Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PENDAHULUAN

2. 1 Pengertian Metabolisme Sel


Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah sel yang
merupakann  unit kehidupan yang terkecil.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup atau sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi
selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Anabolisme atau Asimilasi atau  Sintesis
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan.
Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi
kimia untuk kemosintesis.
a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak,
dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam
fotosintesis.

sumber : (lehninger, 2005).


b. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya
sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil
dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan
reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri
besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu.
2. Katabolisme atau Dissimilasi
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang
mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa sumber. Bila pembongkaran
suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respira, bila dalam
lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.

sumber:(Campbell jilid 1)

A. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan.

sumber : (Campbell, 2003)

Contoh :

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + 6H2O + 688KKal.


→(glukosa)
B. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob. Namun demikian, dapat juga terjadi respirasi aerob terhambat
pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses
fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya
adalah respirasi anaerob.

sumber : (Lehninger, 2005).


Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat
atau asam susu dan fermentasi alkohol.
Contoh :
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) → (etanol)
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam
laktat atau asam susu dan fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah
asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya : C6H12O6 → 2 C2H5OCOOH +
Energi enzim Prosesnya :
1. Glukosa → asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C 6H12O6 → 2
C2H3OCOOH + Energi 2.
Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2. C2H3OCOOH + 2 NADH2 → 2 C2H5OCOOH + 2 NAD. (piruvat
dehidrogenasa)
3. Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP − 2
NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
sumber : (Campbell, 2003)
                                

sumber : (Campbell, 2003)


B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena
asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat
diubah menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa
hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob,
satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) → asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat + asampiruvat → asetaldehid + CO2 → piruvat
dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
      2 CH3CHO + 2 NADH2 → 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase-enzim.
Ringkasan reaksi : C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

sumber : (Anonim, 2009).

                                   
                                    
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam
cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali
lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
 Reaksi: aerob C6H12O6 → 2 C2H5OH → 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka.

sumber : (Anonim, 2009).


Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui
tiga tahap :

1. Glikolisis :  peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat –


Fruktosa1,6 difosfat - 3 fosfogliseral        dehid (PGAL) atau Triosa
fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat
2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi
3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

sumber :  (Campbell jilid 1, 2003


2.  Daur Krebs : Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan
H2O serta energi kimia.
sumber : (Lehninger, 2005).
2. Transpor elektron respirasi : Dari daur Krebs akan keluar elektron dan
ion H+ yang dibawa sebagai  NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan
FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron)
akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar
tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP


1. Glikolisis : Glukosa → 2 asam 2 NADH 2 ATP
piruvat

2. Siklus Krebs : 2 asetil piruvat → 2 8        NADH 2 ATP


asetil KoA + 2 CO2
3. Rantai transnpor elektron 30 ATP 2 FADH2
respirator : 10 NADH + 502 → 10
NAD+ + 10 H20

2.2 Anabolisme dan Katabolisme dari Karbohidrat


Metabolisme karbohidrat mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-
tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme
sel mencakup semua proses kimia didalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak
dapat bertahan hidup.
Karbohidrat merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai
pada tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.
A. Struktur
Karbohidart merupakan sumber energi utama dan sumber serat utama. Karbohidrat
mempunyai tiga unsur yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Jenis-jenis karbohidrat
sangat beragam. Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan
atom-atomnya, panjang pendeknya rantai serta jenis ikatan. Dari kompleksitas serta
ukurannya.
Karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida  dan
disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida). Selain
kelompok tersebut juga masih ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih
pendek dari polisakarida, contohnya adalah satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan
galaktooligosakarida (Anonim, 2009).
1. Monosakarida
a. Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis
karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk
gula yang biasnya terdapat pada aliran darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi
untuk menghasilkan energy dan disimpan dalam hati untuk sebagi glikogen.
b. Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
c. Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu) dengan car
hidroisis dalam proses pencernaan dan terdapat dalam bentuk bebas.
d. Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam makanam,
merupakn turunan dari mannosan yan terdapat dari beberpa leguminosa.
2. Oligosakarida
Didalam oligosakarida terdapat pula disakarida, trisakarida dan
tetrasakarida, oligasakarida ini merupakan  ikatan dari monosakarida yang tidak
melebihi dari ikatan polisakarida.
Adapun contohnya sebagai berikut :
Disakarida non-pereduksi
a. Sukrosa : sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
b. Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada hemolimfe dari
insekta
Disakarida pereduksi
a.  Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.
b.  Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan glukosa.
c. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari dua molekul
glukosa dengn ikatan glikosidik
Trisakarida
a. Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini
dikenal dengan nama galaktosil sukrosa. 
b.  Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.
c.  Polisakarida
Polisakarida yang terdapat pada ayam berfungsi strktural dan berperan sebagai
cadangan energi. Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
akan menghasilkan monosakarida dan derivate monosakarida.
Homopolisakarida : merupakn polisakarida yang menghasilkan satu tipe
monosakarida pada proses hidrolisis.
a. Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn rangakain
molekul beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit
b. Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai pada
glikogen terjadi pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga tamapk terlihat lebih
kompak.
c. Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu amilosa
(ranytai panjang dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
d. Khitin.
Heteropolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan campuaran antara
monosakarida dan derivatnya.
a. Glikosaminoglikan
b. Peptidoglikan (Prastowo, 2008)
B. Fungsi
1. Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolisme
2. Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakan elemen structural dari dinding sel tanamn maupun bakteri
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam
proses pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009)
5. Katabolisme
Pada Proses katabolisme  karbohidrat, sering disebut dengan glikolisis. Proses
degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul   piruvat (C3) yang terjadi
dalam serangkaian reaksi enzimatis   yg menghasilkan energi bebas dalam bentuk
ATP dan NADH.
Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi    menjadi 2 Fase, yaitu:
· 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
· 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff
Fase I memerlukan 2 ATP dan  Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP,
sehingga total degradasi glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan  2
molekul ATP dan 2 molekul NADP.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya
dengan fosforilasi pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan
memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat tidak dapat balik. Enzim
heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai
kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah  isomerasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang
merupakan suatu aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa,
dengan enzim fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Tahap selanjutnya adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-
difosfat oleh enzim fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Dalam reaksi ini,gugus fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pda posisi
1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian
molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu
dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa
difosfat atau enzim aldolase.  Hanya satu di antara dua triosa fosfat yang dibentuk
oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat langsung diuraikan pada
tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat dengan
cepat dan dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh
enzim isomerase triosa fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam
1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus
fosfat diperoleh dari asam fosfat. Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah
dehidrogenase gliseraldehida fosfat. Pada tahap ini, enzim kinase fosfogliserat
mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini
terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-
fosfogliserat. Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi
3 ke posisi 2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion
Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari
asam 2-fosfogliserat dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi
tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase
sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat (Campbell,2003).
2.3 Anabolisme dan katabolisme dari Lemak
A. Struktur
Berdasarkan struktur dan fungsi bermacam-macam lemak menjadi salah satu
dasar pengklasifiksian lemak.
1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung satu
gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam atau karboksil.
Secara umum formula kimia suatu asam lemak adalah CH 3(CH2)nCOOH, dan n
biasanya kelipatan dua.
· Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6
atom.
· Rantai sedang : 8-12 atom
· Rantai panjang : 14-26 atom.
Dan asam lemak-asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, sedangkan
untuk asam lemak tidak jenuh, adalh yang mempunayi ikatan rangkap astu lebih
misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain sebagainya.
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat). 
Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk
dari satu atau lebih asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut ester.
Terdapat dua golongan ester yaitu gliserol ester dan cholesterol ester.
Gliserol ester : terbentuk melalui metabolism karbohidrat yang mengandung
tiga atom karbon, yang salah satu ataom karon bersatu dengan salah satu gugus
alcohol. Reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus alcohol dari
gliserol akan membentuk gliserida, tergantung dari jumlah asam lemak dari gugus
alkohol yang membentuk raeksi kondensasi. (monogliserida, digliserida,
trigliserida).
Kolesterol ester : terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan
sam lemak terikat dengan gugus alcohol.
Glikolipid : komponen ini mempunayi sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu
lebih komponen gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.
Sterol : merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya
kolesterol sterol. Berbeda dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus
dengan empat buah cincin yang saling berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6
atom karbon, sedang yang keempat mengandung 5 atom karbon (Piliang. 2006).
2. Metabolisme glisero
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat
yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta) Untuk memperoleh energi, asam lemak
dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum
dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan
dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
bantuan senyawa karnitin, dengan
Rumus : (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO- (Murray, et al, 2003).
Sintesis asam lemak
]Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat
men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai
penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi
menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya
(oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier
protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi
di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk
sintesis (Murray, et al, 2003).
2.4 Anabolisme dan Katabolisme dari Protein
A. Struktur
Dilihat dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kelas dengan urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas itu adalah :
1. Struktur primer : hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Struktur
primer protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.
2. Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa atau lembaran
berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan struktur protein secara
keseluruhan. Struktur sekunder protein diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan
hidrogen antara oksigen karbonil dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
3. Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein
berbentuk bulat dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-
dimensional secara menyeluruh dari molekul protein. Struktur tersier
diselenggarakan oleh onteraksi antara gugus-fufus R dalam asam amino.
4. Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau molekul-molekul
besar terbentuk dari pengumpulan khas dari subsatuan yang identik atau berlainan
yang dikenal dengan protomer (Poedjiadi, 2005).
B. Fungsi
1.   Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain
2.   Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3.   Pemeliharaan (dewasa)
4.   Membentuk sel darah
5.   Membentuk hormon, enzym, antibody,dll
6.   Memberi tenaga (protein sparing efek)
7.   Pengaturan (enzim, hormone) (Anonim, 2009 (b))
C. Anabolisme
Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga
tahap yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan
tahap penghentian (termination).
1. Tahap Initiation
a. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit
kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang
disebut juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah kode untuk asam amino
metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil tRNA, shingga
tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai dengan
pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil.
b. Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.
c. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom
su-unit kecil. Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
d. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan
mRNA dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
e. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom
subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP.  Tahap ini
diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.

2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)

Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit


besar akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis
terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom
sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi
ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang
dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.

Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil


tRNA (AA2) dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada
kompleks tersebut pada ribosom sisi A.

Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan
aminoasil-tRNA (AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.

Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi
P mulai terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan
peptide yang membentuk dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong,
reaksi ini dikatalis oleh peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit
besar.

Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’


sehingga dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P,
sehingga sisi A menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan
dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang
menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan
akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.

3. Tahap Penghentian (terminasi)


Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan
kan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A.
Hal ini akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang
dapat berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti
tRNA, masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini
bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai
usai dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar
dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia
penerjemah (Marianti, 2007).
D. Katabolisme
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein),
tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti
karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin
ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Terdapat  2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi : Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya
masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang
selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa
tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP.
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan
L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
1. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah
menjadi fumarat dan L-arginin.
2. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea (Lehninger, 2005).
2. 5 Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme
Proses katabolisme dan anabolisme dalam suatu organisme berlangsung secara
kontinyu dan bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi
dalam tubuh organisme tersebut teap tersedia.
Tumbuhan hijau sebagai organisme fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia
bagi organsime heterotrof, sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa
metabolsime berupa CO2 dan H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan
hijau untuk proses fotosintesis.
Secara ekologis terdapat hubungan antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan
hewan sebagai konsumen dalam proses transformasi energi. Dalam tubuh individu
organisme itu sendiri terjadi proses penyususnan dan dan pembongkaran zat untuk
transformasi energi.
Dalam tumbuhan hijau, mereka menyusun makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis. Selajutnya ia juga memanfaatkan senyawa kimia yang terbentuk dari
fotosintesis tersebut untuk prosesn respirasi sel guna menghasilkan energi. Bahkan
mungkin kalian pernah mengamati beberapa tumbuhan dapat menyimpan cadangan
makanannya sebagai energi cadangan, yang tersimpan dalam bentuk umbi-umbian.
Begiti pula dalam tubuh hewan, termasuk dalam tubuh manusia terjadai proses
penyusunan dan pembongkaran zat tersebut. Disamping ada proses respirasi protein
(katabolisme) untuk memperoleh energi, juga terjadi proses penyusunan (sintesis) protein
yang penting untuk tersedianya protein guna membangun sel atau jaringan yang rusak
dan sebagai pembangun struktur jaringan tubuh. Demikian pula sintesis lemak dan
pembongaran lemak, merupkan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain.
2.6 Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak daalam sel tubuh manusia, satu
sama lain saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan melewati senyawa
asetil CO-A, sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula apabila
terjadi kelebihan sintesis glukosa, maka dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa
lemak sebagai cadangan energi.
Gambar diagram hubungan antara metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

Bilogigonz.blogspot.com
2.7 Enzim
Enzim merupakan biokatalisator atau katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Struktur enzim terdiri dari:
Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu
terlampau panas(termolabil).
Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut koenzim. Molekul
gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi
kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada
rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin
Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di
dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis
tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah
respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen,
dan pencernaan.
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun
dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan
dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng- katalisis pembentukan dan
penguraian lemak. lipase Lemak + H2O → Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan
tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut kofaktor.
Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan
inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, 2+ 2+ contoh aktivator enzim:
ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi
enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.

Fungsi Enzim Dalam Metabolisme :


Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup.Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari
molekul yang lebih kecil (katabolisme).
Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada
tumbuhan, dan protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu reaksi kimia
akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya pemanasan),
maka seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus diikuti
dengan pemberian panas dari luar.

Fungsi enzim dalam metabolisme :


Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang semestinya membutuhkan suhu
ratusan derajat Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut tidak mungkin terjadi di
dalam suhu tubuh fisiologis manusia, sekitar 37° C. Adanya enzim yang merupakan
katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis
tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih
rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar.
Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG
reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja
enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.
Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia
yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa
minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam
beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari pasa enzim yakni :
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan oksigen
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan
molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.

Anda mungkin juga menyukai