KAJIAN TEORI
Biokimia adalah salah satu cabang sains yang menemukan dua bidang
yang sama penting, yaitu biologi dan kimia. Biokimia menuju mengenai
bahan kimia yang dihasilkan oleh benda hidup, kesannya, kegunaannya dan
cara memanfaatkan bahan aktif tersebut bagi meningkatkan taraf hidup
manusia. Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu kimia kehidupan yaitu
ilmu yang mempelajari tentang dasar kimia kehidupan (kata Yunani, Bios
berarti kehidupan).
1
substansi yang dapat menerima ion hidrogen. Satuan pengukur yang
digunakan untuk menggambarkan keseimbangan asam-basa adalah pH.
Rentang pH berkisar 1-14. pH netral adalah 7,contohnya adalah air murni.
Jika ion hidrogen bertambah, larutan akan bersifat asam (pH < 7). Sebaliknya,
jika ion hidroksil bertambah, larutan tersebut akan bersifat basa (pH > 7).
Plasma darah normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35-7,45. Asidosis
adalah kondisi yang ditandai dengan berlebihnya proporsi ion hidrogen
didalam cairan ekstra sel dengan pH < 7,35. Alkalosis aalah kondisi ketika
plasma darah kekurangan ion H+ dan pH > 7,45. Untuk mempertahankan pH
yang normal ion hidrogen diatur melalui sistem buffer, mekanisme
pernafasan, serta mekanisme ginjal. Bila upaya tersebut gagal dan pH darah <
6,8 atau > 8,0 dapat terjadi kematian.
2
dan alkalosismetabolik. Asidosis adalah suatu keadaan yakni darah terlalu
bayak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan penurunan pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan yakni
darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandng asam)
dan kadang menyebabkan peningkatan pH darah. Asidosis dan alkalosis
dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, bergantung pada
penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan
oleh ketidak seimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau
basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama
disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam keseimbangan asam-basa adalah konsentrasi ion
hidrogen [H+] konsentrasi ion dikarbonat [HCO3-], PCO2. Perbandingan
peranan masing-masing faktor dalam diaknosis gangguan asam-basa.
Disebut asidosis, bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun.
Alkalosis, bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik.
Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut disebut suatu
keadaan metabolik
Bila PCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu
keadaan respiratorik.
3
2. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa, ginjal harus
mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti HCO 3-.
Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan sekresi dan
reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat pada mekanisme
pengaturan oleh ginjal ini berperan tiga sistem buffer asam
karbonat, bufer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hidrogen,
CO2, dan NH3 diekskresi kedalam lumen tubulus dengan bantuan
energi yang dihasilkan oleh mekanisme kompanatrium
dibasolateral tubulus. Pada proses tersebut asam karbonat dan
natrium dilepas kembali kesirkulasi untuk dapat berfungsi kembali.
Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorbsi dikarbonat dan
pengeluaran asam. Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah
bergabung dengan ion bermuatan negatif pada konsetrasi yang
sangat rendah pada kadar yang sangat rendahpun, ion hidrogen
mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen
berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dpata
memengaruhi struktur protein, fungsi enzim, dan eksitabolitas
membrane.
3. Sistem paru
Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa
dengan cara mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara
kuat menstimulasi pusat pernafasan. Ketika karbondioksida dan
asambikarbonat dalam darah mengikat pusat pernafasan
distimulasi sehingga menjadi meningkat. Karbon dioksida
dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun. Apabila bikarbonat
berlebihan maka jumlah pernafasan akan diturunkan. Pengaturan
pernafasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan
keseimbangan asam-basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi
dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian asam
karbonat akan dipecah diginjla menjadi hidrogen dan bikarbonat.
Paru-paru Asam Karbonat Ginjal
CO2 + H2O H2CO3 H+ HCO3
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam
basa adalah mempertahankan agar PCO2 selalu konstan walaupun
terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolisme tubuh.
Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbangan
4
produksi dan ekskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada didalam
darah bergantung pada laju metabolisme sedangkan proses
ekskresi CO2 bergantung pada fungsi paru. Kelainnan ventilasi
dan perfusi pada dasarnya akan mengakibatkan
ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi sehingga akan terjadi
ketidak seimbangan, ini akhirnya menyebabkan hipoksia maupun
retensi CO2 sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus-menerus yang dihasilkan oleh sel.
Darah membawa karbon dioksida ke paru-paru. Di paru-paru
karbon dioksida tersebut dikeluarkan (diembuskan). Pusat
pernapasan diotak mengatur jumlah karbon dioksida yang
diembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernapasan.
5
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ekskresinya akan dikeluarkan dari tubuh.
Cairan tubuh merupakan objek homeostatis:
a. Dalam cairan tubuh. Diatur keseimbangan bermacam-macam elektrolit,
misalnya: natrium, kalium, kalsium, magnesium, hidrogen peroksida.
b. Mengatur keseimbangan asam dan basa. Di mana kekuatan senyawa yang
bersifat asam berada dalam keadaan seimbang dan dibantu oleh zat
berfungsi sebagai dapar (buffer) cairan tubuh.
c. Cairan tubuh. Diatur agar selalu konstan, suhunya 37’Celcius dengan cara
mekanisme produksi panas oleh hati dan otot, mekanisme pelepasan panas
tubuh oleh kulit dan hipotalamus sebagai pusat pengendaliannya.
6
d. Cairan Transelular: merupakan cairan yang berada ditempat-tempat
khusus, misalnya cairan otak, cairan sendi, cairan dalam bola mata,
rongga pleura, dan Peritoneum. Lingkungan tempat sel hidup adalah
cairan Ektrasel, terutama interstisial dan plasma merupakan tempat
pengambilan zat O2, nutrisi dan pembuangan sisa metabolik karena
merupakan lingkungan hidup harus dijaga kelestariannya, dengan cara
homeostasis agar sel tetap hidup secara baik dan letaknya dalam tubuh.
Zat terlarut dalam cairan tubuh terdiri atas elektrolit dan non-
elektrolit, zat non-elektrolit adalah zat terlarut tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik. Larutan elektrolit menghantarkan aliran listrik
ion-ion bermuatan positif disebut kation dan yang bermuatan negatif
disebut anion.
1. Cairan Elektrolit
a. Kation: kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca),
magnesium (Mg)
b. Anion: Klorida (Cl), Karbonat (HCO3), fosfat (PO4),
Sulfat (SO4), protein, asam organik.
2. Zat yang bukan elektrolit
a. Air (H2O)
b. Dekstrosa
c. Ureum
d. Kreatinin
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu
bagian dengan bagian lainnya. Dalam keadaan sehat harus berada pada
bagia yang tepat dan dalam jumlah yang tepat. Kation utama pada cairan
ekstraselular (CES) adalah natrium (Na) dan Anion utama adalah Klorida
(Cl) dan bikarbonat (HCO3). Konsentrasi dari elektrolit ini rendah pada
cairan intraselular (CIS).
Pada cairan intraselular, kalium (K) adalah kation utama adalah fosfat
(HPO4) dalam asam metafosfat adalah anion utama konsentrasi elektrolit-
elektrolit ini rendah pada CES. Sebagai partikel terbanyak dalam CES,
natrium memegang peranan penting. Dalm mengendalikan volume cairan
tubuh total, sedangkan kalium penting dalam pengendalian volume sel.
7
Perbedaan muatan listrik di dalam dan di luar membran sel penting untuk
menghasilkan kerja saraf dan otot serta perbedaan dan konsentrasi kalium
dan natrium di dalam atau di luar. Membran sel penting untuk
mempertahankan perbedaan muatan listrik itu titik.
a. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar
sel terutama dengan adanya natrium. Apabila natrium dalam CES
meningkat, maka sejumlah cairan akan berpindah menuju CES untuk
keseimbangan cairan.
8
b. Mengatur keseimbangan asam-basa dan menentukan pH darah dengan
adanya sistem buffer
c. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan
terjadi perpindahan yang menghasilkan implus-impuls saraf dan
mengakibatkan terjadinya kontraksi otot. Fungsi transmisi impuls dari
elektrolit:
a. Kalium: penting dalam fungsi sel untuk depolarisasi (netralisasi dalam
keadaan polar)
b. Natrium: mempunyai peranan penting dalam proses osmosis
c. Kalsium: mempunyai peranan penting pada sel saraf
d. Magnesium: proses keseimbangan asam dan basa
e. Karbonat: untuk keseimbangan asam dan basa
f. Fosfat: membantu enzim dalam metabolisme karbohidrat
g. Protein: membantu proses osmosis sebagai buffer keseimbangan
asam-basa serta membentuk hemoglobin
Natrium, kalium, dan kalsium sangat penting dalam proses
keseimbangan cairan dalam tubuh, elektrolit mengandung ion positif harus
seimbang dengan elektrolit yang mengandung ion negatif.
Keseimbangan Elektrolit
9
Pada cairan intrasel terdapat ion kalium 98%, hanya 2% yang
berada pada cairan ekstrasel, kalium dapat diperoleh melalui
makanan seperti daging, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kalium
dikeluarkan melalui ginjal, keringat, dan saluran pencernaan.
Konsentrasi kalium dipengaruhi perubahan ion kalium dalam
cairan ekstrasel. Perubahan pH dan hormon aldosteron. Jumlah
normal kalium 3,5-5,5 mEq/L.
3. Keseimbangan Kalsium (Ca)
Merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama
berkaitan dengan faktor membentuk mineral untuk pembentukan
tulang dan gigi. Kalsium diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi
tulang dan dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat
serta di simpan dalam tulang. Konsentrasi kalsium dilakukan
hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan hormon
paratiroid. Kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada
tulang. Peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin
dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal
kalsium 8,5-10,5 mg/dl.
4. Magnesium (Mg)
Magnesium ditemukan pada cairan intrasel dan tulang,
berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi
meuromuskular, dan fungsi jantung. Sumber magnesium didapat
dari makanan seperti sayuran hijau, daging, dan ikan. Peningkatan
absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5. Fosfor (PO)
Merupakan anion utama cairan intrasel, cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf yang berperan dalam
berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah,
metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang
dan gigi, regulasi asam, serta regulasi kadar kalsium.
6. Klorida (Cl)
Merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah beserta natrium:
regulasi asam basa berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalm sel darah merah.
10
7. Bikarbonat (HCO3)
Bikarbonat berada di cairan intrasel maupun di ekstrasel
dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa.
Disekresi dan diabsorpsi oleh ginjal.
Osmosis
1. Setiap kompartemen cairan memiliki suatu zat larut utama yang berbagai
mekanisme , sebagian besar terikat dalam kompartemen tekanan osmotik
yang mengatur volume kalium untuk ruang intraselular, natrium untuk
ekstraselular, dan protein plasma untuk kompartemen intravaskular
2. Tekanan osmotik tidak tergantung pada kegiatan kimiawi, melainkan
jumlah partikel-partikel yang ada di dalam suatu larutan atau
kompartemen tertentu. Molekul air memiliki sifat umum bergerak secara
difusi sesuai dengan gradien (laju pertambahan) konsentrasi, air cenderung
berdifusi dari daerah zat terlarut yang sedikit (konsentrasi pelarut tinggi)
ke tempat jumalah zat yang terlarut banyak (konsentrasi pelarut rendah).
Adalah bila suatu zat terlarut ditambahkan pada air murni, zat ini
menurun konsentrasinya dalam campuran. Semakin tinggi konsentrasi zat
terlarut dalam suatu larutan , semakin rendah konsentrasi airnya,
selanjutnya cairan berdifusi dari regio dengan konsentrasi zat terlarut
rendah (konsentrasi air tinggi) ke regio yang mempunyai konsentrasi zat
terlarut tinggi (konsentrasi air rendah).
11
osmotik, perubahan yang relatif kecil pada konsentrasi zat terlarut
impermeabel dalam cairan ekstraselular dapat menyebabkan perubahan
luar biasa dengan volume sel.
Difusi
Dalam tubuh, difusi tidak hanya terjadi dalam ruangan cair, tetapi dari
satu ruangan ke ruangan lain yang mempunyai sawar (sekat) yang antara
ruangan tersebut permeabel untuk zat berdifusi.
12
Beberapa sistem cairan tubuh khusus di dalam tubuh melaksanakan fungsi
khusus untuk tubuh yang bersangkutan. Sistem cairan ini mempunyai sifat-
sifat yang mirip satu sama lain dan sifat cairan interstisial.
1. Cairan Serebrospinalis
2. Cairan Intraokular
3. Humor Vitreus
Edema
13
2. Kista ovarium: terkumpulnya cairan dalam rongga ovarium sebelumnya
rongga itu tidak ada dan cairan diproduksi oleh ovarium.
Dehidrasi
2.3 METABOLISME
Pengertian Metabolisme
14
Kelenjar tiroid merupakan organ kecil berbentuk kupu-kupu yang
terletak di leher bawah. Fungsinya adalah untuk memproduksi
hormon tiroksin yang mendukung proses metabolisme untuk
menjaga fungsi berbagai fungsi vital tubuh, terutama jantung, otak,
otot dan kulit. Penyakit tiroid terjadi ketika kerja kelenjar tiroid
terganggu, entah menjadi kurang aktif (hipotiroid) atau terlalu aktif
(hipertiroid).
b. Gejala hipertiroid adalah penurunan berat badan, jantung berdebar,
peningkatan tekanan darah, mata menonjol, dan pembengkakan
kelenjar leher (gondok). Sementara itu, hipotiroidisme ditandai
oleh badan yang mudah kecapekan dan lemas, detak jantung pelan,
pertambahan berat badan, dan sembelit.
c. Diabetes
Diabetes atau biasa disebut dengan kencing manis disebabkan oleh
adanya gangguan pada proses metabolisme tubuh untuk
menghasilkan hormon insulin. Hal ini akan mengakibatkan tubuh
kekurangan insulin sehingga kadar gula darah meningkat tidak
normal. Diabetes tipe 1 muncul saat pankreas tidak dapat
memproduksi hormon insulin dalam jumlah cukup, sementara
diabetes tipe 2 terjadi akibat tubuh yang tidak mampu merespon
insulin dengan baik. Ini dikenal sebagai resistensi insulin. Seiring
berkembangnya kondisi, penyakit ini dapat menyebabkan masalah
pada ginjal, nyeri yang disebabkan oleh kerusakan saraf, kebutaan
dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
15
Phenylketonuria: kondisi ini disebabkan oleh cacat pada enzim yang
memecah asam amino phenylalanine. Enzim ini diperlukan untuk
pertumbuhan normal dan produksi protein.
Kelainan mitokondria. Mitokondria merupakan mesin energi di dalam
sel tubuh manusia. Gangguan di dalam mitokondria bisa menimbulkan
kerusakan otot.
Gangguan penyimpanan lisosom. Beragam kelainan enzim di dalam
lisosom dapat mengakibatkan penumpukan zat beracun dan
menyebabkan beberapa gangguan metabolik seperti sindroma Hurler,
penyakit Fabry, dan penyakit Gaucher.
Gangguan penyimpanan glikogen. Gangguan pada penyimpanan
glikogen bisa memicu rendahnya kadar gula darah, nyeri otot, dan
kelemahan tubuh.
Penyakit Ataksia Friedreich. Gangguan yang berhubungan dengan
protein frataksin ini dapat menyebabkan kerusakan saraf yang
menyebabkan penderita tidak mampu berjalan, serta gangguan fungsi
jantung.
Maple Syrup Urine Disease. Defisiensi enzim BCKD dapat
menyebabkan menumpuknya asam amino dalam tubuh. Hal ini
berakibat pada kerusakan saraf dan urine penderita beraroma seperti
sirup.
Gangguan metabolisme zat. Protein yang bertugas mengontrol zat-zat
metal dalam tubuh seperti zat besi dan tembaga mengalami gangguan,
sehingga zat-zat tersebut menumpuk pada hati, pankreas, usus, dan
otak.
Kelainan Peroksisom. Peroksisom adalah bagian dari sel yang kaya
akan enzim dan berfungsi untuk mengatur pembuangan zat beracun
dalam tubuh. Gangguan pada fungsi enzim ini dapat menimbulkan
beberapa kelainan seperti sindroma Zellweger dan
Adrenoleukodistrofia.
16
Nyeri pada perut.
Letih dan lesu.
Berat badan berkurang.
Muntah.
Nafsu makan rendah.
Tidak normalnya aroma keringat, air liur, urine atau napas.
Keterlambatan perkembangan fisik.
Kegagalan untuk meningkatkan berat badan atau tumbuh.
Sakit kuning.
Kejang-kejang.
Koma.
17
induk pada anak, dan pada terdiri dari susunan dua karbohidrat
yaitu RNA dan DNA.
Metabolisme Lemak
Metabolisme Protein
Fungsi Metabolisme
18
Pada penjelasan di atas sudah ada gambaran bukan bagaimana
keberlangsungan hidup tanpa metabolisme. Benar sekali, keberlangsungan
hidup makhluk hidup sangat tergantung dengan metabolisme mengingat
proses ini menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk seluruh kegiatan.
Tak hanya itu, metabolisme juga memiliki fungsi lain yang tak kalah
pentingnya bagi tubuh, seperti:
Macam-Macam Metabolisme
Energi yang dihasilkan untuk tubuh tidaklah melalui proses
yang singkat dan cepat, melainkan harus melalui proses panjang dan
membutuhkan tahapan yang cukup banyak. Oleh sebab itu, pada tahap
metabolisme sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu katabolisme dan
anabolisme:
19
a. Katabolisme adalah suatu proses penguraian atau pemecahan
senyawa dari bentuk kompleks menjadi lebih sederhana. Proses
pemecahan ini dilakukan ketika katabolisme mendapat bantuan
enzim yang terdapat pada tubuh makhluk hidup. Untuk fungsinya
sendiri adalah untuk menyediakan bahan baku pada proses sintesis
yang dilakukan molekul lain. Berikutnya katabolisme juga memiliki
fungsi sebagai penyedia energi yang dibutuhkan aktivitas sel. Pada
proses ini katabolisme melakukan reaksi oksidasi menggunakan
energi bebas dan menggunakan bantuan enzim. katabolisme juga
terbagi menjadi empat tahap yaitu dekarbosilasi oksidatif, glikolisis,
tansport elektron dan siklus asam sitrat. Tahap glikosis terjadi pada
sitoplasma dengan substrat glukosa serta menghasilkan 2 ATP, 2
NADH dan 2 asam piruvat. Proses ini juga sering kali diartikan
sebagai tahap pengubahan glukosa menjadi molekul piruvat yang
selanjutnya menghasilkan ATP dan NADH.
Fungsi dari kedua senyawa tersebut adalah untuk menyimpan
energi dan NADH untuk transport electron. Pada tahap berikutnya
yaitu dekarbosilasi oksidatif terjadi di mitokondria dengan subsrat
asam piruvat serta hasil asetil CO-A. Proses ini juga bisa terjadi
pada intermembram mitokondria. Senyawa yang dihasilkan pada
proses dekorboksilasi oksidatif atau DO antara lain adalah asetil
CO-A. Kemudian proses siklus asam sitrat yaitu sebuah proses yang
terjadi di matriks mitokondria dengan subsrat NADH2 serta ATP.
Proses ini akan menghasilkan berbagai senyawa seperti NADH 6, 1
ATP, 1 FADH dan 4 CO2. Proses yang juga sering disebut sebagai
siklus krebs ini juga menghasilkan elektron dalam jumlah
besar. Yang terakhir yaitu proses transport electron atau biasa
disebut dengan panen energi dari hasil FADH2 dan NADH. Pada
tahap ini, jumlah ATP yang dihasilkan jauh lebih banyak
dibandingkan pada proses lainnya. Tak cukup disini, proses transfer
electron juga akan membentuk senyawa air atau H2O.
b. Anabolisme merupakan sebuah proses penyusunan atau
pembentukan senyawa sederhana menjadi lebih kompleks atau
biasa disebut makromolekul. Jadi bisa disimpulkan jika kedua
macam metabolisme ini memiliki makna yang saling
berseberangan, dimana pembedanya terdapat pada proses dan energi
yang dihasilkan. katabolisme, bagian dari metabolisme satu ini
20
justru mengubah senyawa sederhana menjadi lebih kompleks.
Tahap perubahan senyawa tersebut harus didukung dengan energi
kimia seperti cahaya, yang mana fungsinya adalah untuk mengikat
berbagai senyawa sederhana sehingga dapat membentuk suatu
senyawa kompleks. Anabolisme terdiri dari 3 tahap, yaitu:
Produksi monosakarida, nukleotida dan asam amino.
Monosakarida sendiri merupakan sebuah senyawa paling
sederhana dari karbohidrat seperti glukosa yang memiliki rasa
manis. Sedangkan asam amino merupakan monomer protein
dan nukleotida adalah suatu molekul dari gugus gula serta basa
penyusunnya ialah purin dan pirmidin.
ATP yang juga digunakan sebagai sumber energi pada proses
pengubahan asam amino, nukleotidan dan monosakarida
menjadi bentuk yang reaktif.
Asam amino, nukleotida dan monosakarida reaktif diubah
dalam bentuk molekul kompleks.
Molekul kompleks dari asam amino ialah protein,
nukleotida, asam nukleat dan lipid serta monosakarida adalah
polisakarida.
21
presentase air dalam tubuh menurun drastis maka akan muncul sebuah
masalah kesehatan, seperti dehidrasi. Rutin mengkonsumsi air putih
sebanyak 8 liter perhari ternyata ampuh menjaga dan memenuhi
kebutuhan cairan harian Anda. Selain itu 8 liter air yang Anda
konsumsi setiap harinya juga dapat meningkatkan metabolisme hingga
40%.
c. Hindari Minuman Bersoda
Jika Anda disarankan untuk memperbanyak konsumsi air
putih, namun tidak dengan minuman bersoda. minuman yang sudah
melalui proses karbonasi ini sangat rentan mengakibatkan perut Anda
terasa kembung juga memperlambat proses metabolisme.
Satu lagi efek buruk minuman bersoda, khususnya bagi Anda
yang sedang dalam program diet yaitu dapat meningkatkan nafsu
makan. Benar sekali, minuman bersoda ternyata dapat membuat Anda
ingin terus mengkonsumsi makanan manis yang mana makanan
tersebut memiliki kandungan kalori tinggi.
d. Makan Bergizi
Makanan bergizi tentu sangat erat kaitannya dengan
metabolisme, dimana proses perubahan gizi menjadi energi ini sangat
membutuhkan makanan sebagai sumbernya. Namun yang perlu Anda
perhatikan adalah jenis makanan yang dikonsumsi. Pastikan jika Anda
hanya mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi terbaik. Pada
proses metabolisme sendiri beberapa jenis zat gizi yang sangat
dibutuhkan antara lain adalah karbohidrat, lemak baik dan
protein. Bahkan bagi Anda yang sedang diet, beberapa jenis zat gizi
tersebut juga sangat ampuh membantu menurunkan berat badan secara
alami. Makanan yang perlu Anda konsumsi setiap harinya tentu harus
lengkap yaitu 4 sehat 5 sempurna atau terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk, sayuran, buah dan susu sebagai pelengkapnya. Pengolahan
makanan pun harus diperhatikan dengan baik agar kandungan gizi di
dalamnya tidak rusak. Bahkan beberapa proses memasak juga akan
mengakibatkan hilangnya zat gizi sehingga yang Anda konsumsi
hanyalah makanan tanpa kandungan gizi.
e. Mengkonsumsi Teh Hijau
Jika Anda penggemar makanan khas Jepang pasti sudah tidak
asing dengan cita rasa teh hijau. Minuman organic dengan aroma
harum ini kini sudah banyak dikemas dalam bentuk yang lebih
22
menarik dan kekinian. Sebut saja thai tea matcha yang menggunakan
campuran bubuk teh hijau sebagai perasannya. Di balik rasa dan
aromanya yang begitu menggoda, teh hijau juga memiliki manfaat
yang begitu baik untuk tubuh khususnya untuk sistem metabolisme
tubuh. Teh hijau juga dapat berfungsi untuk menurunkan berat badan
secara cepat dan efektif. Untuk hasil maksimal Anda dapat meminum
2 cangkir teh hijau setiap harinya.
BAB II PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
https://moondoggiesmusic.com/pengertian-metabolisme/
https://www.alodokter.com/gangguan-metabolik
24
Mubarak wahit Iqbal, Lilis Indrawati, Joko Susanto.2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar Buku 2.Jakarta:Salemba Medika
25