A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang
ditandai dengan banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun
2005 sebanyak 19,9% atau 15,3 juta jiwa. Diperkirakan umur harapan
hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok lansia
menjadi 11,09% atau 28,28 juta jiwa. Lansia adalah individu yang
berumur di atas 60 tahun, dimana pada usia ini kemampuan dan daya tahan
tubuh individu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya
berbagai penyakit degeneratif yang akan muncul seiring dengan
bertambahnya usia seperti penyakit rematik, jantung, hipertensi, osteo
poprosis dan diabetes militus. Penyakit ini akan mengenai lansia laki – laki
maupun wanita apabila tidak diatasi lebih dini.
Dari hasil pengumpulan data untuk lansia didapatkan data lansia
sebanyak 87 orang sebanyak 50,98% lansia menderita rematik, 42,16%
menderita hipertensi, dan sebanyak4,90% menderita DM, dari hasil
wawancara didapatkan beberapa lansia mengatakan malas mengikuti
kegiatan senam lansia. Keadaan ini dapat menimbulkan permasalahan
dalam kegiatan lansia sehari-hari dan mempengaruhi kondisi kesehatan
lansia baik fisik maupun mental.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas telah direncanakan
untuk membentuk suatu wadah bagi lansia dalam meningkatkan masalah
kesehatannya yaitu senam lansia. Salah satu tujuannya adalah
meningkatkan atau mempertahankan kekuatan fisik lansia. Salah satu cara
untuk mengatasi dan mencegah lebih lanjut terjadinya kasus penyakit
tersebut maka senam lansia dapat dilakukan secara rutin dan terorganisir
oleh para lansia. Senam lansia memiliki prinsip gerakan –gerakan khusus
yang disesuaikan dengan kondisi lansia. Lansia yang rutin melakukan
senam akan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian secara
mendadak.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
2. Tujuan
Khusus
Membuka acara
Menutup acara
E. Setting
Keterangan :
: Pembawa Acara : Media / peralatan
: fasilitator : observer
F. Susunan Kegiatan
No Acara Pelaksana Waktu Metode
1. Pembukaan Acara Pembawa Acara 5 menit Ceramah
- Mengucapkan salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Menjelaskan kontrak
waktu
- Pengukuran tekanan
darah dan nadi awal
Pembawa acara
3. Penutup Ceramah
5 menit
G. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
o 70 % lansia menghadiri kegiatan senam
o Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
b. Evaluasi proses
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Evaluasi Hasil
60 % dari peserta yang hadir mampu melakukan gerakan senam lansia
dengan bimbingan
70 % peserta yang hadir berpatisipasi aktif dan antusias selama
jalannya senam
LAMPIRAN MATERI SENAM LANSIA
1. Definisi
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong
jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Manfaat
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka
yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang
melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang
terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam,
peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20%
darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi
(kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih
nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia
setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan
denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu 10 istirahat. Jadi
supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.
Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga
pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam
yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal
karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle,
bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga
terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan
stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan
mencegah cedera. Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-
usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi
dan metabolik yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim
fosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya
aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin
dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan,
olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah,
menambah kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan
olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran
pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan
melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan berat
badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
3. Gerakan Senam Lansia
Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap
latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan).
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi
organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat
latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain
detak jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC -
2ºC dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cidera atau kelelahan.
b. Kondisioning
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni
melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan
tujuan program latihan.
c. Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini
bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan
melakukan serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan
menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin
berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung
untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.
4. Porsi Latihan
Porsi latihan harus ditentukan , supaya maksud dan tujuan olahraga memberikan
manfaat yang baik. Latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan,
sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi
latihan tersebut harus memperhatikan:
intensitas latihan
lama latihan
frekuensi latihan
5. Intensitas Latihan
Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal maka idealnya latihan berada
pada VO2 maksimal berkisar antara 50 – 85 persen, ternyata tidak memperburuk
komplikasi diabetes dan tidak menaikkan tekanan darah sampai 180 mmHg.
Intensitas latihan dinilai dengan :
Training zone adalah interval nadi yang di targetkan dicapai selama latihan/segera
setelah latihan maksimum yaitu antara 60 – 79 persen dari denyut nadi maksimal. Maka
sebagai contoh lansia umur 40 tahun interval nadi yang diperbolehkan adalah 60 persen
kali (220 – 40) dan 79 persen kali (220 – 40) dan hasil interval nadi antara 108 permenit
sampai 142 permenit.
Kadar gula darah pada lansia diabetes 140-180 mg%, Kadar gula usia muda 140 mg%
6. Lama Latihan
7. Frekuensi Latihan