Anda di halaman 1dari 4

Peran Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup

Menjaga pH Darah

Fungsi larutan penyangga dalam tubuh manusia adalah menjaga atau mempertahankan pH darah. Dilansir dari Medicine
LibreTexts, darah manusia harus memiliki pH sedikit basa yaitu sekitar 7,35 hingga 7,45. Untuk mempertahankan rentang pH
yang sangat sempit tersebut, manusia memiliki sistem larutan penyangga yang sangat kuat. pH darah yang berubah dapat
menyebabkan berbagai kondisi pada tubuh mulai dari denaturasi dan kehilangan fungsi protein, erosi jaringan tubuh, hingga
kematian.

Mendukung Kerja Enzim

Fungsi larutan penyangga dalam tubuh selanjutnya adalah mendukung kerja enzim. Seperti yang kita ketahui, enzim adalah
zat katalitik yang dapat mempercepat terjadinya reaksi biokimia penunjang tubu seperti metabolisme. Enzim adalah protein
yang berfungsi optimal pada pH yang tepat. Dilansir dari Khan Academy, pada pH yang tidak sesuai enzim akan berhenti
bekerja atau bahkan terdenaturasi (rusak) secara permanen. Larutan penyangga dapat menjadi pH tubuh manusia pada
kisaran normal. Sehingga, enzim dapat berkerja secara optimal dalam tubuh manusia.

Menjaga pH air liur

Larutan penyangga atau buffer dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH air liur. Dilansir dari Healthline, pH air liur berada
dalam kisaran 6,2 hingga 7,6. Jika air liur terlalu asam, akan terjadi erosi asam. Di mana air liur yang asam mengikis mineral
pada gigi menyebabkan gigi berlubang, keropos, hingga kehilangan gigi. Larutan penyangga, menjaga pH air liur agar erosis
asam pada gigi tidak terjadi.

Mencegah terjadinya asidosis

Fungsi larutan penyangga dalam tubuh adalah mencegah terjadinya asidosis. Asidosis adalah kondisi meningkatkan
keasaman pada cairan tubuh. Asidosis dapat menyebabkan gejala yang ringan hingga syok berat juga kematian.

Mencegah terjadinya alkalosis

Fungsi larutan penyangga dalam tubuh lainnya adalah mencegah terjadinya alkalosis. Alkalosis adalah kondisi meningkatnya
kadar bikarbonat yang menyebabkan darah menjadi lebih basa. Alkalosis dapat menyebabkan gejala gangguan kesehatan
yang ringan seperti mual, mati rasa dan gemetar. Namun, dapat juga meningbulkan gangguan kesehatan yang lebih serius
seperti syok dan koma.

Larutan Penyangga Intrasel dan Ekstrasel

Larutan penyangga disebut juga larutan buffer. Larutan ini adalah larutan yang menahan atau buffer perubahan PH ketika
sejumlah kecil asam atau basa atau kondisi lain masuk ke dalam larutan asam atau basa. Larutan penyangga membuat
campuran zat tidak berubah PH dan sifatnya.
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat dalam tubuh manusia atau ditambahkan dalam berbagai
kegiatan manusia. Larutan yang digunakan dalam tubuh manusia tentu saja berhubungan dengan fungsi tubuh yang dapat
berubah jika keasaman tubuh berubah. Larutan penyangga banyak digunakan dalam cairan sel.

Larutan yang berada dalam cairan sel disebut larutan intrasel. Sebaliknya, larutan ekstrasel adalah larutan penyangga yang
terdapat dalam tubuh manusia tetapi berasal dari luar cairan sel. Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang larutan
penyangga ekstrasel dan intrasel, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu cara kerja larutan penyangga di bawah ini.

1. Larutan Penyangga Asam


Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang mempertahankan sifat keasaman dengan PH kurang dari 7.
Larutan ini ditambahkan pada larutan asam lemah dan garam sehingga mengubah rasio asam terhadap garam

• Larutan penyangga asam ini akan mengubah kesetimbangan kimia bergeser ke kiri
• Penambahan asam pada larutan penyangga asam akan membuat PH hanya sedikit turun, sehingga sifat larutan dapat
dipertahankan.
• Sementara penambahan basa pada larutan penyangga asam akan menghilangkan ion hidorksida.
• Contoh larutan penyangga asam : CH₃COOH (Asam Lemah) Dan CH₃COO– (Basa Konjugasinya).

2. Larutan Penyangga Basa


Larutan penyangga basa adalah larutan penyangga yang mempertahankan sifat keasaman dengan PH lebih dari 7, berarti
mempertahankan kondisi basa. Larutan ini ditambahkan pada basa lemah dan garamnya.

• Larutan penyangga basa akan menyebabkan kesetimbangan kimia bergeser ke kiri sama dengan asam. Namun, pergeseran
menunjukkan kondisi kesetimbangan masing-masing.
• Penambahan asam pada larutan penyangga basa akan menghilangkan ion hidrogen yang kemudian membentuk air.
• Sedangkan penambahan basa pada larutan penyangga basa akan menghilangkan ion hidroksida pula.
• Contoh larutan penyangga basa : NH₃ (Basa Lemah) Dan NH₄+ (Asam Konjugasinya).

Fungsi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Di dalam tubuh, seperti telah disebutkan terdapat larutan penyangga esktrasel dan intrasel. Buffer berfungsi menjaga PH
plasma darah. menjaga PH darah secara keseluruhan, danmenjaga PH dalam cairan ginjal sehingga eksresinya tidak
terganggu.
2. Dalam industri pengalengan buah-buahan, buffer penyangga basa digunakan agar buah dalam kaleng tidak mudah rusak
karena bakteri. Buffer yang sering digunakan adalah asam benzoate dan natrium benzoate.
3. Dalam industri obat-obatan dan farmasi, membantu penyangga di dalam tubuh manusia agar berfungsi dengan baik. Contoh,
adanya asam asetilsalisilat pada obat aspirin. Jika kita minum aspirin, maka asam akan mengubah kondisi dalam perut, di
mana menyebabkan terjadinya penggumpalan darah dan menghambat peredaran darah. Akibatnya pedarahan tidak dapat
dihindarkan. Agar ketika minum obat tidak terjadi demikian, ditambahkan MgO sebagai buffer agar PH dalam perut tidak
menurun. Itu sebabnya, aspirin tergolong obat penghilang rasa sakit yang lebih keras dibandingkan paracetamol.

Perbedaan Larutan Penyangga Ekstrasel dan Intrasel


Cairan sel dalam tubuh manusia sangat penting peranannya. Tanpa cairan ini hampir semua fungsi organ tubuh tidak akan
berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan larutan penyangga, yang sering disebut sebagai larutan penyangga ekstrasel dan
intrasel. Sesuai dengan namanya, tentu saja kedua jenis buffer di atas berbeda. Perbedaannya ada pada:

1. Letak

Berdasarkan namanya, perbedaan larutan penyangga ekstrasel dan intrasel adalah letaknya di dalam tubuh. Buffer ekstrasel
ada pada cairan antar sel, di luar sel itu sendiri. Termasuk dalam cairan antar sel adalah plasma darah dan ginjal. Sementara,
buffer intrasel ada di dalam cairan sel. Cairan ini berfungsi menstabilkan kondisi sel. Contohnya adalah cairan dalam sel
darah.

2. Fungsi

Perbedaan kedua larutan penyangga ekstrsel dan intrasel adalah fungsi, meskipun secara umum pasti sesuai dengan fungsi
larutan penyangga yaitu mempertahan PH yang cairan. Fungsi ini sesuai dengan di mana larutan penyangga tersebut
diletakkan. Hal ini sekaligus akan kita bahas dalam sub judul selanjutnya, yaitu contoh larutan penyangga ekstrasel dan
intrasel.

Contoh Larutan Penyangga Ekstrasel dan Intrasel


1. Larutan Penyangga Ekstrasel

• Larutan Penyangga Karbonat dalam Darah

Penyangga karbonat dalam darah merupakan reaksi antara asam karbonat dengan asam konjugasi bikarbonat. Larutan ini
berfungsi agar PH darah dalam keadaan stabil, di mana perbandingan keduanya dalam darah selalu 20 : 1. Dengan demikian,
PH selalu berada di 7,4.

Contoh penggunaan larutan penyangga adalah ketika seseorang mendaki gunung. Semakin tinggi gunung, semakin sedikit
oksigen yang ada. Mereka dapat mengalami alkalolisis, peningkatan PH darah yang mengakibatkan bernapas berlebihan dan
histeris. Kebalikannya, orang yang berlari marathon dalam mengalami asidosis, penurunan PH darah yang jika tidak diatasi
dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, dan diare.

• Larutan Penyangga pada Asam Amino


Pada asam amino terdapat cairan H+ dan OH- yang selalu menjaga kestabilan PH dalam asam amino.

• Larutan Penyangga pada Mulut


Air ludah menghasilkan larutan penyangga yang menjaga keasaman di daerah gigi dan sekitarnya, sekitar 6,8. Hal ini penting
karena terkadang makanan yang dikonsumsi mengandung asam tinggi yang dapat merusak gigi.

• Larutan Penyangga pada Ginjal


Dalam ginjal, meski jumlahnya sedikit mempunyai fungsi mempertahankan PH urin yang dibentuk.

2. Larutan Penyangga Intrasel


Penyangga intrasel tidak sebanyak dalam cairan ekstrasel. Contoh larutan ini adalah penyangga posfat dalam cairan sel
darah merah atau hempglobin. Meskipun demikian larutan ini jumlahnya lebih banyak daripada penyangga pada ginjal dan
urin. Fungsinya adalah menjaga PH darah agar selalu berada di 7,4.
Reaksi kimia larutan penyangga posfat intrasel ini adalah :
H2PO4 – (aq) + H + (aq) –> H2PO4 (aq)
H2PO4 – (aq) + OH – (aq) –> (HPO4)2- (aq) ) + H2O (aq)

Anda mungkin juga menyukai