Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar

mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar

siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan , siswapun mengharapkan agar guru

dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh

hasil belajar yang memuaskan. Akan tetapi harapan–harapan itu tidak selalu dapat

terwujud. Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang

nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika

mengerjakan soalpun jawabannya asal–asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus

selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar

masalah–masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa

mencapai tujuan yang diharapkan.

Masalah – masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran tidak muncul

begitu saja, tetapi ada faktor–faktor penyebabnya. Apabila guru mampu mengidentifikasi

penyebab timbulnya masalah yang dialami oleh siswa , maka guru tersebut akan dapat

melakukan penanganan–penanganan yang tepat dalam memecahkan masalah

pembelajarannya. Contoh masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu siswa

kurang memahami penjelasan guru, siswa tidak mengerti kata, kalimat, bentuk kalimat,

yang diucapkan ataupun yang ditulis. Hal

Ini mungkin karena penjelasan guru tidak disertai alat peraga atau alat peraga

kurang atau bahkan tidak sesuai.


Sejujurnya penggunaan alat peraga untuk pembelajaran IPA di SD jarang

bahkan hampir tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD, padahal alat peraga itu ada.

Akhirnya alat peraga itu hanya jadi pajangan kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat

peraga IPA tidak perlu mahal, kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun

sekolah, sawah, sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini. Oleh karena itu tugas

PTK yang kami laksanakan ini mencoba mengambil tema “ Penggunaan Alat Peraga

Alamiah Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Bagian–Bagian

Tumbuhan dalam Pembelajaran IPA di SD Karangasem I.” Tentu saja alat peraga yang

baik harus ditunjang oleh metode yang sesuai dengan materi pelajaran.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Setelah kami mengevaluasi dan mengamati hasil belajar siswa, serta

mengingat kembali proses pembelajaran, maupun melihat catatan harian evaluasi pada

akhir pelajaran IPA, ternyata hasil belajar siswa masih banyak masalah yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan. Masalah -masalah tersebut diantaranya yaitu:

- siswa membicarakan hal–hal di luar materi waktu berdiskusi.

- siswa kurang memerhatikan penjelasan guru

- siswa kurang memahami bahasa/ maksud kalimat soal.

- siswa kurang aktif dalam diskusi kelas

- siswa menjawab soal asal–asalan / tidak tahu

- masih ada siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok.

- beberapa siswa masih bertanya tentang tugas yang harus dikerjakan.


- sebagian siswa masih mencontoh/ menyontek dari teman waktu tes.

2. Analisis Masalah

Setelah masalah–masalah yang teridentifikasi dianalisis, maka hasilnya

menunjukkan bahwa penyebab munculnya masalah tersebut anta lain yaitu;

- guru tidak memberi tugas secara individual dalam kerja kelompok.

- penjelasan guru tidak disertai oleh pertanyaan/atau balikan.

- guru tidak memberi tekanan–tekanan dalam menjelaskan materi.

- guru kurang memusatkan perhatian siswa ketika siswa presentasi

- guru kurang memberi kesempatan waktu untuk berpikir

- guru kurang mengembangkan supervisi

- guru tidak menjelaskan secara rinci dan terlalu cepat.

- guru kurang bersikap preventif terhadap siswa yang menyontek

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis yang mengungkap berbagai penyebab munculnya

masalah kekurang-berhasilan pembelajaran IPA tersebut di atas, maka masalah yang

menjadi fokus pebaikan itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana cara mengaktifkan, memotivasi, memusatkan perhatian, memberi

pertanyaan, membimbing diskusi, agar mampu meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa kelas IV dalam pelajaran IPA”.

4. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pemecahan masalah atau alternatif

tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

- guru memberi tugas secara individual yaitu, setiap siswa harus

mencatat hasil diskusi pada buku catatan.

- guru menjelaskan materi secara sistematis dengan memberikan

pertanyaan atau balikan denga bahasa yang lugas, serta menggunakan

alat peraga/ ilustrasi.

- guru mengawasi dan memperhatikan pada seluruh siswa, serta

mengambil tindakan persuasif atau preventif.

- guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, ketika

melontarkan pertanyaan.

- guru berusaha memotivasi siswa dan memberi latihan latihan /

penugasan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Kegiatan penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menemukan kebenaran penggunaan alat peraga alamiah pada pembelajaran IPA dapat

menjelaskan, memotivasi, memusatkan perhatian, serta membantu

meningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

 Meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa keles IV dalam

pembelajaran IPA , melalui penggunaan alat peraga alamiah.


 Membangkitkan motivasi siswa sehingga proses belajar mengajar

pada pelajaran IPA akan lebih bermakna dan bergairah.

 Memusatkan perhatian siswa pada materi yang sedang diajarkan .

 Membiasakan belajar mandiri dan menemukan sendiri tujuan

belajarnya melalui pengamatan terhadap alam sekitar

 Meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran IPA

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Bagi guru yaitu dapat mengembangkan pengetahuan dan keteram-

pilan serta membangkitkan rasa percaya diri sehingga akan selalu ber

gairah dan bersemangat untuk memperbaiki pembelajarannya secara

terus menerus.

b) Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan pemahaman dalam menyerap

materi yang dipelajari sehingga proses dan hasil belajar pun akan le

bih meningkat pula.

c) Bagi sekolah yaitu bermanfaat untuk membantu sekolah dalam me

ngembangkan dan menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas

yang akan menjadi percontohan atau model bagi sekolah – sekolah,

disamping akan terlahir guru – guru yang profesional berpengalaman

dan menjadi kepercayaan orang tua masyarakat serta pemerintah.

Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi guru yang mau memperbaiki

pembelajarannya terutama pada pelajaran IPA dengan penggunaan alat peraga alamiah.
Penggunaan alat peraga alamiah yang menjadi inti penelitian ini merupakan alat

peraga/alat bantu pembelajaran IPA yang murah dan mudah yang dapat ditemukan di

lingkungan paling dekat di sekitar kita. Guru bisa memberi tugas kepada siswa untuk

mempersiapkan dan mencari alat peraga alamiah ini, sehingga siswa akan selalu terkait

dengan apa yang dipelajari di sekolah dengan lingkungan yang mereka lihat sehari-hari.

Jika hal demikian selalu dibiasakan maka keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran IPA akan mudah diwujudkan .Semoga!

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan dan metode pembelajaran IPA

1. Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA.

Konsep pembelajaran merupakan usaha mengelola lingkungan dengan

sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu

(Miarso, 2004 : 528). Berangkat dari konsep tersebut maka pemberdayaan dan

pengelolaan lingkungan sebagai sumber belajar maupun pendekatan belajar tidak bisa

diabaikan.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan berperan penting dalam

menentukan berhasil tidaknya proses belajar IPA yang diinginkan. Pendekatan dalam

pembelajaran merupakan proses mengalami untuk memperoleh pemahaman yang lebih

baik. Oleh karena itu tiap pokok bahasan yang diajarkan harus menggunakan pendekatan-

pendekatan tertentu, dimana guru jangan menggunakan hanya satu atau dua pendekatan

saja.

Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, antara

lain pendekatan lingkungan. Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan yang

memanfaatkan alam sekitar seperti halaman, kebun, lapang rumput, semak semak, hutan,

selokan, sungai, danau, pantai, laut, kawasan industri, dan lain sebagainya untuk

dijadikan alat peraga ataupun sumber belajar. Untuk membuktikan bahwa tumbuhan

memiliki bagian-bagian mungkin guru

perlu membawa siswa ke kebun sekolah atau membawa beberapa contoh tumbuhan yang

masih kecil ke kelas, atau memberi tugas secara kelomok untuk membawa macam-

macam tumbuhan seperti tanaman padi, jagung, kunyit, bunga, tebu, ubi, singkong, sirih,

dan tanaman yang masih berupa bibit. Oleh karena dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPA, banyak sekali pendekatan lingkungan yang harus digunakan oleh

guru. seperti materi tentang tumbuhan atau hewan sudah pasti banyak memerlukan

contoh kongkrit dari lingkungan alam sekitar, maka sangat disayangkan apabila dalam

penelitian Ilmu Pengetahuan Alam, guru tidak menggunakan pendekatan lingkungan

untuk proses pembelajaran siswa.

Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran akan mengatasi kesulitan belajar

siswa, pembelajaran akan lebih menarik, mengurangi verbalsme, lebih memusatkan

perhatian, dan meningkatkan pemahan siswa, sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang optimal.

2. Pendekatan penemuan

Pendekatan penemuan (discovery) merupakan proses belajar untuk

menemukan sendiri pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam pendekatan ini siswa

dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, sedangkan guru

hanya memberi bimbingan dan arahan.

Pendekatan ini erat kaitannya dengan teori belajar (Bruner, 1915) yang

beranggapan bahwa belajar merupakan sesuatu kegiatan pengolahan informasi untuk

menemukan kebutuhan-kebutuhan ,mengenal dan menjelaskan gejala yang

ada di lingkungan. Dalam penerapannya Bruner mengembangkan model pembelajaran

penemuan (discovery learning), yang prinsipnya siswa memperoleh informasi sendiri

dengan bantuan guru dan menggunakan barang nyata (alamiah ).

Dari uraian singkat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan

lingkungan tidak bisa dipisahkan dari pendekatan penemuan. Dimana guru dan siswa

akan memerlukan lingkungan dalam menemukan informasi sesuai dengan hakikat


manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari pengetahuan, dan

memecahkan masalah sehingga akan memperoleh pengetahuan yang bermakana.

3. Metode Pembelajaran IPA kelas IV SD

Pendekatan pembelajaran di kelas IV SD merupakan awal pembelajaran

dengan pendekatan kompetensi bidang mata pelajaran, setelah pembelajaran dengan

pendekatan terpadu atau tematik di kelas di bawahnya. Pembelajaran di kelaas IV lebih

menekankan pada pengembangan konsep dan generalisasi secara logis dan sistematis.

Metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPA di kelas IV

diantaranya ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, kerja kelompok, observasi atau

pengamataan, experimen atau percobaan, inkuiri, discoveri (penemuan). Siswa dibimbing

dengan menggunakan pembelajaran konstruktif yaitu mencari,

menemukan,menggolongkan, menyusun, mengkaji, menyimpulkan sendiri atau bersama-

sama dalam kerja kelompok tentang tujuan-tujuan pembelajarannya.

Setiap konsep dan sub konsep disajikan dengan melibatkan buku sumber IPA,

lingkungan, masyarakat. , atau teknologi. Dengan demikian siswa diharapkan dapat

termotivasi rasa keingintahuannya, menambah wawasan dan penerapannya di dalam

kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan proses, ikut serta melestarikan

lingkungan, menumbuhkan kesadaran dalam menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan

Yang Maha Kuasa.

4. Evaluasi Pembelajaran IPA di Kelas IV SD

Evaluasi pembelajaran IPA meliputi penilaian proses dan hasil. Penilaian

proses dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian yang sifatnya

kognitif dilaksanakan dengan tes lisan atau tes tertulis dalam bentuk pertanyaan esai atau
bentuk pilihan ganda. Sedangkan penilaian yang bersifat pengembangan psikomotor dan

afektif dilaksanakan melalui observasi. Hasil penilaian proses digunakan untuk

menentukan kualitas pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik/ siswa.

Penilaian hasil pembelajaran IPA yang bersifat kognitif menggunakan tes

bentuk obyektif atau tes bentuk uraian. Hasil penilaian hasil digunakan untuk

menentukan kualitas tercapainya tujuan belajar siswa. Penilaian yang bersifat psikomotor

dengan menggunakan teknik observasi, praktek experimen, pemberian tugas dan lain-

lain. Sebagaimana mata pelajaran lain, hasil penilaian mata pelajaran IPA pun diharapkan

mencapai hasil yang maksimal sesuai tujuan pembelajaran IPA dan tujuan pendidikan

nasional

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Peneltian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan

Leuwimunding Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Mata pelajaran yang menjadi subjek

penelitian yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok “Bagian-

bagian tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu

sendiri”, dengan menggunakan alat peraga alamiah.

Jumlah siswa kelas IV SDN Karangasem I pada saat PTK ini dilaksanakan

yaitu sebanyak 23 orang, terdiri dari 12 orang siswalaki-laki dan 11 orang siswa
perempuan. Kapasitas tempat duduk terdiri atas 12 meja dan 23 tempat duduk/ kursi.

Tingkat kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada

pula beberapa orang di atas rata-rata. Dari data ulangan IPA pada tes jeda semester tahun

2009 yang baru saja dilaksanakan tercatat siswa yang memiliki nilai di atas KKM yaitu

13 oarang atau 56,5% dari 23 orang siswa. Siswa yang berada dibawah KKM ada 7

orang siswa atau 30,4% dan sisanya memiliki nilai sama dengan KKM, dimana KKM

untu pelajaran IPA semester 1 di SDN Karangasem I yaitu 64,9. Selain itu ada 3 orang

yang seharusnya sudah duduk di kelas V mereka tinggal kelas sewaktu di kelas I atau

kelas II. Selain sekolah SD siswa Kelas IV ini juga bersekolah di Madrasah Diniyah

(MD) pada sore hari.

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan dalam PTK

Mata Pelajaran IPA

NO Hari/ tanggal Siklus Materi


1 Sabtu,17 -10-2009 I Bagian-bagian tumbuhan dan fuingsinya
2 Rabu, 24-10-2009 II Bagian-bagian tumbuhan dan fuingsinya
3 Sabtu, 31-10-2009 III Bagian-bagian tumbuhan dan fuingsinya

B. Deskripsi per Siklus

Langkah –langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas di kelas

IV SDN Karangasem I dengan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah

sebagai berikut :

1. Rencana

Siklus I

a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran


b. menyampaikan tujuan

c. menjelaskan langkah–langkah pembelajaran

d. mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan

diajarkan

e. Dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru

mengadakan tanya jawab tentang bagian–bagian tumbuhan

f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian-bagian akar

dan fungsinya.

g. membimbing pengamatan siswa dalam diskusi tentang jenis-

jenis akar dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenis

akarnya.

h. menyimpulkan pelajaran

i. mengadakan post tes

Siklus II

a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran

b. menyampaikan tujuan

c menjelaskan langkah – langkah pembelajaran

d mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan

akan diajarkan

e. dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru meng

adakan tanya jawab tentang bagian – bagian tumbuhan

f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian - bagian akar

dan fungsinya.
g. membimbing pengamatan langsung siswa dalam diskusi tentang

jenis – jenis akar dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan

jenis akarnya.

h. menyimpulkan pelajaran

i. mengadakan post tes

Siklus III

a. mengondisikan siswa pada situasi pembelajaran

b. menyampaikan tujuan

c. menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

d. mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan

akan diajarkan

e. Dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru meng

adakan tanya jawab tentang bagian-bagian tumbuhan

f. membimbing diskusi kelompok mengenai bagian - bagian akar

dan fungsinya.

g membimbing pengamatan langsung siswa dalam diskusi tentang

jenis-jenis akar dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan

jenis akarnya.

h. menyimpulkan pelajaran

i. mengadakan post tes

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun

b. melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran siswa.


c. Melakukan tindakan khusus kepada siswa yang memerlukan bimbingan.

3. Melakukan Pengumpulan Data

a. Mencatat nilai evaluasi siswa

b. mencatat hasil pengamatan terhadap sikap siswa

c. menganalisis hasil pembelajaran

e Melakukan refleksi terhadaphasil analisis tindakan.

4. Refleksi

a) Siklus I

Siswa belum semuanya memperhatikan penjelasan guru ketika guru sedang

menjelaskan, siswa juga belum seluruhnya aktif dalam kerja kelompok/ diskusi, tercatat

juga siswa kurang mengerti terhadap maksud kalimat atau bahasa yang diucapkan guru.

Hal ini disebabkan guru kurang menggunakan contoh/ ilustrasi dan penekanan serta alat

peraga yang menarik, guru juga tidak memberikan tugas secara individu dalam diskusi/

kerja kelompok, juga guru kurang memberi penekanan-penekanan terhadap kata baru

atau kata kunci yang menjadi permasalahan.

b) Siklus II

Siswa sudah mulai memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa juga

mulai aktif berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dan mencatat hasil diskusi

secara individual, tetapi para siswa kurang aktif ketika diskusi klasikal atau menanggapi

kelompok lain ketika presentasi di depan kelas. Namun ada perkembangan yang lebih

baik, siswa mulai mengerti bahasa yang dimaksud seperti, bagian-bagian, jenis-jenis,

fungsi, bahwa kata-kata tersebut mengandung arti dan maksud yang berbeda.
c) Siklus III

Siswa mulai menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.

Siswa sudah aktif memperhatikan penjelasan guru, aktif berdiskusi dan memahami kata

kunci dalam pokok bahasan yang menjadi

tujuan pembelajarannya. Siswa lebih respon dalam diskusi kelas/ presentasi ataupun

tanya jawab. Hal ini disebabkan karena guru sudah menggunakan metode dan alat peraga

yang sesuai , serta cara menjelaskan dan membimbing diskusi kecil dengan lebih

intensif. Walau pada tes akhir ada saja siswa yang mau menyontek dari temannya tapi

segera bisa diatasi dengan cara mendekati dan diberi teguran.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Rencana

Siklus I

Merencanakan pembelajaran dan menyiapkan lembar observasi yang akan

digunakan teman sejawat untuk membantu mengamati jalannya proses pembelajaran di

kelas. Lembaran observasi yang digunakan adalan sebagai berikut:

Tabel II

Lembar Observasi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Materi Pokok : Bagian-bagian Tumbuhan
Kelas/ Semester : IV/ I
Hari/ Tanggal : Sabtu, 17 Oktober 2009
Fokus observasi : Alat peraga

No. Aspek yang Diamati Kemunculan Komentar


Ya Tidak
1. Kegiatan awal
1.1 Mengungkapkan konsep awal
1.2 Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
melalui tanya jawab
1.3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.4 Respon siswa
2. Kegiatan inti
2.1 Memotivasi dan membimbing siswa dalam kerja
kelompok
2.2 Keaktifan siswa dalam kegiatan pengamatan
2.3 Menanggapi pertanyaan siswa
2.4 Keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok
2.5 Komunikasi dalam kelompok
2.6 Menggunakan alat peraga
2.7 Mempresentasikan hasil diskusi
2.8 Partisipasi siswa dalam menaggapi kelompok lain
2.9 Menanggapi hasil diskusi
3. Kegiatan akhir
3.1 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
3.2 Membimbing siswa membuat kesimpulan
3.3 Mengadakan evaluasi

2. Pengamatan
Setelah melakukan penelitian dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III
Hasl Pengamatan Aktifitas Siswa
No Nama Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Keterangan
1 Opik Hidayat D C C
2 Rifki Saeful B A A
3 Titin Sunengsih D C C
4 Abdu Rohmat B A A
5 Ade Fahrudin C B A
6 Bambang D C B
7 Dede Riska A B A A
8 Didin Bahrudin B A A
9 Dudung A. Kodir A A A
10 Egi Susanto C B A
11 Encep Rudi C B B
12 Firman Dani D C B
13 Hanidaul Umaro B B A
14 Indri Meta S A A A
15 Itka Juwita A A A
16 Karinah Kapur D C B
17 Mella Marliana A A A
18 Novia anindita C B B
19 Pepi Nurlia S A A A
20 Sintia Septiana C B B
21 Sri Suryati A A A
22 Nurul Hidayat C B B
23 Iwan Karsiwan C A A

Keterangan: A = Sangat baik, B = Baik, C = Cukup, D = Kurang

Aktivitas siswa pada siklus I belum maksimal, masih banyak siswa yang

mengandalkan orang lain dalam diskusi atau kerja kelompok. Hanya siswa yang menjadi

ketua kelompok dan siswa yang mencatat hasil diskusi yang aktif. Tapi ada salah satu

kelompok yang semua anggotanya aktif berpartisipasi menyelesaikan masalah,

mengemukakan pendapatnya.

Mulai pada siklus II dan sikus III aktivitas siswa menunjukkan kemajuan.

Hampir semua siswa aktif berdiskusi karena mereka walaupun kerja kelompok tapi

memiliki tugas individual untuk hasil diskusinya. Disamping itu alat peraga yang dibawa

siswa sangat mendukung pada siswa dalam belajar, sehingga secara langsung

memotivasi siswa belajar secara kompetitif. Pemahaman siswa terhadap materi mulai

meningkat pada siklus III . terbukti mereka lebih aktif dalam mengeluarkan pendapatnya

, menjawab pertanyaan, ataupun bertanya dan menanggapi pendapat siswa lain atau

kelompok lain.

Tabel IV

Hasil Pengamatan Aktifitas Guru

Penggunaan Waktu

No Jenis kegiatan waktu

1 Mengadministrasikan siswa 5 menit


2 Melakukan proses pembelajaran 45 menit
3 Mencatat pelajaran 5 menit
4 Melakukan tes formatif 10 menit
5 Menganalsis/ mengoreksi hasil evaluasi 5 menit
Jumlah 70 menit

Tabel V

Pengamatan Komponen PBM

No Jenis akegiatan keberatan kualitas


ya tidak baik cukup kurang
1. Mengadministrasikan siswa √ √
2. Melakukan proses pembelajaran √ √
3. Mencatat pelajaran √ √
4. Melakukan tes formatif √ √
5. Menganalisis / mengoreksi hasil √ √
evaluasi
6. Aktifitas siswa dalam kerja kelompok √ √

Dari hasil penelitian dan pengamatan aktifitas siswa dan aktifitas guru dapat

diketahui kekurangan-kekurangan sekaligus kelebihan-kelebihan dari proses

pembelajaran. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I mendapat nilai rata-rata 63,47, atau

taraf serap penguasaan materi 63,47%. Dari 23 siswa masih terdapat 11 siswa yang

memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 64,9 atau 47.8% siswa

masih perlu perbaikan. Data nilai per siklus dapat dilihat pada tabel VI dan tabel VII di

bawah ini.

Tabel VI

Nilai Evaluasi Siswa


No Nama Siswa Nilai Keterangan
Siklus I Siklus II Siklus III
1. Opik Hidayat 45 55 60
2. Rifki Saeful 60 75 80
3. Titin Sunengsih 30 50 40
4. Abdu Rohmat 65 65 100
5. Ade Fahrudin 80 70 100
6. Bambang 60 60 65
7. Dede Riska A 65 65 70
8. Didin Bahrudin 60 85 90
9. Dudung A. Kodir 65 90 100
10. Egi Susanto 70 80 80
11. Encep Rudi 60 70 70
12. Firman Dani 50 60 60
13. Hanidaul Umaro 80 80 90
14. Indri Meta S 90 100 100
15. Itka Juwita 60 100 100
16. Karinah Kapur 40 40 50
17. Mella Marliana 65 80 80
18. Novia anindita 40 60 60
19. Pepi Nurlia S 100 100 100
20. Sintia Septiana 80 80 75
21. Sri Suryati 80 100 100
22. Nurul Hidayat 45 50 60
23 Iwan Karsiwan 70 90 90
Jumlah nilai 1460 1705 1820
Rata-rata kelas 63,47 74,13 79,13

Tabel VII

Data Siklus I

NO Nilai Tally Frekwensi Jumlah


1 30 I 1 30
2 40 II 2 80
3 45 II 2 90
4 50 I 1 50
5 60 IIIII 5 300
6 65 IIII 4 260
7 70 II 2 140
8 80 IIII 4 320
9 90 I 1 90
10 100 I 1 100
Jumlah 23 23 1460
Rata-rata 63.47

Pada siklus II nilai hasil evaluasi terlihat ada perubahan. Jumlah siswa yang

nilainya berada di bawah KKM hanya 7 orang siswa, atau sekitar 30,4% dari 23

siswa. Artinya 7 siswa masih perlu perbaikan walaupun terlihat nilai rata-rata (74.13 )

sudah menunjukkan angka yang tinggi yaitu berada di atas KKM (64.9 ), seperti

ditunjukkan oleh tabel VIII di bawah ini.

Tabel VIII

Data Siklus II

NO Nilai Tally Frekwensi Jumlah


1. 40 I 1 40
2. 50 II 2 100
3. 55 I 1 55
4. 60 II 3 180
5. 65 II 2 130
6. 70 II 2 140
7. 75 I 1 75
8. 80 IIII 4 320
9. 85 I 1 85
10. 90 II 2 180
11. 100 IIII 4 400
Jumlah 23 23 1705
Rata-rata 74.13

Hasil nilai evaluasi pada siklus III menunjukkan peningkatan pemahaman

siswa pada materi yaitu nilai rata-rata kelas telah mencapai nilai 79,13. Hal ini

membuktikan bahwa alat peraga alamiah telah membantu proses pembelajaran mereka.

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru menjadi meningkat, keaktifan siswa dalam

diskusi lebih merata, dan pemahaman terhadap istilah / bahasa lebih jelas. Tetapi masih
ada 6 siswa yang yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu 4 orang siswa memiliki nilai

60, dan 2 siswa memiliki

nilai 50 dan 40. Dari keenam siswa yang perlu mendapat perbaikan hanya dua orang yang

memiliki kesulitan yang belajar yang sangat parah. Data tersebut dapat dilihat pada tabel

IX berikut.

Tabel I

Data Siklus III

NO Nilai Tally Frekwensi Jumlah


1 40 I 1 40
2 50 I 1 50
3 60 IIII 4 240
4 65 I 1 65
5 70 II 2 140
6 75 I 1 75
7 80 III 3 240
8 90 III 3 270
9 100 IIIIIII 7 700
Jumlah 23 23 1820
Rata-rata 79.13

Secara keseluruhan dari siklus I sampai siklus III nilai Rata-rata hasil evaluasi

belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut dapat dilihat

dari grafik di bawah ini.


Grafik Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Karangasem I Dalam PTK

3. Refleksi

Pada siklus I perhatian siswa kelas IV SDN Karangasem I terhadap

pembelajaran atau penjelasan guru masih kurang, terbukti nilai hasil evaluasi siswa pada

siklus I ini dari jumlah siswa 23 orang, 12 orang memperoleh nilai di atas 64,9 (64,9 =

nilai KKM), dan 11 orang memperoleh nilai di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal), artinya 11 orang harus diperbaiki nilainya. adapun nilai rata-rata kelas

memperoleh angka 63,47 sedikit di bawah KKM .

Pada siklus ke II penggunaan alat peraga alamiah telah membangkitkan gairah

belajar serta membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil

belajar siswa pun meningkat. Hal ini dapat diamati dari nilai hasil evaluasi pada siklus II

ada peningkatan. Jika nilai hasil evaluasi pada siklus I ada 11 siswa yang nilainya di

bawah KKM , maka pada siklus II hanya tinggal 7 siswa. Tetapi nilai rata-rata kelas

sudah berada pada angka 74,13 angka yang cukup berada di atas KKM.

Dari data nilai hasil evaluasi siswa kelas IV SDN Karangasem I pada siklus III

yang terus meningkat telah menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari penggunaan
alat peraga alamiah ini. Walaupun masih ada 6 orang siswa yang nilainya di bawah

KKM , tapi nilai rata kelas sudah mencapai nilai 79,13.

B. Pembahasan dari setiap siklus

Siklus I

Hasil belajar pada siklus I yang masih dibawah target menunjukkan proses

pembelajaran yang kurang aktif dan guru belum bisa menyampaikan materi

secara optimal. Disamping itu aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran

menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar,

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor belum muncul secara positif, menetap,

dan menyeluruh.

Siklus II

Hasil belajar pada siklus II menunjukkan kemajuan. Penggunaan alat peraga alamiah

telah membantu siswa berinteraksi langsung dengan benda nyata, membangkitkan

motivas belajar, menyajikan pesan secara serempak bagi seluruh siswa. Dalam

pengelolaan kelas guru telah membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan

apa yang siswa inginkan (Weber, 1977)

Siklus III

Pada pembelajaran siklus III, adanya peningkatan nilai hasil evaluasi menunjukkan guru

sudah mulai mengerti bahwa guru ketika mengajar untuk perbaikan seharusnya mulai

dengan refleksi dengan bertanya kepada diri sendiri “ Apa yang diperlukan anak? Dan

bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan anak? (Kohn, 1996)


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan alat peraga alamiah yang disertai dengan metode yang tepat pada

pembelajaran IPA ternyata dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, memotivasi siswa

untuk belajar, membantu siswa dalam diskusi, meningkatkan perhatian dan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran, dan meningkatkan hasil pembelajaran. Terbukti dari nilai

rata-rata yang diperoleh siswa sebesar63,47 pada siklus I dengan alat peraga gambar,

menjadi 74,13 pada siklus II dan 79,13 pada siklus III, dimana kedua siklus terakhir

menggunakan alat peraga alamiah.

B. Saran
Setiap guru seharusnya selalu berusaha untuk menggunakan alat peraga alamiah dalam

pembelajaran IPA yang sesuai dengan materi. Selain untuk IPA, alat peraga alamiah bisa

juga diterapkan pada setiap mata pelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia, untuk

mengurangi verbalisme.

Anda mungkin juga menyukai