Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui observasi dan angket maka selanjutnya di analisa menggunakan analisa Strength
Weakness Opportunity Treatened (SWOT).
1. MPKP
42
kurangnya jumlah tenaga
perawat berdasarkan
ketergantungan pasien 20%.
a. Terdapat standar a. Sudah ada sistem a. Adanya program pelatihan a. Persaingan antar rumah
asuhan keperawatan dokumentasi SBAR dan internal maupun eksternal sakit yang semakin kuat di
(SAK) sudah memakai SDKI, SIKI, bidang keperawatan, yaitu wilayah Majenang.
b. Adanya motivasi dari SLKI , akan tetapi belum di pelatihan SDKI, SLKI, SIKI b. Adanya tuntutan yang lebih
perawat untuk terapkan secara maksimal b. Adanya kerjasama beberapa tinggi dari masyarakat
melakukan d. 40% perawat belum institusi lembaga untuk mendapatkan
pendokumentasian mengikuti pelatihan asuhan pendidikan kesehatan pelayanan yang lebih
yang benar 100%. keperawatan SDKI, SLKI, dengan RSUD Majenang profesional.
c. 60% perawat sudah SIKI.
mengikuti pelatihan
tentang asuhan
keperawatan SDKI,
42
SLKI, SIKI.
42
3. SARANA DAN PRASARANA
a. Kebersihan ruangan dan a. Kelengkapan sarana dan a. Adanya kerjasama a. Persaiangan antara RS yang
kamar pasien terjaga prasana diruangan belum beberapa instusi lembaga semakin kuat
dengan baik. lengkap (Ruang dokter belum pendidikan kesehatan b. adanya tuntutan dari
b. Terdapat loker ada) dengan RSUD Majenang. masyarakat
penyimpanan obat dan b. Tenaga keperawatan belum b. Adanya kebijakan rumah
peralatan pendukung sesuai dengan perhitungan sakit untuk pembiayaan
terapi lainnya per kamar kebutuhan saat ini sesuai dalam pengadaan
pasien dengan KEMENKES NO.56 kelengkapan sarana dan
Pasal 44 ayat.1 . prasarana ruangan
c. Jumlah handscrub dirasa
masih kurang, karena hanya
ada di depan ruangan
d. Ada horden kamar pasien
yang rusak dan kotor
e. Terdapat 2 ruangan isolasi.
42
4. IPSG
a. Perawat melakukan a.Handscrub hanya ada a. Adanya kesempatan bagi a. Persaiangan antara RS yang
pengecekan nama, tanggal didepan ruangan pasien perawat untuk mendapatkan semakin kuat
lahir, nomer RM b.80% perawat tidak perlu pengetahuan tentang IPSG b. Adanya tuntutan dari
b. Setiap pasien sudah memiliki membaca stiker obat terlebih dan penerapannya di Rumah masyarakat terhadap
box agar tidak tertukar dahulu sebelum pemberian Sakit pelayanan perawat di
dengan pasien lain obat ke pasien b. Adanya kerjasama lembaga ruangan.
c. Obat-obatan high alert ( pendidikan beberapa Insitusi
LASA) sudah terpisah dengan pendidikan dengan RSUD
obat-obatan lain Majenang.
d. Semua pasien menggunakan
gelang identitas pasien
e. Penandaan pasien operasi
dengan tanda X, O dan
Inisial Dokter
f. Pendokumentasian
pemberian obat sudah baik
dengan adanya Catatan
pemberian obat (CPO) yang
ditanda tangani oleh keluarga
42
pasien.
g. 100% perawat mengetahui
cara pengurangan resiko
infeksi
h. 100% perawat mengetahui
langkah-langkah pencegahan
resiko jatuh
42
42
42
2. MASALAH SWOT
Dari hasil analisis data dapat dirumuskan bahwa asuhan keperawatan yang
dilakasanakan belum sesuai MPKP, hal ini dibuktikan dengan
1) Metode penugasan yang belum sesuai dengan MPKP
2) Asuhan keperawatan dengan panduan SDKI, SLKI, SIKI yang belum di
terapkan secara maksimal
3) Penerapan IPSG yang kurang efektif yaitu ketepatan identifikasi pasien
yang belum sesuai dengan MPKP
4) Kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di ruang melati masih kurang
3. Penyelesaian SWOT
42
yang kurang ditekankan pada bagian diruangan dapat
efektif identifikasi pasien dan menerapkan IPSG
peningkatan keamanan obat dengan tepat.
lebih mendalam
42
a. Perencanaan pelatihan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis SDKI,
SLKI, SIKI
b. Perencanaan pelatihan mengenai MPKP (timbang terima, pre dan post
conference, ronde keperawatan)
c. Perencanaan pengadaan role play mpkp metode …
d. Perencanaan melakukan evaluasi MPKP metode…
e. Perencanaan pelaksanaan edukasi ulang IPSG yang lebih di tekankan pada
bagian identifikasi pasien dan peningkatan keamanan obat lebih
mendalam.
42