Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Metabolisme Sel

Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah sel yang
merupakann unit kehidupan yang terkecil.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup atau
sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim.

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Anabolisme atau Asimilasi atau Sintesis


Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk
kemosintesis.

a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya
infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak
kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu
sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

b. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai
sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri
sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

2. Katabolisme atau Dissimilasi


Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa
sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses
respira, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
A. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh :
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :
C6H12O6 + O2 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)

b. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob.
Namun demikian, dapat juga terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa
adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan
fermentasi alkohol.
Contoh :
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan
fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini
dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya : C6H12O6 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya :
1. Glukosa asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C6H12O6 2 C2H3OCOOH + Energi 2.
Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2. C2H3OCOOH + 2 NADH2 2 C2H5OCOOH + 2 NAD. (piruvat dehidrogenasa)
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3
ATP) = 2 ATP.

B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi alkohol. Dalam fermentasi
alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan
respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat + asampiruvat asetaldehid + CO2 piruvat dekarboksilase
(CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase-enzim.
Ringkasan reaksi : C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat
etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.
Reaksi: aerob C6H12O6 2 C2H5OH 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa) bakteri asam
cuka asam cuka.

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis : peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat -


3 fosfogliseral dehid (PGAL) atau Triosa fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat
2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

2. Daur Krebs : Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

3. Transpor elektron respirasi : Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa
sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria
(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan
elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP


1. Glikolisis : Glukosa 2 2 NADH 2 ATP
asam piruvat

2. Siklus Krebs : 2 asetil 8 NADH 2 ATP


piruvat 2 asetil KoA + 2
CO2
3. Rantai transnpor elektron 30 ATP 2 FADH2
respirator : 10 NADH + 502
10 NAD+ + 10 H20

Anabolisme dan Katabolisme dari Karbohidrat


Metabolisme karbohidrat mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan
enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses
biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia didalam sel.
Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Karbohidrat merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada
tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.
A. Struktur
Karbohidart merupakan sumber energi utama dan sumber serat utama. Karbohidrat
mempunyai tiga unsur yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Jenis-jenis karbohidrat sangat
beragam. Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya,
panjang pendeknya rantai serta jenis ikatan. Dari kompleksitas serta ukurannya.
Karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida)
dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida). Selain kelompok tersebut juga
masih ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih pendek dari polisakarida, contohnya
adalah satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan galaktooligosakarida (Anonim, 2009).

1. Monosakarida
a. Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat kompleks
dalam proses pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk gula yang biasnya terdapat pada aliran
darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energy dan disimpan dalam hati
untuk sebagi glikogen.
b. Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
c. Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu) dengan car hidroisis dalam
proses pencernaan dan terdapat dalam bentuk bebas.
d. Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam makanam, merupakn turunan dari
mannosan yan terdapat dari beberpa leguminosa.

2. Oligosakarida
Didalam oligosakarida terdapat pula disakarida, trisakarida dan tetrasakarida,
oligasakarida ini merupakan ikatan dari monosakarida yang tidak melebihi dari ikatan
polisakarida.
Adapun contohnya sebagai berikut :

Disakarida non-pereduksi
a. Sukrosa : sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.

b. Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada hemolimfe dari insekta

Disakarida pereduki

a a. Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.


b. Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan glukosa.
c. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari dua molekul glukosa
dengn i
katan glikosidik

Trisakarida
a a. Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini dikenal
dengan
nama galaktosil sukrosa.
b. Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.
c. Polisakarida

Polisakarida yang terdapat pada ayam berfungsi strktural dan berperan sebagai cadangan
energi. Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim akan menghasilkan
monosakarida dan derivate monosakarida.
Homopolisakarida : merupakn polisakarida yang menghasilkan satu tipe monosakarida pada
proses hidrolisis.
a a. Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn rangakain molekul
beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit

b. Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai pada glikogen terjadi
pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga tamapk terlihat lebih kompak.
c. Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu amilosa (ranytai panjang
dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
d. Khitin.
Heteropolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan campuaran antara
monosakarida dan derivatnya.

a a. Glikosaminoglikan

b. Peptidoglikan (Prastowo, 2008)

B. Fungsi

1. Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism


2. Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn mauoun bakteri
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses
pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009)
5. Katabolisme

Pada Proses katabolisme karbohidrat, sering disebut dengan glikolisis. Proses degradasi
1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi
enzimatis yg menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH.
Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu:
5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
5 langkah terakhir yang disebut fase payoff
Fase I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga total
degradasi glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 molekul
NADP.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi
pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat
tidak dapat balik. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion
Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah isomerasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan
suatu aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim
fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Tahap selanjutnya adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini,gugus fosfat
dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pda posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-
1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. Hanya satu di
antara dua triosa fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat
langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat
dengan cepat dan dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim
isomerase triosa fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3
difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh
dari asam fosfat. Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida
fosfat. Pada tahap ini, enzim kinase fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi
asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan
ion Mg2+ sebagai kofaktor. Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam
2-fosfogliserat. Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi
2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-
fosfogliserat dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan
asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari
fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul
ATP dan molekul asam piruvat (Campbell,2003).

Anabolisme dan katabolisme dari Lemak


A. Struktur
Berdasarkan struktur dan fungsi bermacam-macam lemak menjadi salah satu dasar
pengklasifiksian lemak.

1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung satu gugus
metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam atau karboksil. Secara umum
formula kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH, dan n biasanya kelipatan dua.

Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6 atom.
Rantai sedang : 8-12 atom
Rantai panjang : 14-26 atom.
Dan asam lemak-asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, sedangkan untuk asam lemak
tidak jenuh, adalh yang mempunayi ikatan rangkap astu lebih misalnya palmitoleat, linolenat,
arakhidat, dan lain sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat).

Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk dari satu atau
lebih asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut ester. Terdapat dua golongan ester yaitu
gliserol ester dan cholesterol ester.
Gliserol ester : terbentuk melalui metabolism karbohidrat yang mengandung tiga atom karbon,
yang salah satu ataom karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi kondensasi antara
gugus karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan membentuk gliserida, tergantung dari
jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang membentuk raeksi kondensasi. (monogliserida,
digliserida, trigliserida)
Kolesterol ester : terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan sam lemak terikat
dengan gugus alcohol.
Glikolipid : komponen ini mempunayi sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu lebih komponen
gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.
Sterol : merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya kolesterol sterol.
Berbeda dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin yang
saling berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom karbon, sedang yang keempat
mengandung 5 atom karbon (Piliang. 2006).

3 Metabolisme glisero
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih
dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin,
dengan
Rumus : (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO- (Murray, et al, 2003).
Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada
manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai
dengan degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl
carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di
dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis (Murray, et
al, 2003).

Anabolisme dan Katabolisme dari Protein


A. Struktur
Diliht dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas
dengan urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas itu adalah :

1. Struktur primer : hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Struktur primer
protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.
2. Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa atau lembaran
berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan struktur protein secara keseluruhan.
Struktur sekunder protein diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan hidrogen antara oksigen
karbonil dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
3. Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein berbentuk bulat
dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-dimensional secara menyeluruh
dari molekul protein. Struktur tersier diselenggarakan oleh onteraksi antara gugus-fufus R
dalam asam amino.
4. Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau molekul-molekul besar
terbentuk dari pengumpulan khas dari subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal
dengan protomer (Poedjiadi, 2005).

B. Fungsi
1. Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain
2. Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3. Pemeliharaan (dewasa)
4. Membentuk sel darah
5. Membentuk hormon, enzym, antibody,dll
6. Memberi tenaga (protein sparing efek)
7. Pengaturan (enzim, hormone) (Anonim, 2009 (b))
C. Anabolisme
Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap yaitu,
tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan tahap penghentian
(termination).

1. Tahap Initiation
a. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit kecil. Inisiator
aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa,
karena AUG adalah kode untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh
inisiator aminoasil tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi
diawai dengan pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil.
b. Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.
c. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit kecil.
Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
d. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA dalam satu
reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
e. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom subunit besar yang
disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Tahap ini diakhiri dengan gabungnya antara
ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.

2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)


Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar akan
menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP,
sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil)
dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk
menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5 ke 3.
Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2)
dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks tersebut pada ribosom
sisi A.
Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA
(AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.
Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai
terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang membentuk
dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini dikatalis oleh peptidil transferse
yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar.
Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3 sehingga
dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P, sehingga sisi A
menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan dimasuki tRNA. Setelah kedua
tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang menggandeng asm amino masing-masing, asam amio
akan sangat berdekatan, dan akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.

3. Tahap Penghentian (terminasi)


Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan
berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi
jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-
kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas atau RF
(Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai
polipepetida yang telai usai dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi
unti besar dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia
penerjemah (Marianti, 2007).

D. Katabolisme
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan
atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan
pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi : Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada -ketoglutarat menghasilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium Gugus-gugus
amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di
hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:

1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-
ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
1. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi
fumarat dan L-arginin
2. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea (Lehninger, 2005).
Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme
Proses katabolisme dan anabolisme dalam suatu organisme berlangsung secara kontinyu
dan bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh
organisme tersebut teap tersedia.

Tumbuhan hijau sebagai organisme fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia bagi
organsime heterotrof, sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa metabolsime berupa
CO2 dan H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.

Secara ekologis terdapat hubungan antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan hewan
sebagai konsumen dalam proses transformasi energi. Dalam tubuh individu organisme itu sendiri
terjadi proses penyususnan dan dan pembongkaran zat untuk transformasi energi.

Dalam tumbuhan hijau, mereka menyusun makanannya sendiri melalui proses


fotosintesis. Selajutnya ia juga memanfaatkan senyawa kimia yang terbentuk dari fotosintesis
tersebut untuk prosesn respirasi sel guna menghasilkan energi. Bahkan mungkin kalian pernah
mengamati beberapa tumbuhan dapat menyimpan cadangan makanannya sebagai energi
cadangan, yang tersimpan dalam bentuk umbi-umbian. Begiti pula dalam tubuh hewan, termasuk
dalam tubuh manusia terjadai proses penyusunan dan pembongkaran zat tersebut. Disamping ada
proses respirasi protein (katabolisme) untuk memperoleh energi, juga terjadi proses penyusunan
(sintesis) protein yang penting untuk tersedianya protein guna membangun sel atau jaringan yang
rusak dan sebagai pembangun struktur jaringan tubuh. Demikian pula sintesis lemak dan
pembongaran lemak, merupkan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain.

Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein

Proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak daalam sel tubuh manusia, satu sama
lain saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan melewati senyawa asetil CO-A,
sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula apabila terjadi kelebihan
sintesis glukosa, maka dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa lemak sebagai cadangan
energi.

Gambar diagram hubungan antara metabolisme karbohidrat, protein dan lemak


Bilogigonz.blogspot.com

Enzim

Enzim merupakan biokatalisator atau katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.

Struktur enzim terdiri dari:

Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau
panas(termolabil).

Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-
ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut koenzim. Molekul gugus prostetik lebih
kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai
stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron
(respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin
Dinukleotida), SITOKROM.

Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam
sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus
berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.

Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:


1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60 C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat
digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim:
amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis
reaksi dua arah, contoh : lipase, meng- katalisis pembentukan dan penguraian lemak. lipase
Lemak + H2O Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat
melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut
kofaktor.

Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor,
aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, 2+ 2+ contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat
organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor :
CO, Arsen, Hg, Sianida.

Fungsi Enzim Dalam Metabolisme :

Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup.Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih
kecil (katabolisme).

Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada
tumbuhan, dan protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu reaksi kimia akan
berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya pemanasan), maka
seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus diikuti dengan
pemberian panas dari luar.

Fungsi enzim dalam metabolism :


Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang semestinya membutuhkan suhu ratusan
derajat Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh
fisiologis manusia, sekitar 37 C. Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis
menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim
berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai
dengan pemberian panas dari luar.

Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah G
reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim
tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.

Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang
berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah
pengaruh enzim di dalam tubuh.
Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari pasa enzim yakni :

1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.


2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan oksigen
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan
molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Campbell dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Struktur Sel Eukariotik (memiliki membran inti)


Ciri-ciri Sel Eukariotik:

Sel Eukariotik punya suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran, yang

disebut organela:

Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang sebenarnya)


Mempunyai sitoplasma sitosol di mana organela-organela khusus terletak
Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel
Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari aktivitas sel
pada ruangan sitoplasma.
Organela juga menyebabkan, pemisahan aktivitas sel dalam waktu.
Memiliki organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma,
kompleks golgi, mikondria, dan lisosom.
Bagian-bagian dari sel eukariotik:

A. Membran Plasma
Tersusun dari: molekul lemak (2 lapis: terdapat di bagian tengah membran) dan protein
(luar: protein perifer (protein tepi) menyusun tepi luar & dalam membran selain itu ada
protein yang menembus ke dalam 2 lapisan lemak (disebut protein integral).
Fungsinya:
Sangat penting untuk menjaga kehidupan sel.
Melindungi isi sel (mempertahankan isi sel).
Mengatur keluar masuknya molekul-molekul (bersifat semipermeabel / selektif permeable
berarti hanya zat2 tertentu yang dapat melewati membran).
Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel (bagian sel yang berfungsi sebagai
reseptor adalah glikoprotein) rangsang kimia, misalnya hormon, racun, listrik, mekanik.

B. Sitoplasma
Sel merupakan cairan yang berada dalam sel selain nukleoplasma (plasma inti). Cairannya
disebut sitosol, padatannya berupa organel-organel. Sitosol tersusun atas: air, protein, asam
amino, vitamin, nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion. Sitosol juga biasa disebut dengan
matriks sitoplasma.
Padatan sitoplasma terdiri dari organel-organel yaitu : ribosom, mitokondria, dan kompleks
golgi. Dan mempunyai sifat fisik berubah-ubah karena mengandung protein. Dapat berupa
fase sol (cair) dan fase gel (gelatin, padat) tergantung kondisi sel.
Fungsi Sitoplasma:
Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yg penting bagi metabolisme sel (enzim-enzim, ion-
ion, gula, lemak dan protein). Terjadi pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui reaksi2
kimia.
Contoh: Pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein, dan nukleotida.
Sitoplasma selalu mengalir agar metabolisme berjalan dengan baik.

C. Nukleus
Nukeleus merupakan oragen terbesar, terletak di tengah sel dan berbentuk bulat/oval. Kromosom
tersusun atas protein dan DNA (berfungsi untuk menyampaikan informasi genetik dan
sintesis protein). RNA berfungsi untuk sintesis protein saja
Nukleus terdiri atas:
Membran luar dan dalam

o Membran luar langsung berhubungan dengan Retikulum Endoplasma, dan akhirnya ke


membran sel.
Nukleoplasma

o Disebut juga matriks nukleus (tersusun atas air, protein, ion, enzim, dan asam inti) serta bersifat
gel. Di dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna), pada saat
proses mitosis maka benang kromatin itu tampak memendek dan disebut kromosom
(tersusun atas protein dan DNA). Lalu DNA akan mentranskripsi diri (menduplikasi diri)
menjadi RNA dikeluarkan ke sitoplasma.
Nukleolus

o Disebut juga anak inti, terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di
dalam nukleus. Jadi, nukleolus adalah bukan organel tetap, melainkan suatu tanda bahwa
sel sedang melakukan transkripsi (karena bila proses transkripsi berhenti, maka nukleolus
akan mengecil/menghilang).
Fungsi Nukleus:

Pengendali seluruh kegiatan sel.


Pengatur pembelahan sel.
Pembawa informasi genetik (DNA) mewariskan sifat-sifat melalui pembelahan sel.

D. Sentriol
Dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan pada fase tertentu dalam hidupnya
sentriol memiliki silia/flagela dan hanya ditemui pada sel hewan. Cara pembelahan sel:
sentriol terletak tegak lurus antarsesamanya, dekat nucleus pada pembelahan motosis sentriol
terbagi menjadi 2, tiap-tiap bagian menunjukkan kutub sel maka terbentuklah benang-benang
spindel yang menghubungkan kedua kutub dan berfungsi menarik kromosom menuju kutub
masing-masing.

E. Retikulum Endoplasma
Letaknya: memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) maka disebut Retikulum
Endoplasma (RE) hanya pada sel eukariotik.
Macam-macam Retikulum Endoplasma:
Retikulum Endoplasma kasar yaitu retikulum yang ditempeli ribosom (tampak seperti bulir atau
bintik-bintik).
Retikulum Endoplasma halus yaitu retikulum yang tidak ditempeli oleh ribosom (polos).
Fungsi Retikulum Endoplasma:
Menampung protein dihasilkan oleh ribosom (masuk ke dalam rongga Retikulum Endoplasma)
untuk disalurkan pada kompleks golgi dan berakhir pada sel (Retikulum Endoplasma halus).
Mensintesis lemak dan kolesterol (Retikulum Endoplasma kasar dan halus).
Menetralkan racun (detoksifikasi) retikulum endoplasma dalam sel hati.
Transportasi molekul-molekul dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya (Retikulum
Endoplasma kasar dan halus).

F. Ribosom
Tersusun atas RNA-ribosom, protein dan tidak punya membran. Menurut bentuknya maka ada
ribosom terdiri dari unit besar & unit kecil serta ribosom disintesis oleh nukleolus.

G. Kompleks Golgi (Aparatus Golgi)


Kompleks Golgi pada sel tumbuhan disebut diktiosom. Kompleks Golgi merupakan organel
polimorfik, tersusun atas membran berbentuk kantong pipih, berupa pembuluh, gelembung
kecil, atau bentukan seperti mangkok.
Cara kerja kompleks golgi:
Retikulum Endoplasma menampung dan menyalurkan protein ke Golgi, Golgi mereaksikan
protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel.
(maka golgi disebut juga sebagai organel sekretori).
Fungsi Golgi:
Menambah glioksilat pada protein.
Sebagai organel sekretori.
Mensintesis (membentuk) glikopida.
Membentuk dinding sel tumbuhan.
Membentuk lisosom.
H. Lisosom
(Lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran yang berbentuk kantong kecil
yang berisi enzim hidrolitik (hidrolase) disebut lisozim yang berfungsi untuk pencernaan
intra sel (mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel).

Pembentukan Lisosom
Enzim Lisosom / protein yg diproduksi oleh ribosom masuk ke Retikulum Endoplasma . Enzim
dimasukkan ke dalam membrane dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu ada
enzim yang dimasukkan ke Golgi dibungkus membrane lalu dilepaskan di dalam sitoplasma.
Proses pencernaan oleh Lisosom
Contoh: Sel menelan benda asing berupa bakteri secara fagositosis bakteri dimasukkan ke dalam
vakuola didatangi lisosom membran lisosom dan membran vakuola bersinggungan membran
bersatu enzim dari lisosom masuk ke vakuola mencerna bakteri. Enzim lisosom tidak aktif
mencerna jika membran lisosom pecah, jika membran pecah maka enzim lisosom akan
keluar dari membran dan mencerna sel itu sendiri.

I. Badan Mikro
Terdiri atas :
o Peroksisom (dikandung banyak pada sel-sel yang banyak melakukan respirasi). Contoh: Sel
hati, ginjal, dan otot.
mengandung enzim katalase, menguraikan hydrogen peroksida (bersifat racun) (H2O2)
menjadi oksigen dan air. Dan berperan dalam metabolisme lemak dan fotorespirasi.
o Glioksisom hanya pada sel tumbuhan, terutama pada jaringan yang mengandung lemak,
seperti biji-bijian berlemak, menghasilkan enzim katalase dan oksidase yang berperan
dalam proses metabolisme lemak, mengubah lemak menjadi gula. Dihasilkan energi yang
diperlukan untuk perkecambahan biji.
J. Mitokondria
Penghasil energi (ATP) The power house karena berfungsi untuk respirasi.
Secara umum mitokondria berbentuk butiran/benang dan bersifat plastis (mudah berubah).
Mitokondria berkembang biak dengan membelah diri dari mitokondria sebelumnya
(pembelahan pada bakteri). Memiliki 2 membran: membrane luar dan dalam , membran
luar mirip dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah
dalam membentuk krista (membuat permukaan membran semakin luas sehingga proses
respirasi menjadi semakin efektif) terjadi dalam membran dalam mitokondria dan matriks
(tersusun atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA & ion-ion).
Reaksi Respirasi yang terjadi :
o Reaksi dekarboksilasi oksidatif.
o Daur Krebs.
o Transfer elektron.

K. Mikortubulus dan Mikrofilamen


o Mikrotubulus
Pada gelendong sel berupa benang-benang spindel yang menghubungkan 2 kutub sel pada
waktu pembelahan (gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
dikendalikan oleh mikrotubulus.) Selain itu berguna pula untuk penyusun sentriol, flagela, dan
silia. Secara umum dapat disimpulkan berguna pada pergerakan sel.
o Mikrofilamen
Merupakan benang-benang halus, tipis, dan memanjang. Mempunyai 2 protein yaitu aktin dan
miosin banyak terdapat pada sel-sel otot dan membentuk rangka dalam pada sel.
Contoh:

o Menyebabkan kontraksi pada sel-sel otot tetapi apabila aktin dan miosin saling menjauh
maka akan terjadi relaksasi.
o Amoeba berperan dalam pembentukan pseudopoda, gerakan sel, gerakan sitoplasma,
pembelahan sel yaitu terbelahnya sel menjadi 2 sel anak karena ditarik mikrofilamen yang
menghubungkan membran.

Anda mungkin juga menyukai