DISUSUN OLEH :
SAWAL JEPRI
DIKI PRANATA
WAHYU PRATAMA
MAI INDRA DANI
IRPAN ALDINO
SEMESTER :
MK :
DOSEN :
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur Alhamdulillah
Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Mikroba Dalam Teknologi Hasil Ternak” ini semoga dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Dan
oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari para pembaca, baik berupa
kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, supaya lebih
baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam penyusunan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon maaf atas
kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Daging sebagai salah satu bahan pangan asal hewan, kualitasnya tidak hanya ditentukan
oleh penanganan ternak semasa hidupnya (sebelum panen) tetapi juga tak kalah pentingnya
adalah penanganannya setelah panen (pascapanen). Pemberian pakan berkualitas tinggi pada fase
pertumbuhan dan pada saat fase penggemukan semasa hidupnya, tidak akan memberikan kualitas
daging yang optimal setelah ternak disembelih jika tidak diikuti dengan penanganan pascapanen
yang tepat.
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan pascapanen produk-produk
hasil ternak untuk peningkatan mutunya yakni melalui pengawetan dan pengolahan. Dengan
pertimbangan perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada daging pascamerta ternak (post
mortem) ditinjau dari penggunaan suhu rendah sejak ternak disembelih, dikaitkan dengan mutu
yang dihasilkan maka pada materi ini akan membahas teknologi pengawetan dan pengolahan
yang dapat dilakukan dalam rangkaian penyediaan daging dan produk olahannya, dikaitkan
dengan peningkatan nilai tambah dan pendapatan pada akhirnya.
Saat ini telah banyak teknologi pengolahan daging yang telah diterapkan untuk menjaga
kualitas daging, salah sata teknologi pengolahan daging tersebut adalah teknologi
curing. Teknologi ini memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk menjaga kualitas daging. Curing
adalah prosesing daging dengan menambah sodium klorida (NaCl), sodium nitrat atau potasium
nitrat (NaNO3 atau KNO3), gula, bumbu-bumbu dan zat aditif lainnya. Tujuan curing adalah
flavor, aroma, keempukan, juiciness dan mereduksi kerutan daging. Hal iniliah yang
melatarbelakangi penyusunan makalah yang berjudul Penerapan Teknologi Curing Pada Daging.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian teknologi curing pada daging?
2. Bagaimana tujuan curing pada daging?
3. Apa saja bahan yang digunakan pada teknologi curing?
4. Bagaimana metode atau prosedur kerja curing pada daging?
5. Apa contoh penerapan teknologi curing pada daging?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian teknologi curing pada daging?
2. Untuk mengetahui tujuan curing pada daging?
3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan pada teknologi curing?
4. Untuk mengetahui metode atau prosedur kerja curing pada daging?
5. Untuk mengetahui contoh penerapan teknologi curing pada daging?
D. Manfaat
Adapun manfaat dengan adanya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelengkap tugas kelompok mata kuliah Teknologi Hasil Ternak.
2. Dapat menjadi bahan pustaka tentang teknologi curing pada daging.
3. Sebagai bahan bacaan mengenai pengolahan dan pengawetan daging.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penyusunan makalah Penerapan Teknologi Curing Pada
Daging adalah bahwa curing merupakan cara mengawetkan daging secara kimiawi melalui
proses pemeraman daging dengan menggunakan garam sendawa (garam salpeter) biasanya
dalam bentuk NaNO2, NaNO3, KNO2 dan KNO3, garam dapur, bumbu-bumbu, fosfat (Sodium
tripolifosfat/STPP) dan bahan-bahan lainnya. Curing memiliki tiga tujuan utama, yaitu
pengawetan (preservation), rasa (flavor) dan warna (color). Bahan curing biasanya adalah garam,
gula, garam nitrat/ garam nitrit dan angkak.
Curing dapat dilakukan dengan cara kering dan basah. Cara kering adalah dengan
mengolesi/menaburkan campuran bahan curing secara merata ke seluruh bagian daging, curing
secara basah adalah dengan merendam daging ke dalam larutan yang mengandung bahan-bahan
curing. Contoh produk olahan daging curing yang banyak di pasaran seperti adalah
bacon (daging babi, sapi, kalkun), sosis (hotdog, franks, cocktaill), cornet dan dendeng. Proses
curing membuat aroma daging menjadi agak khas, teksturnya keras, dan warnanya merah cerah.
B. Saran
Sebaiknya dalam penerapan teknologi curing pada daging diperhatikan keaslian daging,
dosis pemberian bahan serta keamanan bahan yang digunakan sehingga menghasilkan olahan
daging yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyanto. 2008. Pengolahan Bahan Pangan Hasil Ternak. Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.