Elektrofisiologi jantung mempelajari tentang mekanisme, fungsi
dan keberadaan aktivitas elektris di jantung termasuk inisiasi impuls dan konduksi
dari level seluler. Gangguan jantung dengan dasar gangguan proses elektrik
adalah aritmia. Aritmia umumnya didiagnosis klinis berdasarkan gambaran
electrocardiogram (ECG), yang mencerminkan arus listrik akibat proses eksitasi
otot jantung keseluruhan. Di dalam otot jantung, terdapat jaringan khusus yang
menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,
yaitu :
a. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama : pembentukan impuls yang teratur.
c. Daya konduksi : kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang : kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur
jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar
untuk merangsang otot jantung dan dapat menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan
impuls dimulai dari nodus SA,
nodus AV, sampai ke serabut purkinye.
a) SA Node
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik impuls
yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal,
impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/ menit. Respons dari
impuls SA memberikan dampak pada aktivitas atrium. SA node dapat
menghasilkan impuls karena adanya sel-sel pacemaker yang mengeluarkan
impuls secara otomatis. Sel ini dipengarungi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis. Stimulasi SA yang menjalar melintasi permukaan atrium menuju
nodus AV memberikan respons terhadap adanya kontraksi dari dinding atrium
untuk melakukan kontraksi. Bachman bundle menghantarkan impuls dari
nodus SA ke atrium kiri. Waktu yang diperlukan pada penyebaran impuls SA
ke AV berkisar 0,05 atau 50 ml/ detik.
b) Traktus Internodal
Berfungsi sebagai penghantar impuls dari nodus SA ke Nodus AV.
Traktus internodal terdiri dari :
1) Anterior Tract.
2) Middle Tract.
3) Posterior Tract.
c) Bachman Bundle
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri.
d) AV Node
AV node terletak di dalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan, tepat
diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. AV node mempunya dua
fungsi penting, yaitu :
1) Impuls jantung ditahan selama 0,1 atau 100 ml/ detik, untuk
memungkinkan pengisisan ventrikel selama atrium berkontraksi.
2) Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel.
AV node dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/ menit.
e) Bundle His
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle
branch.
f) Bundle Branch
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua bagian,
yaitu :
1) Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim impuls ke otot
jantung ventrikel kanan.
2) Left bundle branch (LBB/ cabang kiri) yang terbagi dua, yaitu deviasi ke
belakang (left posterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium
ventrikel kiri bagian posterior dan inferior, dan deviasi ke depan (left
anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium ventrikel kiri
bagian anterior dan superior.
g) Sistem Purkinye
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Berfungsi untuk menghantarkan/
mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada kedua ventrikel,
sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Sel-sel
pacemaker di subendokard ventrikel dapat menghasilkan impuls dengan
frekuensi 20-40 kali/ menit. Pemacu-pemacu cadangan ini mempunyai fungsi
sangat penting, yaitu untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu
pemacu alami (SA node) tidak berfungsi. Depolarisasi yang dimulai pada SA
node disebarkan secara radial ke seluruh atrium, kemudian semuanya bertemu
di AV node. Seluruh depolarisasi atrium berlangsung selama kira-kira 0,1
detik. Oleh karena hantaran di AV node lambat, maka terjadi perlambatan kira
kira 0,1 detik (perlambatan AV node) sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel.
Pelambatan ini diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis yang menuju
jantung dan akan memanjang akibat perangsangan vagus. Dari puncak septum,
gelombang depolarisasi menyebar secara cepat di dalam serat penghantar
purkinye ke semua bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik.

POTENSIAL MEMBRAN
Setiap membran sel mempunyai potensial membran yang terjadi karena
perbedaan konsentrasi ion di sitoplasma dengan interstitial dan berubah bila ada
aliran ion melintasi membrane. Potensial membran istirahat didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik (voltase) pada membran sel eksitabel selama kondisi
istirahat. Potensial membran istirahat sel tubuh berada dalam rentang +5 sampai -
100 mV. Pada sebagian besar sel, potensial membran istirahat berada dalam
kondisi terpolarisasi dengan nilai negatif, yang berarti bagian intrasel lebih negatif
dari bagian ekstrasel. Sel pacemaker jantung mempunyai potensial membran
istirahat -60 mV sedangkan sel otot jantung -90 mV.

PERANAN KANAL ION


Secara umum ion bersifat tidak larut lipid sehingga tidak mampu menembus
membran lipid bilayer dengan bebas. Ion keluar atau masuk sel melalui struktur
protein transmembran yang dapat berupa :
1) kanal ion,
2) ion exchanger
3) pompa ion.
Dari ketiganya yang bertanggung jawab terhadap potensial membran
istirahat dan perubahan cepat pada saat timbulnya potensial aksi adalah kanal ion.
Otot jantung mempunyai 3 tipe kanal ion yaitu kanal ion gerbang voltase, kanal
ion gerbang ligand dan kanal ion gerbang mekanik. Pada kondisi normal kanal ion
gerbang voltase yang memengang peran utama dalam penjalaran potensial aksi.
Kanal jenis ini mempunyai domain protein bermuatan sebagai sensor voltase yang
sensitive terhadap perubahan potensial membran
Kanal ion mempunyai sifat:
1) dibentuk oleh molekul protein yang melintasi membrane
2) spesifik terhadap ion tertentu
3) berada pada keadaan yang bervariasi yaitu terbuka, tertutup dan inaktif

PERUBAHAN POTENSIAL MEMBRAN


Perubahan keadaan kanal ion akan menyebabkan perubahan pada
permeabilitas membran. Peningkatan permeabilitas membran terhadap suatu ion
disebabkan oleh peningkatan jumlah kanal ion yang terbuka. Bila kanal ion
terbuka maka terjadilah aliran ion melintasi membran sehingga konsentrasi ion
intrasel dan ekstrasel berubah. Perubahan permeabilitas membran plasma terhadap
ion tertentu dapat mengubah potensial membran dari keadaan istirahat. Perubahan
tersebut dapat berupa depolarisasi, overshoot, repolarisasi dan hiperpolarisasi
Tiga ion utama yang berperan dalam menentukan potensial membran
jantung adalah ion natrium (Na), Kalium (K) dan Kalsium (Ca). Konsentrasi ion
Na dan Ca lebih tinggi di ekstrasel sedangkan ion K lebih tinggi di intrasel.
Pembukaan kanal ion menyebabkan suatu inward current atau outward current.
Peningkatan permebilitas membran terhadap ion Na dan Ca menyebabkan aliran
ion bermuatan positif ke dalam sel (inward current) sehingga polaritas membran
berkurang (arus defleksi negatif, voltase depolarisasi). Sebaliknya peningkatan
permeabilitas membran terhadap ion K menyebabkan aliran ion positif keluar sel
(outward current) sehingga polaritas membran bertambah (arus defleksi positif,
voltase repolarisasi). Penutupan atau inaktivasi kanal ion menghentikan efek ini.
Proses yang melibatkan aliran ketiga ion utama ini mendasari terbentuknya
potensial aksi di jantung.
Setelah terjadi proses potensial aksi maka komposisi ionik ekstra dan
intrasel jantung menjadi berubah. Kadar ion Na dan Ca intrasel menjadi
bertambah sedangkan kadar K menjadi berkurang. Untuk mencegah overload Ca
intrasel dan mengembalikan komposisi ionik seperti semula maka terdapat 3
mekanisme pompa ion.
Tiga pompa ion itu adalah :
1) pompa aktif Ca keluar sel yang membutuhkan ATP,
2) mekanisme pompa NCX atau Na-Ca Exchanger dengan perbandingan Na
masuk dan Ca keluar 3:1
3) transport aktif pompa ion Na/K ATPase mengeluarkan Na dan memasukan K
dengan perbandingan 3:2
Potensial aksi jantung di beberapa bagian jantung mempunyai karakter yang
berbeda karena perbedaan properti elektrofisiologisnya. Secara umum mekanisme
timbulnya potensial aksi dibedakan menjadi dua yaitu potensial aksi yang terjadi
di pacemaker dan di otot kontraktil jantung. Potensial aksi yang timbul di
pacemaker merupakan “slow response action potential” sedangkan di otot jantung
merupakan “fast response action potential”

MEKANISME POTENSIAL AKSI SEL PACEMAKER


Pacemaker jantung terdiri dari nodus sinoatrial (SA) dan nodus
atrioventricular (AV) yang dapat membentuk potensial aksi secara spontan. Pada
kondisi normal nodus SA adalah pacemaker utama jantung, memiliki potensial
membran “istirahat” -60 mV yang tidak stabil yang senantiasa terdepolarisasi
dengan threshold potensial aksi -40mV. Kondisi ketidaksatabilan potensial
membran istirahat di pacemaker diistilahkan sebagai “depolarisasi fase 4”,
“diastolik depolarisasi” atau “potensial pacemaker”
MEKANISME POTENSIAL AKSI OTOT JANTUNG
Berbeda dengan pecemaker, otot jantung mempunyai potensial membran
istirahat yang lebih negatif dan stabil yaitu sekitar -90mV. Bila ada aliran muatan
positif (Na dan Ca) melalui gap junction maka muatan di dalam sel semakin
positif sampai potensial membran mencapai treshold potensial aksi yaitu sekitar -
65mV. Secara lengkap mekanisme potensial aksi di otot jantung terbagi menjadi
fase 0 sampai 4.

PERIODE REFRAKTORI
Karakteristik sel eksitabel adalah ketika sel teraktivasi maka terdapat
periode dimana potensial aksi yang berikutnya tidak dapat dibentuk. Interval
waktu saat sel tidak dapat dire-eksitasi disebut periode refraktori. Periode
refraktori dibagi menjadi dua yaitu periode refraktori absolut dan periode
refraktori relatif. Hal ini disebabkan karena selama depolarisasi kanal Na menjadi
inaktif. Agar kanal Na menjadi konduktif lagi maka dibutuhkan suatu periode
recoveri dari inaktif menjadi aktif, yang diinisiasi oleh repolarisasi.
Pada periode refraktori absolute sel tidak dapat dieksitasi berapapun
amplitudo gelombang impuls yang datang sedangkan pada periode refraktori
relatif sel masih dapat tereksitasi namun memerlukan arus yang lebih tinggi dari
normal.
Periode refraktori sel jantung relative lebih panjang dibandingkan sel
eksitabel lain misalnya neuron dan sel skelet. Sel jantung tidak dapat diaktivasi
kembali bila belum relaksasi dari kontraksi sebelumnya dan hal ini mencegah
terjadinya kontraksi tetanik sel otot jantung

PENJALARAN IMPULS PACEMAKER-OTOT JANTUNG


Impuls dari pacemaker kemudian diteruskan dengan cepat melalui sistem
konduksi ke seluruh otot jantung sehingga menimbulkan kontraksi otot jantung.
Sistem konduksi jantung terdiri dari:
1) nodus SA sebagai sumber impuls jantung pada kondisi normal
2) jalur internodus yang menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV
3) nodus AV tempat perlambatan impuls sebelum ke otot ventrikel.
4) berkas AV (AV bundles, bundle of His) yang menghantarkan impuls dari
atrium ke ventrikel
5) berkas Purkinje dan cabangnya (left and right bundle branch of Purkinje)
yang menghantarkan impuls ke seluruh otot ventrikel.
Potensial pacemaker atau prepotensial senantiasa mengalami depolarisasi
spontan menuju threshold potensial aksi sehingga terjadi impuls yang
berkelanjutan dan ritmis. Potensial pacemaker hanya terdapat pada nodus SA dan
AV namun “pacemaker laten” pada bagian lain sistem konduksi dapat mengambil
alih apabila simpul SA dan AV tertekan atau hantaran dari keduanya terhambat.
Walaupun otot atrium dan ventrikel tidak mempunyai prepotensial namun dapat
mengeluarkan impuls spontan bila terjadi kerusakan jaringan atau keadaan
abnormal.
DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, Phillip I., and Ward, Jeremy PT., 2010, At a Glance Sistem
Kardiovaskular 3th ed, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Alwi, Idrus., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid III,Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

.Kasron, 2012, Kelainan dan Penyakit Jantung: Pencegahan serta


Pengobatannya, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Kaul P, Ezekowitz JA, Armstrong PW, et al., 2013, Incidence of heart failure and
mortality after acute coronary syndromes. Am Heart J. 2013;165:379-85.

Kemenkes, 2009, Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh


Darah, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 854,
Jakarta.

Kusuma, D., Hanif, M., 2004, Patofisiologis Penyakit Jantung Koroner, Buku Ajar
Kardiologi, Editor Rilantono, L. S., Baraas, F., Karo, S. K., Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.

Majid, A., 2007, Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan


Pengobatan Terkini (online). (http://
respository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf diakses25
Mei 2013).

Mohammad Bima A, 2014, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Penerbit Bhafana


Publishing, Yogyakarta
.
Muttaqin, Arif., 2009, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Soeharto, 2001, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner, Edisi


Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Udjianti, W.J., 2010, Keperawatan Kardiovaskular, Penerbit Salemba Medika,


Jakarta.

Yahya, A.F., 2010, Menaklukkan Pembunuh no.1 : Mencegah dan Mengatasi


Penyakit Jantung Koroner Secara Tepat, PT Mizan Pustaka, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai