Anda di halaman 1dari 33

Skenario 1

Kekurangan Cairan

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga.
Pada pemeriksaan fiaik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan
infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan: Kadar Natrium
130 mEq/L, Kalium: 2.5 mEq/L dan klorida: 95 mEq/L. setelah kondisi membaik pasien
diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

1
Kata Sulit

 Cairan Elektrolit: Substansi berionisasi menjadi ion pada saat fusi dan mamapu
menghantarkan listrik.
 Larutan: Campuran homogen dari 2 atau lebih zat yang terdiri dari solute dan solvent.
 Infus: Pemasukan obat dan sebagainya ( berupa cairan ) tanpa tekanan istimewa melalui
pembuluh darah.
 Cairan: Bahan yang mengalir dimana volume , kondisi suhu dan tekanan yang tetap.
 Pingsan: Hilangnya Kesadaran
 Natrium: Kation utama di dalam cairan ekstaseluler dan peling berperan di dalam
mengatur keseimabangan.
 Kalium: Kation utama di cairan intrasel.
 Klorida: anion utama di cairan ekstraseluler.

2
Brainstorming

1. Apa fungsi cairan tubuh?


2. Mengapa dalam skenario pasien pingsan?
3. Berapa kadar elektrolit normal dalam tubuh?
4. Hormon yang bekerja saat tubuh kekurangan cairan?
5. Bagaimana mekanisme tubuh saat kekurangan cairan tubuh?
6. Apa Penyebab kekurangan cairan?
7. Apa fungsi elektrolit dalam keseimbangan cairan tubuh?
8. Apa akibat dari kekurangan cairan?
9. Pananganan apa yang dapat diberikan saat seseorang mengalami kekurangan cairan?
10. Apa macam-macam infus kristaloid?
11. Apa saja input dan output cairan?
12. Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan H2O?
13. Bagaimana cara minum sesuai etika islam?

3
Jawaban

1. Fungsi cairan tubuh:


 Mengatur suhu tubuh
 Melancarkan peredaran darah
 Membuang racun dan sisa makanan
 Mengatur kelembaban dan elastisitas kulit
 Melancarkan sistem pencernaan
 Sebagai pelumas sendi maupun otot
2. Karena pasien kekurangan cairan, kekurangan cairan ini dapat menyebabkan alliran darah
dan oksigen terhambat sehingga menyebabkan seseorang dapat kehilangan kesadaran.
3. Kadar Normal
Natrium: 135-145 mEq/L
Kalium: 3,5-5 mEq/L
Kalsium: 1,3-2,1 mEq/L
Magnesium1,3-2,1 mEq/L
Klorida: 98-106 mEq/L
Bikarbonat: 22-26 mEq/L
4. Hormone yang bekerja saat kekurangan cairan tubuh yaitu hormone ADH (anti diuretic
hormone)
5. Ketika tubuh kekurangan cairan maka akan mernagasang Hipotalamus untuk
mensekresikan vassopresin dan rasa haus. Vasopressin berperan dalam reabsorpsi cairan
meningkat sehingga air dapat dihemat dan menurunkan pengeluaran urin seiring dengan
iru rasa haus muncul untuk mengimbangi kekurang cairan dengan asupan air.
6. Penyebab kekurangan cairana;
 Berkurangnya cairan akibat panas berlebihan
 Olahrag berlebih yang tidak diimbangi dengan asupan yang cukup
 Penggunaan Obat-obatan tertentu
7. Elektrolit dalam tubuh berfungsi untuk menjaga cairan dalam tubuh, membantu kerja
fungsi otot, dan menjaga keasaman (pH) darah.
8. Jika kekurangan cairan tubuh menyebabkan:

4
 Konstipasi dan gangguan pencernaan lainnya
 Dehidrasi
9. Penanganan, untuk dehidrasi ringan dengan diberi oralit sedangkan untuk dehidrasi berat
atau sedang dinajurkan untuk dirujuk ke rumah sakit.
10. Macam-macam infus kristaloid:
 Normal saline
 Ringer Laktat
 DeakstrosaRinger Asetat (RA)
11. Input:
 Pemasukan air bagi manusia perharinyaberasal dari air minum, dan makanan yang
didalamnya mengandung air, dan Buah-buahan dan sayur.
 Air yang berasal dari produksi mentalisme juga turut menyumbang pemasukan air
bagi tubuh.

Output:

 Pengeluaran air yang tidak disadari misalnya pernapasan oleh paru-


paru
 Pengeluran melalui feses
 Pengeluaran air melalui kulit yang berupe keringat
 Pengeluatan terpenting dan terbesar yaitu melalui urin.

12. jika tubuh kelebihan H2O maka:


 Volume darah meningkat
 Kerja ginjal meningkat
13. Bagaimana cara minum sesuai etika islam:
 Membaca basmallah
 Memabaca doa
 Menggunakan tangan kanan
 Minum dengan duduk
 Dilarang meniup makanan

5
 Sesudahnya membaca hamdallah
14. Jumlah cairan di dalam tubuh terdapat sekita 60% terbagi atas 2 kompartemen: cairan
intraseleluler(40%), dan cairan ekstraseluler (20%). Cairan ekstraseluler terbagi atas
Cairan Intertisial (16%) dan plasma (5%).

6
Hipotesis

Cairan tubuh merupakan komponen terpenting tubuh yang menyusun tubuh sekitar 60% ,
Cairan tubuh ini terbagi atas 2 kompartemen yaitu: Cairan Intraseluler (40%) dan Cairan
Ekstraseluler (20%). Cairan tubuh ini di dalam tubuh dalam keadaaan seimbang dimana
volum cairan yang masuk = volum cairan yang keluar. Jika terjadi ketidakeseimbangan di
dalam tubuh dimana osmolalitas cairan meningkat maka akan merangsang Hipotalamus
untuk mensekresika Vasspopressin dan Rasa Haus secara bersamaan, vasopressin ini akan
meningkatkan reabsorpsi cairan meningkat sehingga prosuksi urin akan menurun sehingga
air dalam tubuh dalam dapat dihemat.bersamaan dengan itu rasa haus akan muncul untuk
meneyimbangkan ketidakseimbangan tubuh melalui asupan h2O. Untuk itu dalam islam pun
terdapat etika – etika minum yang baik meliputi: membaca basmallah, membaca doa,
menggunakan tangan kanan, minum dalam kedaan duduk dan mengucapkan hamdallah.

7
Sasaran Belajar

1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan


1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Cairan dan Larutan
1.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis Jenis Cairan dan Larutan
1.3 Memahami dan Menjelaskan Fungsi Cairan
1.4 Memahami dan Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Larutan
2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
2.1 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Keseimbangan Tubuh
2.2 Memahami dan Menjelaskan Kompartemen cairan Tubuh
2.3 Memahami dan Menjelaskan Input dan Output Cairan Tubuh
3. Memahami dan Menjelaskan Elektrolit Tubuh
3.1 Memahami dan Menjelaskan Sumber Elektrolit Tubuh
3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis- Jenis Elektrolit Tubuh
3.3 Memahami dan Menjelaskan Kadar Normal elektrolit Tubuh
4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan ketidak seimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
4.1 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Akibat Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit
4.2 Memahami dan Menjelaskan Penanganan terhadap Gangguan Akibat
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Etika Minum
5.1 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Etika Minum menurut Al-
Qur’an
5.2 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Etika Minum menurut
Hadits

8
1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan
1.1 Definisi
a. Cairan adalah zat yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.
Sedangkan Cairan tubuh adalah cairan suspensi dalam sel, yang memiliksi sifat
fisiologis homeostasis yakni akan membuat agar keadaan cairan tubuh tetap
dalam keadaan normal. Tubuh manusia khusunya orang dewasa 60% dari berat
badannya merupakan cairan.
b. Larutan adalah campuran homogen dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari zat
terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Atau Larutan adalah campuran homogen
satu zat atau lebih yang tersebar secara molecular dalam jumlah medium pelarut
secukupnya.
1.2 Jenis-Jenis
a. Jenis-Jenis Cairan:
Terdapat dua kompartemen cairan dalam tubuh manusia yaitu Cairan Interseluler
(40%) dan cairan Ekstraseluler (20%).

 Cairan Interseluler (CIS)

Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane sel yang sangat
permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap sebagian besar
elektrolit dalam tubuh. Komposisi dari cairan intrasel terdiri dari kation
kalium dan anion phosphate dalam jumlah yang sangat besar. Ditambah ion
magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang. Dalam intrasel juga mengandung
sejumlah besar protein, hamper empat kali jumlah protein plasma.

 Cairan Ekstraseluler (CES)

Dalam CES, dibagi menjadi 3 yaitu cairan interstitial, intravascular, dan


transeluler.

Cairan interstitial adalah cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan
intravaskuler adalah cairan yang berada dalam pembuluh darah. Cairan
transeluler adalah cairan yang terkandung dalam rongga-rongga khusus

9
interstisial dan plasma. Keduanya dibatasi oleh membrane kapiler yang sangat
permeable kecuali oleh protein plasma sehingga protein di plasma lebih
banyak terdapat daripada di interstisial. Karena protein plasma mempunya
muatan akhir negative, jadi pada plasma lebih banyak terdapat kation
(natrium) sedangkan pada interstisial lebih banyak terdapat anion (klorida).
Komposisi cairan ekstrasel diatur oleh ginjal sehingga akan menjaga
konsentrasi elektrolit tubuh.

b. Jenis-Jenis larutan
Larutan berdasarkan sifatnya dibagi dua :
a. Larutan Homogen : sifat zat terlarut (solute) sama dengan pelarut (solvent)
sehingga tidak dapat dibedakan keduanya
b. Larutan Heterogen merupakan zat campuran yang dapat dibedakan pelarut dan
terlarutnya. Campuran dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. fasa

Solvent Contoh Solute contoh Contoh campuran

zat cair Air zat cair Alkohol Spiritus

zat cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

zat cair Air zat padat Garam Larutan garam

Gas Udara Zat cair Minyak wangi Spray

Gas O2 Gas He Gas untuk mengelas

Gas O Zat padat naftalen Kamfer


2

zat padat Cd Zat cair Hg Amalgam gigi

zat padat Pd Gas H2 Gas oven

zat padat Au Zat padat Ag


b. Kejenuhan

Tidak Jenuh : Qc < Ksp


10
Jenuh : Qc = Ksp

Lewat Jenuh : Qc > Ksp

c. Daya Hantar Listrik


 Elektrolit : larutan yang dapat menghantarkan listrik, dibedakan atas:
 Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya
berubah menjadi ion-ion (α = 1)

 Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar :0 < α < 1

 Non – Elektrolit : larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, karena zat
terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak berion)
Tergolong kedalam jenis ini misalnya : Larutan Urea Larutan Sukrosa ,Larutan
Glukosa,Larutan Alkohol

1.3 Fungsi
 Fungsi Cairan:
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan.
d. Kulit
11
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka
akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.

h. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
 Fungsi Larutan

Larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang
dilarutkan) dan solvent(zat pelarut). Selain itu, larutan juga berfungsi sebagai Larutan
Penyangga, misalnya peran:

Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya


penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

12
a. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa


konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari


maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan
oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi
asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit
gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita
alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat
membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO2 dapat larut dalam air menghasilkan H2CO3 . Hal ini
mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya
dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi
hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga
pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin
+
yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H dan membentuk asam hemoglobin.
+
Sehingga ion H yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

13
c. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
-
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

1.4 Faktor yang Mempengaruhi Larutan

 Suhu

Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih
tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih
rendah.

Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan
pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih
efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.

Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat
lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat
minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih
dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.

 Ukuran zat terlarut

Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat
terlarut yang berukuran besar.

14
Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut
semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat
telarut berukuran besar.

 Volume pelarut

Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.

 Pengadukan

Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin
sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.

2. Memahami dan Menjelaskan Elektrolit Tubuh


2.1 Jenis-Jenis Elelktrolit Tubuh
KATION
Merupakan ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Di dalam tubuh
yang termasuk elektrolit kation adalah :
a. Natrium (Na+)
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam didalam
tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis
pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada
disekitarnya.
Letak Natrium (Na) terbanyak di Extra seluler (CES). Volume cairan ekstraseluler
diatur keseimbangannya melalui mekanisme homeostasis.
Fungsi Natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
 Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan
ekstraseluler.
 Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat.
 Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
 Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.
 Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine.Kadar
Normal Natrium (Na) dalam tubuh : 135-148 mEq/lt.

15
b. Kalium (K+)
Merupakan Kation utama intra seluler (CIS). Kalium dalam makanan dan dalam
tubuh ditemukan dalam bentuk ion K+, baik dalam larutan ataupun dalam bentuk
garam. Kalium ditemukan banyak dalam makanan, terutama pada buah-buahan dan
sayuran. Kalium banyak terdapat dalam bayam, pisang, jamur, brokoli, susu,
daging, tomat, jeruk, kol, dan asparagus.
Fungsi kalium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
 Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel.
 Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti pelepasan energi
dari makanan, sintesis glikogen dan protein.
 Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol distribusi air antara
cairan intraseluler dan ekstraseluler.
 Menjaga keseimbangan asam-basa.
 Dibutuhkan untuk mengantarkan gelombang saraf untuk membuat gerakan
otot lebih terkontrol juga membantu untuk memperlebar pembuluh darah
ketika berolahraga sehingga memperlancar aliran darah untuk membuang
panas lebih cepat
 Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.
 Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot yang merupakan
lawan dari stimulasi otot oleh Ca2+.

Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium yang tinggi. Kadar
Normal Kalium (K+) dalam tubuh : 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium (Ca2+)
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi
dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada
tubuh, Bersama – sama dengan posfor berguna untuk memperkuat tulang kontraksi
otot dan mengatur detak jantung.
Fungsi Kalsium bagi tubuh :

16
 Mengaktifkan syaraf.
 Melancarkan peredaran darah.
 Melenturkan otot.
 Menormalkan tekanan darah.
 Menyeimbangkan keasama darah.
 Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
 Mengatasi diabetes (mengaktifkan pankreas).
 Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi.
 Mengatasi kram, nyeri pinggang.
 Kadar Kalsium dalam tubuh diatur oleh parathyroid dan thyroid.

d. Magnisium (Mg2+)
Magnesium merupakan kation terbanyak kedua di CIS. Fungsi magnesium yang
utama adalah melenturkan pembuluh darah dan membantu menghilangkan
timbunan lemak yang terjadi pada dinding sebelah dalam dari pembuluh darah. Juga
berfungsi sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen
dan haemoglobin
Fungsi Magnesium lainnya yaitu :
Membantu relaksasi otot
 Membantu transmisi sinyal syaraf
 Memproduksi dan mendistribusi energi
 Berperan penting dalam sintesa protein
 Sebagai Co Faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari
300 reaksi biokimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia
 Kadar normal Magnesium dalam tubuh : 1,5-2,5 mEq/lt

ANION

Merupakan ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan.Di dalam tubuh
yang termasuk elektrolit anion ialah :

a. Clorida (Cl-)

17
Ion Cl merupakan anion yang paling banyak terdapat dalam cairan ektraseluler
(CES). Di dalam tubuh terdapat sekitar 0,15 persen ( 1,9 gram per kg berat badan).
Cairan cerebrospinal dan lambung mengandung Cl lebih banyak. Otot dan syaraf
kandungannya rendah. Ion Cl juga terdapat pada CIS walupun jumlahnya tak
sebanyak pada CES.

Fungsi khlorida bagi tubuh adalah sebagai berikut.

Memainkan peranan penting dalam regulasi tekanan osmotik, keseimbangan air, dan
keseimbangan asam-basa.

Dibutuhkan untuk produksi asam HCl di lambung; asam ini penting untuk
penyerapan vitamin B12 dan Fe, untuk mengaktifkan enzim yang memecah pati
(karbohidrat), serta untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang masuk
lambung bersama-sama dengan makanan dan minuman.

Kandungan Clorida normal dalam tubuh : 95-105 Eq/lt

b. Bicarbonat (HCO3-)

Bicarbonat teradapat pada CIS dan CES. Fungsi Bicarbonat bagi tubuh yaitu
sebagai buffer

c. Fosfat

Dalam kimia, sebuah fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari
satu atom fosforus dan empat oksigen. Fosfat merupakan anion buffer pada CIS dan
CES. Fungsi Fosfat dalam tubuh sebagai berikut:

a. peningkat kegiatan neuromuskuler.


b. Metababolisme Karbohidrat
c. Buffer dalam darah dan cairan tubuh.

2.2 Sumber Elektrolit Tubuh


• Kalsium
Kalsium adalah mineral elektrolit yang paling berlimpah dalam tubuh dan
memainkan peran penting dalam kesehatan tulang dan gigi. Mempertahankan

18
kalsium pada kadar yang tepat selama hidup dapat melindungi Anda dari
osteoporosis. Banyak makanan mengandung kalsium, tetapi sumber terkaya
termasuk yogurt, kacang polong dan susu skim.
• Kalium
Kalium membantu tubuh memecah karbohidrat dan mengatur aktivitas listrik
jantung. Kalium ditemukan dalam berbagai makanan. Bahan makan yang banyak
mengandung kalium termasuk daging merah, ayam dan ikan. Sayuran seperti
brokoli, kentang, tomat dan kacang polong juga kaya kalium. Sedangkan, buah yang
tinggi tinggi kalium meliputi pisang, kiwi, melon, aprikot dan buah jeruk.
• Magnesium
Setiap organ dalam tubuh bergantung pada magnesium. Mineral ini membantu
menjaga kadar kalsium, kalium, seng, tembaga dan vitamin D yang tepat. Secara
alami, asupan magnesium bisa diperoleh dari kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran
berdaun hijau, labu dan biji labu.
• Fosfor
Sama halnya dengan kalsium, fosfor membantu mempertahankan tulang dan gigi
yang kuat. Mineral ini memainkan peran dalam pertumbuhan, perbaikan dan
pemeliharaan sel-sel tubuh serta membantu tubuh memproduksi energi dari
karbohidrat dan lemak. Buah-buahan dan sayuran mengandung sangat sedikit
fosfor. Daging dan produk susu menyediakan sumber fosfor yang utama dalam diet
Anda.

• Natrium dan klorida


Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan,
sementara sejumlah kecil natrium sangat penting untuk kesehatan. Sodium
membantu mengatur volume darah dan tekanan darah. Makanan seperti susu, bit
dan seledri mengandung natrium alami. Klorida ditemukan secara alami dalam
makanan seperti rumput laut, tomat, seledri, dan zaitun. Natrium klorida yang juga
dikenal sebagai garam meja, adalah bentuk natrium yang paling umum.

19
2.3 Kadar Normal Elektrolit Tubuh
a. Natrium : 135-148 mEq/lt.
b. Kalium: 3,5-5,5 mEq/lt
c. Kalsium: 8,5-10,5 mEq/lt
d. Magnesium: 1,5-2,5 mEq/lt
e. Bikarbonat: 22-28 mEq/lt
f. Klorida: 95-105 mEq/lt
g. Fosfat: : 2,5-4,5 mg/dl
3. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
3.1 Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh

1. Rasa Haus
Pusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan
osmolaritas cairan ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau
penurun volume cairan. Rasa haus merupakan manifestasi klinik dari
ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang individu untuk minum
2. Pengaruh Hormonal
Ada 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik
Hormon (ADH) dan Aldosteron.
a. Hormon ADH

20
ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior.
ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas,
menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma.
Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus
ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi
deficit cairan. Faktor yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas,
meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2dan pemberian
antidiuretik.
b. Hormon Aldosteron
Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan
reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron
distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya
akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh
peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial
dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior.
Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan
darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot
arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi
aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar
melaui ginjal.

3, Peran Sistem-Renin-Angiostensin-Aldosteron

Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses:


1. Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah di
glomerulus.(hipotensi/renal artery stenosis)
2. Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis
3. penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula densa.(penurunan kadar
sodium)
3 proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular di ginjal untuk
melepaskan enzim renin, kemudian renin ini akan bersirkulasi ke seluruh tubuh
yang kemudian akan bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati untuk
melepaskan enzim angiotensin I. Angiotensin I akan berubah menjadi Angiotensin

21
II setelah diubah oleh Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh
endotelium pembuluh paru. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu
:
1. vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang akan meningkatkan
tahanan perifer total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri.
2. menurunkan eksresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel
yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri juga.
3. merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang kemudian meningkatkan
reabsorpsi garam dan air oleh tubulus ginjal.
4. merangsang central nervous system untuk menjadi haus sehingga kelenjar
pituitary posterior mengeluarkan hormon vasopresin (ADH) yang akan
menstimulasi reabsorpsi air di ductus collectivus sehingga pengeluaran urin pun
menurun bersamaan dengan itu disekresikan juga untuk memenuhi kekurangan
cairan melalui asuoan cairan.

3.2 Kompartemen Cairan Tubuh


H20 tubuh tersebar antara 2 kompartemen cairan utama: cairan di dalam sel, yang
disebut cairan intrasel (CIS) dan cairan yang mengelilingi sel atau yang biasa
disebut cairan Ekstrasel (CES). Kompartemen CIS membentuk sekitar dua pertiga
H20 tubuh total atau sekitar 40%. Sedangkan sepertiga H2O tubuh sisanya yang
terdapat di kompartemen CES yang dspat dibagi lagi menjadi plasma (4%) dan
Cairan intertisium (16%). Selain itu terdapat 2 kategori lain yang termasuk dalam
kompartemen CES yaitu: Cairan Limfe dan Cairan Trans-sel. Limfe merupakan
cairan yang dikembalikan dari cairan intertisium ke plasma melalui sistem
pembuluh limfe, tempat caitan ini difiltrasi melalui kelenjar limfe untuk
kepentingan pertahanan imun. Sedangkan cairan trans-sel terdiri dari sejumlah
volume cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel spesifik ke dalam
rongga tubuh tertentu untuk melakukan fungsi khusus.

22
3.3 Input dan Output Cairan Tubuh
Untuk Mmempertahankan stabilitas keseimbangan H20, pemasukan H2O harus
sama dengan pengeluarannya.
Sumber pemasukan (input):
 Dalam keseimbangan H2O harian setiap orang, setidaknya terjadi
pemasukan H20 sekitarn1,25 liter perharinya.
 Jumlah yang hamper sama diperoleh dari menyantap makanan padat. Buah-
buahan dan sayuran sayuran mengandung 60% hingga 90% H20. Karena itu
biasanya memperoleh H20 sama banyak dari makanan padat ataupun cairan
yang mereka minum
 Sumber ketiga pemasukan H20 adalah H20 yang diproduksi dalam
metabolisme. Reaksi kimia di dalam sel mengubah makanan dan O2 energi,
dengan dengan menghasilkan CO2 dan H20 dalam prosesnya H20 metabolik
yang diprosukdi selama metabolism sel dibebaskan ke dalam CES dan dan
berjumlah rerata 350 mL/hari. Asupan rerata H20 dari ketiga sumber ini
berjumlah 2600 mL/hari. Sumber lain H20 yang sering digunakan dalam
pengobatan adalah infus intravena.

Sumber Pengeluaran (output):

 Di sisi pengeluaran pada daftar keseimbangan H2O, tubuh kehilangan 900


mL setiap harinya tanpa disadari ini (kehilangan yang tidak dirasakan oleh
yang bersangkutan) terjadi dari paru-paru dan kulit yang tidak berkeringat.
 Pengeluaran H2O yang dirasakan oleh individu terjadi melalui keringat ,
yang mewakili jalur lain untuk keluarnya H2O. Pada suhu udara 68 F,
sekitar 100 mL H20 lenyap setiap hari melalui keringat. Keluarnya air
melalui keringat ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada suhu
lingkungan dan kelembapan serta derajat aktivitas fisik, jumlahnya dapat
berkisar dari nol hingga beberapa liter per jam pada cuaca yang sangat
panas.
 Jalan lain untuk keluarnya H2O dari tubuh adalah melalui feses.. dalam
keadaan normal, hanya sekitar 100 mL H2O keluar dengan cara ini setiap
hari. Selama pembentukan feses di usus besar, sebagian H2O di reabsorpsi

23
dari lumen saluran cerna ke dalam darah sehingga dihemat dan isi saluran
cerna memadat untuk dikeluarkan. H2O dapat lebih banyak keluar dari
saluran cerna melalui muntah atau diare.
 Sejauh ini mekanisme pengeluatran terpenting adalah ekskresi urin, dengan
rerata 1500 mL (1,5 liter) urin diproduksi setiap hari. Pengeluaran H2O total
adalah 2600 mL /hari, sama seperti volume pemasukan H2O.

4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan ketidak seimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
4.1 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Akibat Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Gangguan Volume
1) Hipovolemia
Hipovolemia adalh suatu keadaan berkurangnya volume (jumlah) air ekstrasel.
Kosndisi ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia disebut juga
deplesi volume. Pada hipovolemia, berkurangnya air dan natrium terjadi dalam
jumlah sebanding. Misalnya hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna
seperti muntah dan diare, pendarahan, atau melalui pipa naso-gastrik. Hilangnya
air dan natrium juga dapat melalui ginjal ( misalnya penggunaan diuretic, diuresis
osmotic, salt-wasting nephopathy, hipoaldosteron), melalui kulit, dan saluran
nafas. Bila terjadi volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan darah akan
berkurang. Hal ini akan menimbulkan rangsangan pada sistem renin-angiostensin
sehingga timbul respons berupa penurunan produksi urin, rangsangan haus diikuti
meningkatnya pemasukan cairan akan meningkatkan volume cairan ekstrasel.
2) Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air
intrasel ke ekstrasel. Perpindahan air ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas
efektif cairan ekstrasel . peningkatan osmolalitas cairan ektrasel terjadi karena
cairan ekstrasel yang terbuang bersifat hipotonik, berkrangnya air jauh melebihi
berkurangnya natrium di ekstrasel air. Air dari ekstrasel berpindah ke intrasel
berpindah ke ekstrasel, hal ini merupakan bentuk regulasi agar osmolalitas cairan
intrasel sama dengan osmolalitas cairan ektrasel (homeostatis).

24
3) Euvolemia (normovolemia)
Meskipun istilah euvolemia (normovolemia) mengandung makna volume
normal, namun kondisi ini menjelaskan kadar natrium yang normal disertai
peningkatan jumlah air tubuh. Kondsi seperti ini dapat dijumpai pada beberapa
keadaan, antara lain:
 Sekresi ADH berkurang
Osmolalitas normal, missal pada pemberian infus larutan iso-osmotik yang
tidak mengandung natrium.
 Sekresi ADH meningkat
Osmolalitas rendah pada SIADH
Osmolalitas rendah pada hiperglikemia dan pemberian mannitol.
4) Hipervolemia
Hypervolemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan volume cairan
ekstrasel khususnya intravaskuler (volume overload) melebihi kemampuan tubuh
mengeluarkan air melalui kemampuan tubuh mengeluarkan air mata melalui
ginjal, saluran cerna, dan kulit.

Gangguan Keseimbangan Natrium


1) Hiponatremia
Hiponatremia akan terjadi apabila konsentrasi natrium pada plasma kurang dari 135
mEq/L. berkurangnya konsentrasi natrium tersebut bisa disebabkan kehilangan
natrium atau penambahan air pada CES. Kehilangan natrium tersebut biasanya terjadi
pada dehidrasi hipo-osmotik dan berhubungan dengan penurunan volume CES.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hiponatremia, berhubungan dengan
pengeluaran natrium klorida, antara laindiare dan muntah. Penggunaan diuretic yang
berlebihan juga dapat menyebabkan hiponatremia karena menghambat kemampuan
ginjal untuk mempertahankan natrium. Hiponatremia juga bisa terjadi akibat retensi
air yang berlebihan sehingga menyebabkan overhidrasi hipoosmotik. Biasanya
keadaan ini disebabkan karena sekresi hormone ADH yang berlebihan dan akhirnya
akan mereabsorbsi air dalam jumlah yang banyak.

25
2) Hipernatremia
Hypernatremia akan terjadi apabila kadar natrium pada CES melebihi 146 mEq/L.
berlebihnya konsentrasi natrium pada CES dapat disebabkan karena berkurangnya air
pada CES atau kelebihan natrium pada CES. Jika yang terjadi adalah kehilangan air
pada CES, maka akan terjadi dehidrasi hiperosmotik. Keadaan ini dapat terjadi pada
pasien diabetes insipidus dan pada orang yang melakukan olahraga berat
berkepanjangan. Pada pasien diabetes insipidus, pasien tidak dapat mengekskresi
hormone ADH sehingga reabsorbsi air jadi berkurang dan akan mengeluarkan urin
encer karena banyaknya air yang dikeluarkan. Sedangkan pada oramg yang
berolahraga berat, banyak air yang keluar namun tidak disertai dengan asupan
pemasukan air sehingga akan meningkatkan osmolalitas CES. Hypernatremia dapat
juga terjadi akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada CES. Hal ini
terjadi pada overhidrasi hiperosmotik, karena kelebihan natrium klorida ekstrasel
biasanya juga berhubungan dengan beberapa derajat retensi air oleh ginjal. Ketika
menganalisis kelainan konsentrasi natrium dalam plasma dan penentuan terapi yang
akan dilaksanakan, maka perlu diperhatikan apakah kelainan ini disebabkan oleh
kehilangan atau penambahan natrium atau kehilangan atau penambahan air primer.
Sehingga terapi yang akan dilaksanakan dapat mengoreksi ketidakseimbangan cairan
yang terjadi.\

Gangguan Keseimbangan Kalium

5) Hipokalemia
Seseorang akan mengalami hypokalemia apabila kadar kalium dalam plasma
kurang dari 3.5 mEq/L. penyebab hypokalemia dapat dibagi sebagai berikut:
1) asupan kalium yang kurang.
2) pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau ginjal atau keringat.
3) kalium masuk ke dalam sel.

Pengeluaran kalium yang berlebihan pada keadaan muntah atau pemakaian selang
nasogastric, pengeluaran bukan melalui saluran cerna bagiannya atasnya melainkan
banyak keluar melalui ginjal. Hal itu karena muntah/selang nasogastric menyebabkan

26
alkalosis sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi glomerulus yang akan mengikat
kalium di tubulus distal. Kalium dapat masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis
ekstrasel., pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta adregenik (pemakaian β2-
agonis), paralisis periodic hipokalemik, dan hipotermia

6) Hiperkalemia
Seseorang dikatakan mengalami hyperkalemia apabila kadar kalium plasma lebih
dari 5 mEq/L. penyebab hyperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari
intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.Keluarnya
kalium dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolic. Dan berkurangnya
ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal,
deplesi volume sirkulasi efektif.

4.2 Memahami dan Menjelaskan Penanganan terhadap Gangguan Akibat


Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian cairan
ORS (oral dehydration solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan
mengoreksi asidosis. Selama terjadi gastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankan
kemampuan absorbsinya.
Kandungan natrium dan sodium dalam proporsi tepat dapat secara pasif dihantarkan
melalui cairan dari lumen usus ke dalam sirkulasi.Jenis ORS yang diterima sebagai cairan
rehidrasi adalah dengan kandungan glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30
mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L. Banyak cairan tidak
cocok digunakan sebagai cairan pengganti, misalnya jus apel, susu, air jahe, dan air kaldu
ayam karena mengandung glukosa terlalu tinggi dan atau rendah natrium. Cairan
pengganti yang tidak tepat akan menciptakan diare osmotik, sehingga akan makin
memperburuk kondisi dehidrasinya.

Pada dehidrasi berat dibutuhkan evaluasi laboratorium dan terapi rehidrasi intravena,
Penyebab dehidrasi harus digali dan ditangani dengan baik.Penanganan kondisi ini dibagi
menjadi 2 tahap: Tahap Pertama ,berfokus untuk mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu

27
syok hipovolemia yang membutuhkan penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan
cairan kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20
mL/kgBB. Perbaikan cairan intravaskuler dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut
nadi, produksi urin, dan status mental pasien.

Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan dengan kecepatan hingga 60
mL/kgBB, maka etiologi lain syok harus dipikirkan (misalnya anafi laksis, sepsis, syok
kardiogenik). Pengawasan hemodinamik dan golongan inotropik dapat diindikasikan.

Tahap Kedua berfokus pada mengatasi defi sit, pemberian cairan pemeliharaan
dan penggantian kehilangan yang masih berlangsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan
diukur dari jumlah kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL. JumlahWL adalah
antara 400-500 mL/m2 luas permukaan tubuh dan dapat meningkat pada kondisi demam
dan takipnea. Secara kasar kebutuhan cairan berdasarkan berat badan adalah:

Berat badan < 10 kg = 100 mL/kgBB

Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 10
kg

Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 20
kg

5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Etika Minum


5.1 Pandanngan Islam Mengenai Minum Menurut Al-Qu’an
Islam mengajarkan kepada umatnya agar makan dan minum tidak berlebih-lebihan.
Karena berlebih-lebihan itu termasuk perbuatan setan. Dan setan adalah makhluk
yang di kutuk oleh Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an
surah Al-a’raf (7) ayat 31.

28
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
5.2.Pandangan Islam Mengenai Etika Minum menurut Hadits

Beberapa adab minum yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam antara lain:

1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala.Segala
perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah.
Wahai ibu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah
kepada Allah. Dan janganlah lupa memberitahukan anak tentang hal ini.
2. Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan
basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca
‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup
dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai
anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam
Mu’jam Kabir)

Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini
shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)Wahai ibu, jangan lupa
untuk mengingatkan anak-anak kita untuk membaca ‘bismillah’ ketika hendak minum,
agar setan tidak ikut serta menikmati makanan dan minuman yang sedang kita konsumsi.

3. Minum dengan tangan kanan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika


salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan
apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan
makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
mengganti usaha kita tersebut dengan pahala.

29
4. Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah tidak
bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu
Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka
janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim
no. 263)
Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk
bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no.
3728, hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam
Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika
karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang
tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya
dan hal-hal semacam itu.

Dalam Zaadul Maad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan
meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari
mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih
jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini
disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena
itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil
nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.

5. Bernafas tiga kali ketika minum.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau
mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil
nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih
segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR.
Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits
di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari
mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang
terlarang sebagaimana penjelasan di atas.

30
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.Dari Abu Hurairah, beliau berkata,
“Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari
kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram,
namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Ketahuilah wahai para ibu
muslimah, yang sesuai dengan adab islami adalah menuangkan air tersebut ke dalam
gelas kemudian baru meminumnya.Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum
dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut
dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan
dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk
mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-
Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air
itu berlaku dalam kondisi terpaksa.” Mengompromikan dua jenis hadits yang nampak
bertentangan itu lebih baik daripada menyatakan bahwa salah satunya itu mansukh (tidak
berlaku).”(Fathul Baari, X/94)

7. Minum dengan posisi duduk.Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil
berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha
untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)

Namun disamping itu, terdapat pula hadits yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dari Ibnu Abbas beliau mengatakan, “Aku
memberikan air zam-zam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau
lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637, dan Muslim no.
2027)Dalam hadits yang pertama Rasulullah melarang minum sambil berdiri sedangkan

31
hadits kedua adalah dalil bolehnya minum sambil berdiri. Kedua hadits tersebut adalah
shahih. Lalu bagaimana mengkompromikannya?

Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama
tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri
diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum
sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Minum sambil berdiri
tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang kurang utama.

8. Menutup bejana air pada malam hari.Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada
malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini. Sebagaimana hadits
dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,
ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun
wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR.
Muslim)

32
Daftar Pustaka

Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 8. Jakarta: EGC

Widodo, joko. 2013.Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Jakarta: Badan


Penerbit FKUI.)

Siregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I edisi kelima. (2009). Sudoyo dkk (eds), halaman 175-189

Guyton, Arthur C. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I 4th ed. Interna Publishing. 2009:
175 – 185.

Al Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw

Nissa. 2010. Komposisi Cairan Tubuh.

https://medicomedisch.wordpress.com/2010/11/18/komposisi-cairan-tubuh/. Jumat, 16 Februari


2018. Pukul 21.53Hill, 1987, p.9.matsier, sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia :
Jakarta

33

Anda mungkin juga menyukai