Anda di halaman 1dari 25

TUGAS RESUME ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK)

KESEIMBANGAN ASAM BASA DAN CAIRAN TUBUH DAN


METABOLISME KARBOHIDRAT, ASAM AMINO, PURIN,
PIRIMIDIN DAN LEMAK

DI SUSUN OLEH:
NAMA : KHASBI HUSAIN
NIM : 202002030004
PRODI : S1 KEPERAWATAN ( B )
MAKUL : ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat
netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan.1
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari
7, sedangkan larutan netral memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan
dengan indikator pH atau dengan pH meter. Menurut penjelasan tersebut
menjelaskan tentang keseimbangan asam basa serta berbagai macam faktor atau hal
- hal yang berkaitan dengan keseimbangan asam basa.
Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh karena
dapat mempengaruhi fungsi organ vital.2 Gangguan keseimbangan asam basa yang
berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Derajat keasaman (pH)
darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu
mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi
organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur
oleh dua sistem organ yakni paru ,ginjal
BAB II
ISI

2.1. Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima
ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat
melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu
contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk
ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat
(H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).1
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCL. Asam
lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya
dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+, contohnya adalah H2CO3.1

2.2. Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh,
ion bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu

ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein- protein dalam
tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun
protein dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein
hemoglobin dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain
merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.1
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh
karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah
OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah yang khas
adalah HCO3- karena HCO3- berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada
OH-.1 Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan
dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah.
2.3. Keseimbangan Asam dan Basa
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion
hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan
oleh sel.3 Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular
umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada
tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak,
ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.4
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar
proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.4
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam.4

Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah4:


1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila
pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.

2.4. Pengaturan Keseimbangan Asam dan Basa


Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan
5
pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai
homeostatis. Harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen
dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal
memainkan peranan kunci dalam pengaturan-pengaturan ion hidrogen. Akan tetapi,
pengaturan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh
lebih banyak daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal. Terdapat
juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan
paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal
dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.5
Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur
konsentrasi ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion
hidrogen ginjal dan reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh
ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem kontrol asam basa dalam berbagai
cairan tubuh.5
Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal
dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter ( 40
nEq/liter ).6 Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi
yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/liter
sampai setinggi 160 nEq/liter tanpa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam jumlah
yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam
skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH berhubungan dengan
konsentrasi ion hidrogen.3
pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang
dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3.3 Karena pH normal darah arteri
7,4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun dibawah nilai ini dan
mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana
seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas
adalah sekitar 8,0.3
pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena
metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3.3 Bergantung pada jenis sel, pH
cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringan
dan aliran darah yang buruk ke jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam
dan itu dapat menurunkan pH intraseluler.
pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa
cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat asam
adalah HCl yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-sel parietal )
dari mukosa lambung.3

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Asam dan Basa


Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari
3 sistem4:
1. Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan
segera bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi
ion hidrogen yang berlebihan.4
Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan
tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan
pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan
ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu4:
a. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang
disebabkan karena peningkatan CO2.
b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali
sistem pernafasan bekerja normal
c. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada
tersedianya ion bikarbonat.

Ada 4 sistem buffer4:


a. Buffer bikarbonat merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama
untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
b. Buffer protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
c. Buffer hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk
perubahan asam karbonat
d. Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan
intrasel.
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa
sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan,
maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat
terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat rangsangan pada kemoreseptor
dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi
ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan
menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan
amonia.4
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal
dalam menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi,
dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat,
ammonia). Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui
ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan
pH dengan sistem buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk

mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45.4

2. Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida,
dan karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan
3
ekstraseluler. Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai
respons terhadap jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan
parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat
untuk respirasi.3 Tentu saja, tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri
(PaCO2) juga mempengaruhi respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas
efek yang dihasilkan oleh PaCO2.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga
menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi
4
kelebihan asam). Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan
diturunkan, dan menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan
beban asam).

3. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan
anion asam non volatile dan mengganti HCO3-.3 Ginjal mengatur keseimbangan
asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada
mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat,
buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi
ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme
pompa natrium di basolateral tubulus.3 Pada proses tersebut, asam karbonat dan
natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan
negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun,
ion hidrogen mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen
berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi
struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat
penting pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria
pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.4
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus meneru1s di
dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung
diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hidrogen di dalam tubuh berasal dari
makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis

anaerobik atau ketogenesis.4

2.6. Gangguan Keseimbangan Asam Basa


Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.7 Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.7
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat.7 Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru. Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran)
dan koma.7 Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan
terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika
pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis
dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam
bahkan beberapa hari. Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari
paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada
penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan
7
buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.7
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. 7 Pada akhirnya, ginjal juga
berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih
banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui
jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.7

Penyebab asidosis metabolik dapat adalah3:


1. Kelebihan produksi asam.
Pada asidosis diabetik atau asidosis laktak, produksi asam dapat melebihi
kemampuan ginjal untuk absorbsi dan ekskresi H+
2. Kurangnya cadangan dapar
Kehilangan ion HCO3 yang terbuang percuma melalui ginjal atau usus
menyebabkan hipokarbonatremia dana asidosis metabolik.
3. Kurangnya ekskresi asam.
Dapat terjadi pada penyakit ginjal kronik dimana ginjal gagal
mengekskresikan asam yang diproduksi secara normal.
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan
yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma
dan kematian.7
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH
darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah
arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon
dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan
untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi
dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak
terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis
metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang
dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air
kemih.7
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.7 Sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan
dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis
ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara
intravena, tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan.7

Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.7 Pernafasan yang cepat dan dalam
disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.7

Pengobatan diarahkan untuk memperbaiki ventilasi. 7 Preparat farmakologi


digunakan sesuai indikasi. Sebagai contoh, bronkodilator membantu menurunkan
spasme bronkhial, dan antibiotik yang digunakan untuk infeksi pernapasan.
Tindakan hygiene pulmonari dilakukan, ketika diperlukan, untuk membersihkan
saluran pernapasan dari mukus dan drainase pluren. Hidrasi yang adekurat di
indikasikan untuk menjaga membran mukosa tetap lembab dan karenanya
memfasilitasi pembuangan sekresi. Oksigen suplemen diberikan bila diperlukan.
Ventilasi mekanik, yang digunakan secara waspada dapat memperbaiki ventilasi
pulmonari. Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak bijaksana dapat menyebabkan
eksresi karbondioksida yang demikian cepat sehingga ginjal tidak mampu untuk
mengeliminasi kelebihan biokarbonat dengan cukup cepat untuk
mencegah alkalosis dan kejang. Untuk alasan ini, kenaikan PaCO 2 harus
diturunkan secara lambat. Membaringkan pasien dalam posisi
semifowler memfasilitasi ekspansi dinding dada.

Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.7 Alkalosis metabolik
terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang
lambung.7
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada
seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan
seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila
kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak
mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.7

Penyebab utama akalosis metabolik7:


a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau
akibat
penggunaan kortikosteroid).
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah
tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama
sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi
7
(pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan
elektrolit (natrium dan kalium). Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena.7
METABOLISME KARBOHIDRAT, ASAM AMINO, PURIN,
PIRIMIDIN DAN LEMAK

2.1 Pengertian Metabolisme


Metabolisme adalah istilah yang mengacu pada perubahan-perubahan
kimiawi yang terjadi didalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi fitalnya.
Setiap sel terdiri atas protoplasma yang memiliki kemampuan mengambil oksigen
dan bahan keperluan lainnya, dan menyisihkan bahan tertentu lainnya sebagai
barang buangan, termasuk karbondioksida. Namun, diantara berbagai peruban yang
terjadi didalam sel itu terdapat bidang kegiatan kimiawi yang luas dan fungsi tubuh
yang sangat erat yang bergantung dari kegiatan tersebut.
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi
energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan
penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya.
Terdapat keseimbangan terus-menerus antara pembangunan atau
metabolisme berbagai unsur-unsur kompleks dan jaringan yang memakan energi,
dan penghancuran atau katabolisme unsur-unsur kompleks yang membebaskan
energi. Pada masa pertumbuhan atau masa penyembuhan dari penyakit terdapat
anabolisme yang lebih kuat. Pada waktu mati kelaparan atau penyakit terdapat
katabolisme predominan.
Metabolisme basal adalah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan
aktifitas metabolisme, dengan tubuh dalam keadaan istirahat mental dan fisik.
Dalam keadaan ini diperlukan oksigen paling sedikit karena jaringan sedang
bekerja sedikit.
Kecepatan metabolisme basal diukur pada orang yang sedang istirahat
ditempat tidur, belum makan atau minum sewaktu malam, dan yang belum
terganggu. Baik pemasokan oksigen maupun pengeluaran karbondioksida diukur.
2.2 Fungsi Karbohidrat, Asam Amino, Purin, Pirimidin, dan Lemak
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
binatang yang berperan struktural dan metabolik. Sedangkan pada tumbuhan, untuk
sintesis CO2 dan H2O akan menghasilkan amilum melalui proses fotosintesis,
sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung
tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi yang
diproses melalui proses metabolisme.
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan seperti rasa, warna dan tekstur. Sedangkan fungsi karbohidrat di
dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber kalori.
1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, bagi kebutuhan sel-sel jaringan
tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk
aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan
otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit hanya dapat
menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi.
Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama, bila
karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh
dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak
yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil energi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein, dapat mencegah terjadinya ketosis
dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
5. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, seperti selulosa,
pektin dan lignin.
2.2.2 Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organic yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Keduanya terikat pada satu asam
karbon (C) yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai
gugus amino.
Fungsi asam amino, fungsi biologis asam amino yaitu :
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama
vitamin, hormon, dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalamreaksi enzimatik (kofaktor).
Fungsi pokok asam-asam amino dalam tubuh adalah sebagai unsur
pembangun bagi protein-protein. Fungsi lain dari asam amino adalah:
1. Bahan utama penyusun protein.
2. Pertumbuhan.
3. Pemeliharaan tubuh.
4. Beberapa asam amino bertindak sebagai neurotransmitter dan beberapa
bertindak sebagai awal bahan untuk biosintesis neurotransmitter, hormon,
dan senyawa biokimia penting lainnya.
5. Asam amino dapat dimetabolisme untuk menghasilkan energi setelah
cadangan karbohidrat dan lemak habis.
6. Pembentukan hormon, enzim dan antibodi.
7. Pertumbuhan, perbaikan dan regenerasi sel.
8. Mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh.
9. Sangat di perlukan untuk perkembangan anak.
2.2.3 Purin dan Pirimidin
Purin adalah zat alami yang ditemukan dalam semua sel-sel tubuh, dan di
hampir semua makanan. Alasan meluasnya mereka adalah sederhana: purin
menyediakan bagian dari struktur kimia gen kita dan gen tanaman dan hewan.
Sejumlah makanan yang relatif kecil, namun mengandung jumlah terkonsentrasi
purin.
Pirimidin adalah salah satu dari dua keluarga yang penting secara biologis
molekul yang mengandung nitrogen disebut basa nitrogen. (Purin adalah keluarga
lainnya dari basa nitrogen.) Pirimidin dapat diidentifikasi dengan struktur mereka:
enam atom dalam bentuk cincin. Cincin ini dikenal sebagai cincin pirimidin. Cincin
pirimidin adalah senyawa heterosiklik, yang berarti mengandung atom dari
setidaknya dua unsur yang berbeda. Senyawa homosiklik, di sisi lain, mengandung
atom dari satu unsur. Pikirkan ‘heteros’, kata Yunani untuk lain / berbeda,
mengingat ada dua unsur dalam senyawa heterosiklik.
Ada dua fungsi seluler utama untuk purin dan pirimidin.
1. Purin adenin dan guanin dan pirimidin sitosin, timin dan urasil semua
digunakan untuk produksi DNA dan RNA.0Ini basa nitrogen disintesis terkait
dengan residu gula ribosa terfosforilasi, dan ini monofosfat nukleosida yang
dimasukkan ke dalam tumbuh untai DNA baru atau RNA selama replikasi atau
transkripsi.
2. Fungsi pirimidin dan purin adalah penyimpanan energi jangka pendek. Bentuk
yang paling umum dari energi di semua sel adalah adenosin trifosfat, atau ATP.
Pelepasan fosfat ketiga untuk menghasilkan adenosine diphosphate, atau ADP,
merupakan reaksi yang sangat menguntungkan dan dapat mendorong reaksi
memerlukan masukan energi. Trifosfat guanin difosfat dan guanin yang
digunakan oleh enzim dan reseptor tertentu sebagai on / off, sementara trifosfat
sitosin dan uridin trifosfat keduanya digunakan dalam produksi biomolekul.
2.2.4 Lemak
Lipid (lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan
minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Lipid adalah zat atau senyawa
yang bersifat tidak mengantar arus listrik yang baik. Beberapa organ tubuh
berfungsi sebaga pengantar impuls / rangsangan selalu dibungkus oleh lipid sebagai
isolator, misalnya pada organ syaraf hewan-hewan tingkat tinggi/manusia.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi
manusia yaitu:
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan
39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion
dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses
biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama yang membentuk membran semua jenis sel. Lemak juga memepunyai fungsi
lain diantaranya adalah:
(1) Sebagai penyusun struktur membran sel.
(2) Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran
material-material.
(3) Sebagai cadangan energi, lemak disimpan sebagai jaringan adiposa.
(4) Sebagai hormon dan vitamin, hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
2.3 Sumber Karbohidrat, Asam Amino, Purin, Pirimidin, dan Lemak
2.3.1 Karbohidrat
Banyak sekali jenis makanan yang mengandung karbohidrat. Sumber
karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering,
dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai,
sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung
karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-kacangan
relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan
makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali
mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai
makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.
2.3.2 Asam Amino
Berdasarkan biosintesis Asam amino terbagi dua jenis asam amino yaitu
esensial dan non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat
di sintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedngkan asam
amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang
berasal dari tubuh.
Sumber asam amino adalah sebagai berikut:
1. Protein dalam makanan.
2. Proses sintesis asam amino non esensial (transminasi terhadap metabolite).
3. Degradasi protein tubuh.
2.3.3 Sumber Purin
Purin ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam daging dan produk daging,
terutama organ dalam seperti hati dan ginjal. Makanan dari tumbuhan biasanya
mengandung sedikit purin. Contoh makanan yang mengandung banyak purin
adalah daging sapi muda (sweetbreads), teri, sarden, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak
daging, hering, makerel, kerang, dan daging hewan liar buruan. Purin juga cukup
banyak terdapat dalam daging babi, unggas, ikan dan makanan laut lainnya,
asparagus, kubis bunga, bayam (spinach), jamur, ercis, lentil, dried pea, buncis,
havermut, kulit bulir gandum, dan "mata" bulir gandum.
2.3.4 Sumber Pirimidin
Pirimidin sama seperti purin, ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam
daging dan produk daging, terutama organ dalam seperti hati dan ginjal. Contoh
makanan yang mengandung pirimidin adalah daging sapi muda (sweetbreads), teri,
sardin, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak daging (mis. Oxo, Bovril), dan lain-lain.
2.3.5 Sumber Lemak
Lemak merupakan ester dari gliserol dan asam lemak gliserol mempunyai 3
gugusan hidroksil di mana masing2 akan mengikat 1 molekul asam lemak disebut
trigliserida. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H, dan O
dengan jumlah atom lebih banyak. lemak juga merupakan sumber energi bagi
tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori. Ketiga asam lemak dalam trigliserida
dapat sama macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda
atau gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran (mixed fat).
Berikut sumber lemak terbagi menjadi dua yaitu:
1. Tumbuh-tumbuhan (nabati); buah, biji, lembaga biji, kemiri, zaitun,
kelapa dan jagung.
2. Hewan (hewani); mentega, susu, keju, kuning telur.
2.4 Proses Metabolisme
1. Glikolisis yaitu dimana glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob)
menghasilkan energi (8 ATP) atau laktat (anerob) menghasilkan (2 ATP).
2. Glikogenesis yaitu proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di hepar/hati
berfungsi untuk mempertahankan kadar gula darah. Sedangkan di otot bertujuan
kepentingan otot sendiri dalam membutuhkan energi.
3. Glikogenolisis yaitu proses perubahan glikogen menjadi glukosa atau kebalikan
dari glikogenesis.
4. Jalur Pentosa Fosfat yaitu hasil ribosa untuk sintesis nukleotida, asam nukleat
dan equivalent pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak dan lainnya).
5. Glukoneogenesis senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol, asam
amino glukogenik) menjadi glukosa.
6. Triosa Fosfat yaitu bagian gliseol dari TAG (lemak).
7. Piruvat & Senyawa Antara Siklus Krebs untuk sintesis asam amino >Asetil-
KoA > untuk sintesis asam lemak &kolesterol > steroid.
2.5 Enzim yang Terlibat dalam Proses Metabolisme
Karbohidrat
Di dalam sistem pencernaan, karbohidrat mengalami degradasi dengan
bantuan enzim, seperti:
a. Enzim amilase: Berfungsi menguraikan molekul amilum (pati) menjadi
maltosa.
b. Enzim maltase: Berfungsi menguraikan molekul maltosa menjadi
glukosa.
c. Enzim sukrase: Berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
d. Enzim laktase: Berfungsi menguraikan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
e. Enzim selulose: Berfungsi menguraikan selulosa menjadi selobiosa.
f. Enzim pektinase: Berfungsi menguraikan pektin menjadi asam pektin.
g. Enzim dektrase: Berfungsi menguraikan amilum menjadi dektrin.
Sintesa lemak disebut lipogenesis, terjadi di sitoplasma, dibantu oleh enzim
lipase. Secara umum sintesa lemak dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a. Pembentukan gliserol
Dari senyawa antara glikolisis, yaitu dihidroksi aseton fosfat yang diubah
menjadi senyawa fosfogliseraldehida.
b. Pembentukan asam lemak
Dari penambahan berulang senyawa berkarbon dua (C2), yaitu malonil
CoA dari Asetil CoA dalam siklus Krebs.
c. Penggabungan gliserol dengan asam lemak
2.6 Mekanisme Pengontrol Glukosa Dalam Darah
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah
dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon
yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen
menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam
aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang
terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis),
yang mengurangi level gula darah.
Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya
insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap
insulin yang dilepaskan ("resistensi insulin"). Kedua jenis diabetes ini
mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah.
Pada tubuh kita terdapat mekanisme yang mengatur gula darah agar kadarnya
selalu dalam kondisi normal, pada saat tertentu gula darah akan lebih tinggi
dibanding waktu yang lain, dan ini terkait dengan waktu makan. Insulin dan
glukagon adalah hormon yang mengatur kadar gula darah ini. Insulin dan glukagon
dihasilkan oleh pankreas sehingga ini akan menentukan apakah pasien akan
mengalami diabetes, hipoglikemia, atau beberapa masalah penyakit gula lainnya.
Hal-hal yang menyebabkan naiknya kadar gula darah adalah sebagai berikut:
• Terlalu banyak makan (misalnya makanan berat atau makana ringan yang
mengandung banyak karbohidrat)
• Tidak aktif secara fisik
• Produksi insulin yang kurang.
• Efek samping dari obat (misalnya, steroid, obat-obatan anti-psikotik)
• Lagi sakit
• Stres (stres dapat menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar gula darah)
• Nyeri jangka pendek atau jangka panjang
• Lagi menstruasi (yang menyebabkan perubahan kadar hormon)
• Dehidrasi
Hal-hal yang menyebabkan turunnya kadar gula darah adalah sebagai berikut:
• Tidak cukup makanan atau jenis makanannya (misalnya makanan atau camilan
dengan karbohidrat lebih sedikit dari biasanya)
• Konsumsi Alkohol (terutama pada perut kosong)
• Terlalu banyak produksi insulin atau penggunaan obat oral diabetes
• Aktivitas fisik atau olahraga yang lebih keras dari biasanya aktivitas fisik
membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin dan dapat menurunkan glukosa
darah.
BAB III
PENUTUP

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion


hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan
oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular
umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada
tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar
proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Terdapat 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis
atau alkalosis. Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan
menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis
respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru
atau kelainan pernafasan

12
Daftar Pustaka

1. Horne, M. M & Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit,


& Asam Basa. (ed. 2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Mangku G, Senapathi TGA. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi.
Jakarta: PT.Indeks 2010
3. Abramowitz M. Acid-Base Balance and Physical Function. Clinical
Journal of the American Society of Nephrology. 2014;9(12):2030-2032.
4. Seifter JL. Integration of acid–base and electrolyte disorders. N Engl J
Med. 2014;371(19):1821–1831
5. Hamm L, Nakhoul N, Hering-Smith K. Acid-Base Homeostasis. Clinical
Journal of the American Society of Nephrology. 2015;10(12):2232-2242.
6. Sacks G. The ABC's of Acid-Base Balance. The Journal of Pediatric
Pharmacology and Therapeutics. 2004;9(4):235-242.
7. Hawfield A, DuBose T. Acid-Base Balance Disorders. eLS. 2010;.

8. Adi, Nur.2011.Penuntun Praktikum Biokimia.Poltekkes Kemenkes RI


Makassar Jurusan Analis Adi, Nur.2011.Penuntun Praktikum
Biokimia.Poltekkes Kemenkes RI Makassar Jurusan Analis Kesehatan.
9. Harper, et al.1080.Biokimia.Edisi 7.Jakarta:EGC.
13

Anda mungkin juga menyukai