Oleh:
Mbalo Antonius. S.Pd.
NIP. 19710117 199702 1 004
1
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Sekolah yang berjudul
i 2
ABSTRAK
3
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan kegiatan peneliatian ini. Hanya dengan bimbingan dan berkat-Nya,
Penelitian Tindakan Sekolah ini saya susun sebagai rasa kepedulian saya terhadap masa
depan pendidikan dan demi terselenggaranya pembelajaran yang terarah dan terpadu. Sebuah
pekerjaan yang dilakukan dengan perencanaan yang matang akan sangat berbeda hasilnya
dengan pekerjaan yang tidak direncanakan. Pekerjaan yang terencana secara baik, akan
membuahkan sebuah hasil serta pencapaian tujuan yang lebih baik dan akurat.
Selain perencanaan, pengawasan yang baik dan konsturktif juga sangat penting. Dengan
pengawasan yang baik dan konstruktif, sebuah rencana yang matang akan dapat dilaksanakan
dengan baik. Akibatnya hasil yang dicapai berpeluang besar sesuai rencana, walaupun dalam
Sebagai rasa syukur berkenaan dengan selesainya penyusunan laporan kegiatan penelitian
ini, saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan
diantaranya adalah:
4. Keluarga saya yang selalu menjadi pemicu utama semangat saya dalam menjalani tugas
Akhirnya, penyusun hanya berdoa. semoga semua bantuan yang diberikan, mendapat
imbalan yang luar biasa dari Tuhan yang Maha Baik. Saya menyadari bahwa tiada manusia yang
sempurna. Demikian halnya dengan kegiatan laporan penelitian tindakan sekolah yang saya
kerjakan. Karenanya saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
sempurnanya laporan penelitian tindakan sekolah ini dan kemajuan lembaga pendidikan.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
Halama
Judul
Lembar Pengesahan............................................................................................... i
Abstrak.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................... iv
Daftar Tabel.......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah............................................................................ 2
D. Rumusan Masalah................................................................................ 3
E. Pemecahan Masalah............................................................................. 3
F. Tujuan Penelitian................................................................................. 3
G. Manfaat Penelitian............................................................................... 4
H. Sistematika Laporan............................................................................ 4
A. Pengantar............................................................................................. 5
B. Kompetensi Guru................................................................................ 7
D. Supervisi Akademik............................................................................ 11
B. Personalia............................................................................................. 20
C. Perencanaan Tindakan......................................................................... 20
D. Pelaksanaan Tindakan......................................................................... 22
5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan......................................................................................... 32
B. Saran................................................................................................... 33
Daftar Pustaka...................................................................................................... 34
Lampiran
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 11 Daftar Nilai Kualitas Silabus dan RPP Tahun Pelajaran 2016/2017......... 28
Tabel 12 Rekapitulasi Perhitungan Jumlah Silabus dan RPP pada Siklus ke-1....... 29
Tabel 13 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Silabus dan RPP pada Siklus ke-1......... 30
Tabel 14 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Silabus dan RPP Setelah Siklus ke-1..... 30
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Lembar Kontrol Penyerahan Silabus dan RPP tanggal 4 Oktober 2009
Lampiran 7 Lembar Penilaian Silabus dan RPP tanggal 5-6 Oktober 2009
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses mengubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih
terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan berbagai metode dan strategi. Strategi
yang paling umum digunakan adalah strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran
sehingga proses pembelajaran menjadi terarah, efektif, dan efisien. Salah satu bagian dari
perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah
Silabus memberikan arah dan cara yang digunakan untuk menggapai tujuan
pembelajaran. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian yang berfungsi untuk menguji
spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru
mengajar mestinya berpijak pada rencana yang telah dibuat. Namun faktanya, perencanaan
pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, dibuat oleh guru sendiri.
Guru mengambil peran dan inovasi atas pikirannya sendiri, sehinggga indikator pencapaian
tujuan pembelajaran dalam RPP menjadi tidak dapat diukur oleh kepala sekolah. Akibatnya
kepala sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat
diukur oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum,
atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
9
Hasil pengamatan pada tahun pelajaran 2016/2017 di SMP Negeri 3 Bajawa
2. Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah,
tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat
menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang ingin dipecahkan oleh peneliti.
antara lain:
2. Sedikitnya jumlah guru yang menyusun silabus dan RPP sebelum kegiatan mengajar di
3. Rendahnya kualitas silabus dan RPP yang disusun oleh guru, (hanya 30% silabus dan
C. Pembatasan Masalah:
Dari hasil identifikasi masalah yang ditemukan, peneliti membatasi permasalahan pada
10
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
(RPP)?
E. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah utama dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah
menyusun silabus dan RPP serta bagaimana langkah-langkah supervisi akademik untuk
melakukan supervisi akademik secara berkelanjutan. Metode penelitian ini akan dicobakan
selama dua siklus dengan target penelitian semua guru yang berada di lingkungan SMP
F. Tujuan Penelitian
Pembelajaran (RPP).
3. Mengukur peningkatan prosentase kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP
setelah supervisi akademik berkelanjutan kepada guru yang sudah menyusun silabus dan
RPP di tahun sebelumnya dan pada guru yang belum menyusun silabus dan RPP
11
G. Manfaat penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah
pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara
keseluruhan.
Disamping itu langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik terutama
untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP dapat menjadi
referensi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan guna penanganan kasus serupa bagi
H. Sistematika Laporan
Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari Pengantar, Kompetensi Guru, Kompetensi Pedagogik,
Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: Lokasi dan Waktu Penelitian, Personalia,
Bab IV Hasil Dan Pembahasan Penelitian, terdiri dari: Hasil penelitian yang meliputi
Kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP sebelum supervisi, hasil
setelah siklus pertama, hasil setelah siklus kedua dan pembahasan hasil penelitian.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengantar
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru merupakan
komponen utama yang harus dibina dan dikembangkan kompetensinya secara terus-menerus.
Sumber daya guru itu perlu terus ditumbuhkan dan dikembangkan agar guru dapat
melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat
menuntut guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang
memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan
Profesionalisme menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan. Guru sebagai salah satu profesi
profesionalitas yang memadai sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pekerjaaan sebagai
guru menjadi lebih berat tatkala guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan anak
mengalami stagnasi.
Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan
berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang dilakukan oleh Ace Suryani
menunjukkan bahwa guru yang bermutu dapat diukur dengan lima indikator, yaitu:
13
Kedua; upaya profesional (professional efforts), sebagaimana terukur dari kegiatan
Ketiga; waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher’s time), sebagaimana
Keempat; kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match), sebagaimana
terukur dari mata pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan
Kelima, serta tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana terukur dari upah, honor
seorang pendidik untuk melakukan kerja sambilan, dan bilamana kerja sambilan
Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Guru
studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan
kurikulum.
melainkan di negara-negara maju. Seperti Amerika Serikat, isu tentang profesionalisme guru
tuntutan guru professional. Menurut Jurnal tersebut, untuk menjadi professional, seorang
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa
b. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkan serta cara
mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan.
14
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
d. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari
pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu bagi guru untuk mengadakan refleksi
dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia
harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses
belajar siswa.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang
atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan, kompentensi berarti suatu hal yang
capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he
behaviors”.
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sebaikbaiknya.
15
Sejalan dengan itu, Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sofo
but in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to the
dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai
Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu
fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam
characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada
kepribadian seseorang yang dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan.
memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau
standar tertentu.
16
Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan
intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih
menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru (dikutip
2. Kompetensi Pedagogik
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10
profesi. Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru seperti diamanatkan
17
Seperti uraian diatas, unsur pertama dalam kompetensi pedagogik seorang guru
pembelajaran meliputi:
proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber
diatas dan merupakan perangkat pembelajaran paling utama adalah silabus dan Rencana
18
Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(2006) telah merumuskan secara substantif kompetensi pedagogik yang
mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.Kompetensi
dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilam dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan sebaik-
baiknya.
Dari pengertian di atas perlu diketahui juga bahwa banyak para ahli
mendefinisikannya dengan cara yang berbeda akan tapi masih dalam satu konteks
yang sama. Adapun pengertian dari kompetensi pedagogik dari para ahli
diantaranya:
19
harus menjadi satu dengan norma yang disampaikan kepada anak
didik.
3) Identifikasi dengan anak,artinya pendidik dapat menempatkan diri
dalam kehidupan anak,hingga usaha pendidikan tidak bertentangan
dengan kodrat anak.
4) Knowledge,mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan
5) Skill,mempunyai keterampilan mendidik
6) Attitude,mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendid
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Setiap pedidik pada pendidikan berkewajiban menyusun RPP dengan lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, efisien, menyenangkan,
20
menantang, inspiratif, motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup untuk prakarsa, kreativitas, serta kemandirian yang sesuai bakat,
minat, serta perkembangan fisik serta psikologis siswa.
1. Mengkaji silabus
2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
3. Menentukan tujuan
4. Mengembangkan kegiatan Pembelajaran
5. Penjabaran jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajar
Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
2) Menurut Warsita
Pembelajaran merupakan suatau usaha untuk membuat peserta didik belajar atau
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.
3) Menurut Corey
21
4) Menurut Sudjana
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk
menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara
peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan
kegiatan membelajarkan.
7) Menurut Trianto
8) Menurut Knowles
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
22
10) Menurut Slavin
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurutnya teori belajar yaitu teori belajar bermakna, belajar dapat diklasifikasikan
dalam dua dimensi yaitu:
Dalam implementasinya teori ini terdiri dari dua fase, yaitu mula-mula ia
menyangkut pemberian “the organizer” atau materi pendahuluan diberikan sebelum
kegiatan berlangsung dan dalam tingkat abstraksi, fase berikutnya dimana
organisasinya lebih spesifik dan terarah.
23
17) Menurut Briggs
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan
ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses
pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan
Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan bahwa seseorang akan bekerja
secara profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai. Maksudnya
adalah seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi
secara utuh. Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya
memenuhi salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan.
Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi.
Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional
apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-
tugasnya.Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi kerja seseorang,ia tidak akan
bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan oleh Glickman
(1981). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Prototipe guru yang terbaik,menurut teori ini, adalah guru prototipe profesional.
Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia
memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high
level of commitment).
24
d) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman
belajar dan tujuan pembelajaran.
e) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik.
f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
g) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
h) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yangmendidik.
i) Mengembangkan komponenkomponen rancangan pembelajaran.
j) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas,laboratorium, maupun lapangan.
Dalam kurikulum 2004, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi,
bahkan membuat sendiri atau bersama-sama dengan guru-guru lain dalam mata
pelajaran yang sama, silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya, dan
menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan pedoman
pembentukan kompetensi peserta didik.
adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai
potensi masyarakat serta orang tua untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Oleh
karena itu dalam implementasi MBS kepala sekolah harus memiliki visi, misi, dan wawasan
yang luas tentang sekolah yang efektif serta kemampuan profesional dalam mewujudkan visi
dan misi melalui perencanaan, kepemimpinan, manajerial, dan supervisi pendidikan. Ia juga
dituntut untuk menjalin kerjasama yang harmonis dengan berbagai pihak yang terkait dalam
Singkatnya, dalam implementasi MBS kepala sekolah harus mampu berperan sebagai
berikut:
25
E. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut:
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik.
Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan
kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi mencakup seluruh aspek dari
kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena supervisi bersifat demokratis.
Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi), bentuk
perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1) Etimologi
Istilah supervisi diambil dari kata bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan
2) Morfologis
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua
kata. Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor
memang mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang
yang disupervisinya.
3) Semantik
Pada hakekatnya isi rumusan tentang sesuatu yang terkandung dalam sebuah definisi
sangat tergantung dari orang yang mendefinisikannya. Wiles secara singkat telah
mengajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai
26
Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut : “ Pembinaan yang
diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan
27
Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi
belajar mengajar yang lebih baik. Dalam hal ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan
Karena aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas kesupervisian harus
lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar. Untuk itu guru harus memiliki kemampuan
Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai
berikut: “serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan
profesional yang diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan
pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar”.
Karena supervisi lebih menekankan pada pembinaan guru, maka tersebut pula
“Pembinaan profesional guru” yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh
kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada
b. Mengembangkan kurikulum
28
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
c. Objektif, artinya masukan yang diberikan sesuai aspek-aspek yang termuat dalam
instrument
mengembangkan pembelajarann
g. Kooperatif, artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran
Merunut pada materi Supervisi Akademik pada pelatihan penguatan kemampuan Kepala
sekolah oleh Direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
kementrian pendidikan nasional tahun 2010, model supervisi akademik terbagi ke dalam
dua model.
1) Observasi langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang
a. Pra Observasi
diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi didkusi dan wawancara tersebut
29
b. Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru
c. Post Observasi
dilakukan.
a. Tes dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat tes dadakan sudah diketahui
diberikan sesuai dengan materi yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
b. Diskusi kasus
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses
c. Metode angket
30
d. Model Supervisi Kontemporer (Masa kini)
sehingga disebut juga supervisi klinis. Supervisi model ini merupakan supervisi
yang berbeda. Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Menurut Sergiovanni (1987) ada
dua tujuan supervisi klinis: pengembangan professional dan motivasi kerja guru.
Dalam pelaksanaannya menurut Sullivan & Glanz (2005) setidaknya ada empat
langkah yaitu:
1. Perencanaan pertemuan
2. Observasi
3. Pertemuan berikutnya
4. Refleksi kolaborasi.
mana yang kurang bernilai, dan apa saran-saran yang diberikan oleh supervisor.
Supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas
31
5. Teknik supervisi akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk
interpersonal dan teknikal (Glickman, at al: 2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah
Menurut Gwyn (1961) teknik supervisi akademik ada dua macam, yaitu: teknik
Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk
b. Observasi kelas
Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif yang berkaitan dengan aspek-
ketapatan mengunakan metode dengan meteri, reaksi mental para siswa dalam
32
c. Pertemuan individual
kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat
Kunjuangan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
pembelajaran.
Menilai diri sendiri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara
objektif. Kejujuran pada diri sendiri sangat menetukan keberhasilan pada kegiatan
ini.
ditujukan kepada dua orang guru atau lebih. Supervisi ini dilakukan kepada kelompok
guru yang memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama.
33
Menurut Gwynn (1961) terdapat tiga belas teknik supervisi kelompok, yaitu:
1. kepanitiaan,
2. kerja kelompok,
3. laboratorium,
4. membaca terpimpin,
5. demonstrasi pembelajaran,
6. darmawisata,
7. kuliah/studi,
8. diskusi panel,
9. perpustakaan,
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 3 Bajawa yang beralamat di Jln Raya Soa – Lindi,
B. Personalia
C. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan melaksanakan supervisi
akademik yang meliputi supervisi tradisional dan supervisi klinis yang secara rinci dapat
1. Perencanaan Awal
Langkah awal yang direncanakan pada penilitian tindakan sekolah ini terdiri dari
a. Identifikasi masalah
b. Pengajuan proposal
c. Mempersiapkan instrument
35
2. Siklus pertama.
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang
terjadi selama tahap pelaksanaan dan mengobservasi hasil awal yang dicapai pada
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang
3. Siklus kedua
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua ini, peneliti melakukan pertemuan dengan
36
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, guru-guru yang sudah siap perangkat perencanaan pembelajarannya
disupervisi kelas oleh peneliti. Hal ini untuk melihat kesesuaian perencanaan
c. Observasi
dalam proses belajar mengajar. Pada tahap ini pula, peneliti mengumpulkan data-data
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru yang
D. Pelaksanaan Tindakan
Untuk melihat kesesuaian perencanaan tindakan, berikut ini peneliti melaporkan pelaksanaan
Langkah awal yang direncanakan pada penilitian tindakan sekolah ini terdiri dari
a. Identifikasi masalah
b. Penyusunan proposal
dengan judul “Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Silabus dan
37
c. Mempersiapkan instrument
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan seluruh instrument penelitian berupa lembar
pengamatan supervisi yang terdiri dari data jumlah guru yang membuat silabus dan
RPP dan data kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
2. Siklus pertama.
a. Perencanaan
Agustus 2017. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dapat dilihat pada tabel
TABEL 1
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilaksanakan pada minggu ke-4 Agustus
TABEL 2
38
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang
terjadi selama tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Selain itu peneliti juga
siklus 1.
TABEL 3
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang
TABEL 4
3. Siklus kedua
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua ini, peneliti melakukan pertemuan dengan
TABEL 5
39
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, guru-guru yang sudah siap perangkat perencanaan pembelajarannya
disupervisi kelas oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian
TABEL 6
c. Observasi
keberterimaan siswa dalam proses belajar mengajar. Pada tahap ini pula, peneliti
TABEL 7
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru yang
TABEL 8
40
BAB IV
Pada akhir tahun pelajaran 2016/2017, peneliti mencatat guru yang menyetorkan
TABEL 9
Silabus/Kelas RPP/Kelas
No Mata Pelajaran
VII VIII IX VII VIII IX
1. Pendidikan Agama katolik √ √ √ √ √ √
2. PKn √ √
3. Bahasa Indonesia √ √
4. Bahasa Inggris √ √ √ √
5. Matematika √ √ √ √
6. IPA √ √ √ √
7. IPS √ √
8. PJOK √ √
9. Keterampilan/Prakarya √ √
10. TIK √ √
11. Muatan Lokal √ √
Sumber : Lembar control setoran perangkat pembelajaran 2016/2017
TABEL 10
REKAPITULASI GURU YANG MENYETORKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Jumlah yang Jumlah yang % yang
No Komponen
seharusnya dikumpulkan mengumpulkan
1. Standar Isi Mapel 33 11 33,33
2. Kalender pendidikan 33 9 27,27
3. Program Tahunan 33 10 30,30
4. Program Semester 33 9 27,27
5. KKM 33 11 33,33
6. Analisis Tujuan Mata Pelajaran 33 12 36,36
7. Analisis Materi Mata Pelajaran 33 11 33,33
8. Analisis pemetaan SK/KD 33 13 39,39
9. Silabus 33 11 33,33
10. RPP 33 11 33,33
11. Agenda Kegiatan Harian 14 10 71,42
12. Pelaksanaan Prog. Semester 14 9 64,28
13 Daftar hadir siswa 33 11 33,33
41
Jumlah yang Jumlah yang % yang
No Komponen
seharusnya dikumpulkan mengumpulkan
14. Daftar nilai 6 3 50,00
15. Analisis Hasil Ulangan harian 33 20 60,60
16. Analisis hasil UTS 33 20 60,60
17. Analisis butir soal 33 20 60,60
18. Bank Soal 33 20 60,60
19 Program perbaikan dan
33 20 60,60
Pengayaan
20. Laporan hasil perbaikan 33 20 60,60
Jumlah 45,59
Sumber : lembar control pengumpulan silabus dan RPP Wakasek Kurikulum
Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa data dasar guru yang meyusun perangkat
pembelajaran adalah sebesar 45,49%. Dari silabus dan RPP yang terkumpul ini,
yang dikumpulkan terutama pada silabus dan RPP. Data yang diperoleh dari penelaahan
tersebut dapat digambarkan pada tabel kualitas silabus dan RPP SMP Negeri 3 Bajawa
Kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru SMP Negeri 3 Bajawa secara umum
dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dikarenakan masih banyak silabus dan RPP yang
masih menggunakan format lama dan terkesan tidak original (copy paste dari orang lain).
Hal ini terlihat dari tidak timbulnya visi dan misi serta tujuan sekolah pada silabus dan
Secara lebih jelas berikut penulis gambarkan hasil penilaian penulis terhadap kualitas
silabus dan RPP 13 orang guru SMP Negeri 3 Bajawa tahun pelajaran 2016/2017.
42
TABEL 11
DAFTAR NILAI KUALITAS SILABUS DAN RPP TAHUN PELAJARAN 2016/2017
No. Nama Guru Silabus RPP Rata-Rata
1 Yohanes Longa Bay, A.Md. 71 74 72,50
2 Marteda Suan, S.Pd. 75 77 76,00
3 Valentina Viktoria lame Dolu, S.Ag. 77 79 78,00
4 Fransiskus A.Loy Pety, S.Pd. 75 77 76,00
5 Maria Herima Bebhe, S.Pd. 63 75 69,00
6 Maria Delvin Titu, S.Pd. 43 52 47,50
7 Marieta Bupu, S.Pd. 40 51 45,50
8 Erlina, S.Pd. 44 54 49,00
9 Maria Aurelia No’o, S.Pd. 52 71 61,50
10 Anselmus Lodo, S.Pd. 54 64 59,00
11 Yohanes Brachans Sina, S.Pd. 54 63 58,50
12 Ardriana Mesu, S.Pd. 59 60 59,50
13 Alfonsia Maksima Obe, S.Pd. 51 61 56,00
Nilai tertinggi 77 79 78,00
Nilai terrendah 40 51 45,50
Rata-rata 58,50 65,00 61,75
Jumlah > 70 4 6
Jumlah < 70 9 7
Prosentase < 70 69,23 69,23
Sumber : Data penilaian silabus dan RPP SMP Negeri 3 Bajawa Tahun 2016/2017
Dari tabel di atas, jelas terlihat bahwa kualitas silabus dan RPP guru SMP Negeri 3
Bajawa pada tahun pelajaran 2016/2017 masih sangat rendah. Dari 13 orang guru yang
silabus dan RPP-nya dianalisa oleh peneliti, hanya rata-rata 38,46% guru yang memiliki
silabus dan RPP yang sesuai dan dinilai baik. Lebih rinci, prosentase guru yang
silabusnya baik (di atas 70) adalah 30,77% dan guru yang RPP-nya baik (di atas 70)
adalah 46,13%.
1. Kuantitas Guru yang menyusun silabus dan RPP setelah siklus ke-1
Pada rapat awal tahun pelajaran 2017/2018, peneliti memerintahkan kepada seluruh guru
untuk membuat perangkat pembelajaran. Setelah berjalan selama hampir tiga bulan,
peneliti mengumumkan kepada seluruh guru bahwa pada bulan Oktober 2017 akan
dilakukan supervisi terhadap administrasi guru. Pada siklus ini seluruh guru diminta
43
Selanjutnya peneliti melakukan analisis dan penilaian terhadap kuantitas guru yang
mengumpulkan perangkat pembelajaran terutama silabus dan RPP. Dari hasil perhitungan
peneliti terhadap jumlah guru yang mengumpulkan silabus dan RPP didapatkan data
sebagai berikut:
TABEL 12
REKAPITULASI PERHITUNGAN
PENGUMPULAN SILABUS DAN RPP PADA SIKLUS 1
Silabus RPP
No Kelas Seharus- Mengum- % mengum- Seharus- Mengum- % mengum-
nya pulkan pulkan nya pulkan pulkan
1 VII 11 9 81,82 22 16 72,73
2 VIII 11 10 90,91 22 20 90,91
3 IX 11 8 72,73 22 19 86,36
Rata-rata 33 27 81,82 66 46 83,33
Prosentase 100 81,82 81,82 100 83,33 83,33
Total 33 27 81,82 66 46 83,33
Sumber: Lembar control pengumpulan silabus dan RPP tanggal 04 Oktober 2010
Dari data jumlah guru yang mengumpulkan silabus dan RPP pada awal siklus 1, dapat
terlihat bahwa dengan informasi adanya supervisi akademik terhadap guru dapat
meningkatkan kuantitas jumlah guru yang menyusun silabus dan RPP yang sebelumnya
Dari data tersebut juga dapat dilihat ada guru yang hanya menyerahkan silabus tanpa
disertai RPP-nya serta ada yang belum mengumpulkan silabus dan RPP (Klasifikasi D)
Sebelum melakukan supervisi individual terhadap seluruh guru terutama kepada guru
yang belum mengumpulkan silabus dan RPP, peneliti melakukan analisa kedua terhadap
44
Hasil analisis kualitas silabus dan RPP tersebut dapat terlihat pada tabel berikut:
TABEL 13
REKAPITULASI PENILAIAN SILABUS DAN RPP PADA SIKLUS 1
No. Klasifikasi penilaian Rentang nilai f %
A. SILABUS :
1. A = Baik sekali 80 - 100 3 27,04
2. B = Baik 60 - 79 5 38,46
3. C = Cukup 41 - 59 4 30,77
4. D = Kurang ≤ 40 1 7,69
Jumlah 13 100
Prosentase A dan B 8 61,53
B. RPP :
1. A = Baik sekali 80 - 100 6 46,15
2. B = Baik 60 - 79 3 27,04
3. C = Cukup 41 - 59 4 30,77
4. D = Kurang ≤ 40 0 0
Jumlah 13 100
Prosentase A dan B 9 69,23
Sumber: Lembar penilaian silabus dan RPP tanggal 5-6 Oktober 2010
Sementara itu, hasil analisa kualitas penyusunan silabus dan RPP setelah dilakukan
TABEL 14
REKAPITULASI PENILAIAN SILABUS DAN RPP PADA SIKLUS 1
No. Klasifikasi penilaian Rentang nilai f %
A. SILABUS :
1. A = Baik sekali 80 - 100 5 38,46
2. B = Baik 60 - 79 6 46,15
3. C = Cukup 41 - 59 2 15,38
4. D = Kurang ≤ 40 0 0
Jumlah 13 100
Prosentase A dan B 11 84,61
B. RPP :
1. A = Baik sekali 80 - 100 6 46,15
2. B = Baik 60 - 79 6 46,15
3. C = Cukup 41 - 59 1 15,38
4. D = Kurang ≤ 40 0 0
Jumlah 13 100
Prosentase A dan B 12 92,30
Sumber : Lembar penilaian kualitas silabus tanggal 11 Oktober 2010
Hasil analisa revisi silabus dan RPP pada tabel diatas memperlihatkan terjadinya
peningkatan kualitas silabus dan RPP. Dimana kualitas A dan B meningkat dari 61,53%
dan 69,23% menjadi 84,61% dan 92,30%. Dari sini pula terlihat bahwa jumlah guru yang
45
C. Kompetensi guru menyusun silabus dan RPP setelah siklus ke-2
silabus dan RPP yang disusun oleh guru. Metode yang digunakan adalah dengan
melakukan supervisi kelas. Dari pelaksanaan rencana pembelajaran ini, dapat terlihat
keaslian penyusunannya. Hasil dari analisa penguat tersebut, menunjukkan bahwa silabus
dan RPP yang dikumpulkan benar disusun oleh guru yang bersangkutan. Karena terjadi
TABEL 15
HASIL PENILAIAN SUPERVISI KELAS
No. Klasifikasi penilaian Rentang Nilai f %
1. A = Baik sekali 80 - 100 5 38,46
2. B = Baik 60 - 79 7 53,84
3. C = Cukup 41 - 59 1 15,38
4. D = Kurang ≤ 40 0 0
Jumlah 13 100
Sumber: Lembar penilaian pelaksanaan silabus dan RPP
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
silabus dan RPP yang dikumpulkan guru adalah bersifat original. Hal ini terlihat dengan
cukup besarnya guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
dibuat.
46
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang terurai pada bab IV, peneliti menyimpulkan bahwa:
kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP di SMP Negeri 3 Bajawa. Ini terbukti
dengan meningkatnya jumlah silabus hasil kerja guru yang baik dari 61,53% menjadi
84,61% setelah supervisi akademik. Selain itu jumlah RPP yang berkualitas baik juga
silabus dan RPP-nya kepada kepala sekolah, kemudian kepala sekolah memberikan
3) Untuk mengecek originalitas silabus dan RPP yang disusun guru, kepala sekolah
melakukan supervisi kelas. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan rencana yang
dimuat dalam silabus dan RPP dengan penerapannya di kelas. Jika sesuai maka dapat
dipastikan, kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP tersebut benar (bukan
jiplakan atau dibuat orang lain). Jika banyak ketidaksesuaian maka ada kemungkinan
3. Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP yang baik meningkat
47
B. Saran
digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP yang
selama ini masih menjadi administrasi yang masih sulit diminta dari guru-guru kita.
2. Untuk pengawas diharapkan dapat memberikan masukan yang lebih jelas dan terarah
48
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala
Sekolah; Jakarta: Depdiknas.
Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala
Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sapari, Achmad. 2002. Pemahaman Guru Terhadap Inovasi Pendidikan. Artikel. Jakarta:
Kompas (16 Agustus 2002).
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama
Universitas Terbuka.
Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidikan, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala
Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.
Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan
Bhakti Winaya
Suryasubrata.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahidin; 13 Faktor untuk menjadi Kepala Sekolah Yang Efektif, 2008
Wardani, IGK. 1996. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: Dirjen Dikti.
49
Riwayat Hidup
50