Anda di halaman 1dari 12

Latar Belakang

(Rita & Suriadi, 2011) Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya
adalah system kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ
jantung danpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam
hal ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh. Fungsi utama
jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan
yang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain,
jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga muncullah
penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung
didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan
struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak dalam kandungan dan beberapa
waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang tergolong
penyakit jantung bawaan adalah Ventricular Septal Defect (VSD).

Kejadian VSD di Amerika Serikat dan di dunia sebanding, kira-kira satu sampai dua
kasus per seribu bayi yang lahir. Riset menunjukkan bahwa prevalensi VSD di
Amerika Serikat meningkat selama tiga puluh tahun terakhir. Sebuah peningkatan
ganda terjadi pada prevalensi VSD yang dilaporkan oleh Centers for Disease
Control and Prevention dari tahun 1968-1980. The Baltimore-Washington Infant
Study (BWIS) juga melaporkan sebuah peningkatan ganda pada VSD dari tahun
1981-1989. Riset BWIS melaporkan bahwa peningkatan ini terjadi karena makin
sensitifnya deteksi penyakit ini oleh echocardiography. Di Indonesia, khususnya di
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, tipe perimembranus adalah yang terbanyak
ditemukan (60%), kedua adalah subarterial (37%), dan yang terjarang adalah tipe
muskuler (3%). VSD sering ditemukan pada kelainan - kelainan kongenital lainnya,
seperti Sindrom Down.

VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang


(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan fusi
septum interventrikel pada masa janin. Faktor prenatal yang mungkin berhubungan
dengan VSD adalah Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi ibu hamil
yang buruk, ibu yang alkoholik, usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu penderita diabetes.
Pencegahan VSD dapat dilakukan pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan
pertama dimana terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu
tidak mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran,
menghindari minuman beralkohol, dan memperbanyak asupan makanan bergisi
terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi. Pencegahan
infeksi pada masa hamil dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi MMR untuk
mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil yang merupakan
faktor risiko terjadinya VSD.
1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS

Definisi Ventricular Septal Defect (VSD)

(Heni, dkk, 2001). Defek septum ventricular (VSD) adalah suatu keadaan abnormal
yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi,
2001). VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).

Ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang
pada septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang
terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan.
Kebocoran ini terjadi karena kelambatan dalam pertumbuhannya.

Penelitian lain mengemukakan bahwa VSD adalah kelainan pada 30-60% PJB dan
pada 2-6 per 10000 kelahiran sebuah studi prospektif menunjukkan 80-90% defek
trabecular dapat menutup secara sepontan setelah lahir . VSD dapat muncul sendiri
atau muncul sebagai bagian dari tetralogy of fallot dan transposisi arteri besar. VSD
bersama dengan penyakit vaskular pulmonal dan sianosis sering disebut sebagai
sindroma eisenmenger.

2. ETIOLOGI
Prema R, 2013; AHA, 2014) sebelum bayi lahir, vertikel kanan dan kiri belum
terpisah, seiring perkembangan fetus sebuah dinding/sekat pemisah antara
kedua vertikel tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak
terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit jatung bawaan
yang disebut defek septum vertikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung
bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
Faktor Prenatal (faktor eksogen) :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
2. Ibu alkoholisme
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun
4. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
5. Ibu meminum obat-obatan penenang

Faktor Genetik (faktor endogen) :


1. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
2. Ayah atau ibu menderita PJB
3. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
5. Kembar identik
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara
kedua vertikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama
dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini
lebih banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang
jarang terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagi serangan jantung

3. TANDA DAN GEJALA, KLASIFIKASI

Ada beberapa tanda gejala VSD dan terbagi menjadi tanda gejala VSD dengan
lubang yang kecil, lubang sedang, dan VSD dengan lubang besar. Berikut
adalah Tanda Gejala VSD :
1.VSD Kecil :
1. Tidak memperlihatkan keluhan.
2. Pertumbuhan perkembangan pada umumnya normal.
3. Bising jantung biasanya terdeteksi umur 2-6 bulan.
4. Pada auskultasi biasanya bunyi jantung normal.
5. Defek muskular ditemukan bising sistolik dini,pendek, dan mungkin didahului
oleh early sistolik click.
6. Ditemukan bising pansistolik di sela iga 3 – 4 garis sternal kemudian menjalar
sepanjang garis sternum kiri bahkan ke seluruh prekordium.
2.VSD Sedang :
1. Pada Bayi :Sesak nafas pada waktu makan dan minum atau tidak mampu
menghabiskan makanan dan minumnya.
2. Peningkatan berat badannya terhambat.
3. Seringkali menderita infeksi paru yang memerlukan waktu yang lama untuk
sembuh.
4. Gagal jantung mungkin terjadi sekitar 3 bulan.
5. Fisik bayi tampak kurus dengan dyspnoe-takipnoe serta retraksi sela iga.
6. Pada pasien besar dapat terjadi penonjolan dada.
3.VSD Besar :
1. Gejala dan gagal jantung sering terlihat.
2. Pasien tampak sesak,pada saat istirahat kadang pasien biru,gagal tumbuh dan
banyak keringat.
3. Sering terkadi infeksi saluran nafas bagian bawah.
4. Aktifitas prekardium meningkat.
5. Bising yang terdengar nada rendah,pansistolik dan tidak terlokalisir.
6. Gejala sering timbul setelah minggu ke 3 sampai dengan minggu ke 4 pada
saat resistensi paru sudah menurun.
4.VSD dengan resistensi paru tingi atau Sindrom Eisenmenger :

1. Terlihat dada menonjol akibat pembesaran ventrikel kanan yang hebat.


2. Terjadi pirau terbalik dari kanan ke kiri sehingga pasien sianotik.
3. Sering terjadi batuk dan infeksi saluran nafas berulang
4. Terjadi gangguan pertumbuhan yang makin hebat.
5. Terlihat adanya jari-jari tabuh.
6. Pada pemeriksaan auskultasi,bunyi jantung dengan split yang sempit.
7. Pada pemeriksaan palpasi,hepar terasa besar akibat bendungan sistemik.

4. PATOFISIOLOGIS
WOC

Factor Eksogen Faktor Endogen


Pirau Ventrikel kiri ke Ventrikel Kanan

Volume ke paru-paru meningkat

Volume Sekuncup Turun Tekanan Ventrikel kanan meningkat


Hipertropi otot ventrikel kanan

COP menurun Hipertensi Pulmonal Aliran darah ke paru


Worklood
meningkat
Kebutuhan O2 dan zat nutrisi Takipnoe, sesak napas Fibrotik katub arteri
Antrium kanan tidak
Untuk metabolism tubuh pada saat aktivitas atau pulmonal
dapat mengimbangi
Tidak seimbang bermain Aliran darah balik ke
peningkatan worklood
Ventrikel kiri
Berat badan sukar naik darah, CO2 dan O2
pembesaran Atrium Kanan
bercampur

gejala CHF, mur-mur,


mengalir ke seluruh
tubuh distensi vena jugularis,

edema, hepatimegali

Sesak napas pada


saat makan
Dan minum
Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung VSD :
1.EKG :

1. Gambaran EKG pada pasien VSD dapat menggambarkan besar kecilnya


defek dan hubungannya dengan hemodinamik yang terjadi :
2. Pada VSD kecil, gambaran EKG biasanya normal,namun kadang-kadang di
jumpai gelombang S yang sedikit dalam dihantaran perikardial atau
peningkatan ringan gelombang R di V5 dan V6.
3. Pada VSD sedang,EKG menunjukkan gambaran hipertrofi kiri.Dapat pula
ditemukan hipertrofi ventrikel kanan,jika terjadi peningkatan arteri pulmonal.
4. Pada VSD besar, hampir selalu ditemukan hipertrofi kombinasi ventrikel kiri
dan kanan.Tidak jarang terjadi hipertrofi ventrikekl kiri dan kanan disertai
deviasi aksis ke kanan ( RAD ).Defek septum ventrikel membranous inlet sring
menunjukkan deviasi aksis ke kiri. ( LAD ).
2.Gambaran Radiologi Thorax VSD :

1. Pada VSD kecil, memperlihatkan bentuk dan ukuran jantung normal dengan
vaskularisasi peru normal atau sedikit meningkat.
2. Pada VSD sedang, menunjukkan kardiomegali sedang dengan konus
pulmonalis yang menonjol, hilus membesar dengan vaskularisasi paru
meningkat.
3. Pada VSD besar yang disertai hipertrofi pulmonal atau sindroma eisenmenger
tampak konus pulmonal sangat menonjol dengan vaskularisasi paru yang
meningkat di daerah hilus namun berkurang di perifer
3.Echocardiografi :

1. Pemeriksaan echocardiografi pada VSD meliputi M-Mode, dua dimensi


doppler. Pada doppler berwarna dapat ditemukan lokasi, besar dan arah pirau.
2. Pada defek yang kecil, M-Mode dalam batas normal sedangkan pada dua
dimensi defek kecil sulit dideteksi.
3. Pada defek sedang lokasi dan ukuran dapat ditentukan dengan ekokardigrafi
dua dimensi, dengan M-Mode terlihat pelebaran ventrikel kiri atau atrium,
kontraktilitas ventrikel masih baik.
4. Pada defek besar, ekokardiografi dapat menunjukkan adanya pembesaran ke
empat ruang jantung dan pelebaran arteri pulmonalis.
4.Kateterisasi jantung :
Kateterisasi jantung diperlukan pada :

 VSD kecil dan sedang yang disuga ada peningkatan tahanan paru.
 VSD besar dan atau gagal jantung.
Tujuan kateterisasi jantung terutama untuk mengetahui :

 Jumlah defek.
 Evaluasi besarnya pirau.
 Evaluasi tahanan vaskular paru.
 Evaluasi beban kerja ventrikel kanan dan kiri.
 Mengetahui defek lain selain VSD.
Kateterisasi jantung kanan untuk mengukur tekanan dan saturasi pada aliran darah
pulmonal sedangkan kateterisasi jantung kiri untuk aliran darah sistemik.

Komplikasi Jantung Bocor Anak VSD :

1. Gagal Jantung Kongestif.


2. Hipertensi Arteri Pulmonalis.
3. Bakterial Endokarditis.

Pemeriksaan fisik

§ VSD kecil

- Palpasi:

Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba

getaran bising pada SIC III dan IV kiri.

- Auskultasi:

Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi

jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.

§ VSD besar

- Inspeksi:

Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat

bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol

ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal

dan regio epigastrium.


- Palpasi:

Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada

dinding dada.

- Auskultasi:

Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan

sering diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal

dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang

melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga

II kiri.

8. Penatalaksanaan

Ø Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.

Ø Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila
terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi
dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.

Ø Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan.

Ø Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau


operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat
sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
defek.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas


terbatas)

b. Kaji adanya komplikasi

c. Riwayat kehamilan

d. Riwayat perkawinan

e. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital,


jantung dan paru

f. Kaji aktivitas anak

g. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.

h. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger

i. Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

2. Diagnosa Keperawatan

Pre op

1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan


pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian


oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

4. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakitnya

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak


adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya


ventilasi.
Post op

1. Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op

2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan

4. Rencana Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria hasil keperawatan
1 Penurunan curah Setelah 1. 1.
jantung yang diberikan Observasi memberikan
berhubungan asuhan kualitas dan data untuk
dengan keperawatan kekuatan evaluasi
malformasi jantung diharapkan denyut intervensi dan
penurunan jantung , nadi memungkinkan
curah jantung perifer, warna deteksi dini
tidak terjadi dan terhadap
kehangatan adanya
kulit komplikasi.
2. 2.
Tegakkan mengetahui
derajat perkembangan
cyanosis kondisi klien
(misal : warna serta
membran menentukan
mukosa intervensi yang
derajat finger) tepat.
3. Berikan 3. obat –
obat – obat obat digitalis
digitalis sesuai memperkuat
order kontraktilitas
4. Berikan otot jantung
obat – obat sehingga
diuretik sesuai cardiak outpun
order meningkat /
sekurang –
kurangnya klien
bisa
beradaptasi
dengan
keadaannya.
4. mengurangi
timbunan cairan
berlebih dalam
tubuh sehingga
kerja jantung
akan lebih
ringan
2 Perubahan nutrisi Setelah 1.Hindarkan 1. menghindari
kurang dari diberikan kegiatan kelelahan pada
kebutuhan tubuh asuhan perawatan klien
berhubungan keperawatan yang tidak 2. klien
dengan kelelahan diharapkan perlu pada diharapkan
pada saat makan kebutuhan klien lebih
dan meningkatnya nutrisi terpenuhi 2. Libatkan termotivasi
kebutuhan kalori. dengan kriteria keluarga untuk terus
hasil : dalam melakukan
- pelaksanaan latihan aktifitas
makanan aktifitas klien 3. jika kelelahan
habis 1 3. Hindarkan dapat
porsi. kelelahan diminimalkan
- yang sangat maka masukan
Mencapai saat makan akan lebih
BB dengan porsi mudah diterima
normal kecil tapi dan nutrisi
- Nafsu sering dapat terpenuhi
makan 4.Pertahankan 4. peningkatan
meningkat. nutrisi dengan kebutuhan
mencegah metabolisme
kekurangan harus
kalium dan dipertahan
natrium, dengan nutrisi
memberikan yang cukup
zat besi. baik.
5. Sediakan 5. Mengimbangi
diet yang kebutuhan
seimbang, metabolisme
tinggi zat yang
nutrisi untuk meningkat.
mencapai 6. anak yang
pertumbuhan mendapat
yang adekuat. terapi diuretik
6. Jangan akan
batasi minum kehilangan
bila anak cairan cukup
sering minta banyak
minum karena sehingga
kehausan secara fisiologis
akan merasa
sangat haus.
3. Intoleransi Setelah 1. Anjurkan 1. melatih klien
aktivitas diberikan klien untuk agar dapat
berhubungan asuhan melakukan beradaptasi dan
dengan ketidak keperawatan permainan mentoleransi
seimbangan diharapkan dan aktivitas terhadap
antara pemakaian pasien dapat yang ringan. aktifitasnya.
oksigen oleh tubuh melakukan 2. Bantu klien 2. melatih klien
dan suplai oksigen aktivitas secara untuk memilih agar dapat
ke sel. mandiri dengan aktifitas toleranan
kriteria hasil : sesuai usia, terhadap
- pasien kondisi dan aktifitas.
mampu kemampuan. 3. mencegah
melakukan 3. Berikan kelelahan
aktivitas periode berkepanjangan
mandiri. istirahat
setelah
melakukan
aktifitas

K. DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit
Dalam.Jakarta:FKUI
Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3,
Jakarta : EGC, 2002.
Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982

Anda mungkin juga menyukai