Anda di halaman 1dari 19

Wahyu Marliayani (13312241005)

Titik Wulandari (13312241017)


Duwi Katon Rahayu (13312241021)
Ema Nurkhasanah (13312241022)

MENGUKUR VOLUME
RESPIRASI DAN KAPASITAS
PARU-PARU PADA MANUSIA

Latar Belakang
Pernafasan adalah kegiatan terpenting dalam
kehidupan manusia. Proses ini dapat berlangsung dalam
berbagai macam keadaan dan dalam kondisi apapun. Dalam
banyak keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan,
bergantung pada aktivitas yang dilakukan. Semua orang
sangat tergantung pada oksigen demi keberlangsungan
hidupnya, jika paru-paru tidak memperoleh oksigen selama
lebih dari empat menit maka akan mengakibatkan kerusakan
pada otak yang tidak dapat diperbaiki dan dapat
mengakibatkan seseorang meninggal dunia. Bila oksigen di
dalam darah tidak mencukupi maka warna merah pada darah
akan hilang dan menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga,
lengan, dan kaki seseorang yang kekurangan oksigen akan
menjadi biru pula. Oleh sebab itu, mengukur volume paru-
paru sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan pada system pernapasan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin,
usia, dan berat badan terhadap volume
udara tidal pernapasan pada manusia?
2. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin,
usia, dan berat badan terhadap kapasitas
vital paru-paru pada manusia?
Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara jenis
kelamin, usia, dan berat badan terhadap
volume udara tidal pernapasan pada
manusia.
2. Mengetahui hubungan antara jenis
kelamin, usia, dan berat badan terhadap
kapasitas vital paru-paru pada manusia.

Variabel
1. Variable bebas: jenis kelamin, usia, dan
berat badan
2. Variable terikat: volum udara tidal dan
kapasitas vital paru-paru pada manusia.
3. Variable kontrol: kapasitas total paru-
paru.

Dasar Teori
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa
organik kompleks menjadi senyawa-senyawa yang
sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung
didalam mitokondria. Adapun sebagian proses yang lain
berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999:29). Urutan saluran
pernapasan adalah sebagai berikut:
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (Trakea)
Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)
Paru-paru (Pulmo)
Bronkiolus
Alveolus

Dasar Teori
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia
mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara
pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara
yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang
1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi
senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara
sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat
dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara
maksimum. Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan
ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam
bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara
pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Kapasitas tidal adalah
jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan
normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi
dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory
reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc) (Agiel.
2010:125).
Dasar Teori
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi
pernapasan adalah:
Umur
Jenis kelamin
Suhu tubuh
Posisi tubuh
Kegiatan tubuh
Hipotesis
1. Jika jenis kelamin, usia, dan berat badan
berbeda, maka volume udara tidal
pernapasan pada manusia akan berbeda
pula.
2. Jika jenis kelamin, usia, dan berat badan
berbeda, maka kapasitas vital paru-paru
pada manusia akan berbeda pula.

Alat dan Bahan
Ember
Selang
Botol mineral bekas 1500 ml
Gayung
Penggaris
Alat
Alat tulis
Langkah Kerja
Memasukkan data yang didapat kedalam tabel.
Setelah terukur kemudian praktikan mengisi botol lagi dengan air sampai penuh dan
mengulangi percobaan hingga 4 kali dengan perlakuan yang berbeda.
Kemudian mengukur menggunakan penggaris saat gelembung pada botol yang ditiupkan
oleh praktikan berhenti pertama kali.
Kemudian praktikan mulai menghirup nafas dan menghembuskannya melalui selang tadi.
Membuka tutup botol yang telah masuk dalam ember dan memasukkan selang secara
pelan-pelan.
Memasukkannya dalam ember yang berisi air dan mengusahakan agar volume air tidak
berkurang dari botol (tetap penuh)
Menutup botol kemudian Membalik botol yang telah berisi air.
Mengisi ember dengan air sekitar 2.5 liter dan mengisi botol dengan air sampai penuh.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (ember plastik,botol,selang,gayung,penggaris
dan air)
Skema Alat
Data Pengamatan

Naracoba
I II III IV V VI
Nama
Taufik Meilana
Fatoni
Erwan Aditya
Duwi Katon
Rahayu
Duwi Haryanto Sarjiyem
Wahyu
Marliyani
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan
Usia (Tahun) 18 18 18,5 22 51 19
Tinggi Badan
(cm)
155 167 148 162 162 159
Berat Badan
(kg)
74 60 40 48 45 52
Kapasitas Tidal
(mL)
587,20 531,27 307,58 503,31 223,69 335,54
Kapasitas
Inspirasi (mL)
1174,39 1184,70 1006,62 1062,54 894,77 1062,54
Kapasitas
Ekspirasi (mL)
1230,31 1230,31 1062,54 1174,39 1006,62 1118,47
Kapasitas Vital
(mL)
2404,70 2348,78 2069,16 2236,93 1901,69 2181,01
Kapasitas
Total (mL)
3991,90 3880,05 3376,74 3740,24 3125,38 3516,55
Pembahasan
1. Usia
Dari hasil praktikum diketahui bahwa semakin
bertambahnya umur (semakin tua) maka frekuensi
pernapasan semakin kecil. Frekuensi pernapasan pada orang
yang lebih muda (masih dalam usia pertumbuhan) akan lebih
banyak. Hal ini terjadi karena orang yang usianya lebih muda
memerlukan banyak energi oleh sebab itu kebutuhannya
akan oksigen juga lebih banyak dari pada orang tua. Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat dibandingkan antara
naracoba V (51 tahun) dan naracoba III (18,5 tahun).
Kapasitas tidal dan vital yang diperoleh lebih banyak pada
naracoba III (18,5 tahun). Hal ini membuktikan bahwa usia
berpengaruh terhadap kapasitas dan frekuensi pernapasan.
Volume paru-paru mencapai nilai maksimal pada usia antara
19-21 tahun. Setelah itu, fungsinya akan menurun.

Pembahasan
2. Berat Badan
Pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa
terdapat hubungan yang cukup kuat dalam faktor berat
badan dengan kapasitas paru seseorang. Hal tersebut
ditunjukkan, pada naracoba dengan berat badan 40 kg
(naracoba III) memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar
dibandingkan dengan naracoba dengan berat badan 52 kg
(naracoba VI).
Semakin berat badan seseorang, maka kapasitas
paru-parunya semakin besar juga. Namun berdasarkan hasil
data terdapat naracoba dengan berat badan yang besar
tetapi kapasitas paru-parunya lebih kecil dari pada naracoba
yang berat badannya lebih kecil yaitu antara naracoba I (74
kg) dan naracoba II (60 kg). Hal ini disebabkan karena faktor
lain seperti kebugaran jasmani si probandus
Pembahasan
3. Jenis Kelamin
Pada naracoba perempuan memiliki kapasitas paru-
paru yang lebih kecil dibandingkan dengan naracoba laki-
laki. Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat dari pada
perempuan karena laki-laki membutuhkan banyak energi
untuk beraktifitas, berarti semakin banyak pula oksigen yang
diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya
beraktifitas lebih banyak dari pada perempuan. Selain itu,
hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki volume
paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi
bernapasnya lebih banyak. Kapasitas vital pria dewasa lebih
tinggi 20 25 % dari pada wanita. Hal ini di sebabkan karena
perbedaan kekuatan otot pria dan wanita, jumlah
hemoglobin, dan luas permukaan tubuh.
Kesimpulan
1. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap
volume udara tidal pernapasan pada manusia adalah umumnya
pada laki-laki volume tidalnya lebih besar dari pada wanita. Pada
pria yang berat badannya lebih kecil maka volume tidalnya besar.
Sedangkan pada pria yang berat badannya besar maka volume
tidalnya kecil. Pada wanita yang berat badannya kecil maka volume
tidalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih
berat maka volume tidalnya besar.
2. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap
kapasitas vital paru-paru pada manusia.adalah umumnya pada laki-
laki kapasitas vital lebih besar dari pada wanita. Pada pria yang
berat badannya lebih kecil maka kapasitas vitalnya besar. Sedangkan
pada pria yang berat badannya besar maka kapasitas vitalnya kecil.
Pada wanita yang berat badannya kecil maka kapasitas vitalnya kecil,
sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih berat maka
kapasitas vitalnya besar.
Daftar Pustaka
Algasaff, H.2005.Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
Airlangga
University Press.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Gahalia
Indonesia.
Santoso, Begot, Drs., M. Si. 2005. Biologi dan Kecakapan
Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
Sujadi, Bagad. 2004. Sains dalam Kehidupan. Jakarta:
Yuhdistira.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.
Jakarta: EGC
Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates.
LAMPIRAN
Foto 1. Alat dan Bahan Foto 2. Naracoba I
Foto 3. Naracoba II
Foto 4. Naracoba III
Foto 5. Naracoba IV Foto 6. Naracoba V Foto 7. Naracoba VI

Anda mungkin juga menyukai