Anda di halaman 1dari 14

Katabolisme dan Anabolisme

Pengertian Katabolisme dan Anabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia


kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana
yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah
untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber.
Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob)
disebut fermentasi.

Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O +


688KKal.
(glukosa)

Contoh Fermentasi :C6H1206 > 2C2H5OH + 2CO2 +


Energi.
(glukosa) (etanol).

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana


menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa
sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya :
energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami
adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak
kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu
(tidak kelihatan).

Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya


tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak
digunakan dalam fotosintesis.

Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai


hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu
untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur
volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.

Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya


matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.

2. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen
fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga
karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung
klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik
yang mampu menyerap energi cahaya matahari.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :

1. Gen : bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan
memiliki
klorofil.
2. Cahaya : beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan
cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
3. Unsur N. Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis
dalam sintesis klorofil.
4. Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari


yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi
hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2,
sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan
terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa
menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan
bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.

CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2


Ringkasnya :
Reaksi terang :2 H20 > 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap :CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2
+O2
atau
2 H2O + CO2 > CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2

3. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan
cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak
mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan
energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri
tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro)
menjadi Fe3+ (ferri).

Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs.
Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang
utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya
ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan
pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein
dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein
dan seterusnya.

Sintesis Lemak dari Karbohidrat :


Glukosa diurai menjadi piruvat > gliserol.
Glukosa diubah > gula fosfat > asetilKo-A >
asam lemak.
Gliserol + asam lemak > lemak.
4.2. Sintesis Lemak dari Protein:
Protein > Asam Amino
protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih


dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino
yang langsung ke asam piravat > Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai
menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat > gliserol
> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan
mengalami esterifkasi membentuk lemak.

Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai


kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak
menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya
menghasilkan 4,1 kalori saja.

Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA,
RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino
dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada
dasarnya protein adalah suatu polipeptida.

Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein


tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam
sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi)
yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein".
Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

PERBEDAAN ANABOLISME DAN KATABOLISME

Metabolisme terbagi 2, yaitu katabolisme dan anabolisme.


Katabolisme : Respirasi
Tujuannya :

Ppenyederhanaan materi kimia complex sehingga menghasilkan


energi (yang tersimpan dalam bentuk ATP )
ATP inilah yang nanti untuk aktifitas setelah disederhanakan
menjadi ADP contohnya misal di otot sebagai alat gerak aktif

Respirasi :

Terjadi di seluruh sel tubuh baik hewan , manusia tumbuhan dan


mahkluk hidup lainnya ,
Mengapa harus melakukannya ? karena seluruh sel tubuh mahkluk
hidup perlu melakukan aktifitas untuk gaya hidupnya , lha aktifitas
itu pasti menggunakan energi maka harus melakukan respirasi
jadi Respirasi itu satu satunya proses ditubuh yang bisa
menghasilkan energi .

Bahan respirasi (katabolisme ) berupa senyawa organik :


Karbohidrat(glukosa), Lemak ( asam lemak dan gliserol) dan Protein(
asam amino).

Ananbolisme dan katabolisme lemak, karbohidrat, dan protein

Tujuan Pembelajaran :

1. Bagaimana Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme

dari Karbohidrat ?

2. Bagaimana Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme

dari Lemak ?

3. Bagaimana Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme


dari Protein ?

I. Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme dari Karbohidrat

A. Struktur

Karbohidart merupakan sumber energoi uatam dan sumber serat utama.


Karbohidrat mempunyai tiga unsure, yaitu karbon, hydrogen dan oksigen.
Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam. Karbohidrat dibedakan satu
dengan yang lain berdasarkan susunan atom-aromnya, panjang
pendeknya rantai serta jenis ikatan. Dari kompleksitas stri=ukturnya
karbohidar dibedakan menjadi karbohidarat sederhana (monosakarida
dan disakarida)dan karbohidrat dengn struktur yang kompleks
(polisakarida).

1. Monosakarida

1. Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari


hidrolisis karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan. Glukosa
,merupakan bentuk gula yang biasnya terdapat pada aliran darah
dan dalam sel. Glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energy dan
disimpan dalam hati untuk sebagi glikogen.
2. Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
3. Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu)
dengan car hidroisis dalam proses pencernaan dan terdapat dalam
bentuk bebas.
4. Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam
makanam, merupakn turunan dari mannosan yan terdapat dari
beberpa leguminosa.

2. Oligosakarida

Didalam oligosakarida terdapat pula disakarida, Trisakarida dan


tetrasakarida, Oligasakarida ini merupakan ikatan dari monosakarida
yang tidak melebihi dari ikatan polisakarida.

Adapaun contohnya sebagai berikut

- Disakarida non-pereduksi
1. Sukrosa :sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
2. Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada
hemolimfe dari insekta

- Disakarida pereduksi

1. Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.


2. Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan
glukosa.
3. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari
dua molekul glukosa dengn ikatan glikosidik

- Trisakarida

1. Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa.


Senyawa ini dikenal dengan nama galaktosil sukrosa.
2. Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.

3. Polisakarida

Polisakida yang terdapat pada ayam berfungsi structural dan berperan


sebagai cadangan energy. Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh
asam atau enzim akan menghasilkan monosakarida dan derivate
monosakarida.

- Homopolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan satu


tipe monosakarida pada proses hidrolisis.

1. Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn


rangakain molekul beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit
2. Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai
pada glikogen terjadi pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga
tamapk terlihat lebih kompak.
3. Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu
amilosa (ranytai panjang dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
4. Khitin.

- Heteropolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan


campuaran antara monosakarida dan derivatnya.

1. Glikosaminoglikan.
2. Peptidoglikan.

B.Fungsinya :
1. Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism
2. Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn mauoun
bakteri.
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi
dalam proses pengenalan antar sel.
5. Katabolisme

Pada Proses katabolisme karbohidrat,, sering disebut dengn glikolosis


yaitu proses Proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul
piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatis yg
menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH Proses
glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase,
yaitu:

langkah pertama yang disebut fase preparatory


langkah terakhir yang disebut fase payoff

II. Struktur, Fungsi, Anabolisme dan katabolisme dari Lemak

A. Struktur

Berdasarkan struktur dan fungsi bermacam-macam lemak menjadi salah


satu dasar pengklasifiksian lemak.

1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang


mengandung satu gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah
satu gugus asam atau karboksil. Secara umum formula kimia suatu
asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH, dan n biasanya kelipatan
dua.
1. Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah
atom karbon genap 4-6 atom.
2. Rantai sedang : 8-12 atom
3. Rantai panjang : 14-26 atom.

Dan asam lemak-asam lemak ini merupakn asam lemak jenuh

Sedangkan untuk asam lemak tidak jenuh, adalh yang mempunayi ikatan
rangkap astu lebih misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain
sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat).

1. Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang


terbentuk dari satu atau lebih asam lemak yang mengandung
alcohol dan disebut ester. Terdapat dua golongan ester yaitu
gliserol ester dan cholesterol ester.
1. Gliserol ester : terbentuk melalui metabolism karbohidrat
yang mengandung tiga atom karbon, yang salah satu ataom
karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi
kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus alcohol
dari gliserol akan membentuk gliserida, tergantung dari
jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang membentuk
raeksi kondensasi. (monogliserida, digliserida, trigliserida)
2. Kolesterol ester : terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol,
kolesterol, dan sam lemak terikat dengan gugus alcohol.
3. Glikolipid : komponen ini mempunayi sifat serperti lipid,
terdiri dari satu atu lebih komponen gula, dan biasanya
glukosa dan galaktosa.
4. Sterol : merupakan golongan lemak yang larut dalam
alcohol, Mislanya kolesterol sterol. Berbeda dengan struktur
lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin
yang saling berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6
atom karbon, sedang yang keempat mengandung 5 atom
karbon (Piliang. 2006).

B. Fungsinya :

1. Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini


lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran
material-material.
2. Sebagai cadangan energi Lipid disimpan sebagai jaringan
adipose.
3. Sebagai hormon dan vitamin, hormon mengatur
komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi
proses-proses biologis.

Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1
gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa
ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat,
suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta,
asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir
oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Sintesis asam lemak


Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat
men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan
sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA
dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan
degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam
sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai
titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-
fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.

III. Struktur, Fungsi, Anabolisme dan Katabolisme dari Protein

A. Struktur

Diliht dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke


dalam empat kelas dengan urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas
itu adalah :

1. Struktur primer. Ini adalah hanya urutan asam amino di dalam


rantai protein. Dtruktur primer protein diselenggarakan oleh ikatan-
ikatan (peptida) yang kovalen.
2. Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa
atau lembaran berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan
struktur protein secara keseluruhan. Struktur sekunder protein
diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan hidrogen antara oksigen
karbonil dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
3. Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam
protein berbentuk bulat dilekukkan dan dilipat untuk membentuk
struktur tiga-dimensional secara menyeluruh dari molekul protein.
Struktur tersier diselenggarakan oleh onteraksi antara gugus-fufus
R dalam asam amino.
4. Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau
molekul-molekul besar terbentuk dari pengumpulan khas dari
subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal dengan
protomer (Poedjiadi, 2005).

B. Fungsinya :

1. Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain


2. Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3. Pemeliharaan (dewasa)
4. Membentuk sel darah
5. Membentuk hormon, enzym, antibody,dll
6. Memberi tenaga (protein sparing efek)
7. Pengaturan (enzim, hormone).

C. Anabolisme

Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam
tiga tahap yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan
(elongation), dan tahap penghentian (termination).

Tahap Initiation
Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan
subunit kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan
kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah
kode untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh
inisiator aminoasil tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-
tRNA. Tahap inisiasi diawai dengan pemisahan ribosom sub unit besar
dengan ribosom sub unit kecil.

Tahap Pemanjangan (Elongasi)


Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom
subunit besar akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan
diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua
tempat yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil)
dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak
sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA
dengan arah gerakan dari 5 ke 3.

Tahap Penghentian (terminasi)


Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini
penejemahan kan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau
UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA
yang memiliki anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-kodon
penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas
atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan
molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai dibentuk
oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan
unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi
sebagia penerjemah.

D. Katabolisme
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam
amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat
dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber
energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan
pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat
toksik bagi tubuh.

Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:

1. Transaminasi : Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada


-ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat
menghasilkan aspartat

2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion


ammonium Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+)
yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini
dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.

Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas


beberapa tahap yaitu:

1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium


bereaksi dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi
ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat
bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat
dilepaskan.
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi
dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini
membutuhkan energi dari ATP.
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat
dipecah menjadi fumarat dan L-arginin.
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-
arginin akan menghasilkan L-ornitin dan urea.

Keseimbangan Energi

Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan


kehidupannya dan melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi
berasal dari makanan yang dimakan, diserap, dan kemudian diolah oleh
tubuh.

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa total energi di


dunia adalah konstan, energi tidak dapat diciptakan maupun
dihancurkan. Oleh karena itu, semua energi yang ikut andil dalam hidup
kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Energi Tubuh = Energi masuk Energi Keluar

Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang


dimakan yang merupakan sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan
kimia pada makanan yang diuraikan untuk kemudian digunakan dalam
bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada ATP. Energi ini dapat
digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di dalam tubuh
untuk kebutuhan nanti.

Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh,


yang merupakan kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke
lingkungan.

Persamaan untuk energi keluar sebagai berikut:

Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan

Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal.
Kerja eksternal merupakan energi yang dikeluarkan saat otot rangka
berkontraksi untuk menggerakkan objek eksternal atau menggerakkan
tubuh terhadap lingkungan, sedangkan kerja internal merupakan
pengeluaran energi biologis yang tidak berhubungan dengan kerja
mekanik di luar tubuh. Kerja internal mencakup dua tipe aktivitas yaitu
kerja otot rangka selain kerja mekanik, seperti postural dan menggigil,
dan energi untuk mempertahankan hidup, seperti kerja jantung dan
bernapas, yang biasa juga disebut metabolic cost of living.

Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi
keluar yang tidak digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas
yang dilepaskan atau energi termal. Dari total energi yang masuk ke
dalam tubuh, sekitar 75% menjadi panas dan hanya 25% yang
dimanfaatkan untuk bekerja.2 Akan tetapi panas yang dihasilkan tersebut
tidak sia-sia, karena sebagian besarnya digunakan untuk mempertahankan
temperatur tubuh.

Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:

Keseimbangan Energi Netral


Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam
tubuh sama persis dengan energi yang keluar. Pada kondisi ini
berat badan akan tetap.
Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk
tubuh lebih besar daripada energi yang keluar. Energi yang masuk
ke dalam tubuh dan tidak digunakan akan disimpan di dalam tubuh,
terutama sebagai jaringan adiposa, sehingga berat badan
bertambah.

Keseimbangan Energi Negatif


Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk
tubuh lebih kecil daripada energi yang keluar. Kondisi ini
mengakibatkan tubuh harus menggunakan energi cadangannya
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga berat badan akan
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai