Anda di halaman 1dari 4

1.1.

Latar Belakang
Insomnia merupakan gangguan tidur yang seringkali ditemukan pada masyarakat baik
kelompok remaja, dewasa ,maupun usia lanjut. Insomnia adalah gangguan tidur dimana
seseorang secara terus menerus mengalami kesulitan tidur atau bangun tidur terlalu cepat
(Yustinus Semiun, 2006: 33). Seorang pengidap insomnia biasanya sulit untuk tidur, namun
sering bangun terlalu awal dipagi hari, sering terbangun dimalam hari, seorang yang insomnia
sering tidak merasa segar dan sulit berkonsentrasi (Subandi 2008: 4)
Penderita insomnia tergolong cukup besar. Berdasarkan data di Amerika kasus insomnia
mencapai 25 % hingga 35 % dari populasi untuk insomnia jenis transient, sedang untuk
insomnia kronis mencapai 10 % hingga 15 %. Hasil survei Warwick Medical School dari
Inggris terhadap Negara Negara di Afrika dan Asia diperoleh sekitar 150 juta orang dewasa
mengalami gangguan tidur. Rata rata 16,6 % kasus insomnia diantara Negara Negara yang
disurvei tersebut. Angka ini mendekati Negara Negara barat yaitu sekitar 20%
(http//detik.com diakses tanggal 12 Desember 2012)
Menurut Andreas (2009: 36) fakta tentang pola tidur dewasa muda(remaja) di Amerika
Serikat (National Sleep Foundation ) terdapat lebih dari sekitar 30% dewasa muda dilaporkan
mengalami kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan 20% pada usia 30-64 tahun
dan 9% diatas usia 65 tahun
Survei yang melibatkan 4.005 orang di Taiwan baru-baru ini menemukan 21,8 persen
penduduk Taiwan memiliki masalah tidur akut."Persentase penderita insomnia di Taiwan
lebih tinggi dibandingkan persentase dunia, sekitar 10-15 persen," ujar Dokter Lee HsinChien, seperti dikutip Strait Times. Direktur Psikiatri di Rumah Sakit Shuang-Ho Taipei ini
menyebutkan jumlah penderita insomnia di Taiwan sepanjang 2009 meningkat drastis
dibandingkan 2000 lalu yang mencapai 10 persen.( http:dunia.vivanews.com diakses tanggal
17 mei.
Sementara sumber lain memperkirakan ada 28 juta penderita insomnia di Indonesia pada
tahun 2010 untuk asumsi 10 % dan penderita insomnia setiap tahunnya terus meningkat.
Insomnia merupakan penyakit yang berdampak merugikan, Sebab bisa memicu turunnya
produktivitas, kualitas hidup maupun terjadinya kecelakaan kerja . Terlebih jumlah sekitar
28 juta bukanlah angka yang sedikit. Sangat disayangkan hanya sedikit yang menyadari
pengaruh penyakit ini. (http;nationalgeographic.co.id di akses pda tanggal 17 mei 2012)
Beberapa dampak serius gangguan tidur (insomnia) adalah mengantuk berlebihan di siang
hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang
tidak semestinya, dan penurunan kualitas hidup. Angka kematian, angka sakit jantung dan
kanker lebih tinggi pada seseorang yang tidurnya kurang dari 6 jam per hari bila
dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per
hari (http://www.aipni-ainec.comdiakses tanggal 18 Desember 2012)
Insomnia mengakibatkan banyak pengaruh buruk pada seseorang seperti mengantuk, kurang
konsentrasi, perasaan letih dan lemah karena kurang istirahat, ketahanan tubuh melawan

penyakit berkurang, ketidakstabilan emosional , terlihat pemarah, cerewet, gelisah, depresi


dan lain sebagainya http://digilib.fk.umy.ac.id/Galih Puspitasari, Warih Andan Puspitosari
Menurut Turana , dalam Lukman Junaidi (2007: 310) penderita insomnia potensial
mengalami gangguan memori, mudah lupa, juga ia tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan
aktifitas kesehariannya bahkan hingga yang paling sepele sekalipun, selain itu insomnia juga
menyebabkan seseorang kehilangan motivasi, tidak bersemangat dan malas bekerja
Insomnia merupakan penyakit tidur yang disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti
stress, cemas, lingkungan yang bising atau kurang nyaman, obat obatan, dan kebiasan
mengonsumsi cafein
Menuut Rafiudin (2004: 58) penyebab insomnia antara lain adalah stress, kelainan kelainan
kronis seperti penyakit ginjal, diabetes, atrithis dll, pola makan yang buruk, seperti nikotin,
cafein dan zat stimulan, kurang olahraga, dan suasana ramai/berisik
Sejalan dengan hal tersebut menurut Junaidi (2007: 309) insomnia dapat tejadi karena faktor
stres, ketegangan, penggunaan obat obatan, cafein dan alkohol, lingkungan yang
menggangu/bising/ribut, suhu, dan suasana lingkungan tempat tidur yang kurang nyaman.
Fenomena sekarang ini insomnia juga dapat dialami oleh remaja sekolah, terutama mereka
yang tinggal di pondok pesantren. Pesantren merupakan tempat tinggal sekaligus tempat
menuntut ilmu yang pada umumnya menerapkan disiplin ketat sehingga kebebasan remaja
yang tinggal disana menjadi berkurang. Hal ini dapat menimbulkan stress yang berdampak
pada insomnia. Selain itu lingkungan pesantrin juga dapat menjadi faktor penyebab insomnia.
Remaja yang tinggal dipesantren harus tidur berdekatan dengan teman temannya yang lain
sedangkan ruang tidur sempit. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyaman yang dapat
menganggu tidur, akibatnya insomnia.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan disalah satu pesantren di Banjar Baru pada tanggal
10 Desember 2011. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 santriwati Madrasah Aliyah
Al-Falah Putri Banjarbaru. Diperoleh keterangan bahwa 60% dari 10 santriwati mengalami
gangguan tidur berupa sulit tidur dan sering terbangun tengah malam. Berdasarkan hasil
wawancara dengan 10 santriwati tersebut 4 orang yang mengalami kesulitan tidur
menyatakan stress karena harus peraturan disiplin dan lingkungan sekitar yang membuat
mereka jenuh. Ketika peneliti melakukan observasi terhadap faktor lain yang berpotensi
menyebabkan santriwati mengalami gangguan tidur tampak suasana lingkungan tempat tidur
santri tidur berdamping dengan teman temannya, dan terkadang rebut. Santriwati juga sering
minum the, dan soft drink. Hasil pengamatan tersebut maka peneliti beranggapan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan insomnia pada santri yaitu stress, kondisi
lingkungan yang kurang nyaman, dan konsumsi kafein
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
permasalahan ini pada penelitian yang berjudul Faktor faktor yang berhubungan dengan
insomnia pada santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah
sajakah faktor faktor yang berhubungan dengan insomnia pada santriwati Madrasah Aliyah
Al-Falah Putri Banjarbaru?.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan insomnia pada santriwati Madrasah
Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi stress yang dialami santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru
1.3.2.2. Mengidentifikasi kondisi lingkungan sekitar tempat tidur santriwati Madrasah Aliyah AlFalah Putri Banjarbaru
1.3.2.3. Mengidentifikasi konsumsi kafein pada santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah Putri
Banjarbaru
1.3.2.4. Menganalisis hubungan stress dengan insomnia pada santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah
Putri Banjarbaru
1.3.2.5. Menganalisis hubungan kondisi lingkungan sekitar tempat tidur dengan insomnia pada
santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru
1.3.2.6. Menganalisis hubungan konsumsi kafein dengan dengan insomnia pada santriwati Madrasah
Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola pesantren untuk
dapat memperhatikan aspek aspek yang dapat menyebabkan gangguan tidur pada
santriwatinya dan dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi para santriwati untuk
melakukan upaya pencegahan terhadap insomnia
1.4.2. Bagi Bidang Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pengembangan ilmu keperawatan dan dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi perawat untuk dapat terlibat dalam upaya pencegahan
insomnia pada santriwati yang berada dipesantren
1.4.3. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi seluruh mahasiswa program studi ilmu
keperawatan
1.4.4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian tentang gangguan tidur pada
santriwati di wilayah tersebut
1.5.Penelitian Terkait
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini namun terdapat perbedaan
pada judul, variabel, tempat dan waktu penelitian antara lain adalah sebagai berikut:

1.5.1. Penelitian Siswandi (2012) berjudul Hubungan antara insomnia dengan terjadinya hipertensi
pada lansia dip anti sosial tresna werdha banjarbaru Kalimantan selatan. Metode penelitian
analitik kolerasi dengan menggunakan pendekatan cross section. Hasil penelitian menunjukan
adanya hubungan antara insomnia dengan terjadinya hipertensi pada lansia di panti secial
tresna werdha budi sejahtera banjarbaru Kalimantan selatan.
1.5.2. Penelitian Halifah (2012) berjudul Efektifitas teknik relaksasi progresif terhadap
berkurangnya keluhan insomnia pada lansia di pstw budi sejahtera. Metode penelitian yang
digunakan uasi eksperimen yang termasuk ke dalam pretest and posttest one group design.
Subjek penelitian adalah lansia yang mengalami insomnia. Hasil penelitian terdapat
perbedaan tingkat insomnia responden sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif.
Perbedaan di lihat tingkat keluhan insomnia dari insomnia sangat berat sebanyak 3 orang
menjadi insomnia ringan sebanyak 2 orang dan 1 orang sudah tidak mengalami keluhan,
insomnia berat sebanyak 10 orang menjadi insomnia ringan sebanyak 8 orang dan 2 orang
tidak mengalami keluhan insomnia ringan sebanyak 16 orang menjadi tidak ada keluhan.
1.5.3 Muhammad Yasar (2012) berjudul Hubungan antara frekuensi penggunaan fasilitas jejaring
sosial dengan kejadian insomnia pada mahasiswa S1 keperawatan semester IV di STIKES
muhammadiyah Banjarmasin Kalimantan selatan. Metode penelitian jenis ini adalah survey
analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa S1 keperawatan semester IV di STIKES muhammadiyah dengan jumlah sampel
80 orang responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan
kuesoner, data yang di dapat di analisis dengan uji chi square dengan =0.05. hasil penelitian
: menunjukan sebagian besar responden yang pernah menggunakan jejaring sosial (96,25 %),
sebagian besar responden mengalami insomnia (86,25 %), dapat di simpulkan bahwa
hipotesis alternative (HI) di terima, ada hubungan yang bermakna antara frekuensi pengguna
fasilitas jejaring sosial dengan kejadian insomnia pada mahasiswa. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada judul, variabel, tempat dan waktu penelitian.
Judul pada penelitian ini hubungan insomnia dengan konsentrasi kerja perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr Moch Ansari Saleh Banjarmasin Provensi Kalimantan
Selatan 2013 . Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu insomnia pada
perawat Inap Rumah Sakit Umum Dr Moch Ansari Saleh Bamjarmasin. Penelitian
dilaksanakan tahun 2013
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada judul, variabel, tempat
dan waktu penelitian. Judul pada penelitian ini faktor faktor yang berhubungan dengan
insomnia pada santriwati Madrasah Aliyah Al-Falah Putri Banjarbaru. Variabel penelitian
terdiri dari variabel bebas berupa stress, kondisi lingkungan, dan konsumsi kafein sedangkan
variabel terikatnya adalah insomnia pada santriwati, tempat penelitian di Madrasah Aliyah Al
Falah Putri Banjarbaru. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia di Poliklinik Saraf RS DR. M. Djamil


Padang

Anda mungkin juga menyukai