Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EFEK SAMPING KEMOTERAPI (MUKOSITIS)


DI RUANG ANAK NON INFEKSI RSUD AA

OLEH:
KELOMPOK 5

1. ENDRI BUANA, S.kep


2. EFIT KRISDAYANTI, S.kep
3. KHAIRIYATI, S.kep
4. REMON, Skep
5. WINTA FEBRIANA, Skep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES PAYUNG NEGERI


PEKANBARU T.A 2017/2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


EFEK SAMPING KEMOTERAPI

Pokok bahasan : efek samping kemoterapi (Mukositis)


Sasaran : Keluarga pasien anak non infeksi
Hari/tanggal : Selasa / 21 November 2017
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang anak non infeksi RSUD AA
Penyuluh : Mahasiswa/I STIkes payung negeri Pekanbaru (Kelompok 5)

A. Latar belakang
Kanker adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau pembelahan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, yang
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri.
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh secara terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berfungsi secara fsiologis (price and Wilson 2005). Sel
mutagenic memiliki sifat infiltrative (menginfiltrasi jaringan ssekitarnya) serta
destrruktif (merusak jaringan sekitar). Hal ini menyebabkan sel tersebut membela
secara tidak terkendali dan akhirnya akan meransang sel lainnya (Price and
Wilson 2005).
Kemoterapi adalah sebuah kemajuan besar dalam sejarah manusia melawan
kanker, yaitu cara pengobatan yang menggunakan obat kimia untuk membunuh
sel kanker dan menghambat pertumbuhan sel kanker, saat ini masih merupakan
cara utama dalam pengobatan kanker.
Efektivitas setiap terapi masih terus diteliti. Berdasarkan literature, kemoterapi
merupakan salah satu terapi yang memperlihatkan efektivitas yang tinggi.
Menurut Hockenberry dan Wilson (2009), kemoterapi efektif untuk menangani
kanker pada anak. Kemoterapi dapat menjadi terapai primer atau terapai
tambahan.
Efek samping yang banyak ditemukan pada anak yang mendapat kemoterapi
adalah depresi sumsum tulang, diare, kehilangan rambut, masalah kulit, mual
muntah, serta gangguan kesehatan mulut.
Mukositis merupakan peradangan dan ulcerasi pada mucosa oral dan sub
mucosa yang terjadi akibat efek samping kemoterapi. Salah satu tindakan yang
direkomendasikan untuk mencegah dan menurunkan derajat mukositis adalah
melakukan perawatan mulut menggunakan madu.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami tentang
mukositis
2. TujuanInstruksional Khusus (TIK)
a. Menjelaskan pengertian dari mukositis
b. Menjelaskan penyebab dari mukositis
c. Menjelaskan tanda dan gejala dari mukositis
d. Manfaat pemberian madu terhadap penyembuhan mukositis efek
samping dari kemoterapi

C. Sasaran
Anak yang kemoterapi

D. Materi Pengajaran
Materi penyuluhan:
1. Pengertian mukositis
2. Penyebab mukositis
3. Tanda dan gejala mukositis
4. Manfaat pemberian madu terhadap penyembuhan mukosistis efek
samping kemoterapi

E. Metode Pembelajaran
1. ceramah
2. tanya jawab
3. diskusi

F. Media
1. infokus
2. powerpoint
3. leaflet

G. Materi
Terlampir

H. Proses Kegiatan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
&
Media
1 Kegiatan Pra
Penyuluhan
1) Persiapa
n materi
2) Persiap
an media
3) Kontrak
a. Menjawab
waktu
4) Persiapa salam pembuka
b. Peserta
n
Memperhatikan
tempat/lingkunga Ceramah 5
moderator
n dan sarana menit
c. Peserta
prasarana
Menyimak
lainnya.
moderator
Pembukaan d. Peserta
a. Menyam bersedia dengan
paikan salam kontrak waktu
b. Memper
yang di berikan
kenalkan diri
c. Menjela
skan tujuan
d. Menyam
paikan kontrak
waktu

2 Pelaksanaan: a. Mendengarkan Ceramah 15


a. menjelas , memperhatikan dengan menit
b. Menanyakan
kan tentang menggun
hal-hal yang
pengertian akan
belum jelas
mukositis Power
c. Peserta
b. Menjela
Point
memperhatikan
skan tentang
yang
penyebab
disampaikan
mukositis
d. Peserta
c. Menjela
skan tentang memperhatikan
tanda dan gejala dan menyimak
mukositis informasi yang
d. Menjela
disampaikan
skan penaganan
terhadap
mukositis
e. Dokume
ntasi
pemanfaatan
madu
f. Redemo
nstrasi oleh
klien/keluarga

3 Evaluasi Tanya 10
1) Mengevaluasi 1. Peserta aktif Jawab menit
penerimaan dalam evaluasi
informasi informasi
2) Memberikan 2. Peserta
pertanyaan lisan menyebutkan
Menanyakan materi yang
kepada peserta telah
tentang materi disampaikan
yang telah
diberikan, dan
reinforcement
kepada peserta
yang bisa
menjawab
4 Penutup
a. Menyimpulkan a. Aktif bersama  Mende 5
hasil penyuluhan dalam ngarka menit
b. Mengucapkan
menyimpulkan n
terimakasih Atas  Menja
yang telah
perhatian sasaran wab
disampaikan
Dan Memberikan
b. Peserta Salam
salam penutup
menjawab salam
penutup
Total waktu 30
menit

I. Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator : Efit krisdayanti, S. Kep
Penyuluh : Remon, S. Kep
Co.leader : Endri Buana, S. Kep
Fasilitator : Khairiyati, S. Kep
: Winta febriana, S. Kep

2. Rincian tugas
a. Moderator
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi
materi
7) Mengatur waktu penyuluhan

b. Penyuluh
1) Mengenali pengetahuan ibu/bapak pasien
2) Menjelaskan materi.
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan

c. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
3) Memotivasi para orang tuaagar berpartisipasi dalam
penyuluhan
4) Memotivasi para orang tua untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta

d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi
hasil penyuluhan
4) Mendokumentasikan proses penyuluhan

J. Setting tempat

MODERATOR PENYULUH

OBSERVER

FASILITATOR FASILITATOR

PESERTA

K. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a) Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b) 100% peserta menghadiri penyuluhan
c) Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana

1. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b) Waktu yang dilaksanakan sesuai pelaksanaan
c) 80% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d) 100% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a. Mengetahui Pengertian mukositis
b. Mengetahui penyebab mukositis
c. Mengetahui tanda dan gejala mukositis
d. Mengetahui manfaat madu terhadap penyembuhan mukositis efek
samping kemoterapi

MATERI PENYULUHAN EFEK SAMPING KEMOTERAPI

A. Definisi mukositis
Mukositis merupakan peradangan pada mukosa dan submukosa mulut yang terjadi
akibat efek samping kemoterapi. Salah satu tindakan yang direkomendasikan untuk
mencegah dan menurunkan derajat mukositis adalah melakukan perawatan mulut
menggunakan madu. Mukositis merupakan inflamasi pada membran mukosa oral Gejala
yang timbul antara lain timbulnya rasa sakit,luka perdarahan, mulut kering serta kesulitan
berbicara (Eilers, 2010) Sekitar 40% dari semua pasien kanker yang menjalani
kemoterapi mengalami mukositis 75% pasien yang mengalami mukositis akibat
kemoterapi mengalami komplikasi nyeri mulut. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri
sedang sampai berat sehingga kadang kadang pasien diberikan obat narkotika untuk
menurunkan nyerinya Bila Gangguan ini tidak segera ditangani akan mengakibatkan
gangguan lebih lanjut Yaitu gangguan kesimbangan nutrisi dan pada akhirnya
mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien kanker (Nada,2009).

B. Penyebab mukositis pada pasien kemotera (Stefan, 2011 )


Kemoterapi menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi menurun, sehingga
sangat mudah terserang infeksi bakteri atau virus. Infeksi yang sering terjadi pada pasien
kanker adalah infeksi mulut. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya sariawan pada bagian
mulut, tak hanya satu luka bahkan bisa saja semua bagian mulut dipenuhi dengan luka.
Tentu hal ini akan membuat pasien menjadi susah untuk mengonsumsi makanannya,
padahal makanan dapat membuatnya pulih kembali.

C. Tanda dan gejala (stefan, 2011)


Awal mula nya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1 sampai 2 hari
di daerah yang akan menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di
rongga mulut. Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut
yang terkena berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh
tersebut pecah dan menjadi berwarna putih ditengahnya, dibatasi dengan daerah
kemerahan. Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau
asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi
meningkat.

D. Manfaat penggunaan madu untuk mukositis efek dari kemoterapi


penggunaan madu dalam menurunkan mukositis akibat kemoterapi. Madu juga
merupakan zat yang kaya nutrisi. Menurut beberapa penelitian madu digunakan dalam
berbagai pengobatan modern karena memiliki efek terapeutik yaitu memiliki viskositas
tinggi, memiliki pH rendah (asam), mengandung zat anti oksidan, anti inflamasi, zat
stimulant pertumbuhan, asam amino, vitamin, enzim dan mineral. Menurut Bognadov
(2011), madu efektif dalam mempercepat penyembuhan pada luka pembedahan, luka
penekanan, luka pada pasien diabetes mellitus dan luka scarring. Penelitian lain yang
dilakukan Mohamed (2012) tentang pengaruh penggunaan madu secara topical dalam
managemen stomatitis pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Menurut Eiles (2004) mukositis harus ditangani segera mungkin untuk
menghindari komplikasi lebih lanjut. Strategi perawatan mulut atau oral care merupakan
salah satu cara terbaik untuk menurrunkan beratnya mukositis. Menurut Haris, Hariman
dan Maxwel (2008) serta Eiles (2004), beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk
menangani mukositis akibat kemoterapi adalah oral care yang baik, pemberian mouth
rinces, cryoterapy, pelindung mukosa (mukoral protectant) agen anti septik, agen anti
implamasi, agen topical, cytokinelike agents dan growth factors.
1. Oral care
Oral care atau perawatan kapitas oral merupakan salah satu tindakan yang bertujuan
menjaga kesehatan mulut. Menurut Robentein, Et al (2004) oral care membantu
meminimalkan efek mukosistis akibat kemoterapi. Oral care dapat mengurangi jumlah
mikroprora, nyeri dan perdarahan serta mencegah infeksi.
2. Agen kumur ( mouth rinces)
Agen kumur sering digunakan dalam pencegahan mukositis, Eiles (2004). Secara
umum, agen kumur digunakan untuk membilas debris dan membantu kapasitas oral
tetap lembut dan lembab (Miler and Kerney, 2001 dalam Eilers 2004). Agen kumur
harus memiliki karakteristik sebagai pembersih yang non iritasi dan tidak membuat
mulut kering. Zat yang dapat berperan sebagai pembersih mulut antara lain campuran
normal salin dengan sodium bikarbonat, madu dan beberapa jenis herbal tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM, 2011, kejadian anemia di Indonesia, di peroleh dari www.badanPOM.com//


diakes pada tanggal 17 november 2017

Rasjidi, Imam, 2009, kemoterapi kanker ginekologi dalam praktek sehari-hari.


Jakarta : sagung seto

Munir, 2010, asuhan keperawatan pada paien kemoterapi, diperoleh dari www.askep pasien
kemoterapi.com// diakses pada tanggal 18 november 2017

Anda mungkin juga menyukai