Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buffer adalah suatu substansi atau sekelompok substansi yang dapat
mengabsorps, ataumelepaskan ion-ion hidrogen untuk memperbaiki adanya
ketidakseimbangan asam-basa.
Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen
kekompartemen lain untuk memfasilitasi proses – proses yang terjadi di dalam
tubuh, sepertioksigenasi jaringan, respons terhadap penyakit, keseimbangan asam-
basa, dan respons terhadapterapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui
difusi, osmosis, transportasi aktif, ataufiltrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada
permeabilitas membrane sel atau kemampuan membrane untuk ditembus cairan dan
elektrolit
.Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan, elektrolit
dan asam- basa di dalam tubuh. Banyak factor yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan salah satunyakarena penyakit.Orang dewasa yang sehat, aktif
bergerak, dan memiliki orientasi yang baik biasanyadapat mempertahankan
keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa yang normal karenamekanisme
adaptif tubuhnya. Namun bayi, orang dewasa yang menderita penyakit berat,
kliendengan gangguan orientas atau klien yang immobile, serta lansia sering kali
tidak mampu merespon secara mandiri.
Kandungan air dari tubuh seseorang kerap kali dikatakan sebanyak 70% dari
berat badan.Lebih tepat dikatakan bahwa kandungan air pada tubuh seseorang
adalah
70% dari berat tubuh bebas lemak. Jaringan lemak pada tubuh mengandungsedikit
air. Berat lemak pada tubuhseseorang berkisar antara 10-40% dari BB. Variasi dari
kandungan lemak badan inimenyebabkan kandungan air tubuh, bila dibandingkan
dengan BB keseluruhannya berkisar antara 40-70% BB keseluruhan. Kandungan rata-
rata ialah sekitar 60% untuk laki-laki yang berusia antara 17-40 tahun dan 51% untuk
perempuan pada rentang usia yang sama. Jadi, angka60% dari BB akan digunakan
sebagai gambaran yang masuk akal bagi air tubuh total
.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
satu bagian dari fisiologi
BAB II

PEMBAHASAN

Buffer Kimiawi

Buffer (penyangga) adalah larutan kimia yang menahan perubahan pH jika terdapat

penambahan asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari; larutan asam lemah dan garamnya,

seperti asam karbonat dan natrium bikarbonat atau larutan basa lemah dan garamnya,

seperti larutan ammonia dan ammonium klorida.

Jika pH menurun, maka garam (natrium bikarbonat) berperan sebagai basa yang akan

menerima ion hydrogen yang ditambahkan pada larutan. Jika pH meningkat, asam lemah

(asam karbonat) akan mendonorkan ion hydrogen kepada larutan, sehingga perubahan pH

akan “disangga”. Hal yang sebaliknya berlaku untuk basa lemah dan garamnya.

Secara umum buffer bereaksi dengan melepaskan atau mengambil ion

hydrogen: Peningkatan konsentrasi ion hydrogen

Perhatikan bahwa ion hydrogen tidak dibuang dari tubuh namun hanya terperangkap

oleh buffer. System buffer kimiawi utama dalam tubuh adalah:

A. Sistem buffer bikarbonat


B. System buffer fosfat
C. System buffer protein

Semua system buffer akan bekerja bersama untuk mengembalikan pH dalam sekejap,

tetapi terdapat keterbatasan perubahan pH sebesar apa yang dapat dijaga konstan oleh

buffer. Hal ini tergantung pada cadangan buffer yang tersedia, disebut juga “kapasitas

buffer”. Jika jumlah asam atau basa yang ditambahkan sangat besar, maka system

buffer tidak akan mampu mengatasinya.

System Buffer Bikarbonat


Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraselular utama dan bertanggung

jawab mempertahankan pH darah. Kabon dioksida yang terbentuk selama respirasi sel

akan larut dalam air (plasma) untuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini akan

berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat

akan berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion hydrogen ditambahkan ke dalam

tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat berolahraga, maka ion bikarbonat dan

ion hydrogen yang terbentuk dari asam laktat akan membentuk asam karbonat. Asam

karbonat berperan sebagai donor ion hydrogen. Jika ion hydrogen hilang dari tubuh,

seperti pada kasus muntah-muntah berat, asam karbonat akan berdisosiasi lebih banyak

untuk melepaskan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Rasio normal bikarbonat terhadap

asam karbonat adalah 20:1.

Sistem bikarbonat menyangga 90% ion hydrogen dalam darah dan sangat penting

karena jumlah karbon dioksida dan ion bikarbonat juga dapat diatur oleh paru dan

ginjal. Jumlah ion bikarbonat yang tersedia untuk buffer disebut juga cadangan alkali.

 Sistem Buffer Fosfat

Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari dihidrogen

fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan sebagai asam lemah

dan basa lemah.

Buffer fosfat terutama mempertahankan pH fluida intraselular dan tubulus ginjal,

sehingga tidak akan mempertahankan pH darah, namun merupakan buffer yang

penting untuk urin.

 Sistem Buffer Protein

Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam amino

mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam (COOH). Tiga bentuk

asam amino yang ada tergantung dari pH.

Buffer protein merupakan sistem yang sangat kompleks dan akan mempertahankan pH

fluida intraselular dan plasma. Protein hemoglobin memiliki dua fungsi khusus, yaitu
mentranspor oksigen ke jaringan dan juga menyangga ion hydrogen yang transit dari

sel ke paru.

 Sistem Buffer Hemoglobin

Karbon dioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam sel, karbon

dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim karbonat anhidrase. Asam

karbonat akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat.

Kemudian hemoglobin dan ion hydrogen tersebut bergabung membentuk

hemoglobin tereduksi.

Reaksi ini terjadi karena hemoglobin tereduksi merupakan asam yang lebih lemah

dibandingakan oksihemoglobin dan asma karbonat sehingga akan berikatan lebih kuat

dengan hydrogen. Sehingga ketika oksigen dilepaskan, ion hydrogen yang terbentuk

dari asupan karbon dioksida akan terperangkap oleh hemoglobin, dan hal ini mencegah

perubahan pH.

Saat ion bikarbonat terbentuk dalam eritrosit, ion bikarbonat ini akan berdifusi keluar

ke dalam plasma, menjadi bagian cadngan alkali dan menyangga ion hydrogen. Pada

saat ion bikarbonat berdifusi ke luar eritrosit, ion klorida akan berdifusi masuk ke dalam.

Hal ini terjadi untuk mempertahankan muatan sel tetap netral atau seimbang, dan disebut

juga reaksi pergeseran (shift) klorida. Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh

proses ini, karbo dioksida dan air akan dibuang melalui proses pernapasan.

 Sistem Buffer Amonia

Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam amino. Amonia

akan berdifusi ke dalam tubulus ginjal, menyangga ion hydrogen dalam filtrate ginjal

dan membentuk ion ammonium. Ion ammonium diekskresi di urin dan mencegah urin

menjadi terlalu asam.


Larutan IsotoniK,Hipotonik,dan Hipertonik

Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehinggasetiap

perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktu detik

atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatifkecil

pada zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotic

yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat

melintasi membran sel bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan

keseimbangan osmotik .Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik adalah istilah yang digunakan

untukmembandingkan tekanan osmoticdari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan

oleh membran sel.

1. Larutan hipotonik

Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan

larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya

lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka

akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya

sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah

setengahnormal saline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnya lebih

rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah

merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan

peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel- sel

darah merah. Peristiwa demikian disebut hemolisa.

2. Larutan Isotonik

Larutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besar dengan

konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara

keduanya, maka larutan dikatakan isotonik (ekuivalen denganlarutan 0,9% NaCl ).

Larutan isotonik mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai

tekanan osmotik
yang sama. Isotonis adalah suatu yang larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar

dengan cairan dalam tubuh dalam sel darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi

pertukaran.Isoosmotik larutan yg memiliki tek.osmosa yang sama dengan tek. Alat

yang digunakan untuk mengetahui osmosa sel darah digunakan alat yang

disebutosmometer.

2. Larutan Hipertonis

Turunan larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang

lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan

larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau

dipisahkan dengan membrane semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju

larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh,

larutandekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena

konsentrasilarutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah

pasien. Titik beku

besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah,sehingga menyebabkan air

keluar dari sel darah merah melintasi membransemipermeabel dan mengakibatkan

terjadinya penciutan sel-sel darah

merah.Peristiwa demikian disebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur

tonisitasadalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3

Anda mungkin juga menyukai